Senin, 13 Juni 2016

HADIAH SHALAT




Hadiah Shalat atau Sedekah ?

Diantaranya dengan memberikan hadiah kepada mayyit. Hadiah itu bisa berupa shalat dua rakaat atau berupa sedekah yang pahalanya ditujukan kepada mayyit. Seperti yang diterangkan Rasulullah SAW dalam sabdanya;
روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال لا يأتى على الميت أشد من الليلة الأولى, فارحموا بالصدقة من يموت. فمن لم يجد فليصل ركعتين يقرأ فيهما: أي في كل ركعة منهما فاتحة الكتاب مرة, وآية الكرسى مرة, وألهاكم التكاثر مرة, وقل هو الله أحد عشر مرات, ويقول بعد السلام: اللهم إني صليت هذه الصلاة وتعلم ما أريد, اللهم ابعث ثوابها إلى قبر فلان بن فلان فيبعث الله من ساعته إلى قبره ألف ملك مع كل ملك نور وهدية يؤنسونه إلى يوم ينفخ فى الصور.
Diriwayatkan dari Rasulullah, Ia bersabda, “Tiada beban siksa yang lebih keras dari malam pertama kematiannya. Karenanya, kasihanilah mayit itu dengan bersedekah. Siapa yang tidak mampu bersedekah, maka hendaklah sembahyang dua raka‘at. Di setiap raka‘at, ia membaca surat Alfatihah 1 kali, Ayat Kursi 1 kali, surat Attaktsur 1 kali, dan surat Al-ikhlash 11 kali. Setelah salam, ia berdoa, ‘Allahumma inni shallaitu hadzihis shalata wa ta‘lamu ma urid. Allahummab ‘ats tsawabaha ila qabri fulan ibni fulan (sebut nama mayit yang kita maksud),’ Tuhanku, aku telah lakukan sembahyang ini. Kau pun mengerti maksudku. Tuhanku, sampaikanlah pahala sembahyangku ini ke kubur (sebut nama mayit yang dimaksud), niscaya Allah sejak saat itu mengirim 1000 malaikat. Tiap malaikat membawakan cahaya dan hadiah yang kan menghibur mayit sampai hari Kiamat tiba.” [Syekh Nawawi Albantani, Nihayatuz Zain, (Bandung, Almaarif) Hal. 107].
Hadiah semacam ini dalam tradisi Islam Nusantara dikenal dengan berbagai sebutan sesuai kaedah local masing-masing. Ada yang menyebutnya ‘tahlilan’, ada yang menyebutnya arwahan, ada yang menyebut samadiahan dan lain sebagainya. Semua itu merupakan perilaku terpuji yang telah me-tradisi dalam wacana Islam Nusantara. Begitu pula dengan shalat hadiah dua rakaat untuk mayit, yang kesunnahannya dilakukan saat malam pertama mayit meninggal. Walaupun taka apa pula jika dilakukan setelah jauh-jauh hari sepeninggal si mayit.
Pahala dari berbagai hadiah itu juga mengalir bagi kita yang masih hidup dan melakukannya, seperti yang diterangkan dalam sebuah hadits
أن فاعل ذلك له ثواب جسيم, منه أنه لا يخرج من الدنيا حتى يرى مكانه فى الجنة.
“Siapa saja yang melakukan sedekah atau sembahyang itu, akan mendapat pahala yang besar. Di antaranya, ia takkan meninggalkan dunia sampai melihat tempatnya di surga kelak.”
Sejumlah ulama menganjurkan akan baiknya sembahyang 2 raka‘at ini. Ringan dan mudah dilakukan, “Beruntunglah orang yang melakukan sembahyang ini setiap malam dan menghadiahkan pahalanya untuk mayit kaum muslimin.”
Sebagai umat Islam, kita dipanggil untuk peduli dan menanam bibit kasih sayang terhadap alam, hewan dan manusia baik hidup maupun sudah meninggal. Hanya saja, bentuk kasih yang dipersembahkan mesti disesuaikan bagi penerimanya. Untuk saudara kita yang sudah meninggal, kita bisa melakukan sedekah dan sembahyang 2 raka‘at di atas.
Inilah yang dicontohkan Rasulullah SAW. para ulama dan kiai mengawetkan ajaran luhur Rasulullah dengan menuliskan, mengajarkan, menyontohkannya kepada masyarakat luas. Dengan demikian, ajaran Nabi Muhammad SAW. akan lestari hingga hari akhir kelak.
Disunnahkan pada malam penguburan untuk shalat dua rakaat sebagai hadiah untuk jenazah. Shalat itu dinamakan shalat wahsyah.
Nabi Saww bersabda : “ Akan datang  suatu saat yang benar-benar menakutkan si mayit(jenazah) yaitu pada malam hari pertama setelah penguburannya. Maka kasihanilah dan bantulah orang yang meninggal diantara kalian dengan membagi sedekah, apabila tidak ada sesuatu yang disedekahkan maka shalatlah diantara kalian sebanyak dua rakaat.” (Al-Bihar juz 91, hal 219)
Dalam banyak riwayat dijelaskan bahawa Imam Ja’far Shadiq as berkata : “ Terkadang mayit dalam keadaan sulit dikuburnya, kemudian diringankan karena shalat seseorang yang dihadiahkan padanya, dan mayit didalam kuburnya diberitahu bahwa engkau diringankan karena shalatnya sifulan anakmu atau saudaramu(baik seagama atau lainnya) yang dihadiahkan kepadamu.” (Al-Wasail juz 2 hal 443, juz 8 hal 280)
Dalam riwayat lain Beliau as berkata : “ Barang siapa melakukan sedekah untuk mayit, Allah akan memerintahkan Jibril untuk mengutus tujuh puluh ribu malaikat, disetiap tangannya ada Baki(hadiah) sambil membawa baki tersebut kekuburnya, dan berucap salam..: ‘ Wahai kekasih Allah, ini hadiah dari Fulan Bin Fulan yang suka(sayang-pent) padamu, kemudian bercahayalah kuburnya dan Allah menganugrahkan (buat pelakunya) seribu kota disyurga, dikawinkan dgn seribu Bidadari, dengan seribu macam pakaian dan Allah menyelesaikan seribu hajatnya.” (Al-Wasail, juz 2 hal 445)
Shalat Wahsyah Memiliki dua cara :
–          Cara Pertama pada rakaat pertama setelah membaca surah Al-Fatihah, membaca surat Al-Ikhlas, dan pada rakaat kedua setelah membaca Al-Fatihah membaca surah At-Takatsur sepuluh kali, dan setelah salam membaca doa berikut ini :

Allahumma sholli a’la Muhammad wa ali Muhammad wab ‘ats tsawabaha ila qabri fulan bin Fulan.
“ Ya Allah…sampaikan sholawat dan salam salam sejahtera pada Nabi Muhammad beserta keluarganya dan sampaikan pahala shalat ini kekubur Fulan bin Fulan (nama mayit).
-Cara yang kedua, pada rakaat pertama setelah membaca Al-Fatihah membaca ayat kursi, sedang pada rakaat kedua setelah membaca Al-Fatihah membaca surat Al-Qadr sepuluh kali, adapun bacaan setelah salamnya sama dengan diatas.
https://fatimah12.wordpress.com
Sumber : Shalat Dalam Mazhab AhlulBait
Jakarta 14/6/2016

1 komentar:

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman