MEMAHAMI TASAWUF
DALAM ISLAM
Muqaddimah
Al-Hamdulillah, Segala
puji milik Allah swt Sang Pencipta alam beserta isinya,termasuk manusia.
Manusia ada yang pandai bersyukur dan kebanyakan kufur terhadap nikmat-nikmat
yang diberikan kepadanya.Sungguh beruntung bagi manusia yang selalu
meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa dan merugi yang mengkotori
jiwanya dengan berbuat dosa dan kerusakan dimuka bumi ini. Bukankah Allah swt
sudah memberikan potensi jiwa untuk berbuat baik atau kejahatan. Jalan ke surga
jelas dan jalan ke neraka juga. Manusia tinggal memilihnya dan pilihan dan
perbuatannya di hari pembalasan akan mintak pertanggungjawan.
Shalawat dan Salan
tetap tercurah kepada manusia pilihan serta terbaik yaitu Nabi Muhammad saw.
Pemimpin dan Imam bagi manusia yang terpilih,patuh kepada Allah swt,pandai
mensyukuri nikmat-nikmatNya dan banyak berdzikir kepadaNya dimanapun berada
selalu beramal shalih dengan ikhlas serta kepada para sahabat dan ummat beliau
yang istiqamah mengikuti sunnah-sunnah dalam beribadah dan berinteraksi dalam
kehidupan sampai hari kiamat.
Asy-Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir rahimahullah berkata, “Ketika kita
telusuri ajaran Sufi periode pertama dan terakhir, dan juga perkataan-perkataan
mereka baik yang keluar dari lisan atau pun yang terdapat di dalam buku-buku
terdahulu dan terkini mereka, maka kita dapati sangat berbeda dengan ajaran
Alqur’an dan Assunnah. Dan kita tidak pernah melihat asal usul ajaran Sufi ini
di dalam sejarah pemimpin umat manusia Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, dan
para shahabatnya yang mulia lagi baik, yang mereka adalah makhluk-makhluk
pilihan Allah Subhanahu wa ta’ala di alam semesta ini. Bahkan sebaliknya, kita
melihat bahwa ajaran Sufi ini diambil dan diwarisi dari kerahiban Nashrani,
Brahma Hindu, ibadah Yahudi, dan zuhud Budha”. [At-Tasawuf Al-Mansya’ Wal
Mashadir, halaman 2].
Asy-Syaikh Abdurrahman al-Wakil rahimahullah
berkata, “Sesungguhnya Tasawuf merupakan tipu daya setan yang paling tercela
lagi hina untuk menggiring hamba-hamba Allah Subhanahu wa ta’ala di dalam
memerangi Allah Subhanahu wa ta’ala dan Rosul-Nya Shalallahu alaihi wa sallam.
Sesungguhnya ia (Tasawuf) merupakan topeng bagi Majusi agar tampak sebagai
seorang Rabbani, bahkan ia sebagai topeng bagi setiap musuh (Sufi) di dalam
memerangi agama yang benar ini. Periksalah ajarannya! Niscaya engkau akan
mendapati di dalamnya ajaran Brahma (Hindu), Budha, Zaradisytiyyah, Manawiyyah,
Dishaniyyah, Aplatoniyyah, Ghanushiyyah, Yahudi, Nashrani, dan Berhalaisme
Jahiliyyah”. [Muqaddimah kitab Mashra’ at-Tasawuf, halaman 19]. 2
يَاأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِن
رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَه
“Wahai Rosul
sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu oleh Rabbmu.Dan jika engkau
tidak melakukannya, maka engkau tidak menyampaikan risalah-Nya”.[QS
al-Maidah/ 5: 67].
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Sembahlah Rabbmu
sampai datang kepadamu sesuatu yang diyakini (kematian)” (QS. Al Hijr: 99).
Dalam tulisan
ini,penulis ingin tahu sejauh mana ajaran-ajaran tasawuf yang menyimpang dari
Islam.Untuk itu pertanyaan adalah:
1.Apa pengertian
Tasawuf ?
2.Dari mana asal usul
istilah Tasawuf ?
3.Mana Contoh Ajaran
Tasawuf yang menyimpang dan yang benar ?
4.Siapa Tokoh Sufi
dalam Islam ?
1.Pengertian
Tasawuf dan Asal usulnya
1.1.Beberapa
definisi sufisme
Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa Arab: تصوف, ) adalah ilmu untuk mengetahui
bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin,
untuk memporoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan
gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya
melahirkan tradisimistismeIslam.Tarekat (pelbagai aliran dalam Sufi) sering
dihubungkan dengan Syiah, Sunni,
cabang Islam yang lain, atau kombinasi dari beberapa tradisiPemikiran Sufi
muncul di Timur Tengah pada abad
ke-8, sekarang tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan dunia.
Banyak pendapat yang
pro dan kontra mengenai asal-usul ajaran tasawuf, apakah ia berasal dari luar
atau dari dalam agama Islam sendiri. Berbagai sumber
mengatakan bahwa ilmu tasauf sangat lah membingungkan.
Sebagian pendapat
mengatakan bahwa paham tasawuf merupakan paham yang sudah berkembang sebelum Nabi
Muhammad menjadi Rasulullah.Dan orang-orang Islam baru di daerah
Irak dan Iran (sekitar abad 8 Masehi) yang sebelumnya merupakan orang-orang
yang memeluk agama non Islam atau menganut paham-paham tertentu.Meski sudah
masuk Islam, hidupnya tetap memelihara kesahajaan dan menjauhkan diri dari
kemewahan dan kesenangan keduniaan.Hal ini didorong oleh kesungguhannya untuk
mengamalkan ajarannya, yaitu dalam hidupannya sangat berendah-rendah diri dan
berhina-hina diri terhadap Tuhan.Mereka selalu mengenakan pakaian yang pada
waktu itu termasuk pakaian yang sangat sederhana, yaitu pakaian dari kulit
domba yang masih berbulu, sampai akhirnya dikenal sebagai semacam tanda bagi
penganut-penganut paham tersebut. Itulah sebabnya maka pahamnya kemudian
disebut paham sufi, sufisme atau paham tasawuf. Sementara itu, orang yang
penganut paham tersebut disebut orang sufi.
1.Yaitu
paham mistik dalam agama Islam sebagaimana
Taoisme di Tiongkok dan ajaran Yoga di India (Mr. G.B.J Hiltermann &
Prof.Dr.P.Van De Woestijne).
2.Yaitu
aliran kerohanian mistik (mystiek geestroming) dalam agama Islam (Dr.
C.B. Van Haeringen).
Pendapat yang
mengatakan bahwa sufisme/tasawuf berasal dari dalam agama Islam:
1.Asal-usul ajaran sufi didasari pada sunnah Nabi Muhammad.
Keharusan untuk bersungguh-sungguh terhadap Allah merupakan aturan di antara
para muslim awal, yang bagi mereka adalah sebuah keadaan yang tak bernama,
kemudian menjadi disiplin tersendiri ketika mayoritas masyarakat mulai
menyimpang dan berubah dari keadaan ini. (Nuh Ha Mim Keller, 1995)
2.Seorang penulis dari mazhab Maliki, Abd al-Wahhab al-Sha’rani
mendefinisikan Sufisme sebagai berikut: “Jalan para sufi dibangun dari Qur’an
dan Sunnah, dan didasarkan pada cara hidup berdasarkan moral para nabi dan yang
tersucikan. Tidak bisa disalahkan, kecuali apabila melanggar pernyataan
eksplisit dari Qur’an, sunnah, atau ijma.” [11. Sha’rani, al-Tabaqat al-Kubra
(Kairo, 1374), I, 4.]
1.2.Pendapat Ulama tentang Tasawuf
1.Imam Abu Hanifah
(85 H -150 H) (Nu'man bin Tsabit - Ulama
gede pendiri mazhab Hanafi)
Beliau
Adalah murid Dari Ahli Silsilah Tarekat Naqsyabandi Yaitu Imam Jafar Shadiq
sebagai ra. Berkaitan DENGAN HAL Suami, Jalaluddin Suyuthi sebagai Didalam
kitab Durr al Mantsur, meriwayatkan bahwa Imam Abu Hanifah Berkata, "Jika
tidak KARENA doa Tahun, aku Telah celaka. KARENA doa Tahun Saya Bersama
Sayyidina Imam Jafar Shadiq sebagai, Maka Saya get ilmu spiritual Yang MEMBUAT
Saya LEBIH mengetahui jalan Yang benar ".
2.IMAM Maliki
(Malik bin Anas - Ulama gede pendiri mazhab Maliki) JUGA murid Imam Jafar Shadiq sebagai ra, mengungkapkan pernyataannya Yang mendukung Terhadap ilmu tasawuf SEBAGAI berikut:
"Man tasawaffa wa lam yatafaqa faqad tazandaqa, wa man tafaqaha wa lam yatasawaf faqad tafasaq, wa man tasawaffa wa taraqaha faqad tahaqaq".
Yang artinya: "Barangsiapa mempelajari / mengamalkan tasawuf Tanpa fiqih Maka dia Telah zindik, Dan barangsiapa mempelajari fiqih Tanpa tasawuf dia tersesat, dan siapa Yang mempelari tasawuf DENGAN Disertai fiqih dia Meraih Kebenaran Dan Realitas hearts Islam." (Ali al-Adawi hearts kitab Ulama fiqih, juz 2, hal. 195 Yang meriwayatkan Dari Imam Abul Hasan).
(Malik bin Anas - Ulama gede pendiri mazhab Maliki) JUGA murid Imam Jafar Shadiq sebagai ra, mengungkapkan pernyataannya Yang mendukung Terhadap ilmu tasawuf SEBAGAI berikut:
"Man tasawaffa wa lam yatafaqa faqad tazandaqa, wa man tafaqaha wa lam yatasawaf faqad tafasaq, wa man tasawaffa wa taraqaha faqad tahaqaq".
Yang artinya: "Barangsiapa mempelajari / mengamalkan tasawuf Tanpa fiqih Maka dia Telah zindik, Dan barangsiapa mempelajari fiqih Tanpa tasawuf dia tersesat, dan siapa Yang mempelari tasawuf DENGAN Disertai fiqih dia Meraih Kebenaran Dan Realitas hearts Islam." (Ali al-Adawi hearts kitab Ulama fiqih, juz 2, hal. 195 Yang meriwayatkan Dari Imam Abul Hasan).
3.IMAM SYAFI'I (Muhammad bin Idris,
150-205 H)
Ulama gede pendiri mazhab Syafi'i Berkata, "Saya berkumpul Bersama sufi orang-orangutan Dan MENERIMA 3 ilmu:
1. Mereka mengajariku bagaimana berbicara
2.Mereka mengajariku bagaimana memperlakukan orangutan berbaring DENGAN kasih sayang Dan kelembutan hati
3. Mereka membimbingku KE jalan tasawuf. "
(Riwayat Dari kitab Kasyf al-Khafa Dan Muzid al Albas, Imam 'Ajluni, juz 1, hal. 341)
Ulama gede pendiri mazhab Syafi'i Berkata, "Saya berkumpul Bersama sufi orang-orangutan Dan MENERIMA 3 ilmu:
1. Mereka mengajariku bagaimana berbicara
2.Mereka mengajariku bagaimana memperlakukan orangutan berbaring DENGAN kasih sayang Dan kelembutan hati
3. Mereka membimbingku KE jalan tasawuf. "
(Riwayat Dari kitab Kasyf al-Khafa Dan Muzid al Albas, Imam 'Ajluni, juz 1, hal. 341)
4.IMAM AHMAD BIN Hanbal (164-241 H)
Ulama gede pendiri mazhab Hanbali Berkata, "Anakku, kamu Harus Duduk Bersama sufi orang-orangutan, KARENA mereka Adalah mata ilmu udara Dan mereka Selalu mengingat Allah hearts hati mereka. Mereka Adalah orang-orangutan zuhud Yang memiliki kekuatan spiritual Yang tertinggi. Aku Tidak Melihat hal orangutan Yang Lebih Baik Dari mereka "(Ghiza al Albab, juz 1, HAL 120;.. Tanwir al Qulub, HAL 405, Syaikh Amin al Kurdi)
Ulama gede pendiri mazhab Hanbali Berkata, "Anakku, kamu Harus Duduk Bersama sufi orang-orangutan, KARENA mereka Adalah mata ilmu udara Dan mereka Selalu mengingat Allah hearts hati mereka. Mereka Adalah orang-orangutan zuhud Yang memiliki kekuatan spiritual Yang tertinggi. Aku Tidak Melihat hal orangutan Yang Lebih Baik Dari mereka "(Ghiza al Albab, juz 1, HAL 120;.. Tanwir al Qulub, HAL 405, Syaikh Amin al Kurdi)
5. Imam Ghazali
TENTANG tasawuf: "Saya industri tahu
DENGAN Benar bahwa para Sufi Adalah para pencari jalan Allah, Dan bahwa mereka
melakukan Yang Terbaik, Dan jalan mereka Adalah Jalan Terbaik, Dan akhlak
mereka pagar suci. Mereka membersihkan hati mereka Dari selain Allah Dan
mereka menjadikan mereka SEBAGAI jalan Bagi sungai untuk review mengalirnya
kehadiran Ilahi [al-Munqidh min ad-dalal, hal. 131].
6.IMAM AL Qusyairi (465 H. / 1072 M)
Imam al-Qusyairi TENTANG Tasawuf: "Allah MEMBUAT golongan Suami Yang Terbaik Dari wali wali- Nya Dan Dia Mengangkat mereka di differences Seluruh hamba-hamba-Nya Sesudah para Rasul Dan Nabi, Dan Dia Memberi hati mereka rahasia Kehadiran Ilahi-Nya Dan Dia memilih Diantara mereka Umat-Nya Yang MENERIMA cahaya-Nya. Mereka Adalah sarana Kemanusiaan, Mereka menyucikan Diri Dari Segala Hubungan DENGAN halaman WordPress Dan Dia Mengangkat mereka KE kedudukan tertinggi hearts penampakan (kasyaf).
7.IBNU Khaldun (733-808 H)
Ulama gede Dan filosof Islam Berkata, "Jalan sufi Adalah jalan salaf, yakni jalannya para ulama terdahulu di ANTARA para sahabat Rasulullah Saww, tabi'in, tabi'it-tabi'in Dan. Asasnya Adalah Beribadah Kepada Allah Dan Meninggalkan Perhiasan Serta kesenangan halaman WordPress. "(Muqadimah ibn Khaldun, hal. 328)
Imam al-Qusyairi TENTANG Tasawuf: "Allah MEMBUAT golongan Suami Yang Terbaik Dari wali wali- Nya Dan Dia Mengangkat mereka di differences Seluruh hamba-hamba-Nya Sesudah para Rasul Dan Nabi, Dan Dia Memberi hati mereka rahasia Kehadiran Ilahi-Nya Dan Dia memilih Diantara mereka Umat-Nya Yang MENERIMA cahaya-Nya. Mereka Adalah sarana Kemanusiaan, Mereka menyucikan Diri Dari Segala Hubungan DENGAN halaman WordPress Dan Dia Mengangkat mereka KE kedudukan tertinggi hearts penampakan (kasyaf).
7.IBNU Khaldun (733-808 H)
Ulama gede Dan filosof Islam Berkata, "Jalan sufi Adalah jalan salaf, yakni jalannya para ulama terdahulu di ANTARA para sahabat Rasulullah Saww, tabi'in, tabi'it-tabi'in Dan. Asasnya Adalah Beribadah Kepada Allah Dan Meninggalkan Perhiasan Serta kesenangan halaman WordPress. "(Muqadimah ibn Khaldun, hal. 328)
8.Syeikh RASYID RIDHA
Dia Berkata, "Tasawuf Adalah shalat Satu pilar Dari agama pilar-pilar. Tujuannya Adalah untuk review membersihkan Diri danmempertanggung jawabkan Perilaku Sehari-hari Dan untuk review menaikan Manusia Menuju maqam spiritual Yang Tinggi "[Majallat al-Manar, Tahun Pertama hal. 726].
Dia Berkata, "Tasawuf Adalah shalat Satu pilar Dari agama pilar-pilar. Tujuannya Adalah untuk review membersihkan Diri danmempertanggung jawabkan Perilaku Sehari-hari Dan untuk review menaikan Manusia Menuju maqam spiritual Yang Tinggi "[Majallat al-Manar, Tahun Pertama hal. 726].
9.DR. YUSUF AL-Qardhawi
(Ketua Ulama Islam Internasional Dan JUGA Guru Besar Universitas Al Azhar - beliau merupakan shalat Seorang ulama Islam terkemuka Abad inisial) Didalam kumpulan fatwanya mengatakan: "Arti tasawuf hearts agama ialah memperdalam KE Arah Bagian ruhaniah, ubudiyyah, Dan perhatiannya tercurah seputar permasalahan ITU."
(Ketua Ulama Islam Internasional Dan JUGA Guru Besar Universitas Al Azhar - beliau merupakan shalat Seorang ulama Islam terkemuka Abad inisial) Didalam kumpulan fatwanya mengatakan: "Arti tasawuf hearts agama ialah memperdalam KE Arah Bagian ruhaniah, ubudiyyah, Dan perhatiannya tercurah seputar permasalahan ITU."
2. Kesesatan-Kesesatan Ajaran Tasawuf
Di antara sekian
banyak kesesatan ajaran Tasawuf adalah,
1. Wihdatul Wujud,
yakni keyakinan bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala menyatu dengan segala sesuatu
yang ada di alam semesta ini. Demikian juga al-Hulul, yakni keyakinan bahwa
Allah Subhanahu wa ta’ala dapat menjelma dalam bentuk tertentu dari makhluk-Nya
(inkarnasi).
Al-Hallaj, seorang
dedengkot sufi, berkata, “Kemudian Dia (Allah) menampakkan diri kepada
makhluk-Nya dalam bentuk orang makan dan minum”. [Dinukil dari Firaq
Al-Mua’shirah, karya Dr. Ghalib bin Ali Iwaji, II/600].
Ibnu Arabi, tokoh
sufi lainnya, berkata, “Seorang hamba adalah Rabb dan Rabb adalah hamba. Duhai
kiranya, siapakah yang diberi kewajiban beramal? Jika engkau katakan hamba,
maka ia adalah Rabb. Atau engkau katakan Rabb, kalau begitu siapa yang diberi
kewajiban?”.[Al-Futuhat al-Makkiyyah dinukil dari Firaq Al-Mu’ashirah, halaman
601].
Muhammad Sayyid
at-Tijani meriwayatkan (secara dusta, pen) dari Nabi Shalallahu alaihi wa
sallam bahwasanya beliau bersabda,
رَأَيْتُ رَبِّي فِي صُوْرَةِ شَابٍّ
“Aku melihat Rabbku
dalam bentuk seorang pemuda”.
[Jawahir al-Ma’ani,
karya Ali Harazim, I/197, dinukil dari Firaq Mu’ashirah, halaman 615].
Padahal Allah
Subhanahu wa ta’ala telah berfirman,
لَيْسَ كَمِثْلِه شَيْئٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Tidak ada sesuatu
pun yang serupa dengan Allah, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha
Melihat”.[QSAsy-Syura/ 42: 11].
قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي
“Berkatalah Musa:
‘Wahai Rabbku nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat-Mu.’
Allah berfirman: ‘Kamu sekali-kali tidak akan sanggup melihatku…”. [QS
al-A’raf/ 7: 143].
2. Seorang yang
menyetubuhi istrinya, tidak lain ia menyetubuhi Allah Subhanahu wa ta’ala.
Ibnu ‘Arabi berkata,
“Sesungguhnya seseorang ketika menyetubuhi istrinya tidak lain (ketika itu) ia
menyetubuhi Allah!”.[Fushush al-Hikam].
Betapa kufurnya
kata-kata ini…, tidakkah orang-orang Sufi sadar akan kesesatan gembongnya ini?.
3. Keyakinan kafir
bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala adalah makhluk dan makhluk adalah Allah Subhanahu
wa ta’ala, masing-masing saling menyembah kepada yang lainnya
Ibnu Arabi berkata, “Maka
Allah memujiku dan aku pun memuji-Nya.Dan Dia menyembahku dan aku pun
menyembah-Nya”.[Al-Futuhat al-Makkiyyah].
Padahal Allah Ta’ala telah berfirman,
Padahal Allah Ta’ala telah berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ
“Dan tidaklah Aku
ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”. [QS Adz-Dzariyat/
51: 56].
إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ إِلاَّ آتِى
الرَّحْمَنِ عَبْدًا
“Tidak ada seorang
pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Allah Yang Maha Pemurah
dalam keadaan sebagai hamba”. [QS Maryam/ 19: 93].
4. Keyakinan tidak
ada bedanya antara agama-agama yang ada.
Ibnu ‘Arabi berkata,
“Sebelumnya aku mengingkari kawanku yang berbeda agama denganku.Namun kini
hatiku bisa menerima semua keadaan, tempat gembala rusa dan gereja pendeta,
tempat berhala dan Ka’bah, lembaran-lembaran Taurat dan Mushaf
Alqur’an”.[Al-Futuhat al-Makkiyyah].
Jalaluddin ar-Rumi,
seorang tokoh sufi yang sangat kondang, berkata, “Aku seorang muslim, tapi aku
juga seorang Nashrani, Brahmawi, dan Zaradasyti. Bagiku, tempat ibadah adalah
sama… masjid, gereja, atau tempat berhala-berhala”.
Padahal Allah Ta’ala
berfirman,
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ اْلإِسْلاَمِ دِيْنًا فَلَنْ يُقْبَلَ
مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلأَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
“Dan barangsiapa
mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya.Dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.”
(Ali Imran: 85)
5. Bolehnya menolak
hadits yang jelas-jelas shahih.
Ibnu ‘Arabi berkata,
“Kadangkala suatu hadits shahih yang diriwayatkan oleh para perawi-perawinya,
tampak hakikat keadaannya oleh seseorang mukasyif (Sufi yang mengetahui ilmu
ghaib dan batin). Ia bertanya kepada Nabi Shalallahu alaihi wa sallam secara
langsung, “Apakah engkau mengatakannya?”. Maka beliau Shalallahu alaihi wa
sallam mengingkarinya seraya berkata, “Aku belum pernah mengatakannya dan belum
pernah menghukuminya dengan shahih”. Maka diketahuilah, dari sini lemahnya
hadits tersebut dan tidak bisa diamalkan sebagaimana keterangan dari Rabbnya
walaupun para ulama mengamalkannya berdasarkan isnadnya yang
shahih”.[Al-Futuhat al-Makkiyah].
6. Pembagian ilmu
menjadi syariat dan hakikat.
Di mana bila
seseorang telah sampai pada tingkatan hakikat berarti ia telah mencapai
martabat keyakinan yang tinggi kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Oleh karena
itu, menurut keyakinan Sufi, gugur baginya segala kewajiban dan larangan dalam
agama ini.
Mereka berdalil dengan firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam Alqur’an Surat Al-Hijr ayat 99,
Mereka berdalil dengan firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam Alqur’an Surat Al-Hijr ayat 99,
وَ اعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Yang mana mereka
terjemahkan dengan, “Dan beribadahlah kepada Rabbmu hingga datang kepadamu
keyakinan.”
Syaikh al-Islam Ibnu
Taimiyyah rahimahullah berkata, “Tidak diragukan lagi oleh ahlul ilmi dan iman,
bahwasanya perkataan tersebut termasuk sebesar-besar kekafiran dan yang paling
berat.Ia lebih jahat dari perkataan Yahudi dan Nashrani karena Yahudi dan
Nashrani beriman dengan sebagian isi Al Kitab dan mengkufuri sebagian lainnya.
Sedangkan mereka adalah orang-orang kafir yang sesungguhnya (karena mereka
berkeyakinan dengan sampainya kepada martabat.Hakikat tidak lagi terkait dengan
kewajiban dan larangan dalam agama ini, pen)”.[Majmu’ Fatawa, XI/401].
Beliau juga berkata,
“Adapun pendalilan mereka dengan ayat tersebut, maka justru merupakan bumerang
bagi mereka.Al-Hasan al-Bashriy rahimahullah berkata, ‘Sesungguhnya Allah
Subhanahu wa ta’ala tidak menjadikan batas akhir beramal bagi orang-orang
beriman selain kematian’, kemudian beliau membaca Alqur’an Surat al-Hijr ayat
99, yang artinya, ‘Dan beribadahlah kepada Rabbmu hingga datang kepadamu
kematian’.”
Beliau melanjutkan, “Dan bahwasanya ‘al-Yaqin’ di sini bermakna kematian dan setelahnya, dengan kesepakatan ulama kaum muslimin”.[Majmu Fatawa, XI/41].
Beliau melanjutkan, “Dan bahwasanya ‘al-Yaqin’ di sini bermakna kematian dan setelahnya, dengan kesepakatan ulama kaum muslimin”.[Majmu Fatawa, XI/41].
7. Keyakinan bahwa ibadah kepada Allah itu bukan
karena takut dari adzab Allah (an-Nar/ neraka) dan bukan pula mengharap jannah
Allah Subhanahu wa ta’ala.
Padahal Allah Azza wa
Jalla berfirman,
وَ
اتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِيْنَ
“Dan peliharalah diri
kalian dari an-Nar (api neraka) yang disediakan untuk orang-orang yang kafir”.
[Qs Ali Imran/ 3: 131].
وَسَارِعُوآ
إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ
“Dan bersegeralah
kalian kepada ampunan dari Rabb kalian dan kepada jannah (surga) yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa”. [QS
Ali Imran/ 3: 133.
8. Dzikirnya
orang-orang awam adalah لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ,
sedangkan dzikirnya orang-orang khusus dan paling khusus adalah “الله / Allah”, “هُوَ /
huwa”, dan “آه / aah” saja.
Padahal Rosulullah
Shalallahu alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ
الذِّكْرَ لاَ إِلَهِ إِلاَّ اللهُ
“Sebaik-baik dzikir
adalah لا إله إلا الله ”. [HR. At-Tirmidziy, dari shahabat Jabir
bin Abdullah radliyallahu ‘anhu, dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam
Shahihal-Jami’ ash-Shaghir: 1104].
Syaikh al-Islam Ibnu
Taimiyah rahimahullah berkata, “Dan barangsiapa yang beranggapan bahwa لا إله إلا الله adalah dzikirnya orang awam, sedangkan
dzikirnya orang-orang khusus dan paling khusus adalah “هُوَ /
Huu”, maka ia seorang yang sesat dan menyesatkan”. [Risalah al-’Ubudiyah,
halaman 117-118, dinukil dari Haqiqat at-Tasawuf, halaman 13].
9. Keyakinan bahwa
orang-orang Sufi mempunyai ilmu kasyaf (yang dapat menyingkap hal-hal yang
tersembunyi) dan ilmu ghaib.
Allah Subhanahu wa
ta’ala dustakan mereka dalam firman-Nya,
قُلْ لاَ
يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ
“Katakanlah tidak ada
seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui hal-hal yang ghaib kecuali
Allah”.[QS an-Naml/ 27: 65].
10. Keyakinan bahwa
Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam
dari nur/ cahaya-Nya, dan Allah Subhanahu wa ta’ala ciptakan segala sesuatu
dari cahaya Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam.
Padahal Allah
Subhanahu wa ta’ala berfirman,
قُلْ
إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ
“Katakanlah (Wahai
Muhammad), sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kalian, yang
diwahyukan kepadaku …”.[QS al-Kahfi/ 18: 110].
إِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلآئِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِيْنٍ
“(Ingatlah) ketika
Rabbmu berfirman kepada para Malaikat, “Sesungguhnya Aku akan ciptakan manusia
dari tanah liat”. [QS Shad/ 38: 71].
11. Keyakinan bahwa
Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan dunia ini karena Nabi Muhammad Shalallahu
alaihi wa sallam.
Padahal Allah
Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku
ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”. [QS Adz-Dzariyat/
51: 56].
Demikianlah beberapa
dari sekian banyak ajaran Tasawuf, yang dari ini saja, nampak jelas kesesatannya.
Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala menjauhkan kita dari kesesatan-kesesatan
tersebut.
Imam Syafi’i rahimahullah sendiri termasuk ulama yang
mengecam kaum sufi dan ajaran tasawufnya yang menyimpang. Agar tidak terlalu
berpanjang-lebar, maka baiklah untuk membuktikan penyimpangan mereka akan kita
akan kutip kembali pendapat dan keyakinan mereka beserta komentar atas
kerancuan yang ada di dalamnya, Allahlah pemberi petunjuk dan pertolongan
kepada kita.
Pertama: Orang
tersebut -semoga Allah menunjukinya- berkata, “Kita berasal dari
Allah.Menyembah hanya untuk Allah, Hidup dan mati di dalam Allah. Karena kita
bagian dari Allah.” ?
Kedua: Orang
tersebut -semoga Allah menunjukinya- berkata, “Allah ada di mana-mana.Tapi
bukan berarti ada di mana-mana.Seluruh dunia ini terjadi [karena] Campur tangan
Allah.Karena Allah tidak tidur. Di dalam diri kita ada Tuhan, manusia sendiri
yang membuat HIJAB ( batasan) kepada Allah.” ?
Ketiga: Orang tersebut -semoga Allah menunjukinya- berkata, “Akan tetapi Dzat
Tuhan dapat dijumpai dan menyatu dalam diri manusia. Karena sebegitu dekatnya…”
?
Keempat: Orang tersebut -semoga Allah menunjukinya- berkata, “Seluruh Imam Madzhab
pada Akhirnya kembali kepada Sufi. Kecuali Wahabi..” ?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Orang
yang meniti jalan kefakiran, tasawuf, zuhud dan ibadah; apabila dia tidak
berjalan dengan bekal ilmu yang sesuai dengan syariat maka akibat tanpa
bimbingan ilmu itulah yang membuatnya tersesat di jalan, dan dia akan lebih
banyak merusak daripada memperbaiki. Sedangkan orang yang meniti jalan fikih,
ilmu, pengkajian dan kalam; apabila dia tidak mengikuti aturan syariat dan
tidak beramal dengan ilmunya, maka akibatnya akan menjerumuskan dia menjadi
orang yang fajir (berdosa) dan tersesat di jalan. Inilah prinsip yang
wajib dipegang oleh setiap muslim. Adapun sikap fanatik untuk membela suatu
urusan apa saja tanpa landasan petunjuk dari Allah maka hal itu termasuk
perbuatan kaum jahiliyah.” (Majmu’ Fatawa, juz 2 hal. 444. Asy-Syamilah)
3. Pandangan al-Qur’an dan as-Sunnah terhadap
Tasawuf
*Ringkasan dari satu pembahasan yang ditulis
oleh Syaikh Shalih Al Fauzan dalam kitabnya Haqiqat At Tashawwuf, pembahasan: Mauqif
Ash Shufiyyah Min Al ‘Ibadah wa Ad Din (hal.17-38) dengan sedikit perubahan
Orang-orang ahli
Tasawuf -khususnya yang ada di zaman sekarang- mempunyai prinsip dasar dan
metode khusus dalam memahami dan menjalankan agama ini, yang sangat
bertentangan dengan prinsip dan metode Ahlusunnah wal Jamaah, dan menyimpang
sangat jauh dari Al Quran dan As Sunnah. Mereka membangun keyakinan dan tata
cara peribadatan mereka di atas simbol-simbol dan istilah-istilah yang mereka
ciptakan sendiri, yang dapat kita simpulkan sebagai berikut.
Pertama,
mereka membatasi ibadah hanya pada aspek Mahabbah (kecintaan) saja dan
mengenyampingkan aspek-aspek yang lainnya, seperti aspek Khauf (rasa
takut) dan Raja’ (harapan), sebagaimana yang terlihat dalam ucapan
beberapa orang ahli tasawuf, “Aku beribadah kepada Allah ‘azza wa jalla
bukan karena aku mengharapkan masuk surga dan juga bukan karena takut masuk
neraka!?”.
Kedua,
orang-orang ahli tasawuf umumnya dalam menjalankan agama dan melaksanakan
ibadah tidak berpedoman kepada Al Quran dan As Sunnah, tapi yang mereka jadikan
pedoman adalah bisikan jiwa dan perasaan mereka dan ajaran yang digariskan oleh
pimpinan-pimpinan mereka, berupa Thariqat-thariqat bid’ah, berbagai macam zikir
dan wirid yang mereka ciptakan sendiri, dan tidak jarang mereka mengambil
pedoman dari cerita-cerita (yang tidak jelas kebenarannya), mimpi-mimpi, bahkan
hadits-hadits yang palsu untuk membenarkan ajaran dan keyakinan mereka. Inilah
landasan ibadah dan keyakinan ajaran Tasawuf.
Ketiga,
termasuk doktrin ajaran Tasawuf adalah keharusan berpegang teguh dan menetapi
zikir-zikir dan wirid-wirid yang ditentukan dan diciptakan oleh guru-guru
thariqat mereka, yang kemudian mereka menetapi dan mencukupkan diri dengan
zikir-zikir tersebut, beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah ‘azza wa
jalla dengan selalu membacanya, bahkan tidak jarang mereka mengklaim bahwa
membaca zikir-zikir tersebut lebih utama daripada membaca Al Quran, dan mereka
menamakannya dengan “zikirnya orang-orang khusus”.
Keempat, sikap
Ghuluw (berlebih-lebihan/ekstrem) orang-orang ahli Tasawuf terhadap
orang-orang yang mereka anggap wali dan guru-guru thariqat mereka, yang
bertentangan dengan aqidah Ahlusunnah wal Jamaah, karena di antara prinsip
aqidah Ahlusunnah wal Jamaah adalah berwala (mencintai/berloyalitas) kepada
orang-orang yang dicintai Allah ‘azza wa jalla dan membenci musuh-musuh
Allah ‘azza wa jalla. Allah ‘azza wa jalla berfirman:
إِنَّمَا
وَلِيُّكُمُ اللّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ الَّذِينَيُقِيمُونَ
الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
“Sesungguhnya wali
(kekasih/penolongmu) hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman,
yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada
Allah).” (QS. Al Maaidah: 55).
Kelima,
termasuk doktrin ajaran Tasawuf yang sesat adalah mendekatkan diri (?) kepada
Allah ‘azza wa jalla dengan nyanyian, tarian, tabuhan rebana dan
bertepuk tangan, yang semua ini mereka anggap sebagai amalan ibadah kepada
Allah ‘azza wa jalla. DR Shabir Tha’imah berkata dalam kitabnya Ash
Shufiyyah, Mu’taqadan wa Masakan, “Saat ini tarian sufi modern telah
dipraktekkan pada mayoritas thariqat-thariqat sufiyyah dalam pesta-pesta
perayaan ulang tahun beberapa tokoh mereka, di mana para pengikut thariqat
berkumpul untuk mendengarkan nada-nada musik yang terkadang didendangkan oleh
lebih dari dua ratus pemain musik pria dan wanita, sedangkan para murid senior
dalam pesta ini duduk sambil mengisap berbagai jenis rokok, dan para tokoh
senior beserta para pengikutnya membacakan beberapa kisah khurafat (bohong)
yang terjadi pada sang tokoh yang telah meninggal dunia…”.
Keenam, juga
termasuk doktrin ajaran Tasawuf yang sesat adalah apa yang mereka namakan
sebagai suatu keadaan/tingkatan yang jika seseorang telah mencapainya maka dia
akan terlepas dari kewajiban melaksanakan syariat Islam. Keyakinan ini muncul
sebagai hasil dari perkembangan ajaran Tasawuf, karena asal mula ajaran Tasawuf
-sebagaimana yang diterangkan oleh Ibnul Jauzi- adalah melatih jiwa dan
menundukkan watak dengan berupaya memalingkannya dari akhlak-akhlak yang jelek
dan membawanya pada akhlak-akhlak yang baik, seperti sifat zuhud, tenang, sabar, ikhlas dan jujur.
Pendek kata, ajaran Tasawuf berdiri di atas landasan-landasan berikut:
1.Membagi agama menjadi lahir yang diketahui oleh orang-orang awam dan batin yang hanya dimengerti oleh kaum khos (orang-orang khusus saja)
2. Memegangi kasyf dan dzauq dalam penetapan masalah-masalah aqidah dan ibadah
3.Melegalkan praktek syirik dan bahkan melakukan pembelaan untuknya
4.Menshahihkan hadits melalui jalan kasyf
5. Beramal berdasarkan hasil mimpi
6.Beribadah dengan dasar dzauq dan wajd
7.Menyebarkan hadits-hadits lemah dan palsu dan mengamalkannya.
8.Membiasakan dzikir jama'i dan beribadah dengan menari-nari diiringi oleh suara-suara alunan bunyi seruling dan alat-alat musik lainnya. Bahkan penulis kitab Ihya Ulumuddin menulis satu bab di dalamnya dukungannya terhadap ‘ibadah’ dengan tarian dan musik disertai penjelasan tentang adab-adab dan menetapkan bahwa musik lebih menggelorakan hati daripada al-Qur`ân dari tujuh aspek. [al-Ihyâ:2/325-328].
Pendek kata, ajaran Tasawuf berdiri di atas landasan-landasan berikut:
1.Membagi agama menjadi lahir yang diketahui oleh orang-orang awam dan batin yang hanya dimengerti oleh kaum khos (orang-orang khusus saja)
2. Memegangi kasyf dan dzauq dalam penetapan masalah-masalah aqidah dan ibadah
3.Melegalkan praktek syirik dan bahkan melakukan pembelaan untuknya
4.Menshahihkan hadits melalui jalan kasyf
5. Beramal berdasarkan hasil mimpi
6.Beribadah dengan dasar dzauq dan wajd
7.Menyebarkan hadits-hadits lemah dan palsu dan mengamalkannya.
8.Membiasakan dzikir jama'i dan beribadah dengan menari-nari diiringi oleh suara-suara alunan bunyi seruling dan alat-alat musik lainnya. Bahkan penulis kitab Ihya Ulumuddin menulis satu bab di dalamnya dukungannya terhadap ‘ibadah’ dengan tarian dan musik disertai penjelasan tentang adab-adab dan menetapkan bahwa musik lebih menggelorakan hati daripada al-Qur`ân dari tujuh aspek. [al-Ihyâ:2/325-328].
4. Ajaran Tasawuf yang Dibenarkan
وَاعْبُدْ
رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Sembahlah Rabbmu
sampai datang kepadamu sesuatu yang diyakini (kematian)” (QS. Al Hijr: 99).
4.1.AjaranTasawuf-Al-Ghazali
Di dalam tasawufnya, Al-Ghazali memilih tasawuf
sunni berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah Nabi ditambah dengan doktrin Ahlu Al
Sunnah wa Al-jama’ah. Corak tasawufnya adalah psikomoral yang mengutamakan
pendidikan moral yang dapat di lihat dalam karya-karyanya seperti Ihya’ullum,
Al-Din, Minhaj Al-‘Abidin, Mizan Al-Amal, Bidayah Al Hidayah, M’raj Al Salikin,
Ayyuhal Wlad. Al Ghazali menilai negatif terhadap syathahat dan ia sangat
menolak paham hulul dan utihad (kesatuan wujud), untuk itu ia menyodorkan paham
baru tentang ma’rifat, yakni pendekatan diri kepada Allah (taqarrub ila Allah)
tanpa diikuti penyatuan dengan-Nya:
4.2. Pandangan Al-Ghazali tentang Ma’rifat
Menurut Al-Ghazali,
ma’rifat adalah mengetahui rahasia Allah dan mengetahui peraturan-peraturan
Tuhan tentang segala yang ada, alat untuk memperoleh ma’rifat bersandar pada
sir-qolb dan roh. Pada saat sir, qalb dan roh yang telah suci dan kosong itu
dilimpahi cahaya Tuhan dan dapat mengetahui rahasia-rahasia Tuhan, kelak
keduanya akan mengalami iluminasi (kasyf) dari Allah dengan menurunkan
cahayanya kepada sang sufi sehingga yang dilihatnya hanyalah Allah, di sini
sampailah ia ke tingkat ma’rifat.
4.3. PandanganAl-Ghazalitentang-As-As’adah
Menurut Al-Ghazali, kelezatan dan kebahagiaan yang
paling tinggi adalah melihat Allah (ru’yatullah) di dalam kitab Kimiya
As-Sa’adah, ia menjelaskan bahwa As-Sa’adah (kebahagiaan) itu sesuai dengan
watak (tabiat). Sedangkan watak sesuatu itu sesuai dengan ciptaannya; nikmatnya
mata terletak pada ketika melihat gambar yang bagus dan indah, nikmatnya
telinga terletak ketika mendengar suara merdu.
5. Al Ma’tifat menurut Dzun Nun al Mishri
Sebagaimana diketahui bahwa Dzun Nun al Mishri
adalah pelopor paham al Ma’rifat. Walaupun paham ma’rifat sudah dikenal
di kalangan sufi, tetapi Dzun Nun al Mishri-lah yang lebih menekankan paham ini
dalam tasawuf. Penilaian ini tidaklah berlebihan karena berdasarkan riwayat al
Qathfi dan al Mas’udi yang kemudian dianalisis oleh Nicholson dan Abd.Qadir
dalam Falsafah ash Shufiah fi al Islam disimpulkan bahwa Dzun Nun al Mishri
berhasil memperkenalkan corak baru tentang al Ma’rifat dalam bidang sufisme
Islam. Keberhasilan itu ditandai dengan :
1. Dzun Nun al Mishri membedakan antara al ma’rifat sufiah yaitu melaksanakan kegiatan sufi menggunakan pendekatan qalb atau hati dan ma’rifat aqliah yaitu menggunakan pendekatan akal.
2. Al Ma’rifat menurut Dzun Nun al Mishri sebenarnya adalah musyahadah al qalbiyah sebab ma’rifat merupakan fitrah dalam hati manusia sejak zaman azali.
3. Teori-teori al ma’rifat Dzun Nun al Mishri menyerupai gnosisme ala Neo-Platonik. Teori ini dianggap sebagai jembatan teori-teori wahdat ash shuhud dan ittihad.Oleh karena itu dialah orang yang pertama mamasukkan unsur falsafah ke dalam tasawuf.
1. Dzun Nun al Mishri membedakan antara al ma’rifat sufiah yaitu melaksanakan kegiatan sufi menggunakan pendekatan qalb atau hati dan ma’rifat aqliah yaitu menggunakan pendekatan akal.
2. Al Ma’rifat menurut Dzun Nun al Mishri sebenarnya adalah musyahadah al qalbiyah sebab ma’rifat merupakan fitrah dalam hati manusia sejak zaman azali.
3. Teori-teori al ma’rifat Dzun Nun al Mishri menyerupai gnosisme ala Neo-Platonik. Teori ini dianggap sebagai jembatan teori-teori wahdat ash shuhud dan ittihad.Oleh karena itu dialah orang yang pertama mamasukkan unsur falsafah ke dalam tasawuf.
6. Ajaran - Ajaran
Tasawuf Al - Qusyairi
Jelas Tampak akan
bagaimana Al-Qusyairi cenderung mengembalikan tasawuf KE differences Landasan
Doktrin akhlu sunnah SEBAGAI pernyataannya:
"Ketahuilah!Para tokoh Aliran membina
Prinsip-Prinsip tasawuf differences Landasan tauhid yang Benar.Sehingga Doktrin
mereka terpelihara Dari penyimpangan, selain ITU mereka Lebih Dekat DENGAN
tauhid kaum salaf maupun ahlu sunah Yang tak tertandingi Dan tak Mengenal
macet, merekapun industri tahu hak Yang lama Dan Bisa mewujudkan Sifat Sesuatu
Yang diadakan Dan ketidakadaannya.Al-Junaidi mengatakan bahwa tauhid pemisal
HAL Yang lama DENGAN HAL Yang baru.Landasan Doktrin merekapun didasarkan PADA
dalil Dan Bukti Yang KUAT Serta perjudian.Abu Muhammad Al-Jariri mengatakan
bahwa Barang siapa TIDAK mendasarkan ilmu tauhid PADA salah Satu pengokohnya,
niscaya kakinya tergelincir KE hearts Jurang kehancuran
Mengembalikan Tasawuf KE Landasan Ahlussunnah
Apabila al-Risalah al-Qusyairiyyah karya
al-Qusyairi dikaji SECARA Mendalam, akan Tampak Jelas bagaimana al-Qusyairi
cenderung mengembalikan tasawuf PADA Landasan Doktrin ahlus sunnah. SECARA
implisit hearts ungkapannya al-Qusyairi terkandung penolakan Terhadap para sufi
syathahi, Yang mengucapkan Ungkapan-Ungkapan Penuh Kesan terjadinya perpaduan
ANTARA Sifat-Sifat Ketuhanan DENGAN Sifat-Sifat Kemanusiaan. pernyataan inisial
JUGA terkandung hearts perkataannya berikut ini Label,
"Sesungguhnya Seorang hamba TIDAK boleh
menyandang Sifat-Sifat Allah sebagaimana anggapan sebagian sufi bahwa Seorang
hamba Bisa Menjadi Kekal sebagaimana kekalnya Allah, Bisa mendengar sebagaimana
pendegaran Allah Serta Bisa Melihat hal sebagaimana penglihatan Allah. Suami
Sudah Keluar Dari Agama dan menanggalkan islam Serta bid'ah Yang LEBIH buruk
daripada ucapan orang-orangutan Nashrani bahwa kalimat qadimah bersatu DENGAN
Isa ".
7 .Konsep-Konsep Tasawuf Syekh Yusuf
al-Makassari
Akidah yang benar,
menurut pandangan Syekh Yusuf adalah akidah yang berdasarkan kepada ittiba’
al-Rasûl. Artinya apa yang patut diyakini oleh hamba terhadap Allah adalah
sebagaimana yang telah termaktub dalam al-Quran dan al-Sunnah. Keimanan kepada
Allah, malaikat-Nya, kitab suci-Nya, rasul-rasul-Nya, hari qiyamat dan qada dan
qadar-Nya, mestilah didasarkan kepada kedua rujukan dasar tersebut.Selain
al-Quran dan al-Sunnah, tiada jalan untuk menjadikannya sebagai landasan aqidah
yang benar.[8]
Dalam risalah
al-Futuhat al-Ilahiyyah, Syekh Yusuf memperincikan rukun tasawuf kepada
sepuluh perkara, yaitu:
Pertama :tahrid
al-Tauhid, yang bermaksud memurnikan ketauhidan kepada Allah, dengan
memahami makna keesaan Allah mengikuti kandunagn surat al-Ikhlas. Di samping
itu, dalam meyakini keesaan Allah, mesti dijauhi dari sifat tasybîh dan tajsîm.
Kedua :Faham
al-Sima’i, yang bermaksud memahami tata cara menyimak petunjuk dan
bimbingan Syekh mursyid dalam menjalani pendekatan diri kapada Allah yang
menuju pada tuntutan Islam yang benar.
Ketiga :Husn
al-‘Ishra, yang bermaksud memperbaiki hubungan silaturrahim dalam pergaulan
(muasarah).
Keempat :Ithar
al-Ithar, yang bermaksud mendahulukan kepentingan orang lain daripada
kepentingan diri sendiri demi mewujudkan persaudaraan yang kukuh.
Kelima :Tark
al-Ikhtiyar, yaitu bermaksud berserah diri kepada Allah tanpa i’timad
kepada ikhtiar sendiri.
Keenam :Sur’at
al-Wujd, yang bermaksud memahami secara pantas suara hati nurani (wujudan)
yang seiring kehendak al-Haq (Allah).
Ketujuh :al-Kahf
‘an al-Khawâtir, yang bermaksud mampu membedakan yang benar dan yang salah.
Kedelapan :Kathrat
al-Safar, yang bermaksud melakukan perjalanan untuk mengambil i’tibar dan
melatih ketahanan jiwa.
Kesembilan :Tark
al-Iktisab, yang bermaksud tidak mengandalkan usahanya sendiri, akan tetapi
ia lebih bertawakal kepada Allah Yang Maha Kuasa setelah ia berusaha.
Kesepuluh :Tahrîm
al-Iddihâr, yang bermaksud tidak mengandalkan pada amal yang telah
dilakukannya melainkan tumpuan harapannya hanyalah kepada Allah.[9]
7.1.Karamah, Mu’jizat dan Istidraj.
Tentang karamah dan mu’jizat atau hal-hal yang
luar biasa yang terjadi atas diri hamba (orang awam) dinamakan istidraj
bukan keramah; apabila terjadi atas diri seorang saleh yang melaksanakan
syariat berlebih-lebih, maka dinamakanlah karamah sebagai karunia dari Allah
dan bila terjadi atas diri seorang nabi, dinamakan mu’jizat, akan tetapi bila
terjadi sebelum kenabian dinamakan irhas.
7.2. Al-Insan al-Kamil
Manusia sempurna
menurut Syekh Yusuf adalah manusia yang mengenal Allah dan sampai ke maqammakrifat,
bukanlah manusia biasa atau binatang yang berbentuk manusia. Manusia sempurna
yang ingat pada Allah dalam segala urusannya kapanpun dan di manapun ia berada,
segala kehendaknya untuk Allah dan selalu disisi-Nya. Manusia sempurna itulah
yang dipilih Tuhan untuk menampakkan diri-Nya, lalu diberikan-Nya berbagai
macam sifat-Nya kepada manusia tersebut, seolah-olah hamba tersebut setelah
berakhlak dengan akhlakullah, menjadi Dia dan menjadi Khalifah-Nya di bumi dan
menyerupai-Nya, karena Allah telah menciptakan Adam untuk menjadikannya
khalifatullah di bumi. Manusia macam inilah yang menjadi rahasia-Nya.[35]
8.MENITI AJARAN SYEH ABDUL QADIR JAILANI
إنما المؤمنون الذين إذا ذكر الله وجلت قلوبهم وإذا تليت عليهم ءاياته زادتهم إيمانا وعلى ربهم يتوكلون (سورة الأنفال: 2)
Artinya: "Sesungguhnya orang-orangutan Yang beriman ITU Adalah mereka Yang apabila disebut Nama Allah gemetarlah hati mereka, Dan apabila dibacakan Kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) Dan Kepada Rabblah mereka bertawakkal, (QS al-Anfaal. : 2)
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani Adalah tokoh sufi Yang mempunyai Pengikut Dan pengaruh gede di halaman WordPress Islam. Ia dikenal SEBAGAI Penguasa para wali (Shulthan al-Auliya ') Dan pemuka para sufi (Imam al-Ashfiya'). Jamaah sufi Yang dinisbatkan kepadanya (Qadiriyah) tarekat merupakan Yang memucat tua usianya Dan memucat Luas daerah adalah penyebarannya. Ia Seorang tokoh muslim spiritual yang Benar-Benar menghidupkan Islam ruh Yang sejati, sehingga besarbesaran mendapat predikat Muhyi ad-din (penghidup agama). KARENA itulah Ibnu Taimiyyah PERNAH memuji manhaj al-Jailani akidahnya.
إنما المؤمنون الذين إذا ذكر الله وجلت قلوبهم وإذا تليت عليهم ءاياته زادتهم إيمانا وعلى ربهم يتوكلون (سورة الأنفال: 2)
Artinya: "Sesungguhnya orang-orangutan Yang beriman ITU Adalah mereka Yang apabila disebut Nama Allah gemetarlah hati mereka, Dan apabila dibacakan Kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) Dan Kepada Rabblah mereka bertawakkal, (QS al-Anfaal. : 2)
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani Adalah tokoh sufi Yang mempunyai Pengikut Dan pengaruh gede di halaman WordPress Islam. Ia dikenal SEBAGAI Penguasa para wali (Shulthan al-Auliya ') Dan pemuka para sufi (Imam al-Ashfiya'). Jamaah sufi Yang dinisbatkan kepadanya (Qadiriyah) tarekat merupakan Yang memucat tua usianya Dan memucat Luas daerah adalah penyebarannya. Ia Seorang tokoh muslim spiritual yang Benar-Benar menghidupkan Islam ruh Yang sejati, sehingga besarbesaran mendapat predikat Muhyi ad-din (penghidup agama). KARENA itulah Ibnu Taimiyyah PERNAH memuji manhaj al-Jailani akidahnya.
Salah Satu tokoh Yang
dihadirkan hearts buku Suami Adalah Syekh Abdul Qadir al Jailani, Seorang tokoh
Sufi Dan ulama tasawuf asal gede Jailan, Iran. Beliau merupakan pendiri Dan
penyebar shalat Satu tarekat Terbesar di Dunia, Yaitu Tarekat Qodiriyah.
Muhammad Hasan
Al-Homshi, bernyanyi Penulis, Cukup Banyak memaparkan TENTANG inti Ajaran Syekh
Abdul Qadir. Ajaran beliau berangkat Dari kegelisahannya Melihat hal Umat Islam
Yang Senantiasa shalat melakukan, puasa, haji Dan Pergi, TAPI Semakin JAUH Dari
luhur Nilai-Nilai Islam. ITU Untuk, Syekh Abdul Qadir menyimpulkan bahwa
permasalahannya berasal Dari hearts Diri Manusia.
Syekh Abdul Qadir
JUGA mengkritik praktik Islam warisan.Bagaimana pun, berislam TIDAK Bisa TIMAH
melalui warisan Dan simbol-simbol Fisik seperti bersarung Lengkap DENGAN baju
Koko Dan kopiah."Beragama Islam artinya memasrahkan dirimu (lahir
bathin-) Kepada Allah, Dan menyerahkan kalbumu Semata-mata ditunjukan
kepada-Nya," Begitulah sabda Rasulullah Yang mengilhami Syekh Abdul
Qadir.
Untuk ITU, ADA 2 HAL
Yang melandasi inti Ajaran Tarekah Qadiriyah, Yaitu:
- Berserah Diri (lahir bathin-) Kepada Allah. Seorang wajib muslim menyerahkan Segala HAL Kepada Allah, mematuhi Perintah-Nya, menjauhi larangan-Dan Nya.
- Mengingat Dan menghadirkan Allah hearts kalbunya.
Caranya, Dengan Menyebut Asma Allah hearts SETIAP Detak-nafasnya.
Bagaimana pun, Dzikrullah Adalah Suatu Perbuatan Yang Mampu menghalau
karat lupa Kepada Allah, menggerakan keikhlasan jiwa, Dan menghadirkan
Manusia Duduk bertafakur SEBAGAI hamba Allah. Hal inisial merujuk PADA
hadist Riwayat Ibnu Abid Dunya Dari Abdullah bin Umar berikut:
Sebenarnya SETIAP Sesuatu ADA pembersihnya, Dan bahwa pembersih hati Manusia Adalah berdzikir, Menyebut Asma Allah, Dan tiadalah Sesuatu Yang LEBIH menyelamatkan Dari siksa Allah kecuali Dzikrullah.
8.1..Pemurnian Tauhid ?
Kondisi sosial politik PADA masa al-Jailani ditandai DENGAN kekacauan Pemerintah Dan kerusakan Umat.Di mana-mana kemunafikan Muncul, khurafat, bid'ah Dan.KARENA itulah, al-Jailani Sangat Lantang menyeru PADA pemurnian tauhid Dan menganggap remeh selain Allah.Ia pun SECARA tegas mengkritik para pembesar Kerajaan, termasuk orang-orangutan gila harta. Dalam HAL Suami, Berkata besarbesaran:
"Kamu bersandar Kepada dirimu Dan Semua Makhluk, PADA harta kekayaanmu, Penguasa negerimu, SETIAP orangutan Yang kamu sandari Adalah Rusak. Dan SETIAP orangutan Yang kamu lihat hearts keadaan bahagia Dan Sengsara JUGA akan Rusak. Wahai hati yang mati! Wahai orangutan Yang musyrik! Wahai para penyembah berhala, penyembah Kehidupan Dan harta, Pengabdi para sultan Kerajaan! Ketahuilah, mereka ITU ditutupi Diposkan Allah Azza wa Jalla. Barang siapa menganggap bahwa bahagia Dan nestapa ITU Dari selain Allah, Maka mereka Bukan hamba-Nya ".
Kondisi sosial politik PADA masa al-Jailani ditandai DENGAN kekacauan Pemerintah Dan kerusakan Umat.Di mana-mana kemunafikan Muncul, khurafat, bid'ah Dan.KARENA itulah, al-Jailani Sangat Lantang menyeru PADA pemurnian tauhid Dan menganggap remeh selain Allah.Ia pun SECARA tegas mengkritik para pembesar Kerajaan, termasuk orang-orangutan gila harta. Dalam HAL Suami, Berkata besarbesaran:
"Kamu bersandar Kepada dirimu Dan Semua Makhluk, PADA harta kekayaanmu, Penguasa negerimu, SETIAP orangutan Yang kamu sandari Adalah Rusak. Dan SETIAP orangutan Yang kamu lihat hearts keadaan bahagia Dan Sengsara JUGA akan Rusak. Wahai hati yang mati! Wahai orangutan Yang musyrik! Wahai para penyembah berhala, penyembah Kehidupan Dan harta, Pengabdi para sultan Kerajaan! Ketahuilah, mereka ITU ditutupi Diposkan Allah Azza wa Jalla. Barang siapa menganggap bahwa bahagia Dan nestapa ITU Dari selain Allah, Maka mereka Bukan hamba-Nya ".
8.2.Tasawufnya al-Jailani
Tasawuf Sering disebut SEBAGAI misitsisme hearts Islam (Mysticim Islam) Diposkan orientalis. Terdapat BERBAGAI kemungkinan Mengenai asal-usul Istilah tasawuf inisial. (1) Ada Yang mengatakan berasal Dari kata Suffah, nāma Suatu Ruang Dekat masjid Madinah, Nabi Muhammad Tempat melihat memberikan Pelajaran Kepada para sahabatnya seperti Abu Darda, Abu Hurairah, Abu Dzar al-Ghifari Dan Lain sebagainya. (2) Ada JUGA Yang mengatakan berasal Dari kata suf Yang Berarti bulu domba, Yang umumnya Menjadi Bahan pakaian orang-orangutan sufi Dari Siria. (3) Lainnya mengatakan, besarbesaran berasal Dari kata shaafiy Yang Berarti suci, artinya Seorang sufi Adalah orangutan Yang disucikan melalui ibadah latihan-latihan. (4) Selain ITU ADA Yang beranggapan Dari kata sophos, kata yunani Yang Berarti hikmah.
Adapun Menurut al-Jailani, tasawuf diambil Dari kata "ash-shafa" Yang bermakna suci. Hati disucikan DENGAN MAKANAN Yang halal, with berma'rifat SECARA Sungguh-Sungguh Dan Benar Kepada Allah. Seorang sufi yang Benar di hearts tasawufnya akan mensucikan Hatinya Dari Segala Sesuatu selain Allah. Ia TIDAK menjelekkan baju, Wajah menguningkan, Dan Lain-lain DENGAN Maksud menghinakan Diri PADA halaman WordPress. Tetapi akan, Seorang sufi akan Datang DENGAN kejujurannya hearts mengharap Allah, with zuhudnya Terhadap Dunia, with mengeluarkan Makhluk Dari hearts Hatinya, Dan DENGAN mengosongkan Diri Dari Segala Sesuatu selain Allah Dari.
Huruf kedua Adalah "shad" Yang Berarti "shafa" Yang Berarti Bersih Dan bening.Makna shafa 'disini JUGA meliputi doa macam shafa', yakni shafa 'al-qalb Dan shafa as-sirr. Maksud Dari shafa 'al-qalb Adalah membersihkan hati Dari Sifat-Sifat manusiawi Yang Kotor Dan kenikmatan halaman WordPress, seperti Banyak Makan Dan air minum, Banyak Tidur, Banyak Bicara Yang TIDAK berguna, Cinta harta, Dan Lain Lain. Untuk membersihkan hati Dari Yang demikian ITU, Caranya Adalah DENGAN memperbanyak dzikir Kepada Allah DENGAN Suara jahr (keras) Sampai PADA Tingkatan Takut. Sesuai DENGAN firman Allah:
إنما المؤمنون الذين إذا ذكر الله وجلت قلوبهم وإذا تليت عليهم ءاياته زادتهم إيمانا وعلى ربهم يتوكلون (سورة الأنفال: 2)
Artinya: "Sesungguhnya orang-orangutan Yang beriman ITU Adalah mereka Yang apabila disebut Nama Allah gemetarlah hati mereka, Dan apabila dibacakan Kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) Dan Kepada Rabblah mereka bertawakkal, (QS al-Anfaal. : 2)
Sedangkan Maksud Dari shafa as-sirr Adalah Mencintai Allah Dan menjauhi Segala Sesuatu selain Allah swt DENGAN Cara Senantiasa melantunkan asma 'Allah melalui lisannya SECARA sirr. Apabila keduanya Telah dilaksanakan DENGAN Sempurna Maka, sempurnalah maqam Huruf 'shad' Suami.
Huruf Ketiga Adalah 'waw' Yang bermakna wilâyah.Yaitu keadaan suci Dan hening Yang ADA PADA jiwa kekasih Allah. Keadaan Suami tergantung PADA Kesucian Seseorang Yang tercermin hearts QS. Yunus ayat 62 Dan 64:
ألآ إن أوليآء الله لاخوف عليهم ولاهم يحزنون (سورة يونس: 62)
Artinya: ". Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah ITU, TIDAK ADA kekhawatiran Terhadap mereka Dan TIDAK (pula) mereka Bersedih hati" (. QS Yunus: 62)
لهم البشرى في الحياة الدنيا وفي الأخرة لاتبديل لكلمات الله ذلك هو الفوز العظيم (سورة يونس: 64)
Artinya: "Bagi mereka berita Gembira di hearts Kehidupan di Dunia Dan (hearts Kehidupan) di akhirat. TIDAK ADA perobahan Bagi kalimat-kalimat (Janji-Janji) Allah. . Yang demikian ITU Adalah Kemenangan Yang gede "(. QS Yunus: 64)
Orang Yang Sampai PADA Tahapan Suami, Kesadaran get dan cinta sepenuhnya Dari Allah, sehingga akhlaknya Adalah akhlakNya.Dan Segala Tindak menumbuhkan tanduknya bersesuaian DENGAN kehendakNya. Sebagaimana hadits qudsi hearts, Allah Berkata: "... Jika Aku Sudah mencintainya, Aku Menjadi penglihatan, pendengaran, serbi, Dan penolong baginya ..."
Huruf Yang terakhir di Adalah 'fa' Yang melambangkan fana 'di hearts kebesaran Allah, Yaitu pengosongan Dan penghapusan Segala macam Sifat-Sifat Manusia DENGAN menyatakan Keabadian Sifat-Sifat Allah.Terlepas Diri Dari Makhluk Dan kedirianya Serta Sesuai DENGAN kehendak-Nya. Jika Sudah demikian, Maka ke-fana'-an abadi Manusia akan (baqa ') Bersama Tuhannya Dan keridhaan-Nya.
Tasawuf Sering disebut SEBAGAI misitsisme hearts Islam (Mysticim Islam) Diposkan orientalis. Terdapat BERBAGAI kemungkinan Mengenai asal-usul Istilah tasawuf inisial. (1) Ada Yang mengatakan berasal Dari kata Suffah, nāma Suatu Ruang Dekat masjid Madinah, Nabi Muhammad Tempat melihat memberikan Pelajaran Kepada para sahabatnya seperti Abu Darda, Abu Hurairah, Abu Dzar al-Ghifari Dan Lain sebagainya. (2) Ada JUGA Yang mengatakan berasal Dari kata suf Yang Berarti bulu domba, Yang umumnya Menjadi Bahan pakaian orang-orangutan sufi Dari Siria. (3) Lainnya mengatakan, besarbesaran berasal Dari kata shaafiy Yang Berarti suci, artinya Seorang sufi Adalah orangutan Yang disucikan melalui ibadah latihan-latihan. (4) Selain ITU ADA Yang beranggapan Dari kata sophos, kata yunani Yang Berarti hikmah.
Adapun Menurut al-Jailani, tasawuf diambil Dari kata "ash-shafa" Yang bermakna suci. Hati disucikan DENGAN MAKANAN Yang halal, with berma'rifat SECARA Sungguh-Sungguh Dan Benar Kepada Allah. Seorang sufi yang Benar di hearts tasawufnya akan mensucikan Hatinya Dari Segala Sesuatu selain Allah. Ia TIDAK menjelekkan baju, Wajah menguningkan, Dan Lain-lain DENGAN Maksud menghinakan Diri PADA halaman WordPress. Tetapi akan, Seorang sufi akan Datang DENGAN kejujurannya hearts mengharap Allah, with zuhudnya Terhadap Dunia, with mengeluarkan Makhluk Dari hearts Hatinya, Dan DENGAN mengosongkan Diri Dari Segala Sesuatu selain Allah Dari.
Huruf kedua Adalah "shad" Yang Berarti "shafa" Yang Berarti Bersih Dan bening.Makna shafa 'disini JUGA meliputi doa macam shafa', yakni shafa 'al-qalb Dan shafa as-sirr. Maksud Dari shafa 'al-qalb Adalah membersihkan hati Dari Sifat-Sifat manusiawi Yang Kotor Dan kenikmatan halaman WordPress, seperti Banyak Makan Dan air minum, Banyak Tidur, Banyak Bicara Yang TIDAK berguna, Cinta harta, Dan Lain Lain. Untuk membersihkan hati Dari Yang demikian ITU, Caranya Adalah DENGAN memperbanyak dzikir Kepada Allah DENGAN Suara jahr (keras) Sampai PADA Tingkatan Takut. Sesuai DENGAN firman Allah:
إنما المؤمنون الذين إذا ذكر الله وجلت قلوبهم وإذا تليت عليهم ءاياته زادتهم إيمانا وعلى ربهم يتوكلون (سورة الأنفال: 2)
Artinya: "Sesungguhnya orang-orangutan Yang beriman ITU Adalah mereka Yang apabila disebut Nama Allah gemetarlah hati mereka, Dan apabila dibacakan Kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) Dan Kepada Rabblah mereka bertawakkal, (QS al-Anfaal. : 2)
Sedangkan Maksud Dari shafa as-sirr Adalah Mencintai Allah Dan menjauhi Segala Sesuatu selain Allah swt DENGAN Cara Senantiasa melantunkan asma 'Allah melalui lisannya SECARA sirr. Apabila keduanya Telah dilaksanakan DENGAN Sempurna Maka, sempurnalah maqam Huruf 'shad' Suami.
Huruf Ketiga Adalah 'waw' Yang bermakna wilâyah.Yaitu keadaan suci Dan hening Yang ADA PADA jiwa kekasih Allah. Keadaan Suami tergantung PADA Kesucian Seseorang Yang tercermin hearts QS. Yunus ayat 62 Dan 64:
ألآ إن أوليآء الله لاخوف عليهم ولاهم يحزنون (سورة يونس: 62)
Artinya: ". Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah ITU, TIDAK ADA kekhawatiran Terhadap mereka Dan TIDAK (pula) mereka Bersedih hati" (. QS Yunus: 62)
لهم البشرى في الحياة الدنيا وفي الأخرة لاتبديل لكلمات الله ذلك هو الفوز العظيم (سورة يونس: 64)
Artinya: "Bagi mereka berita Gembira di hearts Kehidupan di Dunia Dan (hearts Kehidupan) di akhirat. TIDAK ADA perobahan Bagi kalimat-kalimat (Janji-Janji) Allah. . Yang demikian ITU Adalah Kemenangan Yang gede "(. QS Yunus: 64)
Orang Yang Sampai PADA Tahapan Suami, Kesadaran get dan cinta sepenuhnya Dari Allah, sehingga akhlaknya Adalah akhlakNya.Dan Segala Tindak menumbuhkan tanduknya bersesuaian DENGAN kehendakNya. Sebagaimana hadits qudsi hearts, Allah Berkata: "... Jika Aku Sudah mencintainya, Aku Menjadi penglihatan, pendengaran, serbi, Dan penolong baginya ..."
Huruf Yang terakhir di Adalah 'fa' Yang melambangkan fana 'di hearts kebesaran Allah, Yaitu pengosongan Dan penghapusan Segala macam Sifat-Sifat Manusia DENGAN menyatakan Keabadian Sifat-Sifat Allah.Terlepas Diri Dari Makhluk Dan kedirianya Serta Sesuai DENGAN kehendak-Nya. Jika Sudah demikian, Maka ke-fana'-an abadi Manusia akan (baqa ') Bersama Tuhannya Dan keridhaan-Nya.
8.3. Mencapai Keridhaan Allah swt
Menurut Sulthanul
Auliya, Terdapat 7 Prinsip Dasar Bagi salik menggapai keridhoan Allah, yakni:
1. mujahadah
Allah SWT berfirman ,, "Orang-orangutan yag berjihad (Mencari keridhaan) Kami, Benar-Benar akan Kami Tunjukan Kepada mereka jalan-jalan Kami," (Al-Ankabut [29]: 69).
Imam Juneid Al-Baghdadi mengatakan, "Aku mendengar As-Sari As-Saqathi Berkata, 'Wahai Anak Muda! Bekerja keraslah SEBELUM Kalian mencapai Usia sepertiku Yang Lemah Dan Tak Bisa melakukan amal SECARA optimal. ' Hal inisial dikatakan beliau Penghasilan kena pajak Melihat hal TIDAK ADA Anak-anak muda Yang gigih Beribadah seperti Dirinya. "
Ibrahim bin Adham menjelaskan bahwa Seseorang TIDAK akan mencapai derajat orang-orangutan Yang Shaleh Hingga besarbesaran melawati Enam perkara: 1) Menutup Pintu nikmat Dan Membuka Pintu kesusahan; 2) Menutup Pintu Kemuliaan Dan Membuka Pintu kehinaan; 3) Menutup Pintu istirahat Dan Membuka Pintu kerja keras; 4) Menutup Pintu Tidur Dan Membuka Pintu begadang; 5) Menutup Pintu Kekayaan Dan Membuka Pintu Kemiskinan; 6) Menutup Pintu harapan Dan Membuka Pintu Persiapan Menyambut Kematian.
Allah SWT berfirman ,, "Orang-orangutan yag berjihad (Mencari keridhaan) Kami, Benar-Benar akan Kami Tunjukan Kepada mereka jalan-jalan Kami," (Al-Ankabut [29]: 69).
Imam Juneid Al-Baghdadi mengatakan, "Aku mendengar As-Sari As-Saqathi Berkata, 'Wahai Anak Muda! Bekerja keraslah SEBELUM Kalian mencapai Usia sepertiku Yang Lemah Dan Tak Bisa melakukan amal SECARA optimal. ' Hal inisial dikatakan beliau Penghasilan kena pajak Melihat hal TIDAK ADA Anak-anak muda Yang gigih Beribadah seperti Dirinya. "
Ibrahim bin Adham menjelaskan bahwa Seseorang TIDAK akan mencapai derajat orang-orangutan Yang Shaleh Hingga besarbesaran melawati Enam perkara: 1) Menutup Pintu nikmat Dan Membuka Pintu kesusahan; 2) Menutup Pintu Kemuliaan Dan Membuka Pintu kehinaan; 3) Menutup Pintu istirahat Dan Membuka Pintu kerja keras; 4) Menutup Pintu Tidur Dan Membuka Pintu begadang; 5) Menutup Pintu Kekayaan Dan Membuka Pintu Kemiskinan; 6) Menutup Pintu harapan Dan Membuka Pintu Persiapan Menyambut Kematian.
2. Tawakal
Allah SWT berfirman, "Barang siapa Yang bertawakal Kepada Allah niscaya Allah akan mencukupi keperluannya (QS Ath Thalaq-[65]: 3). Hanya Kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu Benar-Benar orangutan Yang beriman, "(QS Al-Maidah [5]: 23)
Anas bin Malik ra meriwayatkan, Seorang laki-laki menemui Rasulullah SAW DENGAN mengendarai Seekor unta. Ia bertanya, "Wahai Rasulullah, bolehkah aku membiarkan untaku Tanpa diikat, Lalu aku bertawakal?" Beliau Menjawab, "Ikat dulu untamu! Lalu bertawakal! "
Allah SWT berfirman, "Barang siapa Yang bertawakal Kepada Allah niscaya Allah akan mencukupi keperluannya (QS Ath Thalaq-[65]: 3). Hanya Kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu Benar-Benar orangutan Yang beriman, "(QS Al-Maidah [5]: 23)
Anas bin Malik ra meriwayatkan, Seorang laki-laki menemui Rasulullah SAW DENGAN mengendarai Seekor unta. Ia bertanya, "Wahai Rasulullah, bolehkah aku membiarkan untaku Tanpa diikat, Lalu aku bertawakal?" Beliau Menjawab, "Ikat dulu untamu! Lalu bertawakal! "
3. Akhlak
Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu Benar-Benar berakhlak agung," (Al-Qalam [68]: 4). Anas bin Malik ra. Berkata bahwa Rasullah Saw.PERNAH ditanya TENTANG orangutan mukmin Yang imannya pagar Utama. Beliau Menjawab, "Yang memucat Baik akhlaknya."
Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu Benar-Benar berakhlak agung," (Al-Qalam [68]: 4). Anas bin Malik ra. Berkata bahwa Rasullah Saw.PERNAH ditanya TENTANG orangutan mukmin Yang imannya pagar Utama. Beliau Menjawab, "Yang memucat Baik akhlaknya."
4. Syukur
Allah berfirman, "Sesungguhnya jika kamu Bersyukur, Pasti Kami Menambah akan (nikmat) mu," (Ibrahim [14]: 7). * Menurut Ahli hakikat, syukur Adalah mengakui nikmat Yang diberikan Diposkan Pemberi nikmat SECARA Khusus. Allah Menyebut Dirinya SEBAGAI "Yang Maha Mensyukuri" (al-Syakur) hearts arti Yang meluas. Maksudnya, dia akan membalas para hamba differences syukur mereka.
Allah berfirman, "Sesungguhnya jika kamu Bersyukur, Pasti Kami Menambah akan (nikmat) mu," (Ibrahim [14]: 7). * Menurut Ahli hakikat, syukur Adalah mengakui nikmat Yang diberikan Diposkan Pemberi nikmat SECARA Khusus. Allah Menyebut Dirinya SEBAGAI "Yang Maha Mensyukuri" (al-Syakur) hearts arti Yang meluas. Maksudnya, dia akan membalas para hamba differences syukur mereka.
5. Sabar
Allah berfirman, "Bersabarlah (hai Muhammad) Dan tiadalah kesabaranmu ITU melainkan DENGAN pertolongan Allah," (An-Nahl [16]: 127). Aisyah ra meriwayatkan, Nabi Saw. bersabda, "Sabar Yang Sesungguhnya Adalah sabar ketika Menghadapi guncangan Yang Pertama." Seorang laki-laki mengadu Kepada Rasulullah Saw, "Wahai Rasulullah, hartaku Telah Habis Dan tubuhku digerogoti penyakit." Nabi Saw. menukas, "TIDAK ADA PADA Kebaikan hamba Yang TIDAK Kehilangan hartanya Dan TIDAK sakit tubuhnya. Sesungguhnya jika Allah SWT.Mencintai Seorang hamba, Maka Dia timpakan cobaan kepadanya. Jika Dia menimpakan cobaan kepadanya Maka Dia akan membuatnya Bersabar. "
Allah berfirman, "Bersabarlah (hai Muhammad) Dan tiadalah kesabaranmu ITU melainkan DENGAN pertolongan Allah," (An-Nahl [16]: 127). Aisyah ra meriwayatkan, Nabi Saw. bersabda, "Sabar Yang Sesungguhnya Adalah sabar ketika Menghadapi guncangan Yang Pertama." Seorang laki-laki mengadu Kepada Rasulullah Saw, "Wahai Rasulullah, hartaku Telah Habis Dan tubuhku digerogoti penyakit." Nabi Saw. menukas, "TIDAK ADA PADA Kebaikan hamba Yang TIDAK Kehilangan hartanya Dan TIDAK sakit tubuhnya. Sesungguhnya jika Allah SWT.Mencintai Seorang hamba, Maka Dia timpakan cobaan kepadanya. Jika Dia menimpakan cobaan kepadanya Maka Dia akan membuatnya Bersabar. "
Sabar ADA Tiga macam,
1) Sabar KARENA Allah, yakni sabar menjalankan Perintah-Nya Dan menjauhi
larangan-Nya. 2) Sabar Bersama Allah, yakni sabar menerim qadha Dan Skenario
Allah PADA dirimu Berupa cobaan Dan kesulitan. 3) Sabar differences Allah,
yakni Bersabar menanti APA Yang dijanjikan Allah Berupa rezeki, bebas Dari
masalah, kecukupan, pertolongan, Dan ganjaran di akhirat.
6. Ridha
Allah berfirman, "Allah meridai mereka Dan mereka pun meridai Allah," (Al-Maidah [5]: 119). Rasulullah bersabda, "(Manis) rasa keimanan Hanya Bisa dicicipi orangutan Diposkan Yang rida Allah MENERIMA SEBAGAI Tuhan."Allah berfirman JUGA, "Boleh Jadi kamu Membenci Sesuatu, padahal besarbesaran amat Baik Bagimu.Dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai Sesuatu, padahal besarbesaran amat buruk Bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu TIDAK mengetahui, "(Al-Baqarah [2]: 216).
Allah berfirman, "Allah meridai mereka Dan mereka pun meridai Allah," (Al-Maidah [5]: 119). Rasulullah bersabda, "(Manis) rasa keimanan Hanya Bisa dicicipi orangutan Diposkan Yang rida Allah MENERIMA SEBAGAI Tuhan."Allah berfirman JUGA, "Boleh Jadi kamu Membenci Sesuatu, padahal besarbesaran amat Baik Bagimu.Dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai Sesuatu, padahal besarbesaran amat buruk Bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu TIDAK mengetahui, "(Al-Baqarah [2]: 216).
Abu Ali Al-Daqqaq ra
mengatakan, rida bukanlah TIDAK merasakan cobaan, akan tetapi rida Sesungguhnya
Adalah TIDAK memprotes KETENTUAN Dan qadha. Apakah Seseorang Bisa mengetahui
bahwa Allah meridainya?Dia Bisa mengetahuinya.Jika Seseorang merasakan Hatinya
rida Kepada Allah Maka dia industri tahu bahwa Allah rida kepadanya.
7. Jujur (Shiddiq)
Allah berfirman, "Hai orang-orangutan Yang beriman bertakwalah Kepada Allah Dan hendaklah kamu Bersama orang-orangutan yang Benar," (At-Taubah [9]: 119). Diriwayatkan Abdullah bin Mas'ud ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Jika Seorang hamba Selalu Berkata Benar Dan Terus bergiat mengupayakan Kebenaran, Maka Allah akan menetapkannya SEBAGAI Shiddiq (orangutan Yang Selalu Berkata Benar)."
Allah berfirman, "Hai orang-orangutan Yang beriman bertakwalah Kepada Allah Dan hendaklah kamu Bersama orang-orangutan yang Benar," (At-Taubah [9]: 119). Diriwayatkan Abdullah bin Mas'ud ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Jika Seorang hamba Selalu Berkata Benar Dan Terus bergiat mengupayakan Kebenaran, Maka Allah akan menetapkannya SEBAGAI Shiddiq (orangutan Yang Selalu Berkata Benar)."
9.MENITI TASAWUF IMAM AL-JUNAYD
Abu AI-Qasim Al-Junayd bin Muhammad Al-Junayd AI-Khazzaz Al-Qawariri,
lahir sekitar tahun 210 H di Baghdad, Iraq, la berasal dari keluarga Nihawand,
keluarga pedagang di Persia, yang kemudian pindah ke Iraq. Ayahnya,
Muhammad ibn Al-Junayd. Ia adalah murid dari Sirri al-Saqati dan Haris
al-Muhasibi.[4]
Al-Junayd pertama
kali memperoleh didikan agama dari pamannya (saudara ibunya), yang bernama Sari
Al-Saqati, seorang pedagang rempah-rempah yang sehari-harinya berkeliling
menjajakan dagangannya di kota Baghdad. Pamannya ini dikenal juga sebagai
seorang sufi yang tawadhu dan luas ilmunya. Berkat kesungguhan dan kecerdasan
Al-Junayd, seluruh pelajaran agama yang diberikan pamannya mampu diserapnya
dengan baik. Dan ia meninggal tahun 297 H / 298 M.[2]dan dianggap sebagai perintis dari
tasawuf yang bercorak ortodoks.
9.1.Makna Tasawuf
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah engkau
lupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang
lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah engkau
berbuat kerusakan di bumk Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.” (Surah AI-Qashash : 77)
Akan tetapi Al-Junayd
al-Baghdadi, lebih memperinci lagi. Ia membagi definisi tasawuf ke dalam
empat bagian, yaitu:[5]
- Tasawuf adalah Mengenal Allah, sehingga hubungan antara kita dengan-Nya tiada perantara.
- Tasawuf adalah Melakukan semua akhlak yang baik menurut sunah rasul dan meninggalkan akhlak yang buruk.
- Tasawuf adalah Melepaskan hawa nafsu menurut kehendak Allah.
- Tasawuf adalah Merasa tiada memiliki apapun, juga tidak di miliki oleh sesiapa pun kecuali Allah SWT.
9.2. Konsep Zuhud
Pemahaman seperti itu
jelas kurang tepat. Sebab banyak sufi tidak mengartikan zuhud seperti itu.
Menurut Al-Junayd al-Baghdadi (210-298 H), misalnya, justru sangat tidak
menyukai sikap zuhud demikian. Menurut dia, zuhud model itu hanya akan membawa
orang, termasuk sufi, pada kondisi yang tidak menggembirakan. Padahal konsep
Zuhud adalah dimana kita tetap memiliki harta, namun tidak terlalu
mencintainya.Hal ini seperti yang dikatakan Husyain Assabuni bahwa tidak ada
zuhud itu meninggalkan harta, akan tetapi bagaimana menggantinya dengan jalan
rasa takut didalam hati dan tidak thama’.[6]
Kata Al-Junyad, “Seorang sufi tidak seharusnya
hanya berdiam diri di masjid dan berzikir saja tanpa bekerja untuk nafkahnya. Sehingga
untuk menunjang kehidupannya orang tersebut menggantungkan diri hanya pada
pemberian orang lain. Sifat-sifat seperti itu sangatlah tercela. Karena sekali
pun ia sufi, ia harus tetap bekerja keras untuk menopang kehidupannya
sehari-hari. Dimana jika sudah mendapat nafkah, diharapkan mau membelanjakannya
di jalan Allah SWT.”[7]
Selain itu, meski
Al-Junayd seorang sufi, ia tidak melulu membicarakan soal tasawuf saja, tetapi
juga berbagai masalah lain yang berhubungan dengan kemaslahatan umat Islam.
Inilah juga yang membuat Al-Junayd agak berbeda dengan para sufi pada
umumnya.
Misalnya.Al-Junayd
sangat peduli terhadap berbagai penyakit yang timbul di masyarakat.Menurut dia,
di dalam masyarakat lebih banyak ditemukan orang yang sakit jiwa ketimbang
mereka yang sakit jasmani.Itu lantaran jiwa lebih sensitif dan lebih rapuh
ketimbang fisik, sehingga jiwa lebih mudah menderita.Lebih lanjut, penyakit
jiwa ini lebih merusak jika dibandingkan dengan penyakit fisik.Sebab penyakit
tersebut lebih mudah menggerogoti jiwa dan moral manusia. Sedangkan jika jiwa
seorang sudah rusak, maka dengan mudah ia akan terseret pada berbagai perbuatan
yang menyalahi ajaran agama, yang lebih jauh akan menggiringnya masuk ke dalam
neraka.[8]
9.3.Ittihad dan Hulul
Berbicara Ittihad
yang dikembangkan oleh al-Busthami dan Hulul yang dipopulerkan oleh al-Hallaj
atau konsep cinta dan menyatu dengan Allah sangatlah menarik dalam taswwuf.
Sehingga, Radikalisme dan liberalisme tasawuf dapat kita amati dalam fenomena
ittihad dan hulul tersebut, yang keduanya memiliki kesamaan dalam menafikan
realitas konkret manusia.
Keliaran pemikiran
semacam itu dalam pandangan Junayd al-Baghdadi, tidaklah benar.Baginya, dunia
tasawuf harus tetap berpijak pada realitas konkret manusia. Pencapaian
tertinggi dalam dunia tasawuf hanyalah sampai level mahabbah dan ma’rifah.
Dengan demikian eksistensi konkret hamba (ubudiah) tetap terpisah dari
eksistensi tuhan (uluhiah). Menurut Al Junaid, syariat tetaplah penting dalam
menuju mahabbah dan ma’rifah.[9]
Ketika Al-Junayd
al-Baghdadi ditanya mengenai al-Haaq yang dilontarkan pada diri
al-Hallaj.Ia tidak mengartikan hal itu langsung kepada arti Allah SWT, Tetapi
ia mengartikan al-Haqq itu merupakan lawan dari al-Bathil.
Al-Hallaj dibunuh dijalan yang benar.[13] Artinya, kata al-Haqq yang
dikatakan oleh al-Hallaj tersebut menandakan bahwa ia adalah sesuatu yang benar
bukanlah Allah SWT. Terlepas dari itu, dapat kita lacak apakah pernyataan
al-Hallaj itu ada latar belakang dari apa yang dikatakan. Karna pada saat itu
terdapat suatu kekuasan yang besar yang mungkin kebijakannya lepas dari ajaran
agama, yang mendorong dirinya berkata demikian.
Al-Junayd al-Baghdadi
bahkan berkata, bahwa yang mengetahui Allah hanyalah Allah sendiri.
Demikian pula dengan orang yang dicintai Allah (Nabi Muhammad) yang telah
dibukakan tabir 70.000 tabir hijab, hanya tinggal satu hijab antara ia dengan-Nya.[] Hal itu dapat kita pahami dalam
perjalanan Rasulullah saat kejadian Mi’raj. Begitu halnya dengan Nabi-Nabi lain
disaat ia berhadapan dengan Allah, beliau tidak mampu melihat secara langsung.
Apalagi manusia biasa yang derajatnya jauh dari Derajat kenabian itu sendiri.
Bahakan Al-Junayd
al-Baghdadi memperlihatkan sikap cukup keras terhadap orang yang mengabaikan
syari’at. Ketika diceritakan kepadnya tentang orang yang telah mencapai
ma’rifat, kemudian ia dibebaskan oleh Allah dari amal ibadah. Ia justru berkata
bahwa orang tersebut sebenarnya berada dalam lumuran dosa dan mereka lebih
berbahya dari pada pencuri serta pembuat keonaran.
9.4.Tauhid
Sedangkan tauhid dalam Perspektif sufistik, Junaid
al-Baghdadi menyatakan bahwa:
"Tauhid Adalah HAL Yang Berhubungan DENGAN penyucian Allah Dari Sifat-Sifat Yang Baharu. Bahkan besarbesaran JUGA menafikan Dari HAL-HAL Yang DAPAT meleburnya Sesuatu yang lain ditunjukan kepada Allah. Maka tauhid * Menurut Junaid al Baghdadi-Adalah kitd mengetahui Dan meng-ikrarkan bahwa Allah ITU sejak zaman azali Sendiri, TIDAK ADA doa Beserta-Nya, Dan TIDAK ADA Sesuatu Perbuatan Yang sama DENGAN Perbuatan-Nya, Dan TIDAK ADA Yang menyerupai-Nya. Tauhid Adalah jalan untuk review Mengenal Allah (ma'rifatullah). Hal inisial didasari Diposkan Keyakinan Dan pembenaran iman, Bukan DENGAN keraguan.Pandangan inisial menunjukkan penolakan Junaid Terhadap KONSEP al-ittihad ATAU al-hulul Dan JUGA wahdat al-wujud. Ibarat Yang demikian menunjukkan bahwa besarbesaran Adalah Seorang sufi muslim Dan mukmin Yang dikenal DENGAN PAHAM wahdat asy-syuhud.
"Tauhid Adalah HAL Yang Berhubungan DENGAN penyucian Allah Dari Sifat-Sifat Yang Baharu. Bahkan besarbesaran JUGA menafikan Dari HAL-HAL Yang DAPAT meleburnya Sesuatu yang lain ditunjukan kepada Allah. Maka tauhid * Menurut Junaid al Baghdadi-Adalah kitd mengetahui Dan meng-ikrarkan bahwa Allah ITU sejak zaman azali Sendiri, TIDAK ADA doa Beserta-Nya, Dan TIDAK ADA Sesuatu Perbuatan Yang sama DENGAN Perbuatan-Nya, Dan TIDAK ADA Yang menyerupai-Nya. Tauhid Adalah jalan untuk review Mengenal Allah (ma'rifatullah). Hal inisial didasari Diposkan Keyakinan Dan pembenaran iman, Bukan DENGAN keraguan.Pandangan inisial menunjukkan penolakan Junaid Terhadap KONSEP al-ittihad ATAU al-hulul Dan JUGA wahdat al-wujud. Ibarat Yang demikian menunjukkan bahwa besarbesaran Adalah Seorang sufi muslim Dan mukmin Yang dikenal DENGAN PAHAM wahdat asy-syuhud.
9.5. Fana ‘
Pengertian tauhid SECARA khawas ATAU sufistik *
Menurut Junaid al Baghdadi-DAPAT dicapai manakala menyanyikan sufi MEMBUAT
Dirinya fana 'Terhadap Dirinya Dan Makhluk Sekitarnya, with sirnanya Perasaan
Dan gerakannya, Akibat APA Yang dia kehendaki dikendalikan Yang Maha Benar.
Dalam HAL Suami Junaid al-Baghdadi menyatakan bahwa tasawuf Berarti bahwa
"Allah akan menyebabkan Engkau mati Dari dirimu Sendiri Dan Hidup di
dalam-Nya." Peniadaan Diri Suami Diposkan Junaid disebut fana '.
9.6. Ma'rifat
Para kaum sufi
BERBEDA Pendapat TENTANG ma'rifat ITU Sendiri. Masing-masing mereka
mengemukakan pendapatnya. Mengenai pengertian ma'rifat Suami, Junaid
al-Baghdadi Berkata:
"Ma'rifat Adalah adanya kebodohan PADA dirimu dikala berkembangnya ilmu kamu." Lalu ADA Seseorang meminta kepadanya, "Ceritakanlah Kepada Kami DENGAN LEBIH Banyak Lagi.""Suatu ketika Dia SEBAGAI subyek (Yang Mengetahui), dan DI ketika yang lain Dia SEBAGAI obyek (Yang diketahui), "kata Junaid.Artinya, Sesungguhnya kamu TIDAK mengetahui-Nya KARENA dirimu, tetapi Sesungguhnya kamu mengetahui-Nya Karena Dia.
"Ma'rifat Adalah adanya kebodohan PADA dirimu dikala berkembangnya ilmu kamu." Lalu ADA Seseorang meminta kepadanya, "Ceritakanlah Kepada Kami DENGAN LEBIH Banyak Lagi.""Suatu ketika Dia SEBAGAI subyek (Yang Mengetahui), dan DI ketika yang lain Dia SEBAGAI obyek (Yang diketahui), "kata Junaid.Artinya, Sesungguhnya kamu TIDAK mengetahui-Nya KARENA dirimu, tetapi Sesungguhnya kamu mengetahui-Nya Karena Dia.
9.7. Syathahat Sufi
Junaid al-Baghdadi SEBAGAI imam kaum sufi, ketika
ditanya TENTANG syathahat sufi, besarbesaran menjelaskan: "Syathahat ITU
Adalah keadaan Seorang sufi hearts Kondisi Yang TIDAK sadarkan Diri. Dan
cenderung LEBIH diam Banyak, Tetap PADA posisinya daripada berbicara Dan
Bergerak. "Dalam HAL Suami, Seorang sufi sedang mengalami Suatu Tingkatan
Yang membatasi Dirinya DENGAN penciptanya. Dan kepribadiannya lebur KE hearts
zat Ilahi, kemudian Naik KE alam cahaya, di mana di hadapannya HAL-HAL Yang
ghaib terungkap.
Kesimpulan dari
tasawuf al-Junaidy adalah sebagai berikut:
1Adapun ciri tasawuf Al-Junayd al-Baghdadi
yaitu adanya keterkaitan antara syari’at dan hakekat yang dilandasi dengan
ajaran-ajaran dari al-Qur’an dan Hadis.
2.Aplikasi zuhud, menurut Al-Junayd al-Baghdadi,
bukanlah meninggalkan kehidupan dunia sama sekali, melainkan tidak terlalu
mementingkan kehidupan duniawi belaka.
3.Konsep Ittihad dan Hulul yang menampakkan
bahwa sufi seakan derajatnya sama dengan Allah menurut Junayd al-Baghdadi tidaklah
benar. Baginya, dunia tasawuf harus tetap berpijak pada realitas konkret
manusia. Pencapaian tertinggi dalam dunia tasawuf hanyalah sampai level
mahabbah dan ma’rifah. Dengan demikian eksistensi konkret hamba (ubudiah) tetap
terpisah dari eksistensi tuhan (uluhiah).
Footnote
[1]Syekh Yusuf Al-Makassari, al-Mafhah
al-Saylaniyyah Fi al-Minhah al-ahmaniyyah Ms.A101, Jakarta: Perpustakaan
Nasional, t. th, h. 3.
[2] Syekh Yusuf, al-Futuhat al-Ilahiyyah
.,h.4.
[3]Nabilah Lubis, Menyingkap Intisari
Segala Rahasia, 1996 ., h, 57
[4] Sayyid Muhammad bin Muhammad Husaain
Assabuni, Ittihafussadatil Muttaqin: bisyarahi ihya’ ulumuddin. Juz II,
(Bairut: Darul Kutubul Ilmiyah, 1409), 634.
[6] AI-Qushairy, AI-Risalah
ai-Qushairiyah,(Kairo: Dar al-Kutub al-’Arabiyah al-Kubra, 1912),10.
[8] Syekh Mudzaffer Ozak al-Jerrahi. Dekap
aku dalam kasih sayangmu: Jalan Cinta pendamba Ridha Allah. Penerjemah serambi,
(Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semista, 2006 ), 73.
[9] Syekh Tosun Bayrok al-Jarrahi, Asmaul
husna, makna dan khasiat. Penerjemah, Nuruddin Hidayat, (Jakarata: PT.
Serambi Ilmu Semesta, 2007 ), 21.
[10] Abdul Djamil, Perlawanan Kiai Desa:
pemikiran dan gerakan Islam KH. Ahmad Rifa’i kalisasak, (Yogyakarta: LkiS,
2001), 119.
DAFTAR PUSTAKA
1.Fazlur Rahman Islam Diterjemahkan Oleh Ahsin dengan
judul IslamBandung.Pustaka, 1984.
2.Al-Iskandariah, Ibnu Athaillah Syekh ahamd ibn. Pengubah Abu
Jihaduddin Rifqi al-3.Hanif
dengan judul Mempertajam Mata Hati tt:. Bintang Pelajar, 1990.
3._______, Ibnu
Athaillah. Al-Hikam.Diterjemahkan Oleh Salim Bahreisy dengan judul Tarjamah
al-Hikmah. Cet. V; Surabaya: Balai Buku, 1984).
4.al-Jaeliy, Al-Syekh
Abd al-Karim bin Ibrahim. Insan al-Kamil fi Ma'rifat Awāliri wa al-6.Awā'il.
Jilid II. Mesir: syarikah Matba'ah Mustafa- Babil Halabi wa Alādih, 1375 H.
5.al-Manawi, Mustafa
Muhammad al-Allamah. Faedul Qadir. Jilid IV. Mesir: Sanabun Maktabah,
1357 H.
6.Nicholson The
Mystic Islam London:.. Keqan Paul Ltd, 1966.
7.Permadi, K. Pengantar
Ilmu Tasawuf. Cet. SAYA; Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
8.Sahabuddin. Metode
Mempelajari Ilmu Tasawuf, * Menurut Ulama Sufi Cet. II; Surabaya: Media
Varia Ilmu, 1996.9
9.Siregar, HA Rivay. Tasawuf,
Dari sufisme Klasik Ke Neo-sufisme. Cet. SAYA; Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 1999.
10.Al-Kalabadzi,
al-Ta'arruf li madzhab ahl al-Tashawuf (al-Maktabah al-Kulliyat al Azhariyyah,
Kairo, 1969) h. 28
11.Ibrahim
Basuni, Nasy'ah al-Tashawuf al-Islami, Juz III (Dar al-Maarif, Mesir, 1119), h.
9
12.Abuddin
Nata, Ilmu Kalam, filasafat Dan Tawawuf (Dirasah Islamiyah IV) (Jakarta:. PT
Raja Grafindo Persada, 2001), h. 153
13.Abdul Mun'im Qandil, Figur Wanita
Sufi: Perjalanan Hidup Rabi'ah Al Adawiyah , Surabaya, 1933.
14.AJ.Siraaj, AH Mahmoud, Perawan
Suci Dari Basrah: Jenjang sufisme Rabi'ah Adawiyah, Fajar Pustaka Baru,
Yogyakarta, 2003.
15.Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jilid
4 , Cet. 4, Ichtiar Baru, Jakarta, 1997.
16.Dr Abu al-Wafa 'al-Ghanimi al-Taftazami, Sufi Dari Zaman
Ke Zaman: Suatu Pengantar TENTANG Tasawuf , Pustaka, Bandung, 1985.
17.Dr. Javad Nurbaksh, Sufi Wanita,
Khaniqahi-Nimatullahi Publikasi, New York, 1983.
.http://kajian-filsafat-dan-tasauf-abusahrin.blogspot.co.id
yudhaps.org/...ajaran...abdul-qadir...jailan
http://almanhaj.or.id 2http://muslim.or.id
keluargaumarfauzi@gmail.com.
Jakarta 2013
DRS.H.UMAR FAUZI,M.Ag
Tidak ada komentar:
Posting Komentar