KEBERSAMAAN
ALLAH DENGAN HAMBANYA ?
هُوَ الَّذِي
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى
الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا
يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا
كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ “Dialah
yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di
atas arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar
daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan
Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al Hadid [57] : 4)
Muqaddimah
Ahlussunnah
menetapkan sifat ma’iyyah bagi Allah, yaitu bahwa Allah
bersama hamba-Nya. Namun para ulama menjelaskan bahwa ma’iyyatullah ada
yang khusus (ma’iyyah khashah) dan ada yang umum (ma’iyyah ‘ammah).
Apa perbedaannya?
Syaikh
Abdul ‘Aziz Ar Rajihi menjelaskan:
Ma’iyyah
‘ammah sifatnya umum bagi
mu’min dan kafir. Ma’iyyah ‘ammah adalah kebersamaan berupa
keilmuan Allah yang teliti dan meliputi seluruh makhluk. Ma’iyyah
‘ammah ini dalam banyak ayat disebutkan dalam konteks mujaazah
(pembalasan amalan) dan muhaasabah (perhitungan amal), sebagaimana
ditunjukan dalam firman Allah Ta’ala
أَلَمْ تَرَ
أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَا يَكُونُ
مِن نَّجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ
سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَى مِن ذَلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ
مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidakkah
kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan
Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan
Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang
kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun
mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat
apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu” (QS. Al Mujadilah: 7).
Allah bersama
kita ?
لَا تَحْزَنْ
إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا “Janganlah kamu
berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS. At Taubah [9] : 40)
إِنَّنِي
مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى “Sesungguhnya Aku
beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat.” (QS. Thoha [20] : 46)
Allah
Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ
مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang
berbuat kebaikan.” (QS. An Nahl [16] : 128)
وَاصْبِرُوا
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ “Sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Anfal [8] : 46)
كَمْ مِنْ
فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ
الصَّابِرِينَ “Berapa banyak
terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan
izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah [2] :
249)
Inilah
ayat-ayat yang menjelaskan kebersamaan Allah dengan makhluk-Nya. Dari ayat-ayat
di atas menunjukkan bahwa Allah bersama makhluk-Nya secara umum termasuk
kebersamaan dengan orang beriman dan orang kafir, orang yang berbuat baik dan
berbuat jahat. Juga ada ayat-ayat yang menunjukkan kebersamaan Allah secara
khusus yaitu kebersamaan khusus berkaitan dengan sifat seperti Allah bersama
dengan orang-orang yang bertakwa. Ada pula kebersamaan khusus yang
berkaitan dengan person tertentu seperti dalam surat At Taubah ayat 40 di atas.
Dalam ayat tersebut dikisahkan bahwa Abu Bakr dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam berada di dalam goa untuk melindungi diri dari kejaran orang-orang
musyrik. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata pada Abu Bakr,
لَا تَحْزَنْ
إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا “Janganlah kamu
berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS. At Taubah [9] : 40)
Inilah
dua macam kebersamaan. Ada kebersamaan yang bersifat umum. Ada pula kebersamaan
yang bersifat khusus dan ini bisa dimaksudkan kebersamaan Allah berkaitan
dengan sifat atau kebersamaan Allah berkaitan dengan person tertentu. Demikian
penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin yang kami sarikan dari Syarh
Al Aqidah Al Wasithiyah, hal. 253-254. Allah Juga Dekat Sebagaimana hal
ini terdapat dalam ayat berikut.
وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا
دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), “Aku itu dekat”. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran.” (QS. Al Baqarah [2] : 186)
Begitu
juga terdapat dalil dalam Shohih Muslim pada Bab ‘Dianjurkannya merendahkan
suara ketika berdzikir’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالَّذِى
تَدْعُونَهُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ عُنُقِ رَاحِلَةِ أَحَدِكُمْ “Yang kalian seru adalah Rabb yang lebih dekat pada salah
seorang di antara kalian daripada urat leher unta tunggangan kalian.” (HR.
Muslim no 2704)
Hamba yang terpilih ?
1. BERSAMA ORANG YANG BERTAQWA DAN BERBUAT BAIK
Taqwa
merupakan perintah Allah swt yang tidak hanya ditujukan kepada orang-orang yang
beriman, tapi juga kepada umat manusia secara keseluruhan, karenanya tidak
sedikit ayat yang berisi perintah bertaqwa yang dimulai dengan kalimat yaa
ayyuhan naas (hai manusia), misalnya pada firman Allah yang artinya: Hai
manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang
satu; dan dari padanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak (QS An Nisa [4]:1).
2. BERSAMA ORANG YANG SABAR
Salah satu
sifat yang harus dimiliki orang yang bertaqwa adalah sabar. yakni menahan diri
dari bersikap dan melakukan sesuatu yang tidak dibenarlkan Allah swt karena
mengharap ridha-Nya. Dalam hidup ini, sabar merupakan sesuatu yang sangat
penting, karenanya Allah swt akan menunjukkan kebersamaan-Nya kepada orang yang
sabar, hal ini terdapat dalam Al-Qur’an: Hai orang-orang yang beriman, mintalah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar (QS Al Baqarah [2]:153).
3. BERSAMA ORANG YANG MENENTANG KEZALIMAN.
Karena itu,
satu hal yang harus kita ingat bahwa pertolongan dan pembelaan dari Allah swt
seringkali baru diberikan kepada penentang kezaliman pada saat mereka sudah
mencapai puncak-puncak kesulitan. Hal ini terjadi pada sang penentang
kezaliman, yakni Musa dan Harun serta umatnya dalam menghadapi kezaliman
Fir’aun laknatullah, saat itu kondisinya sudah sangat sulit, kedepan laut dan
kebelakang Fir’aun bersama pasukannya, maju kena mundur kena. Saat itulah,
Allah swt menunjukkan pertolongan-Nya kepada hamba-hamba yang mau berjuang
sebagaimana terdapat dalam firman-Nya: Maka setelah kedua golongan itu saling
melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar
akan tersusul". Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul;
sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku".
Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan
tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah
seperti gunung yang besar. Dan disanalah Kami dekatkan golongan yang lain dan
Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya (QS Asy Syu’ara
[26]:61-65).
4. BERSAMA ORANG YANG BERJIHAD.
Oleh karena
itu, setiap muslim yang berjihad tidak boleh merasa takut dalam menghadapi
musuh, hal ini karena Allah swt telah menyatakan kebersamaan-Nya kepada setiap
pejuang di jalan-Nya sehingga Ia akan memberikan pertolongan, itulah yang
terjadi pada perang Badar sehingga yang terjadi justeru muncul rasa takut
dikalangan orang-orang kafir, Allah swt berfirman yang artinya: (Ingatlah) ketika
Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat : "Sesungguhnya Aku bersama kamu,
maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan
Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah
kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka (QS Al Anfal [8]:12)
5. BERSAMA SELURUH MANUSIA.
Manusia
diciptakan Allah swt bukanlah untuk main-main, tapi untuk mengabdi kepada-Nya.
Oleh karena itu, seluruh sikap dan tingkah laku manusia akan dimintai
pertanggungjawaban oleh Allah swt di akhirat kelak. Untuk itulah, Allah swt
akan selalu menyertai manusia sehingga tidak ada satupun perkara termasuk
pembicaraan yang bisa disembunyikan manusia, apalagi sampai luput dari
pengawasan Allah swt, hal ini ditegaskan Allah swt di dalam Al-Qur’an: Tidakkah
kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi?. Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan
Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan
Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang
dari itu atau yang lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka dimanapun
mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat
apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu (QS Al Mujadilah [58]:7).
Sumber:1.http://www.eramuslim.com 2.http://rumaysho.com
JAKARTA 23/6/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar