MENGAPA SAKIT HATI ?
Rasulullah saw. bersabda, “….Bahwa dalam diri setiap
manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh
amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya.
Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam Al-Bukhari)
“Di dalam hati mereka
ada penyakit, maka Allah menambah penyakit tersebut, dan mereka akan
mendapatkan siksa yang pedih akibat apa yang mereka dustakan“. (QS. Al-Baqarah:
10)
Muqaddimah
Menurut al-Baidhowi di dalam tafsirnya (1/166), sakit
adalah sesuatu yang mengganggu keseimbangan
badan sehingga membuat kerusakan di dalam beraktifitas. Sakit dibagi
menjadi dua, sakit hati dan sakit fisik. Adapun sakit hati meliputi: sakit ragu-ragu, nifak, ingkar dan dusta. (lihat tafsir al-Qurthubi:
1/138). Penyakit –penyakit hati seperti inilah yang menimpa orang-orang
munafik.
Sebaliknya, orang yang dalam hatinya ada penyakit,
sulit menerima kebenaran dan akan mati dalam keadaan kafir.
Sering orang karena jabatan, kekayaan, atau pun
kepintaran akhirnya menjadi sombong dan menganggap rendah orang lain. Bahkan
Fir’aun yang takabbur sampai-sampai menganggap rendah Allah dan menganggap
dirinya sebagai Tuhan. Kenyataannya Fir’aun adalah manusia yang akhirnya bisa mati
karena tenggelam di laut.
Penyakit Hati
“Orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit,
maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya yang
telah ada dan mereka mati dalam keadaan kafir.” [At Taubah 125]
Oleh karena itu penyakit hati jauh lebih berbahaya
daripada penyakit fisik karena bisa mengakibatkan kesengsaraan di neraka yang
abadi.
Kita perlu mengenal beberapa penyakit hati yang
berbahaya serta bagaimana cara menyembuhkannya.
1.Sombong
Allah melarang kita untuk menjadi sombong:
“Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan
sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan
sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [Al Israa’ 37]
“Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena
sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” [Luqman
18]
Allah menyediakan neraka jahannam bagi orang yang
sombong:
“Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang
kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang
sombong .” [Al Mu’min 76]
Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya’ “Uluumuddiin menyatakan bahwa
manusia janganlah sombong karena sesungguhnya manusia diciptakan dari air mani
yang hina dan dari tempat yang sama dengan tempat keluarnya kotoran.
Bukankah Allah mengatakan pada kita bahwa kita
diciptakan dari air mani yang hina:
“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?”
[Al Mursalaat 20]
Saat hidup pun kita membawa beberapa kilogram kotoran
di badan kita. Jadi bagaimana mungkin kita masih bersikap sombong?
2.‘Ujub (Kagum akan diri sendiri)
Ini mirip dengan sombong. Kita merasa bangga atau
kagum akan diri kita sendiri. Padahal seharusnya kita tahu bahwa semua nikmat
yang kita dapat itu berasal dari Allah.
Jika kita mendapat keberhasilan atau pujian dari
orang, janganlah ‘ujub. Sebaliknya ucapkan “Alhamdulillah” karena segala puji
itu hanya untuk Allah.
3.Iri dan Dengki
Allah melarang kita iri pada yang lain karena rezeki
yang mereka dapat itu sesuai dengan usaha mereka dan juga sudah jadi ketentuan
Allah.
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang
dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang
lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka
usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka
usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [An Nisaa’ 32]
Iri hanya boleh dalam 2 hal. Yaitu
dalam hal bersedekah dan ilmu.
Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni
seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada jalan yang benar, dan
seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya.
(HR. Bukhari)
Jika kita mengagumi milik orang lain, agar terhindar
dari iri hendaknya mendoakan agar yang bersangkutan dilimpahi berkah.
Apabila seorang melihat dirinya, harta miliknya atau
saudaranya sesuatu yang menarik hatinya (dikaguminya) maka hendaklah dia
mendoakannya dengan limpahan barokah. Sesungguhnya pengaruh iri adalah benar.
(HR. Abu Ya’la)
Dengki lebih parah dari iri. Orang yang dengki ini
merasa susah jika melihat orang lain senang. Dan merasa senang jika orang lain
susah. Tak jarang dia berusaha mencelakakan orang yang dia dengki baik dengan
lisan, tulisan, atau pun perbuatan. Oleh karena itu Allah menyuruh kita
berlindung dari kejahatan orang yang dengki:
“Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” [Al
Falaq 5]
Kedengkian bisa menghancurkan pahala-pahala kita.
Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki),
sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu. (HR.
Abu Dawud)
4.Riya’
Adalah seseorang yang memperlihatkan
ibadah nya kepada orang lain demi mendapatkan pujian, termasuk dalam makna ini
adalah sum’ah yaitu memperdengarkan/ menceritakan amalannya kepada orang lain
demi mendapatkan pujian.
Riya’ merupakan racun bagi hati yang
dapat juga menghapus pahala amalan seseorang, selain itu riya’ juag termasuk
dalam cabang kesyirikan
Pratanda Sakit Hati
Penyakit-penyakit hati tersebut dapat diketahui dengan
melihat perilaku yang ditampilkan oleh seseorang dalam kesehariannya. Perilaku
yang mencerminkan rusak dan sakitnya hati seseorang diantaranya adalah:
1. Melakukan kedurhakaan dan dosa
Di antara manusia ada yang melakukan kedurhakaan
terus-menerus dalam satu jenis perbuatan. Ada pula yang melakukan dalam
beberapa jenis bahkan semuanya dilakukan dengan terang-terangan, padahal
Rosululloh bersabda:
“Setiap umatku akan terampuni kecuali mereka yang
melakukan kedurhakaan secara terang- terangan.” (HR. Bukhori)
2. Merasakan kekerasan dan kekakuan
hati
Keras dan kakunya hati seseorang membuat orang itu
tidak memiliki sensitifitas terhadap masalah-masalah yang menimpa saudaranya
sesame muslim. Hal ini karena ia tidak akan mampu dipengaruhi oleh apapun juga,
dan hanya akan bertumpu pada keinginan pribadinya.
3. Tidak tekun beribadah
Ketekunan dalam beribadah merupakan sesuatu hal yang
wajib kita laksanakan. Dalam beribadah kita harus benar-benar memperhatikan
dengan seksama setiap gerakan dan ucapan/bacaan serta doa. Sedangkan orang yang
hatinya mulai diliputi oleh “penyakit” tidak akan mampu tekun dan memperhatikan
apa yang dilakukannya dalam beriadah.
4. Malas dalam ketaatan dan ibadah
Kalaupun ia beribadah, maka ibadah tersebut hanyalah
sekedar rutinitas belaka, dan “kosong”. Masuk dalam kategori ini ialah
perbuatan–perbuatan yang tidak dilakukan dengan mempedulikan nilai dari
perbuatan tersebut atau meremehkan waktu-waktu yang tepat untuk melakukannya.
Misalnya, melakukan sholat-sholat di akhir waktu, atau menunda-nunda haji
padahal sudah ada kemampuan untuk melaksanakan.
5. Perasaan gelisah dan resah karena
masalah yang dihadapi
6. Tidak tersentuh kandungan
ayat-ayat suci Al Qur’an
7. Lalai dalam dzikir dan doa
8. Lalai dalam amar ma’ruf nahi
munkar
Bara ghiroh dalam hati telah padam, tidak menyuruh
kepada yang ma’ruf, tidak pula mencegah dari yang mungkar. Pada puncaknya, dia
tidak mengetahui yang ma’ruf dan tidak mengetahui yang mungkar. Segala urusan
dianggap sama
9. Gila kehormatan dan popularitas
Termasuk di dalamnya, gila terhadap kedudukan ingin
tampil sebagai pemimpin yang menonjol dan tidak dibarengi dengan kemampuan yang
semestinya.
“Sesunguhnya kamu sekalian akan berhasrat mendapatkan
kepemiminan dan hal ini akan menjadi penyesalan pada hari kiamat.” (HR.
Bukhori)
10. Bakhil dan kikir atas hartanya
Allah SWT memuji orang-orang Anshor dengan firman-Nya:
“… dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin)
atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(QS. al-Hasyr [59]: 9)
Rosulullah saw bahkan bersabda :
“Tidaklah berkumpul pada hati seorang hamba
selama-lamanya sifat kikir dan keimanan.” (HR. Nasai)
11. Mengakui apa-apa yang tidak
dilakukannya
Padahal penyakit ini yang menjadikan binasanya umat
terdahulu. Alloh berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapakah kamu
mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Alloh
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. ash-Shof : 2–3)
12. Bersenang-senang diatas
penderitaan umat muslim
13. Hanya pandai menilai kadar dosa
yang dilakukan dan tidak melihat pada siapa dosa itu dilakukannya
14. Tidak peduli pada penderitaan
sesama muslim
15. Mudah memutuskan tali
silaturahmi/persaudaraan
16. Senang berbantah-bantahan yang
mneyebabkan hatinya keras dan kaku
17. Sibuk dalam urusan dunia semata
18. Suka berlebih-lebihan
Tips Obat Hati
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan seorang muslim
sebagai upaya penyembuhan penyakit hati yang dideritanya:
1. Membaca dan menyimak Al Qur’an
Allah SWT telah memastikan bahwa al-Qur’an adalah
penawar dari penyakit, penerang dan cahaya bagi hamba Allah yang
dikehendaki-Nya. Firman Allah SWT :
“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman….” (QS. al-Isra’ : 82)
2. Mencari dan mempelajari ilmu
agama
Yaitu ilmu yang bisa menghasilkan rasa takut kepada
Allah SWT dan menambah nilai keimanannya. Tidak akan sama keadaan orang yang
mengetahui dan orang yang tidak mengetahui.
3. Banyak berdzikir
Dengan berdzikir kepada Allah SWT keimanan bertambah,
rohmat Allah datang, hati tenteram, para malaikat datang mengelilingi mereka,
dosa-dosa terampuni. Rosulullah saw bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya,
andaikata kamu tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam berdzikir, tentu
para malaikat akan menyalami kamu di atas tempat tidurmu dan tatkala dalam
perjalanan.” (HR. Muslim)
4. Memperbanyak amal sholeh
Banyak hal yang dapat digunakan sebagai lading amal
sholeh bagi kita
5. Rajin melakukan ibadah
Di antara rahmat Allah SWT ialah dengan diberikan-Nya
beberapa macam peribadatan, sebagiannya berbentuk fisik seperti sholat,
sebagiannya berbentuk materi seperti zakat, sebagiannya berbentuk lisan seperti
dzikir dan do’a. Bahkan satu jenis ibadah bisa dibagi kepada wajib, sunnah, dan
anjuran. Yang wajib pun terkadang terbagi kepada beberapa bagian. Berbagai
jenis ibadah ini memungkinkan untuk dijadikan sebagai penyembuh dari penyakit
hati atau lemahnya keimanan.
6. Banyak mengingat mati
Rosulullah saw bersabda:
“Perbanyaklah mengingat penebas segala kelezatan,
yakni kematian.” (HR. Tirmidzi)
Di antara cara yang efektif untuk mengingatkan
seseorang terhadap kematian ialah dengan berziarah kubur, mengunjungi orang
sakit, mengiringkan jenazah, dan lain-lain.
7. Berdo’a kepada allah SWT agar
dijaga keimanan kita
Semoga kita terhindar dari penyakit hati yang dapat
melemahkan dan bahkan menghilangkan keimanan kita kepada Allah SWT. Dan semoga
Allah SWT memberikan perlindungan kepada kita, baik di dunia maupun di akhirat
kelak. Amin………
WALLAH A’LAM BISH SHAWAB. JAKARTA 29/10/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar