BAHLUL DAN TAHTA RAJA
Bahlul, si
tolol yang bijaksana, sering menyembunyikan kecendekiaannya di balik tabir
kegilaan. Dengan itu, ia dapat keluar masuk istana Harun Al-Rasyid dengan
bebasnya. Sang Raja pun amat menghargai bimbingannya.
Suatu hari,
Bahlul masuk ke istana dan menemukan singgasana Raja kosong. Dengan enteng, ia
langsung mendudukinya. Menempati tahta Raja termasuk ke dalam kejahatan berat
dan boleh dihukum mati. Para pengawal menangkap Bahlul, menyeretnya turun dari
tahta, dan memukulinya. Mendengar teriakan Bahlul yang kesakitan, Raja segera
menghampirinya.
Bahlul masih
menangis keras ketika Raja menanyakan sebab keributan ini kepada para pengawal.
Raja berkata kepada yang memukuli Bahlul, “Kasihan! Orang ini gila. Mana ada
orang waras yang berani menduduki singgasana Raja?” Ia lalu berpaling ke arah
Bahlul, “Sudahlah, tak usah menangis. Jangan kuatir, cepat hapus air matamu.”
Bahlul menjawab, “Wahai Raja, bukan pukulan mereka yang membuatku menangis. Aku
menangis karena kasihan terhadapmu!”
“Kau
mengasihaniku?” Harun mengherdik, “Mengapa engkau harus menangisiku?” Bahlul
menjawab, “Wahai Raja, aku cuma duduk di tahtamu sekali tapi mereka telah
memukuliku dengan begitu keras. Apalagi kau, kau telah menduduki tahtamu selama
dua puluh tahun. Pukulan seperti apa yang akan kau terima? Aku menangis karena
memikirkan nasibmu yang malang…(SUMBER KISAH SUFI)
BY ABI
AZMI.18/6/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar