MANUSIA Kikir ?
Artinya: Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyengka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak dilehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala sesuatu (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Ali Imran: 180)
Artinya: Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyengka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak dilehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala sesuatu (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Ali Imran: 180)
Kikir atau
bakhil adalah salah satu sifat yng dimiliki oleh manusia baik yang kaya maupun
yang miskin. Bakhil bisa berupa harta, ilmu, jabatan atau yang lain dimana
seseorang enggan berbagi dari sebagian nikmat-nikmah Allah swt yang sudah
diberikan kepadanya seperti harta, tahta atau sesuatu yang sangat dicintai
misalnya barang perhiasan. Memang sifat kikir atau bakhil sukar dihilangkan
dari diri seseorang tanpa ada keinginan baginya untuk merubah menjadi sifat
derma, suka membantu kebutuhan orang lain.
Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur’an:
wur ¨ûtù|¡øts tûïÏ%©!$# tbqè=yö7t !$yJÎ/ ãNßg9s?#uä ª!$# `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù uqèd #Zöyz Nçl°; ( ö@t/ uqèd @° öNçl°; ( tbqè%§qsÜãy $tB (#qè=Ïr2 ¾ÏmÎ/ tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# 3 ¬!ur ß^ºuÏB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 3 ª!$#ur $oÿÏ3 tbqè=yJ÷ès? ×Î6yz ÇÊÑÉÈ
Artinya: Sekali-kali janganlah orang-orang
yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya
menyengka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu
adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan
kelak dilehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala sesuatu (yang
ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S.
Ali Imran: 180)
Ali bin Abi
Thalib berkata:”Sungguh, aku sangat heran terhadap orang-orang yang kikir. Dia
menyegerakan kefakiran yang dia lari darinya, dan luput darinya kekayaan yang
dicari-nya dengan keras (sungguh-sungguh), Dia hidup di dunia seperti layaknya
kehidupan orang-orang fakir, padahal dia akan dihisab di akhirat dengan
perhitungan orang-orang kaya.”[1]
Mereka
bakhil dengan harta yang bukan milik mereka sendiri. Kerena mereka datang ke
dalam kehidupan ini tanpa memiliki apa-apa..Juga tidak memiliki kulit mereka…!
Kemudian Allah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka sehingga berkecukupa.
Tetapi ketika Allah menuntut mereka agar menginfaqkan”sebagian karunia-Nya”
tiba-tiba mereka tidak ingat lagi karunia Allah pada mereka, bakhil dengan yang
sedikit, dan mengira bahwa penimbunannya itu merupakan kebaikan bagi mereka.
Padahal buruk bagi mereka. Kerena-setelah ini semua-mereka pasti pergi dan
meninggalkannya di belakang mereka.[2]
Ayat suci
ini menjelaskan nasib mereka yang menderita di hari kebangkitan. Mereka adalah
orang-orang yang berusaha untuk menumpuk-numpuk kekayaan dan melindunginya.
Mereka menahan diri dari menyedekahkan uang mereka di jalan hamba-hamba Allah.
Berkata Ali
bin Abi Thalib:”Janganlah sekali-kali engkau berkawan dengan orang kikir karena
dia akan menghindar darimu justru pada saat engkau sangat membutuhkannya.”[3]
Orang-orang
yang bakhil itu mempunyai anggapan bahwa kekiran itu adalah sifat yang baik,
mungkin karena harta atau tahta yang didapat itu adalah dari kepintarannya
sendiri, tidak merasa bahwa karunia tersebut adalah datang dari Allah swt
sehingga mereka menjadi lupa dan sombong dengan enggan berbagi rezki kepada
orang yang membutuhkan seperti fakis-miskin dan anak yatim. Anggapan kebaikan
bakhil itu hanya menguntungkan secara pribadi dan nafsu serakah atau mungkin
merasa hartanya bertambah dengan tidak dizakatkan,infak dan sedekah bagi kaum
muslimin.
Nabi
Muhammad saw bersabda yang artinya:”Takutlah
kamu akan (bahaya) kikir, karena sesungguhnya bakhil itu membinasakan
orang-orang sebelum kamu, yang menyebabkan mereka menumpahkan darah diatara
mereka dan menghalalkan yang haram”. (HR Muslim)
Tidak hanya
bakhil harta saja, namun juga kikir ilmu yang tidak diajarkan dengan tulus
ikhlas, maka kikirannya akan mengancamnya dengan kalung rantai dari api
sebagaimana sabda Nabi saw,”Barangsiapa
ditanyak tentang ilmu yang diketahuinya lalu menyimpan/enggan maka niscaya
Allah mengkalungkannya dengan kendali dari api di hari kiamat.”[4]
Kebakhilan
seseorang akan hartanya justru akan menimbulkan kecemburuan sosial dan
bisa-bisa mendatangkan petaka baginya bisa tidak disenangi oleh keluarga atau
orang lain dan bisa jadi dirampok oleh penjahat.Apalagi ketika mendapatkan
musibah yang mencelakakan dirinya maka kebakhilannya tidak berguna baginya,
Dengan demikian pendapatnya bahwa kebakhilannya itu baik untuknya adalah salah
bahkan buruk baginya.
Di hari
kiamat nanti harta yang tidak dibersihkan dengan zakat, infak dan sedekah maka
harta seseorang akan berubah dan menakutkan sebagaimana sabda Rasulullah saw
:”Barangsiapa yang diberi harta lalu tidak menunaikan zakat maka harta tersebut
diserupakan ular kepala botak dan punya dua bisa yang menjulur dan
melingkarinya di hari kiamat-mulutnya seraya berkata ,’saya adalah hartamu yang
kau simpan.” (HR Bukhari)[5]
Demikianlah
ancaman harta yang tidak dikeluarkan zakat, infak dan sedekah, juga ilmu yang
tidak diamalkan, mereka orang-orang yang bakhil kepada diri dan orang lain.
Allah SWT
berfirman:
¨bÎ) z`»|¡SM}$# t,Î=äz %·æqè=yd ÇÊÒÈ #sÎ) çm¡¡tB ¤³9$# $Yãrây_ ÇËÉÈ #sÎ)ur çm¡¡tB çösø:$# $¸ãqãZtB
Artinya: Sesungguhnya manusia diciptakan
bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah
dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. (Q.S. Al-Ma’arij: 19-21)
Demikian
lebih kurang Thabathaba’i yang kemudian menegaskan bahwa sebenarnya tidak ada
masalah dalam pernyataan ayat diatas bahwa manusia diciptakan menyandang
sifat-sifat yang disebut ayat diatas, karena sifat-sifat itu baru tercela
akibat ulah manusia yang menggunakan nikmat Allah itu tidak sesuai dengan yang
dikehendaki-Nya.[6]
Ayat-ayat
diatas jelas dengan gamblang bahwa sifat manusia pada dasarnya adalah keluh
kesah lagi kikir. Banyak manusia yang ketika diuji dengan harta dan tahta
justru bertambah sombong dan bakhil. Mungkin karena ilmu dan imannya yang belum
mantap sehingga bertambah ilmunya bertambah kikir untuk mengamalkannya atau
bertambah hartanya semakin kikir untuk berbagi dan bertambah tinggi jabatannya
bertambah pula kikir alias tidak berfihak kepada kaum bawah, bahkan membela
kaum menengah keatas meskipun salah.
Ali bin Abi
Thalib berkata:”Janganlah sekali-kali kalian menjadi orang kikir. Sebab,
kekikiran telah menbinasakan orang-orang sebelum kalian. Kekikiran inilah yang
menumpahkan darah orang banyak (sebab terjadinya pembunuhan), dan ia pula yang
memutuskan tali kekeluargaan. Oleh karena itu, jauhilah kekikiran!”[7]
Manusia
sedikit sabar dan sangat kikir, jika ditimpa kefakiran dan sakit misalnya ia
menjadi berkeluh kesah hidupnya dan bilamana memperoleh lapang rezeki dan sehat
maka dia menjadi orang yang sangat kikir dengan hartanya tidak belas kasihan
kepada orang lain, menolak kebenaran.[8]
Meskipun
sifat kikir itu bawaan manusia sebagaimana penjelasan ayat-ayat diatas, tapi
bukan berarti tidak bisa dirubah. Sebab para nabi dan rasul diutus untuk
memberikan petunjuk dan memberikan contoh teladan yang baik seperti perintah
zakat, infak dan sedekah dll. Orang yang bakhil beribadah dan menolong orang
lain sangat tercela dan tergolong orang jahat, sebagaimana sabda Nabi Muhamma
saw yang artinya:”Sejahat-jahat orang
adalah orang yang paling kikir dan pengecut.” (HR. Abu Dawud)
Rasulullah
saw juga bersabda:
ä^f5 kbnB1ã kaR5
Artinya: Sebaik-baik di antara kamu adalah
yang paling baik akhlaknya. (HR. Ahmad,Bukhari, Muslim dan Turmudzi)
Akhlak yang
mulia seperti suka membantu hajat keluarga, saudara dan orang lain merupaka
pembersh sifat bakhil dan menyelamatkan dirinya dari siksa Allah swt di hari
pembalasan.
Rasulullah
saw bersabda:
ufjQoB1pr=jQdäÊoi@äneãR5
Artinya: Sebaik-baik manusia adalah orang
yang pangjang umur dan baik amalnya. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Dua hadis
diatas dengan jelas bahwa manusia bisa merubah sifat buruknya yaitu kikir
menjadi dermawan dan banyak beramal sholeh kepada keluarga atau kepada
tetangganya dengan akhlak yang mulia. Rasulullah saw adalah mausia yang paling
taqwa kepada Tuhannya dan paling baik terhadap kelauarganya.
Allah swt
mengancam kepada orang-orang yang bakhil, tidak hanya di dunia saja bahkan
nanti di hari kiamat dengan siksaan yang sangat pedih. Di dunia orang-orang
yang kikir, hatinya tidak ada kebahagiaan dan ketenangan karena mereka
dipersulit menuju jalan kesurga tapi dipermudah menuju jalan ke neraka.
Akibat
kekikiran manusia terhadap hartanya, tidak menunaikan zakat, infak dan sedekah
di hari kiamat nanti hartanya dikalungkan di lehernya.
Allah SWT berfirman:
tbqè%§qsÜãy $tB (#qè=Ïr2 ¾ÏmÎ/ tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# 3 ÇÊÑÉÈ
Artinya: Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak dilehernya di hari kiamat…(Q.S. Ali Imran: 180)
Nas al-Qur’an melarang mereka dari perkiraan
yang dusta ini. Al-Qur’an menegaskan bahwa apa yang mereka timbun itu akan
dikalungkan kelak di hari kiamat dalam bentuk api.[9]
Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur’an:
3 úïÏ%©!$#ur crãÉ\õ3t |=yd©%!$# spÒÏÿø9$#ur wur $pktXqà)ÏÿZã Îû È@Î6y «!$# Nèd÷Åe³t7sù A>#xyèÎ/ 5OÏ9r& ÇÌÍÈ tPöqt 4yJøtä $ygøn=tæ Îû Í$tR zO¨Zygy_ 2uqõ3çGsù $pkÍ5 öNßgèd$t6Å_ öNåkæ5qãZã_ur öNèdâqßgàßur ( #x»yd $tB öNè?÷t\2 ö/ä3Å¡àÿRL{ (#qè%räsù $tB ÷LäêZä. crâÏYõ3s?
Artinya dan orang-orang yang menyimpan emas
dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam
neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, Lambung dan punggung
mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu
simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang
kamu simpan itu."(QS.At-Taubah: 34-35)
Nabi
Muhammad saw bersabda yang artinya:” Celaka bagi orang yang menyimpan (enggan
berinfak) emas dan perak. (HR Ahmad). Umar bin Khathab bertanyak kepada
Rasulullah saw apa maksudnya perkataan tersebut, lalu apa yang seharusnya kami
simpat? Beliau menjawab:”Lisan yang berdzikir dan hati yang bersyukur.”[10]
Sebagai
akibat dari apa yang metreka perbuat, mereka harus merasakan apa yang dulu
mereka simpan dank arena itu sekarang mendapatkan balasan yang mengerikan. Ayat
ini melanjutkan pernyataannya dengan mengatakan,…maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan!
Sekali lagi,
ayat ini menekankan pada satu kenyataan bahwa semua perbuatan manusia akan
mendapat balasannya. Perbuatan orang-orang akan diwujudkan di hari kemudian di
mana perwujudannya hadir dalam dirinya dan menjadi penyebab kebahagiaan atau
kesengsaraan.[11]
Dengan ayat
ini, Allah swt mengancam dengan ancaman yang keras bahwa harta mereka emas
maupun perak akan membakar mereka yang kikir di neraka jahannam.
Sebenarnya
orang-orang yang bakhil dengan ilmunya, hartanya dan jabatannya itu akan
kembali dampaknya kepada diri sendiri. Ilmu yang tidak diamalkan terancam
pelakunya, harta yang tidak dikeluarkan zakatnya tidak berkah bahkan akan
menjadi senjata makan tuannya dan jabatan yang tidak amanah pasti pemiliknya
akan mendapatkan siksa dari Allah swt., sebagaumana firman-Nya:
( `tBur ö@yö6t $yJ¯RÎ*sù ã@yö7t `tã ¾ÏmÅ¡øÿ¯R 4 ÇÌÑÈ
Artinya: …dan barangsiapa yang kikir
sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. (Q.S. Muhammad: 38)
Firman
diatas menurut Muhammad An-Nawawi adalah kikir dengan tidak berinfak dalam taat
kepada Allah maka akibat kebakhilannya, sebenarnya ia mencegah pahala
(berinfak) dari dirinya sendiri, maka sesungguhnya orang yang bakhil itu
benar-benar sakit dan untuk kembuhannya menghabiskan bayaran yang banyak untuk
dokter dan harga obat.Oleh karena itu, kebakhilannya hanya kembali pada dirinya
sendiri.[12]
Berkata Ali
bin Abi Thalib:”Kekikiran lebih berbahaya terhadap manusia daripada kefakiran.
Sebab, jika orang fakir mendapat harta, dia menjadi kaya; sedangkan orang yang
kikir tidak akan merasa kaya walaupun dia mendapatkan harta yang banyak.”[13]
Oleh karena
itu, jika manusia bersikap kikir, Dia mengetahuinya. Jika manusia menggunakan
harta dalam rangka membantu masyarakat, Dia juga mengetahuinya; dan Dia
menjamin pahala bagi setiap orang secara benar.
Bersambung...
by Abi Umar (5/7/11/2014)
[1] Fadhulullah Al-Ha’iri, Kata-Kata
Mutiara ‘Ali bin Abi Thalib, hal.115
[2] Sayyid Quthb, Tafsir Fi
Zhilalil Qur’an, hal.558
[3] Ibid, hal.115
[4] Muhammad An-Nawawi, Murah
Labib Tafsir An-Nawawi, jilid awal.hal.132
[5] Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an
Al-Azhim, juz 1.hal. 432
[6] M.Quraish Shihab, TafsirAl-
Mishbah, volume 14.hal.442
[7] Fadhlullah al-Ha’iri, Kata-Kata
Mutiara ‘Ali bin Abi Thalib, hal.115
[8] Muhammad An-Nawawi, Murah
Labib Tafsir An-Nawawi, jilid 2.hal. 401
[9] Sayyid Quthb, Tafsir Fi
Zhilalil Qur’an, jilid 2.hal. 558
[10] Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an
Al-Azhim. juz 2. hal. 351
[11] Kamal Faqih Imani, Tafsir
Nurul Qur’an. Jilid 6.hal.434
[12] Muhammad An-Nawawawi, Murah
Labib Tafsir An-Nawawi.jilid 2.hal.303
[13] Fadhlullah al-Ha’iri, Kata-Kata
Mutiara ‘Ali bin Abi Thalib. hal. 115
Tidak ada komentar:
Posting Komentar