ADAB PUASA RAMADHAN
Diriwayatakan dari Anas r.a., ia
berkata: Rasulullah SAW berbuka dengan makan beberapa ruthaab (kurma basah)
sebelum solat, kalau tidak ada maka dengan kurma kering, kalau tidak ada maka
dengan meneguk air beberapa teguk. (H.R.: Abu Daud dan Al-Hakiem)
Muqaddimah
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW: Setiap amal
anak bani Adam adalah untuknya kecuali puasa, ia adalah untukku dan aku yang
memberikan pahala dengannya. Dan sesungguhnya puasa itu adalah benteng
pertahanan, pada hari ketika kamu puasa janganlah berbuat keji, jangan
berteriak-teriak (pertengkaran), apabila seorang memakinya sedang ia puasa maka
hendaklah ia katakan: "sesungguhnya saya sedang puasa" . Demi jiwa
Muhammad yang ada di tangan-Nya sungguh bau busuknya mulut orang yang sedang
puasa itu lebih wangi disisi Allah pada hari kiamat daripada kasturi. Dan bagi
orang yang puasa ada dua kegembiraan, apabila ia berbuka ia gembira dengan
bukanya dan apabila ia berjumpa dengan Rabbnya ia gembira kerana puasanya. (H.R
: Al-Bukhary dan Muslim)
Diriwayatkan
dari Sahal bin Sa'ad: Sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda: Manusia (umat
Islam) masih dalam keadaan baik selama mentakjilkan (menyegerakan) berbuka. (
H.R.: Al-Bukhary dan Muslim)
Dalam hadist
Salman al-Farisi berbunyi: “Barangsiapa menyediakan makanan berbuka bagi orang
yang berpuasa, niscaya perkara ini akan menjadi penghapus dosa-dosanya dan
menjadi pembebas dirinya dari api Neraka. Dan ia akan mendapat
pahala
seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu
sedikitpun.”
Para sahabat
bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak semua orang mampu menyediakan buka orang
yang berpuasa.” Rasulullah Saw menjawab, “Pahala ini Allah berikan bagi siapa
saja yang menyediakan makanan bagi orang yang berbuka puasa meskipun berupa
susu bercampur air, kurma atau seteguk air. Barangsiapa memberikan seteguk air
bagi orang yang berbuka, niscaya Allah akan memberinya minum seteguk air dari
telagaku, ia tidak akan dahaga selamanya hingga masuk ke dalam surga.”
Kesempurnaan Puasa
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda: Barang
siapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan amalan kebohongan, maka
tidak ada bagi Allah hajat (untuk menerima) dalam hal ia meninggalkan makan dan
minumnya. ( H.R: Jama'ah Kecuali Muslim ) Maksudnya Allah tidak merasa perlu
memberi pahala puasanya.
Ketahuilah –semoga Allah merahmatimu-, bahwasanya puasa tidak sempurna
kecuali dengan merealisasikan enam perkara:
Pertama: Menundukkan pandangan serta menahannya dari pandangan-pandangan
liar yang tercela dan dibenci.
Kedua : Menjaga lisan dari berbicara tidak karuan, menggunjing, mengadu
domba dan dusta.
Ketiga : Menjaga pendengaran dari mendengarkan setiap yang
haram atau tercela.
Keempat: Menjaga anggota tubuh lainnya dari perbuatan dosa.
Kelima : Hendaknya tidak memperbayak makan.
Keenam: Setelah berbuka, agar hatinya antara takut dan harap. Sebab ia
tidak tahu apakah puasanya diterima, sehingga ia termasuk orang-orang yang
dekat kepada Allah, ataukah ditolak, sehingga ia termasuk orang-orang yang
dimurkai. Hal yang sama hendaknya ia lakukan pada setiap selesai melakukan
ibadah(Lihat Mauizhatul Mukminin min Ihya’ ulumuddin, hlm. 59-60.)
Tata Cara Berbuka Puasa Ala
Rasulullah saw
1.Diriwayatkan
dari Sahal bin Sa'ad: Sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda: Manusia (umat Islam) masih dalam keadaan baik
selama mentakjilkan (menyegerakan) berbuka. ( H.R.: Al-Bukhary dan Muslim)
2.Diriwayatakan
dari Anas r.a., ia berkata: Rasulullah SAW berbuka dengan makan beberapa
ruthaab (kurma basah) sebelum solat, kalau tidak ada maka dengan kurma kering,
kalau tidak ada maka dengan meneguk air beberapa teguk. (H.R.: Abu Daud dan
Al-Hakiem)
3.Diriwayatkan
dari Salman bin Amir, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : Apabila
salah seorang diantara kamu puasa hendaklah berbuka dengan kurma, bila tidak
ada kurma hendaklah dengan air, sesungguhnya air itu bersih. ( H.R : Ahmad dan
At-Tirmidzi)
4.Diriwayatkan
dari Ibnu Umar: Adalah Nabi SAW selesai berbuka beliau berdoa (ertinya) telah
pergi rasa haus dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap ada
Insya-Allah. ( H.R : Ad-Daaruquthni dan Abu Daud hadith Hasan)
Sunnah Makan Sahur
1.Diriwayatkan
dari Anas bin Malik ra: Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: Makan
sahurlah kalian karena sesungguhnya makan sahur itu berkat. (H.R : Al-Bukhary )
2.Diriwayatkan
dari Al-Miqdam bin Ma'di Yaqrib, dari Nabi SAW bersabda: Hendaklah kamu semua
makan sahur, kerana sahur adalah makanan yang penuh berkat. ( H.R : An-Nasa'i )
3.Diriwayatkan
dari Zaid bin Tsabit berkata: Kami bersahur bersama Rasulullah SAW kemudian
kami bangkit untuk menunaikan solat (Subuh). Saya berkata: "Berapa saat
jarak antara keduanya (antara waktu sahur dan waktu Subuh )". Ia berkata:
Selama orang membaca lima puluh ayat. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
4.Diriwayatkan
dari Amru bin Maimun, ia berkata : Adalah para sahabat Muhammad SAW adalah
orang yang paling menyegerakan berbuka dan melambatkan makan sahur. ( H.R :
Al-Baihaqi )
Amalan Berpuasa
1.Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas ra. ia berkata: Adalah Rasulullah SAW orang yang paling
dermawan dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadan ketika Jibril
menemuinya, dan Jibril menemuinya pada setiap malam pada bulan Ramadan untuk
mentadaruskan beliau saw. al-qur'an dan benar-benar Rasulullah lebih dermawan
tentang kebajikan (cepat berbuat kebaikan) daripada angin yang dikirim. (HR
Al-Bukhary )
2.wayatkan dari
Abu Hurairah, ia berkata: Adalah Rasulullah SAW menggalakkan qiyamullail (solat
malam) di bulan Ramadan tanpa memerintahkan secara wajib, maka beliau bersabda:
Barang siapa yang solat malam di bulan Ramadan kerana beriman dan mengharapkan
pahala dari Allah, maka diampuni baginya dosanya yang telah lalu. ( H.R :
Jama'ah )
3.Diriwayatkan
dari Aisyah ra. Sesungguhnya Nabi SAW apabila memasuki sepuluh hari terakhir
(bulan Ramadan) beliau benar-benar menghidupkan malam (untuk beribadah) dan
membangunkan isterinya (agar beribadah). (H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
4.Diriwayatkan
dari Aisyah, ia berkata : Adalah Nabi SAW bersungguh-sungguh solat malam pada
sepuluh hari terakhir (di bulan Ramadan) tidak seperti kesungguhannya dalam
bulan selainnya. (H.R : Muslim)
Shalat Malam di bulan Ramadhan
1.Diriwayatkan
dari Abu Salamah bin Abdur Rahman, sesungguhnya ia telah bertanya kepada Aisyah
ra: Bagaimana solat malamnya Rasulullah SAW di bulan Ramadan? Maka ia menjawab
: Rasulullah SAW tidak pernah solat malam lebih dari sebelas rakaat baik di
bulan Ramadan mahupun di bulan lainnya, caranya: Beliau solat empat rakaat
jangan tanya baik dan panjangnya, kemudian solat lagi empat rakaat jangan
ditanya baik dan panjangnya, kemudian solat tiga rakaat. (H.R : Al-Bukhary,
Muslim dan lainnya )
2.Diriwayatkan
dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah SAW apabila bangun solat malam,
beliau membuka dengan solat dua rakaat yang ringan, kemudian solat lapan
rakaat, kemudian solat witir. (H.R : Muslim )
3.Diriwayatkan
dari Ibnu Umar ia berkata: Ada seorang lelaki berdiri lalu ia berkata: Wahai
Rasulullah bagaimana cara solat malam? Maka Rasulullah menjawab: Solat malam
itu dua rakaat, dua rakaat. Apabila kamu khuatir masuk solat Subuh, maka
berwitirlah satu rakaat. ( H.R : Jama'ah )
4.Dari Aisyah
ra. ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW solat di masjid, lalu para sahabat solat
sesuai dengan solat beliau (bermakmum di belakang ), lalu beliau solat pada
malam kedua dan para sahabat bermakmum dibelakangnya bertambah banyak, kemudian
pada malam yang ketiga atau yang keempat mereka berkumpul, maka Rasulullah
tidak keluar mengimami mereka. Setelah pagi hari beliau bersabda: Saya telah
tahu apa yang kalian perbuat, tidak ada yang menghalangi aku untuk keluar
kepada kalian (untuk mengimami solat) melainkan aku khuatir solat malam ini
difardhukan atas kalian. Ini terjadi pada bulan Ramadan. (H.R : Al-Bukhary dan
Muslim )
5.Dari Ubay bin
Ka'ab t. ia berkata : Adalah Rasulullah SAW solat witir dengan membaca :
Sabihisma Rabbikal A'la )dan ( Qul ya ayyuhal kafirun) dan (Qulhu wallahu ahad
). ( H.R : Ahmad, Abu Daud, Annasa'i dan Ibnu Majah )
6.Diriwayatkan
dari Hasan bin Ali t. ia berkata : Rasulullah SAW telah mengajarkan kepadaku
beberapa kata yang aku baca dalam qunut witir : (ertinya) Ya Allah berilah aku
petunjuk beserta orang-orang yang telah engkau beri petunjuk, berilah aku
kesihatan yang sempurna beserta orang yang telah engkau beri kesihatan yang
sempurna, pimpinlah aku beserta orang yang telah Engkau pimpin, Berkatilah
untukku apa yang telah Engkau berikan, peliharalah aku dari apa yang telah
Engkau tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang memutuskan dan tiada yang
dapat memutuskan atas Engkau, bahawa tidak akan hina siapa saja yang telah
Engkau pimpin dan tidak akan mulia siapa saja yang Engkau musuhi. Maha agung
Engkau wahai Rabb kami dan Maha Tinggi Engkau. ( H.R : Ahmad, Abu Daud,
Annasa'i, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )
Malam Mulia Lailatul Qadar
1.Dari Abu Hurairah
ra. bahwa Nabi SAW bersabda: Barang siapa yang solat malam menepati lailatul
qadar, maka diampuni dosanya yang telah lalu. ( H.R : Jama'ah )
2.Diriwayatkan
dari Aisyah ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: Berusahalah untuk
mencari lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir. (H.R : Muslim )
3.Diriwayatkan
dari Ibnu Umar ra. ia berkata : Dinampakkan dalam mimpi seorang lelaki bahwa
lailatul qadar pada malam kedua puluh tujuh, maka Rasulullah SAW bersabda: Saya
juga bermimpi seperti mimpimu, (ditampakkan pada sepuluh malam terakhir, maka
carilah ia (lailatul qadar) pada malam-malam ganjil. ( H.R : Muslim )
4.Diriwayatkan
dari Aisyah ra. ia berkata: Saya berkata kepada Rasulullah SAW, Ya Rasulullah,
bagaimana pendapat tuan bila saya mengetahui lailatul qadar, apa yang saya
harus baca pada malam itu ? Beliau bersabda: Bacalah (ertinya) Ya Allah
sesungguhnya Engkau maha pemberi ampun, Engkau suka kepada keampunan maka
ampunilah daku. (H.R : At-Tirmidzi dan Ahmad )
Beriktikaf
1.Diriwayatkan
dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah SAW mengamalkan iktikaf pada
sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadan sampai beliau diwafatkan oleh Allah
Azza wa Jalla. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
2.Diriwayatkan
dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah SAW apabila hendak beriktikaf,
beliau solat Subuh kemudian memasuki tempat iktikafnya.......... ( H.R :Jama'ah
kecuali At-Tirmidzi )
3.Diriwayatkan
dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah SAW apabila beriktikaf , beliau
mendekatkan kepalanya kepadaku, maka aku menyisirnya, dan adalah beliau tidak
masuk ke rumah kecuali karena untuk memenuhi hajat manusia (buang air, mandi
dll... ) ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
4.Allah SWT
berfirman : (ertinya) Janganlah kalian mencampuri mereka (isteri-isteri kalian)
sedang kalian dalam keadaan iktikaf dalam masjid. Itulah batas-batas ketentuan
Allah, maka jangan di dekati... ( Al- aqarah : 187 )
BY ABI
NAUFAL.23/6/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar