Hadiah Shalat
atau Sedekah ?
Diantaranya
dengan memberikan hadiah kepada mayyit. Hadiah itu bisa berupa shalat dua
rakaat atau berupa sedekah yang pahalanya ditujukan kepada mayyit. Seperti yang
diterangkan Rasulullah SAW dalam sabdanya;
روي
عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال لا يأتى على الميت أشد من الليلة الأولى,
فارحموا بالصدقة من يموت. فمن لم يجد فليصل ركعتين يقرأ فيهما: أي في كل ركعة
منهما فاتحة الكتاب مرة, وآية الكرسى مرة, وألهاكم التكاثر مرة, وقل هو الله أحد
عشر مرات, ويقول بعد السلام: اللهم إني صليت هذه الصلاة وتعلم ما أريد, اللهم ابعث
ثوابها إلى قبر فلان بن فلان فيبعث الله من ساعته إلى قبره ألف ملك مع كل ملك نور
وهدية يؤنسونه إلى يوم ينفخ فى الصور.
Diriwayatkan
dari Rasulullah, Ia bersabda, “Tiada beban siksa yang lebih keras dari malam
pertama kematiannya. Karenanya, kasihanilah mayit itu dengan bersedekah. Siapa
yang tidak mampu bersedekah, maka hendaklah sembahyang dua raka‘at. Di setiap
raka‘at, ia membaca surat Alfatihah 1 kali, Ayat Kursi 1 kali, surat Attaktsur
1 kali, dan surat Al-ikhlash 11 kali. Setelah salam, ia berdoa, ‘Allahumma inni
shallaitu hadzihis shalata wa ta‘lamu ma urid. Allahummab ‘ats tsawabaha ila
qabri fulan ibni fulan (sebut nama mayit yang kita maksud),’ Tuhanku, aku telah
lakukan sembahyang ini. Kau pun mengerti maksudku. Tuhanku, sampaikanlah pahala
sembahyangku ini ke kubur (sebut nama mayit yang dimaksud), niscaya Allah sejak
saat itu mengirim 1000 malaikat. Tiap malaikat membawakan cahaya dan hadiah
yang kan menghibur mayit sampai hari Kiamat tiba.” [Syekh Nawawi Albantani,
Nihayatuz Zain, (Bandung, Almaarif) Hal. 107].
Hadiah
semacam ini dalam tradisi Islam Nusantara dikenal dengan berbagai sebutan
sesuai kaedah local masing-masing. Ada yang menyebutnya ‘tahlilan’, ada yang
menyebutnya arwahan, ada yang menyebut samadiahan dan lain sebagainya. Semua
itu merupakan perilaku terpuji yang telah me-tradisi dalam wacana Islam
Nusantara. Begitu pula dengan shalat hadiah dua rakaat untuk mayit, yang
kesunnahannya dilakukan saat malam pertama mayit meninggal. Walaupun taka apa
pula jika dilakukan setelah jauh-jauh hari sepeninggal si mayit.
Pahala dari
berbagai hadiah itu juga mengalir bagi kita yang masih hidup dan melakukannya,
seperti yang diterangkan dalam sebuah hadits
أن
فاعل ذلك له ثواب جسيم, منه أنه لا يخرج من الدنيا حتى يرى مكانه فى الجنة.
“Siapa saja
yang melakukan sedekah atau sembahyang itu, akan mendapat pahala yang besar. Di
antaranya, ia takkan meninggalkan dunia sampai melihat tempatnya di surga
kelak.”
Sejumlah ulama menganjurkan akan baiknya sembahyang 2 raka‘at ini. Ringan dan mudah dilakukan, “Beruntunglah orang yang melakukan sembahyang ini setiap malam dan menghadiahkan pahalanya untuk mayit kaum muslimin.”
Sejumlah ulama menganjurkan akan baiknya sembahyang 2 raka‘at ini. Ringan dan mudah dilakukan, “Beruntunglah orang yang melakukan sembahyang ini setiap malam dan menghadiahkan pahalanya untuk mayit kaum muslimin.”
Sebagai umat
Islam, kita dipanggil untuk peduli dan menanam bibit kasih sayang terhadap
alam, hewan dan manusia baik hidup maupun sudah meninggal. Hanya saja, bentuk
kasih yang dipersembahkan mesti disesuaikan bagi penerimanya. Untuk saudara
kita yang sudah meninggal, kita bisa melakukan sedekah dan sembahyang 2 raka‘at
di atas.
Inilah yang
dicontohkan Rasulullah SAW. para ulama dan kiai mengawetkan ajaran luhur
Rasulullah dengan menuliskan, mengajarkan, menyontohkannya kepada masyarakat
luas. Dengan demikian, ajaran Nabi Muhammad SAW. akan lestari hingga hari akhir
kelak.
Disunnahkan pada malam penguburan untuk shalat dua rakaat sebagai
hadiah untuk jenazah. Shalat itu dinamakan shalat wahsyah.
Nabi Saww bersabda : “ Akan datang suatu saat yang benar-benar
menakutkan si mayit(jenazah) yaitu pada malam hari pertama setelah
penguburannya. Maka kasihanilah dan bantulah orang yang meninggal diantara
kalian dengan membagi sedekah, apabila tidak ada sesuatu yang disedekahkan maka
shalatlah diantara kalian sebanyak dua rakaat.” (Al-Bihar juz 91, hal 219)
Dalam banyak riwayat dijelaskan
bahawa Imam Ja’far Shadiq as berkata : “ Terkadang mayit dalam keadaan sulit
dikuburnya, kemudian diringankan karena shalat seseorang yang dihadiahkan
padanya, dan mayit didalam kuburnya diberitahu bahwa engkau diringankan karena
shalatnya sifulan anakmu atau saudaramu(baik seagama atau lainnya) yang
dihadiahkan kepadamu.” (Al-Wasail juz 2 hal 443, juz 8 hal 280)
Dalam riwayat lain Beliau as
berkata : “ Barang siapa melakukan sedekah untuk mayit, Allah akan
memerintahkan Jibril untuk mengutus tujuh puluh ribu malaikat, disetiap
tangannya ada Baki(hadiah) sambil membawa baki tersebut kekuburnya, dan berucap
salam..: ‘ Wahai kekasih Allah, ini hadiah dari Fulan Bin Fulan yang
suka(sayang-pent) padamu, kemudian bercahayalah kuburnya dan Allah
menganugrahkan (buat pelakunya) seribu kota disyurga, dikawinkan dgn seribu
Bidadari, dengan seribu macam pakaian dan Allah menyelesaikan seribu hajatnya.”
(Al-Wasail, juz 2 hal
445)
Shalat Wahsyah Memiliki dua cara :
–
Cara Pertama pada rakaat pertama setelah membaca surah Al-Fatihah, membaca
surat Al-Ikhlas, dan pada rakaat kedua setelah membaca Al-Fatihah membaca surah
At-Takatsur sepuluh kali, dan setelah salam membaca doa berikut ini :
Allahumma
sholli a’la Muhammad wa ali Muhammad wab ‘ats tsawabaha ila qabri fulan bin
Fulan.
“ Ya Allah…sampaikan sholawat dan salam salam
sejahtera pada Nabi Muhammad beserta keluarganya dan sampaikan pahala shalat
ini kekubur Fulan bin Fulan (nama mayit).
-Cara
yang kedua, pada rakaat pertama setelah membaca Al-Fatihah membaca ayat kursi, sedang
pada rakaat kedua setelah membaca Al-Fatihah membaca surat Al-Qadr sepuluh
kali, adapun bacaan setelah salamnya sama dengan diatas.
https://fatimah12.wordpress.com
Sumber : Shalat Dalam Mazhab AhlulBait
Jakarta
14/6/2016
Semoga berkah atas anda ...Amin
BalasHapus