kisah para wali dan aulia
Assalamualaikum..wr..wb
untuk menambah rasa taqwa kita ada baik nya kita menanambah wawasan kita
dengan kisah kisah para manusia mulia
Rasulullah Saw. dalam sabdanya, Sesungguhnya ada golongan
hamba Allah yang bukan termasuk nabi dan bukan syuhada (syahid), yang pada hari
kiamat nanti mereka menempati tempat para nabi dan syuhada. Para sahabat lalu
bertanya, Ya, Rasulullah, beritahu kami siapa mereka itu? Apa pekerjaan mereka
? Semoga kami bisa mencintai mereka. Nabi menjawab, Mereka adalah satu kaum
yang saling mencintai karena Allah, bukan karena hubungan satu rahim, juga
bukan karena harta yang mereka miliki. Demi Allah, wajah mereka bercahaya.
Mereka berada di atas mimbar cahaya, mereka tidak pernah takut ketika
orang-orang ketakutan, mereka juga tidak bersedih ketika orang-orang merasa
sedih (HR. Umar bin Khattab).
Dalil-Dalil Wahyu
Penjelasan Allah Ta'ala tentang wali-wali-Nya, dan
karamah-karamah mereka dalam firman-firman-Nya, seperti firman-firman-Nya
berikut.
"Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka
selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di kehidupan di dunia dan di
akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah yang
demikian itu adalah kemenangan yang besar." (Yunus: 62-64)
"Allah
pelindung (wali) orang-orang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan
(kekafiran) kepada cahaya (iman)." (Al-Baqarah: 257)
"Dan
mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang yang berhak
menguasai(nya), hanyalah orang-orang yang bertakwa." (Al-Anfal: 34)
"Sesungguhnya pelindungku (waliku) ialah Allah yang telah
menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Dia melindungi orang-orang yang
shalih." (Al-A'raf: 196)
"Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkinan dan
kekejian sesungguhnya Yusuf termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih."
(Yusuf: 24)
"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas
mereka." (Al-Isra': 65)
"Setiap
Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya.
Zakaria berkata, ‘Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?' Maryam
menjawab, ‘Makanan itu dari sisi Allah'." (Ali Imran: 37)
"Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul. (Ingatlah)
ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan. Kemudian ia ikut berundi lalu dia
termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelah oleh ikan paus besar
dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang
banyak mengingat Allah. Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai
hari berbangkit." (As-Shaffaat: 139-144)
"Maka
Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, ‘Janganlah kamu bersedih hati,
sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah
pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah
kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu."
(Maryam: 24-26)
"Kami
berfirman, ‘Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi
Ibrahim.' Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan
mereka itu orang-orang yang paling merugi." (Al-Anbiya: 69-70)
"Atau
kamu kira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu,
mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan? (Ingatlah)
tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka
berdoa, 'Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).' Maka
kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu." (Al-Kahfi: 9-12)
Penjelasan
Rasulullah saw. tentang wali-wali Allah Ta'ala, dan karomah-karomahnya mereka
dalam hadits-haditsnya, seperti dalam hadits-hadits berikut ini.
Sabda
Rasulullah saw. yang beliau riwayatkan dari Allah Azza wa Jalla yang berfirman,
"Siapa memusuhi wali-Ku, Aku mengumumkan perang terhadapnya. Hamba-Ku
tidak mendekat kepada-Ku dengan sesuatau yang paling aku cintai daripada apa
yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku
dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Jika aku telah
menintainya, Aku menjadi telinganya di mana ia mendengar dengannya, Aku menjadi
matanya di mana ia melihat dengannya, Aku menjadi tangannya di mana ia
bertindak dengannya, dan Aku menjadi kakinya di mana ia berjalan dengannya.
Jika ia meminta sesuatu kepada-Ku, Aku pasti memberi permintaannya. Jika ia
meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pasti melindunginya." (Diriwayatkan
Al-Bukhari).
Sabda
Rasulullah saw. dalam haditsnya yang beliau riwayatkan dari Allah Ta'ala yang
berfirman, "Aku pasti balas dendam bagi wali-wali-Ku seperti balas
dendamnya singa yang marah."
"Sesungguhnya Allah mempunyai orang-orang jika mereka bersumpah
dengan Allah, maka Allah pasti mengabulkan sumpahnya." (Muttafaq Alaih).
"Sungguh
pada umat-umat sebelum kalian terdapat orang-orang muhaddatsun (orang yang
diberi ilham kebenaran di mulut mereka). Jika di umatku terdapat salah seorang
dari mereka, maka dialah Umar bin Khaththab." (Muttafaq Alaih).
"Seorang
wanita menyusui anaknya, kemudian ia melihat seorang laki-laki mengendarai kuda
molek, ia pun berkata, ‘Ya Allah, jadikan anakku seperti itu.' Kemudian anak
yang disusuinya menoleh ke arah orang tersebut, dan berkata, ‘Ya Allah, jangan
jadikan aku seperti dia'." (Muttafaq Alaih). Ucapan anak yang masih
menyusui tersebut adalah karamah bagi ayahnya, dan bagi dia sendiri.
Sabda
Rasulullah saw. tentang kisah ahli ibadah Juraij, dan ibunya, ketika ibunya
berkata, "Ya Allah, jangan matikan dia (Juraij) hingga Engkau
memperlihatkan padanya wajah wanita-wanita pelacur." Allah Ta'ala
mengabulkan doa ibu Juraij sebagai karamah dari-Nya kepadanya. Ahli ibadah,
Juraij berkata -ketika ia dituduh bahwa bayi haram adalah anaknya- kepada bayi
tersebut, "Siapa ayahmu, nak?" Bayi tersebut menjawab, "Ayahku
adalah pengembala kambing." (Diriwayatkan Al-Bukhari). Ucapan bayi
tersebut adalah karamah bagi Juraij.
Sabda
Rasulullah saw. tentang tiga sekawan yang tertahan di dalam gua karena batu
menutup pintunya, kemudian mereka berdoa kepada Allah Ta'ala dan mendekat
kepada-Nya dengan amal perbuatan mereka. Allah Ta'ala pun mengabulkan doa
mereka, dan membukakan pintu gua bagi mereka, hingga mereka dapat keluar
daripadanya dengan selamat. Itu adalah karomah mereka. (Muttafaq Alaih).
Sabda
Rasulullah saw. tentang pendeta dengan muridnya. Beliau berkisah bahwa murid
pendeta tersebut melempar batu ke hewan yang menghalangi perjalanan manusia,
kemudian hewan tersebut mati, dan manusia pun bisa berjalan kembali dengan
normal. Itu adalah karamah bagi murid tersebut. Raja ketika itu berupaya
membunuh sang murid dengan berbagai cara, namun semuanya gagal. Bahkan, mereka
melemparkanya dari gunung tinggi, namun sang murid tidak mati. Raja melempar
sang murid ke laut, namun ia keluar daripadanya dengan berjalan dan tidak mati.
Itun semua adalah karamah bagi sang murid yang beriman dan shalih.
(Diriwayatkan Al-Bukhari).
Penglihatan
langsung ribuan ulama terhadap para wali dan karamah-karamah mereka yang tidak
bisa dihitung (sebagian besar karomah-karomah ini disebutkan dalam Shahih
Al-Bukhari, Sunan-Sunan yang shahih, dan atsar-atsar yang diterima dengan
mutawatir).
Diriwayatkan
bahwa para malaikat mengucapkan salam kepada Imran bin Hushain r.a.
Salman dan Abu
Darda' Radhiyallahu Anhuma makan di salah satu piring, kemudian piring
tersebut, atau makanan yang ada di dalamnya bertasbih.
Khabbab r.a.
ditawan di Makkah, kemudian ia diberi anggur oleh seseorang yang kemudian ia
makan, padahal di Makkah tidak ada anggur.
Al-Barra' bin
Azib, jika ia bersumpah dengan sesuatu kepada Allah Ta'ala, maka Dia mengabulkannya.
Di Perang Al-Qadisiyyah, ia bersumpah kepada Allah Ta'ala, agar Dia membuat
kaum Muslimin bisa memenggal kepala orang-orang musyrikin. Dan ia orang yang
pertama kali syahid di dalamnya. Permintaan Al-Barra' bin Azib tersebut
betul-betul terkabul.
Ketika Umar bin Khaththab r.a. berkhutbah
di atas mimbar Rasulullah saw., tiba-tiba ia berkata "Hai Sariyah, ke
gunung! Hai Sariyah, ke gunung!" Umar bin Khaththab memberi pengarahan
kepada komandan pasukan yang bernama Sariyah, dan Sariyah pun mendengar suara
Umar bin Khaththab. Kemudian pasukan bergerak ke gunung. Itu adalah kemenangan
mereka, dan kekalahan musuh-musuh mereka, kaum musyrikin. Ketika Sariyah pulang
ke Madinah, ia bercerita kepada Umar bin Khaththab dan para sahabat, bahwa ia
mendengar suara Umar bin Khaththab yang diucapkan di atas mimbar Rasulullah
saw.
Jika Al-Ala'
bin Al-Hadhrami r.a. berkata dalam doanya, "Wahai Dzat Yang Maha
Mengetahui, Wahai Dzat Yang Maha Bijaksana, Wahai Dzat Yang Maha Tinggi dan
Wahai Dzat Yang Maha Agung," maka doanya dikabulkan Allah Ta'ala. Bahkan,
ketika ia dan pasukannya mengarungi lautan, maka pelana kuda-kuda mereka tidak
basah.
Hasan Basri
mendoakan keburukan kepada orang yang menyakitinya, kemudian orang tersebut
meninggal dunia saat itu juga.
Salah seorang
dari An-Nakh'i sedang mengendarai keledainya, tiba-tiba keledainya mati dalam
perjalanannya. Kemudian ia berwudhu, shalat dua rakaat, dan berdoa kepada Allah
Azza wa Jalla. Tiba-tiba Allah menghidupkan kembali keledainya, kemudian ia
letakkan barangnya di atas keledainya lagi. Dan karamah-karamah lainnya yang
tidak bisa dihitung, dan disaksikan ribuan manusia, bahkan jutaan manusia.
Sumber: Diadaptasi dari Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Minhaajul
Muslim, atau Ensiklopedi Muslim: Minhajul Muslim, terj. Fadhli Bahri (Darul
Falah, 2002), hlm. 75-81.(SUMBER KISAH SUFI)
BY ABI NAUFAL.18/6/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar