Rabu, 18 Mei 2016

BERTEMU RASULULLAH SAW





BERGURU DENGAN YANG SUDAH WAFAT ?

Suatu saat Imam al-Gazali ditanya muridnya perihal banyaknya hadis ahad atau hadis tak populer yang dikutip dalam kitabnya, Ihya’ ‘Ulum al-Din. Lalu, al-Ghazali menjawab, dirinya tak pernah mencantumkan sebuah hadis dalam Ihya’ tanpa mengonfirmasikan kebenarannya kepada Rasulullah.
Jika ada lebih dari 200 hadis dikutip di dalam kitab itu, berarti lebih 200 kali Imam al-Gazali berjumpa dengan Rasulullah. Padahal, Imam al-Ghazali hidup pada 450 H/1058 M hingga 505 H/1111 M, sedangkan Rasulullah wafat tahun 632 M. Berarti, masa hidup antara keduanya terpaut lima abad. Kitab Ihya’ yang terdiri atas empat jilid itu ditulis di menara Masjid Damaskus, Suriah, yang sunyi dari hiruk pikuk manusia.
Pengalaman lain, Ibnu ‘Arabi juga pernah ditanya muridnya tentang kitabnya, Fushush al-Hikam. Setiap kali sang murid membaca pasal yang sama dalam kitab itu selalu saja ada inspirasi baru. Menurutnya, kitab Fushush bagaikan mata air yang tidak pernah kering. Ibnu ‘Arabi menjawab, kitab itu termasuk judulnya dari Rasulullah yang diberikan melalui mimpi. Dalam mimpi itu, Rasulullah mengatakan, “Khudz hadzal kitab, Fushush al-Hikam (ambil kitab ini, judulnya Fushush al-Hikam).”
**** akhir kutipan ******
Ditanyakan kepada Imam Ibn Hajar Al-Haitami (semoga Allah memberikan kemanfaatan atas ilmunya), “Apakah mungkin zaman sekarang seseorang dapat berkumpul dengan Nabi Shollallaahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan terjaga dan mengambil Ilmu langsung dari beliau?”
Imam Ibn Hajar menjawab: ”Ya, hal itu dapat terjadi, dan telah dijelaskan bahwa berkumpul dan mengambil ilmu dari Nabi secara langsung adalah sebagian dari karomah wali-wali Allah seperti Imam al-Ghozali, Al-Barizi, Taaj ad-Diin as-Subki, dan al-‘Afiif al-Yafi’i yang mana mereka adalah ulama-ulama madzhab Syafi’i, serta Qurthubi dan Ibn Abi Jamroh yang mana mereka adalah ulama-ulama madzhab Maliki.
Dan dikisahkan, bahwasanya ada Wali Allah menghadiri majlis ilmunya seorang yang faqih, kemudian seorang faqih yang sedang mengajar tersebut meriwayatkan sebuah hadits, lalu Wali tersebut berkata, “Hadits itu bathil.” Maka Sang faqih pun berkata, “Bagaimana bisa engkau mengatakan kalau hadits ini bathil, dari siapa?”
Sang Wali menjawab, “Itu Nabi Shollallaahu ‘alaihi wa sallam sedang berdiri di hadapanmu dan Beliau bersabda: [Inniy lam aqul hadzal hadits] -Sesungguhnya aku tidak mengucapkan hadist ini-“
Lalu faqih tersebut dibukakan hijabnya dan beliau pun dapat melihat Nabi Shollallaahu ‘alaihi wa sallam. (al-Fatawa al-Haditsiyyah li Ibn Hajar al-Haitami)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa melihatku sewaktu tidur, maka dia akan melihatku dalam keadaan terjaga. Dan setan tidak bisa menyerupai diriku.
Al-Imam Abu Muhammad bin Abi Jumrah dalam ta’liqnya mempunyai pandangan mengenai hadis-hadis yang berkaitan dengan hal tersebut. Semisal ia mengambil dari al-Bukhari: “Hadis ini menunjukkan bahwa barangsiapa melihat Nabi shallallahu alaihi wasallam pada saat tidur, maka ia akan melihat beliau ketika jaga.”
Ditanyakan, apakah hadis ini bersifat umum, baik itu ketika beliau masih hidup ataukah sesudah wafatnya? Ataukah hadis ini berlaku semasa hidup beliau? Dan apakah hal itu mutlak untuk semua orang yang melihat beliau, ataukah khusus, yakni orang-orang tertentu saja yang memiliki kekhususan serta mengikuti sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam?
Lafal hadis di atas menunjukkan kepada umum, dan barangsiapa menduga kekhususan hal itu, tanpa adanya pengkhususan dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, adalah orang yang berbuat aniaya.
Imam Abu Muhammad bin Abi Jumrah juga mengatakan: “Ada sebagian orang yang tidak membenarkan tentang keumuman hadis di atas dan berpendapat sesuai dengan pemahaman akalnya; bagaimana mungkin orang yang telah meninggal bisa dilihat oleh orang yang masih hidup di alam nyata?”
Imam Abu Muhammad bin Abi Jumrah berkata: “Dalam permasalahan ini ada dua hal yang tampak. Pertama, tidak adanya tashdiq (pembenaran) dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam (al-shadiq) yang tidak berucap dari hawa (keinginannya). Kedua, bodoh atau jahil dengan kemampuan (dzat yang Maha Kuasa), dan seakan-akan ia tidak pernah mendengar cerita sapi betina dalam surat al-Baqarah sebagaimana Allah SWT berfirman:
“Pukullah mayat itu dengan sebagian anggota sapi betina itu. Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati,” (QS. al-Baqarah: 73).
Dan juga kisah Nabi Ibrahim as mengenai empat bagian dari burung dan kisah Nabi ‘Uzair as.
Maka Dzat yang menjadikan pukulan kepada mayat dengan sebagian anggota sapi sebagai sebab hidupnya, dan menjadikan doa Nabi Ibrahim as menjadi sebab hidupnya burung, dan menjadikan takjubnya ‘Uzair menjadi sebab matinya dia dan keledainya, kemudian menghidupkannya setelah selang seratus tahun, tentu juga mampu untuk menjadikan melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam keadaan tidur menjadi sebab melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam keadaan jaga.
Dituturkan dari sebagian sahabat—saya menduga Ibn ‘Abbas— bahwasanya ia melihat Nabi shallallahu alaihi wasallam pada saat tidur, kemudian ia teringat akan hadis ini, ia termangu memikirkan hal itu. Kemudian ia menemui sebagian istri-istri Nabi s shallallahu alaihi wasallam —saya menduga Maimunah, selanjutnya ia menceritakan perihal mimpinya kepada Maimunah. Maimunah kemudian bangkit dan mengeluarkan kaca Rasulullah shallallahu alaihi wasallam Ibn ‘Abbas kemudian berkata: “Aku memandang ke arah kaca tersebut, aku melihat di cermin itu gambar Nabi shallallahu alaihi wasallam dan aku tidak melihat gambarku di sana”.
Dituturkan dari ulama salaf dan khalaf serta seterusnya, mengenai sebagian jamaah atau golongan yang pernah bermimpi berjumpa dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan mereka adalah orang-orang yang membenarkan hadis ini, kemudian mereka melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam keadaan jaga. Bahkan, mereka menanyakan berbagai hal yang sulit bagi mereka kepada Nabi. Kemudian Nabi memberikan jalan keluar dengan berbagai macam segi arahan yang bisa menjadi solusi atas permasalahan mereka. Begitulah keterangannya tanpa menambah atau mengurangi.
Ia menuturkan: “Adapun orang yang mengingkari hai ini tidaklah terlepas dari; apakah ia membenarkan tentang karomah-karomah para wali atau mendustakannya. Jika orang tersebut termasuk golongan orang yang mendustakannya, tentulah tidak ada faedahnya membahas masalah ini bersamanya. Sebab, ia telah mendustakan hal yang telah ditetapkan oleh sunnah dengan argumen (dalil-dalil) yang jelas. Dan jika orang tersebut termasuk orang yang membenarkan terhadap karamah para wali, segi inilah yang dicari. Sebab, para wali adalah orang-orang yang telah mengalami ketersingkapan tirai kehidupan (kasyaf) dan sanggup melakukan sesuatu yang di luar kebiasaan (khariqul ‘adah) dalam segala hal yang bermacam-macam, baik itu alam atas (ulwa) atau alam bawah (sufla). Dia tidak mengingkari hal tersebut, tapi membenarkannya. Begitulah pendapat Ibn Abi Jamrah.
Adapun mengenai pendapat bahwa yang bisa melihat itu adalah bersifat umum, tidaklah ada pengkhususan hanya kepada orang-orang yang memiliki keahlian dan mengikuti sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam maknanya adalah bahwa terjadinya ru’yah yang terulang dalam keadaan jaga —meski sebelumnya hanya dalam mimpi— meski hanya sekali saja adalah sesuatu yang nyata (haqq). Sebab, hal itu sesuai dengan janji Nabi yang mulia, yang tiada pernah mengingkari janjinya. Dan kebanyakan hal itu terjadi bagi umumnya orang sebelum meninggal. Tidaklah ruhnya keluar dari badan sehingga ia melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagaimana penunaian janji Nabi.
Adapun selain mereka, ada yang bisa melihati (ru’yah) sepanjang hidup mereka, baik itu dalam kadar yang banyak atau sedikit, tergantung kesungguhan mereka dan juga penjagaan mereka terhadap sunnah. Sebab, melanggar sunnah merupakan penghalang yang dominan.
Imam al-Baihaqi telah membahas sepenggal kehidupan para Nabi. Ia menyatakan dalam kitab Dalailun Nubuwwah: “Para nabi hidup di sisi Tuhan mereka seperti para syuhada.”
Firman Allah ta’ala yang artinya
”Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (syuhada), (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS Al Baqarah [2]: 154 )
”Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah (syuhada) itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.” (QS Ali Imran [3]: 169)
Sumber:https://mutiarazuhud.wordpress.com
Jakarta 18/5/2016

1 komentar:

  1. SAYA INGIN BERBAGI CERITA KEPADA SEMUA ORANG BAHWA MUNKIN AKU ADALAH ORANG YANG PALING MISKIN DIDUNIA DAN SAYA HIDUP BERSAMA ISTRI DAN 3 BUAH HATI SAYA SELAMA 10 TAHUN DAN 10 TAHUN ITU KAMI TIDAK PERNAH MERASAKAN YANG NAMANYA KEMEWAHAN,,SETIAP HARI SAYA SELALU MEMBANTIN TULANG BERSAMA SUAMI SAYA UNTUK KELUARGA SAYA NAMUN ITU SEMUA TIDAK PERNAH CUKUP UNTUK KEBUTUHAN HIDUP KELUARGA SAYA..AKHIRNYA AKU PILIH JALAN TOGEL INI DAN SUDAH BANYAK PARA NORMALYANG SAYA HUBUNGI NAMUN ITU SEMUA TIDAK PERNAH MEMBAWAKAN HASIL DAN DISITULAH AKU SEMPAT PUTUS ASA AKHIRNYA ADA SEORANG TEMAN YANG MEMBERIKAN NOMOR AKI SOLEH JAFFAR,,SAYA PIKIR TIDAK ADA SALAHNYA JUGA SAYA COBA LAGI UNTUK MENGHUBUNGI AKI SOLEH JAFFAR DAN AKHIRNYA AKI SOLEH JAFFAR MEMBERIKAN ANGKA GHOIBNYA DAN ALHAMDULILLAH BERHASIL..KINI SAYA SANGAT BERSYUKUR MELIHAT KEHIDUPAN KELUARGA SAYA SUDAH JAUH LEBIH BAIK DARI SEBELUMNYA,DAN TANDA TERIMAH KASIH SAYA KEPADA AKI SOLEH JAFFAR SETIAP SAYA DAPAT RUANGAN PASTI SAYA BERKOMENTAR TENTAN AKI SOLEH JAFFAR …BAGI ANDA YANG INGIN SEPERTI SAYA SILAHKAN HUBUNGI AKI SOLEH JAFFAR: 0853---> 7778 ---> 3331, ATAU






    KLIK DISINI 4d 5d 6d






    Sekian lama saya bermain togel baru kali ini saya
    benar-benar merasakan yang namanya kemenangan dan alhamdulillah saya dpat Rp 257 juta dan semuaini
    berkat bantuan angka dari AKI SOLEH JAFFAR]
    karena cuma Beliaulah ang memberikan angka
    goibnya yg di jamin 100% tembus awal saya
    bergabung hanya memasang 100 ribu karna
    saya ngak terlalu percaya ternyatah benar-benar
    tembus dan kini saya ngak ragu-ragu lagi untuk memasang
    angkanya,,,,buat anda yg butuh angka yang dijamin tembus
    hubungi AKI SOLEH JAFFAR] DI Nomor Ini 0853---> 7778 ---> 3331,,
    insya allah beliu akan menbatu kesusahan
    anda apalagi kalau anda terlilit hutang Aki Bisabantu Anda trima kasih.?












    BalasHapus

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman