PERKEMBANGAN TASAWUF DAN AJARANNYA
Muqaddimah
Segala puji
bagi Allah , Tuhan seru sekalian alam . Dialah sumber kehidupan makhluk berada
, sumber cahaya langit dan bumi dan penerang hati bagi orang-orang yang beriman
dan bertaqwa dalam mengarungi bahtera kehidupan dunia . Shalawat serta
salam semoga senantasa tercurah kepada Nabi teladan ummat, Muhammad saw para
sahabat dan kepada pengikut-pengikut beliau yang taat dan siap meneruskan
perjuangannya sampai hari kemudian .
Agamaagama di dunia
ini banyak sekali yang menganut berbagai macam tasawuf, diantaranya ada
sebagian orang India yang amat fakir . Mereka condong menyiksa diri sendiri
demi membersihkan jiwa dan meningkatkan amal ibadahnya .
Dalam Agama Kristen
terdapat aliran tasawuf khususnya bagi para pendeta . Di Yunani muncul aliran
Ruwaqiyin . Di Persia ada aliran yang bernama Mani’; dan dinegeri –negeri
lainnya banyak aliran ekstrim di bidang rohaniah .
Kemudian Islam datang
dengan membawa perimbangan yang paling baik diantara rohaniah dan jasmaniah
serta penggunaan akal .
Manusia sebagaimana
digambaerkan oleh agama, yaitu terdiri dari tiga unsure: roh , akal dan jasad .
Masing-masing dari tiga unsure itu diberi hak sesuai dengan kebutuhannya .
Ketika Nabi saw melihat salah satu sahabat berlebih-lebihan dalam satu sisi,
sahabat tersebut ditegur . Sebagaimana yang terjadi pada Abdullah bin Amr bin
Ash.
Ia berpuasa terus
menerus tidak pernah berbuka , sepanjang malam beribadat, tidak pernah tidur ,
serta meninggalkan istri dan kewajibannya . Lalu Nabi saw menegurnya
dengansabdanya yang artinya: “Wahai Abdullah, sesengguhnya bagi dirimu ada
(untuk tidur) , bagi istrimu dan keluargamu ada hak (untuk bergaul) dan bagi
jasadmu ada hak .
Munculnya para sufi disaat ummat Isalm
umumnya terpengaruh pada dunia yang menipu pada pada diri mereka dan terbawa
pada pola piker yang mendasar semua masalah dengan pertimbangan logika .Hal itu
terjadi setelah masuknya Negara-negara lain di bawah kekuasaan mereka .
Banyak orang yang
masuk Islam karena pengaruh mereka , banyak orang yang durhaka dan lalim
kembali bertobat karena jasa mereka . Dan tidak sedikit mereka mewariskan pada
dinia Islam , terutama di bidang ma’rifat , akhlak dan pengalaman-pengalaman di
alam rohani .
Dalam kajian tasawuf
dari abad ketiga dan keempat Hijriyah terdapat dua aliran Pertama kajian
tasawuf yang bersifat akhlak dan kedua bersifat filsafat .
Dalam tulisan ini yang akan mengulas tentang
perkembangan dan ajaran tasawuf dari masa kemasa. Diantaranya adalah:
1.
Apa itu tasawuf ?
2.
Kapan tasawuf dikenal oleh masyarakat ?
3.
Tasawuf apa saja yang ada saat itu ?
4.
Siapa saja Tokoh-Tokoh tasawuf dan ajarannya ?
5.
Bagaimana Kehidupan para Ahlus Shaffah ?
6.
Apa dasar tasawuf dalam Islam ?
7.
Adakah nilai-nilai ajaran tasawuf dalam kehidupan
modern ?
1.Pengertian
Tasawuf
1.1. Makna dan
Ta’rif Tasawuf
Bila kata tasaawuf
kita cari asal mulanya , meka banyak sekali pendapat para ahli antara lain
sebagai berikut :
1.
Tasawuf berasal dari kata saff yang artinya barisan dakam salat berjama’ah .
Alasannya, seorang sufi iman yang kuat , jika yang bersih , dan selalu memilih
saf terdepan dalam salat berjama’ah .Disamping itu alasan mereka juga memandang
bahwa seorang sufi akan berada di baris pertama si depan Allah SWT .
2.
Taswuf berasal dari kata saufanah, yaitu sejenis buah-buahan kecil berbulu yang
banyak tumbuh di gurun pasir Arab saudi. Pengambilan kata ini karena melihat
orang-orang sufi banyak memakai pakaian berbulu dan hidup dalam kegersangan
fisik, tetapi subur batinnya .
3. Tasawuf berasal
dari kata suffah yang artinya pelana yang dipergunakan oleh para sahabat
Nabi saw yang miskin untuk bantal tidur diatas bangku di samping Masjid Nabawi
di Madinah .Versi lain diakatakan bahwa suffah artinya suatu kamar di saping
Masjid Nabawi yang disediakan untuk para sahabat dari golongan muhajirin
yang miskin . Penghuni suffah disebut ahlussuffah .
4. Tasawuf merujuk
pada kata safwah yang berarti sesuatu yang terpilih atau terbaik .Dikatakan
demikian , karenaseorang sufi biasa memandang diri mereka sebagai orang pilihan
atau orang terbaik .
5. Tasawuf merujuk
pada kata safaa atau safw yang artinya bersih atau suci .Maksudnya , kehidupan
seorang sufi lebih banyak diarahkan pada pensucian batin untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Suci , sebab Tuhan tidak bisa didekati kecuali
oleh orang suci .
6.
Tasawuf berasal dari bahasa Yunani, yaitu , Theosophi (theo:Tuhan ;sophos:
hikmat) , yang berarti hikmat ketuhanan . Mereka merujuk kepada bahasa Yunani
karena ajaran tasawuf banyak membicarakan masalah ketuhanan.
7.
Tasawuf berasal dari kata suuf yang artinya wol atau kain bulu kasar . Sebagai
lambang kemiskinan dan kesederhanaan .
Demikianlah arti kata
tasawuf menurut para ahli diatas , memang pengertian tersebut dapat dijadikan
standar bagi orang-orang yang ingin mendekatkan diri kepada Tuhan dengan hidup
sederhana , suci lahir dan bathin, serta selalu mengedepankan dalam masalah
ketuhanan , dimana ingin menjadi hamba yang terdepan di sisi Tuhan , seperti
mengambil saf yang pertama ketikan salat berjama’ah. Meskipun demikian, arti
tasawuf yang banyak diterima adalah yang merujuk kepada suuf yang berarti wol
atau kain bulu kasar bukan halus seperti sekarang .
Bahkan dikatakan ,
tashawwafa al-rajul, kalau memakai wol .Pada masa awal perkembangan asketisisme
, pakaian bulu domba adalah symbol para hamba Allah yang tulus dan asketis .
Para sufi sendiri banyak berpendapat seperti ini, diantaranya al-Sarraj
al-Thusi dalam karyanya, al-Luma . Pendapat ini ditokohkan Ibn Khaldun dan
lain-lainnya
Banyak ta’rif yang
dikemukakan olrh para sufi tentang apa itu tasawuf ? di antaranya sebagai berikut:
1. Bisyr bin Haris
bahwa sufi ialah orang yang suci hatinya menghadap Allah
SWT.Mereka tulus ikhlas dalam beribadah kepada Tuhan , hatinya bersih dari
penyakit-penyakit hati seperti riya’ , iri hati, dendam buruk sangka, sombong ,
ujub dll .
2. Al-Junaid
al-Bagdadi (289 H.), tokoh sufi medern , mengatakan bahwa tasawuf ialah
membersihkan hati dari sifat yang basya riyah (kemanusiaan) , menjauhi hawa
nafsu , memberikan tempat bagi sifat kerohanian , berpegang pada ilmu kebenaran
, mengamalkan sesuatu yang lebih utama atas dasar keabadiannya , memberi
nasihat pada umat, benar-benar menepati janji terhadap Allah SWT, dan mengikuti
syari’at Rasulullah saw .
3. Abu Qasim Abdul
Karim al-Qusyairi mendevinisikan bahwa tasawuf ialah menjabarkan
ajaran-ajaran al-Qur’an dan sunnah, berjuang mengendalikan nafsu , menjauhi
perbuatan bid’ah, mengendalikan syahwat dan menghindari sikap-sikap
meringan-ringankan ibadah .
4. Abu Yazid
al-Bustami secara lebih luas mengatakan bahwa arti tasawuf mencakup tiga aspek
, yaitu Kha(melepaskan diri dari perangi yang tercela) , ha (menghiasi diri
dengan akhlak yang terpuji )dan jim (mendekatkan diri kepada Tuhan) . Yang
dikenal istilah tersebut adalah Takhalli, Tahalli dan Tajalli .
5. Ibn Qayyim
dalam Madarij al-Salikin memaksudkan bahwa para pembahas ilmu ini telah sepakat
atau sependapat , bahwa tasawuf adalah moral .
Meskipun devinisi
diatas berbeda, namun ada satu asas yang tidak diperselishkan,
yaitu bahwa tasawuf
itu adalah moralitas-moralitas yang berdasarkan Islam . Dengan begitu ,jelas
pada dasarnya tasawuf berarti moral atau akhlak . Dengan pengertian
begini, maka tasawuf juga berarti semangat Islam , sebab semua hukum islam
berlandaskan moral .
Mengenai aspek moral,
dalam al-Qur’an terdapat banyak ayat yang mendorong pada keluhuran moral ini .
Misalnya, dorongan asketisme , kesabaran tawakal, ridha, hub, yakin , hidup
sederhana dansegala hal yang dianjurkan kepada setiap muslim sebagai
kesempurnaan iman . Al-Qur’an sendiri menyatakan, bahwa Rasulullah saw adalah
suri –teladan yang terbaik bagi orang-orang yang hendak menyempurnakan diri
dengan keutamaan tersebut dalam bentuk yang paling luhur . Bahkan aku diutus di
alam dunia ini untuk menyempurnakan moral manusia .
Dalam kenyataannya ,
moral Islam adalah landasan syari’at Islam. Sehingga ketiadaan moral dalam
hukum-hukum syari’at , baik yang berkaitkan dengan hukum-hukum di dalam aqidah
ataupun fiqih , akan membuat hukum tersebut menjadi semacam bentuk tanpa
jiwa atau wadah tanpa isi .
Nabi Muhammad saw
pernah berdialog dengan malaikat Jibril dan maksud tujuan kedatangannya untuk
unutk mengajarkan kepada para sahabatnya yang terkenal dengan trilogy , yaitu
Iman, Islam dan Ihsan . Ta’ari yang dikemukakan oleh para sufi ternyata sudah
mencakup tiga komponen tersebut, terutama ihsan .
Ihsan lebih menekankan segi kualitas peribadatan
dank arena itu mewakili aspek spiritual ataumistik yang tersirat dalam sebuah
hadist Nabi yang artinya: Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya
; dan seandainya engkau tidak bisa melihat-Nya, niscaya Ia melihatmu .
Dr.Musthofa Muhammad Asy-Syakh’ah dalam kitabnya
“Islamu Bi Laa Madzaahib” mengatakan , bahwa hakekat tasawuf lebih sederhana
dibandingkan ungkapan orang-orang yang tenggelam dalam dunia tasawuf itu
sendiri . Secara sederhana , menurut saya tasawuf adalah usaha mencapai
ketinggian kerohanian dengan menyisihkan keduniawian . Dan ini semestinya
disertai dengan bukti-bukti nyata dalam bentuk pengalaman .
2.Perkembangan
Tasawuf
2.1. Perkembangan
Tasawuf
Untuk menentukan
kapan peralihan waktu antara gerakan asketisme dan tasawuf dalam Islam sulit
ditentukan . Sekalipun demikian, kurang lebih pada permulaan abad ketiga
Hijriyah kita melihat adanya peralihan konkrit pada askitisme Islam; dan para
asketisme lebih dikenal dengansebutan sufi .
Sejak itulah muncul
karya-karya tentang tasawuf . Para penulis pertama dalam bidang ini ialah
al-Muhasibi(meninggal tahun 243 H) , al-Kharraz(meninggal tahun277H) , AL-Hakim
al-Tirmidzi (meninggal tahun 285 H) dan al-Junaid(meninggal tahun 297H).Mereka
itulah para sufi abad keriga Hikriyah .
Maka dapat dikatakan bahwa abad ketiga Hijriyah
adalah abad mula tersusunnya ilmu tasawuf dalam arti yang luasss . selain itu ,
para sufi mulai menaruh perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan jiwa
dan tingkah laku .
Doktrin-doktrin dan
tingkah-laku sufi berkembang ditandai dengan moral yang karateristik , sehingga
ditangan mereka tasawuf pun berkembang menjadi ilmu moral keagamaan.
Pembahasan-pembahasan mereka tentang moral , akhirnya , mendorong mereka unutk
semakin mengkaji masalah serta hal-hal yang berkaitan dengan akhlak .
Dalam hal ini Ibn Khaldun telah mengatakan sebagai
berikut”Ketika ilmu-ilmu mulai ditulis dan dihimpun , dan para fuquha mulai menulis
tentang fiqih, ushul fiqih, kalam, tafsir, para tokoh terekat ini (para sufi)
pun mulai menulis masalah sikap tentang terekat mereka . Diantara mereka
terdapat yang menulis masalah sikap mengingkari dunia (wara’) , serta itropeksi
dalam mengambil atau melepaskan suatu tindakan , seperti halnya yang dilakukan
al-Qusyairi dengan risalah al-Qusyairiyah al-Ma’ari .Sejak itulah ilmu tasawuf
pun dalam agama ini menjadi suatu himpunan ilmu-ilmu , dimana sebelumnya
terikat hanya dipandang sebagai satuan ibadah semata .”
Pada abad ketiga Hijriyah munculah jenis tasawuf
lain, yang diwakili al-Hallaj , yang kemusian dihukum mati karena menyatakan
pendapatnya mengenai hulul (pada 309H). Tampaknya , tasawuf jenis ini
terpengaruh unsur-unsur di luar Islam .
Sementara itu, pada abad-abad ketiga dan keekpat
Hijriyah ada sejumlah tokoh tasawuf , seperti al-Junaid, al-Sirri
al-Saqathi , al-Kharraz , yang mempunyai banyak murid dididkan mereka . Inilah
cikal bakal bagi terbentuknya tariqat-tariqat sufi dalam Islam, dimana sang
murid menempuh pelajaran dasarnya secara formal dalam suatu majlis . Dalam
tariqat itulah mereka mempelajari tata tertib tasawuf baik ilmu ataupun
prakteknya .
Kemudian , pada abad kelima Hijriyah munculah Imam
al-Ghazali yang sepenuhnya hanya menerima tasawuf yang berdasar al-Qur’an dan
as-Sunnah serta bertujuan asketisme , kehidupan sederhan , pelurusan jiwa , dan
pembinaan moral .Pengetahuan tentang tasawuf dikajinya dengan begitu mendalam,
sementara disis lain ia melancarkan kritikan tajam terhadap filosof , kaum
Mu’tazilah , dan Batiniyah . Al-Ghazalilah yang berhasil memancangkan
prinsip-prinsip tasawuf yang moderat, yang seiring dengan aliran Ahlu Sunnah
Wal Jama’ah , dan bertentangan dengan jenis tasawuf al-Hallaj dan Abu Yazid
al-Bustami mengenai soal karakter manusia .
Sejak mulai abad keenam Hijriyah , sebagai akibat
pengaruhkepribadian al-Ghazali yang begitu besar yang begitu besar,
pengaruh taswuf sunni semakin meluas dalam dunia Islam .Kadaan ini memberi
peluang bagi munculnya para tokoh sufi yang mengembangkan tariqat-tariqat
dalam rangka mendidik nurid , mereka, semisal Sayyid Ahmad al-Rifa’I 9meninggal
pada tahun570 H) dan Sayyid al-Qadir al-Jailani(meninggal pada tahun 651H ) .
Tidak ayak lagi , keduanya terpengaruh tasawuf al-Ghazali .
Sedangkan bermunculan para tokoh sufi yang
beraliran tasawuf sunni . pada saat yang sama yaitu pada abad keenam Hijriyah
juga bermunculan tokoh-yokoh sufi yang memadukan tasawuf mereka dengan filsafat
, dengan teori mereka yang bersifat setengah-setengah . Artinya , disebut murni
bukan dan murni fisafat pun bukan . Di antara mereka yaitu al-Syuhrawardi
al-Maqtul ( meninggal pada tahun 549 H) , penyusun kitab hikmah al-Isyraq ,
Syeih Akbar Muhyiddin Ibn ‘Arabi (meninggal pada tahun- 638H) , penyair sufi
Mesir ,’Umar ibn al-Faridh (meninggal pada tahun 632 H) , ‘abd al-Haq ibn
Sab’in al-Mursi (meninggal pada tahun 669 H) serta aliran-aliran tokoh-tokoh
yang sealiran dengannya . . . . Jelas mereka banyak menimba
berbagai sumber dan pendapat saling , seperti filsafat Yunani, dan khususnya
Neo Plantonisme . Mereka ini banyak teori mendalam mengenai soal jiwa, moral,
pengetahuan , wujud , dan sangat bernilai baik ditinjau dari segi tasawuf
maupun filsafat , dan berdampak besar atas para sufi mutakhir .
Tasawuf dari abad-keabad dalam perkembangannya
terutama pada masa-masa akhir , kurang lebih sejak abad kedelapan Hijriyah
sampai saat mengalami kemunduran , mengapa ? Para tokohnya hanya
cenderung mengarah pada pemberian komentar dan ikthisar atas karya-karya
yang Islam, dan lebih menekankan perhatian berbagai bentuk ritus dan formalisme
, yang terkadang membuat mereka menyimpang dari subtansi ajarannya sendiri .
Disini perlu dikemukakan pula , bagaimana tasawuf
dalam fase-fase perkembangan tertentu telah terpengaruh teori-teori filsafat
dan juga mempergunakan sebagian termonologi serta sebagian corak filsafat ,
namun dari segi pertumbuhan pertamanya tetap bercorak Islam . Banyak
para orientalis –yang menaruh perhatian terhadap tasawuf – yang keliru
merujukan tasawuf ini dengan sumber-sumber di luar Islam .
Sampai saat ini, tariqat-tariqat yang menekankan
pendidikan praktis masih bertahan . seperti tariqat Rifa’iyyah , tariqat
Qadariyah, tariqat Ahmadiyah( yang didirikan Syayid Ahmad al-Badawi), tariqat
al-Birhamiyah (didirikan Syeih Ibrahim al-Dasuqi) , dan beberapa tariqat
lainnya.
Selain itu perlu
dikemukakan pula , bahwa sebagian sufi yang juga filosofi telah berusaha
mendirikan berbagai tariqat . Namun tariqat-tariqat yang mereka dirikan tidak
terdapat lagi di dunia Islam, Mengapa? Hal ini akibat keraguan-keraguan yang
ditimbulkan mereka sendiri, yang menyangkut aqidah para pendiriannya . Seperti
tariqat Akbariyahyang didirikan Ibn ‘Arabi yang bergelar Syeih Akbar, dan
tariqat Sab’iyah yang didirikan Ibn Sab’in al-Murai .
2.2. Tasawuf Abad ke 4 dan ke 5.
Tahap keempat Yaitu PADA Abad ke-5 Hijriyah, PADA
Abad Suami muncullah imam al-Ghazali Yang sepenuhnya Hanya MENERIMA tasawuf
Yang berdasarkan al-qur'an dan al-Sunnah Serta bertujuan asketisme, Kehidupan
sederhana, jiwa pelurusan Dan Pembinaan moral. Pengetahuan TENTANG
tasawuf dikajinya DENGAN BeGiTu Mendalam. Di Sisi berbaring besarbesaran
melancarkan kritikan Tajam Kepada para filosof,
kaum Mu'tazillah dan 16 Al-Ghazali lah Yang BERHASIL memancangkan
perinsip-perinsip tasawuf Yang moderat bathiniyah., Yang seiring DENGAN Aliran
ahlussunnah wal jamaah, Dan bertentangan DENGAN tasawuf al-Hallaj Dan Abu Yazid
al-Bustami. 17 Tasawuf PADA Abad ke-5 H cenderung mengalami
Pembaharuan, yakni DENGAN mengembalikannya KE Landasan al-qur'an dan al-sunnah.
Tahap Kelima, Yaitu
Abad ke-6 Hijriyah. PADA ABAD Suami tasawuf sunni Semakin meluas Dan menyebar
KE Seluruh pelosok duna Islam. Hal inisial Akibat Dari pengaruh Kepribadian
al-Ghazali Yang BeGiTu gede tasawuf Bagi halaman WordPress. Keadaan Suami
Memberi Peluang munculnya para tokoh sufi Yang mengembangkan tarekat-tarekat
hearts Rangka mendidik para muridnya, seperti sayyid Ahmad al-Rifa'i (w.570 H),
Dan sayyid Abdul Qadir Jaelani (w. 651 H) Yang Sangat terpengaruh Diposkan
Garis tasawuf al-Ghazali. PILIHAN Yang sama dilakukan Generasi berikut, ANTARA
berbaring Yang memucat menonjol Adalah Syeikh Abu Hasan al-Syadzili (w.650 H)
Dan muridnya Abu Abbas al-Mursi (w. 686 H) Serta Ibnu attha Illah al-Sakandari
(w. 709 H ).
Al-Ghazali dipandang
sebagi pembela Terbesar tasawuf sunni. Pandangan tasawufnya seiring DENGAN para
shufi Aliran Pertama, para shufi Abad ke-3 dan ke-4 Hijriyah. Ia Sering diklaim
SEBAGAI Seorang shufi Terbesar Dan terkuat pengaruhnya hearts Khazanah ketasawufan
di Dunia Islam.
3. Aliran Tasawuf
3.1. Tasawuf Sunni dan Filosofis
Ditnjau dari perkembangan fase tasawuf dalam
Islam, ada dua jenis tasawuf dalam mengembangkan dan mendidik teori-teori
mereka , yaitu tasawuf Sunni yang diwakili para tokoh sufi yang disebut-disebut
al-Qusyairi dalam kitabnya al-Risalah , khususnya para suif dari abad ketiga
dan keempat Hijriyah , Imam al-Ghazali dan para tariqat yang mengikuti jejaknya
.
Sedangkan tasawuf Filosofis yang diwakili para
tokoh sufi yang memadukan tasawuf mereka dengan filsafat , seperti Syeih Akbar
Ibn ‘Arabi , Umar al-Faridh dan abad al-Haq Ibn Sab’in al-Mursi . Yang
paling keras mengecam mereka dari fuqaha akibat Ibnu Taymiyah(meninggal pada
tahun 728 H) .
Menurut telaah para pengkaji tasawuf pada abad-abad
ketiga dan keempat Hijriyah, tasawuf pada masa itu adalah sebagai jalan
mengenal Allah (ma’rifat) setelah tadinya hanya sebagai jalan beribadah .
Aliran para sufi yang
pendapat-pendapatnya moderat, tasawufnya selalu merujuk pada al-Qur’an dan sunnah
. Atau dengan kata lain , tasawuf aliran itu selalu bertandakan timbangan
syariah .Sebagian sufinya adalah ulama terkenal dan taswufnya didominasi
cirri-ciri moral .
Tokoh-tokoh dari kelompok pertama (tasawuf sunni)
, misalnya Haris al-Muhasibi (Basra, 165 H-Baghdad,243 H).Ia banyak mengkaji
dan mengajarkan disiplin diri (muhassabah) . pembicaraannya yang lebih
rinci dalam karyanya ar-Ri’aayat li Huquuq Allah (menjaga hak Allah )
yang banyak mempengaruhi al-Ghazali dalam menyusun karyanya Ihyaa ‘Uluumuddin
(menghidupkan Ilmu Agama) .
Tokoh lainnya,
seperti Sirri as-Saqati, Abu ar-Ruzbari , dan Abu Zaid al-Adami. Disamping itu
terdapat pula Abu Sa’id al-Khraz yang banyak menumpahkan kajiannya pada makam
dan hal .Sahal at-Tusturi yang terkenal dengan kekhus’annya dalam beribadah
disiplin diri , dan al-Junaid al-Bagdadi (meninggal pada tahun289H) yang paling
popular dan mempunyai analisis yang dalam tauhid dan fana, baginya memperdalam
pengenalan kepada Allah SWT harus bersamaan dengan peningkatan amal dan disiplin
diri, dia juga mewariskan kepada murid-muridnya yang paling terkenal yaitu Abu
Bakar asy-Syibli .
Dalam lingkungan
aliran diatas(tasawuf sunni) muncul tiga orang penulis teori tasawuf
buku-bukunya masih dapat ditemukan dewasa ini yaitu:
1.
Abu Nasr as-Sarraj at-Tusi (wafat378H) , Ia seseorang penulis kitab besar dan
fundamentalis dalam tasawuf berjudul kitab Al-Luma’ .
2.
Abu Thlib al-Makki (wafat 386H) membuktikan pula keabsahan dotrin dan praktik
sufi di dalam karyanya, Quut al-Quluub .
3.
Abu Bakar al-Kalabazi , penulis buku kecil at-Ta’arruf Li Mazhab ahl-Tasawuf .
Selama abad kelima
Hijriyah aliran tasawuf sunni terus tumbuh dan berkembang ,
Bahkan cenderung mengdakan pembaruan yakni dengan
mengembalikannya kelandasan al-Qur’an dan as-Sunnah .Al-Qusyairy (meninggal
pada tahun 465H) dan al-Hawari dipandang sebagai tokoh sufi paling menonjol
pada abad ini, yang membawa tasawuf kearah aliran sunni , dan metode keduanya
dalam hal pembaharuan tersebut akan diikuti al-Ghazali . dengan demikan ,
pada masa abad kelima Hijriyah ini, tasawuf sunni berada dalam posisi yang
menetukan , yang memungkinkannya tersebar luas di kalangan dunia Islam , dan
membuat fondasinya begitu dalam terpancang untuk jangka lama pada berbagai
masyarakat Islam .
Menurut Ibn Khlikan , al-Qusyairi adalah seorang
tokoh yang mampu “mengkompromikan syari’at dengan hakikat” .
Dalam tasawuf ,pilihan al-Ghazali jatuh pada
tasawuf sunni yang berdasarkan doktrin Ahlus Sunnah Wal Jama’ah . dari faham
tasawufnya menjauhkan semua kecendrungan gnostis yangmempengaruhi para filosof
islam, sekte Isma’iliyah dan aliran Syi’ah , Ikhwanus shafa dan lainnya. Juga
dia menjauhkan tasawufnya dari teori-teori ketuhanan menurut Aristoteles,
antara lain dari teori emanasi dan penyatuan . sehingga dapat dikatakan bahwa
tasawuf al-Ghazali benar-benar bercorak Islam .
Sedangkan dalam
lingkungan aliran tasawuf filosof is, seperti zunnun al-Misri (180-246 H) . Ia
adalah seorang sufi yang juga ahli kimia, mengetahui tulisan Mesir kuno dan
akrab dengan pengetahuan hermetis (kedap uadar) . Dalam tasawufia dikenal
sebagai bapak Teori Ma’rifat , yakni kemampuanhati sanubari untuk melihat
Tuhan . kemampuan itu sediri berasal dari Tuhan pula .
Tokoh isin yang berani dari kelompok tasawuf
filsafat adalah ungkapan Yazid al-Bustami (wafat260 H) yang secara terus terang
mengungkapkan as-sakr (mabuk ketuhanan) , fana dan baqa’ (peleburan diri untuk
mencapai keabadian dalam diri Ilahi) , dan ittihad (bersatu dengan Tuhan ).
3.2. PUNCAK
TASAWUF ABAD KE 3
Puncak taswuf
filsafat abad ketiga dan keempat Hijriyah ini terletak pada Hussain bin Mansur
al-Hallaj (244-309 H) . Ia tokoh yang paling controversial didalam sejarah
tasawuf dan akhirnya menemui ajalnya ditiang gantungan . Teori yang
dikembangkan oleh al-Hallaj ialah al-Huluul , al-Haqiqat al-Muhammadiyah (Nur
Muhammad) .
Pada awal abad keenam Hijriyah tasawuf Filsafat
muncul kembali setelah menghilang ditengah-ditengah masyarakat , seperti
suhrawardi Maqtul (wafat 587H) mencetuskan teori Hikmah al-Isyraq (filsafat
iluminasi) . Pokok dari teori tersebut ialah bahwa Allah SWT itu ialah Allah
SWT adalah cahaya mutlak yang merupakan sumber segala cahaya .
Pada abad keenam dan ketujuh Hijriyah tasawuf
filsafat mengalami perkembangan yang sangat terkenal dengan munculnya Ibnu
Arabi dengan teori tasawuf filsafatnya Wahdatul wujud, yakni teori yang
memandang bahwa wujud mutlak dan ahkiki itu adalah Allah SWT, sedangkan wujud
kaainat (alam) ini hanyalh wujud majaazi( kiasan) yang bergantung pada wujud
Tuhan . Teori ini diuraikan dalam bukunya Fusuus al-Hakim dan
al-Futuuhaat al-Makiyyah .
Sufi-sufi lainnya yang mempunyai kemiripan seperti
Ibnu Sab’in (614-669H) dengan karyanya Budd al-‘Aarif.Dia dipandang lebih tegas
tinimbang Ibnu Arabi dalam menegasikan pluralitas maupun menekankan kesatuan.
Karena itu alirannya dikenal sebagai paham kesatuan mutlak .
Disisi lain , bermunculan pemuka-pemuka tarekat
(ada yang menyebut tasawuf amali) yang besar antara lain: Abdul Qadir
al-Jailani (470-561H) di Bagdad, pendiri tarekat Kadiriyah; Ahamad bin Ali
Abdul Abbas ar-Rifa’I (wafat 578H) di Irak, pendiri tarekat Rifa’iah; Abu
an-Najib as-Suhrawardi (490-563 H) dan Syihabuddin Abu Hafs Umar bin Abdullah
as-Suhrawardi ; Abu Hasan Ali asy-Syadzili (wafat 686H) di Tunisia , pendiri
tarekat Syadziliyah; dan Syeih Ahmad al-Badawi (596-675H) di Mesir , pendiri
tarekat Ahmadiah .
Sesudah abad ketujuh Hijryah tidak ada lagi
tokoh-tokoh besar yang membawa ide tersendiri dalam pengetahuan tasawuf .
kebanyakan dari mereka hanya mengembangkan ide para pendahulunya. Misalnya,
Abdul Karim bin Ibrahim al-Jilli (wafat 832H) dengan bukunya al-Insaan al-Kamil
(manusia yang sempurna) . Ia hanya melacak kembali teori Wahdatul wujud . Pada
masa ini datang pula Abdul Wahab asy-Sya’rani(898-973H), seorang sufi yang
berpengetahuan luas tetapi tidak kritis dan buku-bukunya penuh takhyul serta
ungkapan-ungkapan yang menonjolkan diri sendiri . Kemudian , datang pula Syeh
Muhammad Isa Sindhi al-Burhanpuri al-Hindi (wafat 1030 H) dengan bukunya yang
berjudul at-Tuhfat al-Mursalah (kiriman cinderamata ) yang mengembangkan teori
Wahdatul wujud menjadi ajaran “martabat tujuh”.
4.Tokoh-Tokoh
Tasawuf
4.1. Tokoh Tasawuf Akhlaki
Para sufi Yang
mengembangkan taswuf akhlaki ANTARA berbaring: Hasan al-Basri (21 H - 110 H),
al-Muhasibi (165 H - 243 H), al-Qusyairi (376 H - 465 H), Syaikh al-Islam
Sultan al- Aulia Abdul Qadir al-Jilani (470-561 H), Hujjatul Islam Abu Hamid
al-Gajali (450 H - 505 H), Ibnu Atoilah as-Sakandari Dan lain-lain.
1. Junaid Al-Baghdadi
Nama lengkapnya
Adalah Abu al-Qasim al-Junaid bin Muhammad al-Kazzaz al-nihawandi. Dia aadalah
Seorang putera Pedagang Barang pecah belah Dan Keponakan Surri al-Saqti Serta
Teman Akrab Dari Haris al-Muhasibi. Dia Meninggal di Baghdad PADA Tahun 297/910
M. dia termasuk tokoh sufi Yang Luar Biasa, Yang teguh hearts menjalankan
syari`at agama, Sangat Mendalam jiwa kesufiannya. Dia Adalah seorang yang faqih
Sangat, Sering fatwa Memberi sesuia APA Yang dianutnya, madzhab abu Sauri:
Serta Teman Akrab imam Syafi`i.
Dikatakan bahwa para
sufi PADA masanya, al-junaid Adalah Seorang sufi Yang mempunyai Wawasan Luas
Terhadap Ajaran tasawuf, Mampu membahas SECARA Mendalam, Khusus TENTANG PAHAM
tauhid Dan fana`. KARENA itulah dia digelari Imam kuam Sufi (Syaikh
al-Ta`ifah); SEMENTARA al-Qusayiri di hearts kitabnya al-risalah
al-Qusyairiyyah menyebutnya Tokoh Dan Imam kaum Sufi. Asal-usul al-Junaid
berasal Dari Nihawan.Tetapi dia lahir Dan Tumbuh dewasa di Irak. TENTANG
Riwayat Dan pendidikannya, al-junaid PERNAH berguru PADA pamannya Surri
al-Saqti Serta PADA Haris bin `Asad al-Muhasibi.
Al-Junaid
dikenal hearts Sejarah atsawuf SEBAGAI Seorang sufi Yang membahas Banyak
TENTANG tauhid. Pendapat-pendapatnya hearts masalah Suami Banyak diriwayatkan
hearts kitab-kitab biografi para sufi, ANTARA berbaring sebagaimana
diriwayatkan Diposkan al-qusyairi: "oang-orangutan Yang mengesakan Allah
Adalah mereka Yang direalisasikan keesaan-Nya hearts arti Sempurna, meyakini
bahwa Dia Adalah Yang Maha Esa , dia TIDAK beranak Dan diperanakkan. Here
memberikan pengertian tauhid Yang Hakiki. Menurutnya Adalah buah Dari fana`
Terhadap SEMUA Yang selain Allah. Dalam HAL Suami dia menegaskan
Al-Junaid JUGA
menandaskan bahwa tasawuf Berarti "allah akan menyebabkan mati Dari dirimu
Sendiri Dan Hidup di dalam-Nya." Peniadaan Diri Suami Diposkan Junaid
disebut fana`, SEBUAH Istilah Yang Kepada mengingatkan Ungkapan Qur`ani
"Segala Sesuatu akan binasa kecuali wajah- nya (QA 55: 26-27.); Dan Hidup
Dan Hidup hearts sebutannya baqa`. Al-Junaid menganggap bahwa tasawuf merupakan
penyucian Dan Perjuangan kejiwaan Yang TIDAK ADA Habis-habisnya.
Disamping al-Junaid
menguraikan PAHAM tauhid DENGAN karakteristik para sufi, dia JUGA mengemukakan Ajaran-Ajaran
tasawuf lainnya.
2.Al-Qusyairi An-Naisabury
Dialah Imam
Al-Qusyary an-Naisabury, sufi tokoh Yang Hidup PADA Abad Kelima Hijriah.
Tepatnya PADA masa Pemerintahan Bani Saljuk. Nama lengkapnya Adalah Abdul Karim
al-Qusyairy, nasabnya Abdul Karim bin Hawazin bin Abdul Malik bin Thalhah bin
Muhammad. Ia lahir di Astawa PADA Bulan Rabiul Awal tahun 376 H ATAU 986 M.
Sedikit Sekali
Informasi Penulis DAPAT Yang menerangkan TENTANG masa kecilnya. Namun Yang
Jelas, dia lahir SEBAGAI yatim.
Al-Qusyairy Banyak
menelaah karya-karya al-Baqillani, Dari here besarbesaran Menguasai Doktrin
Ahlusunnah wal Jama'ah Yang dikembangkan Abu Hasan al-Asy'ary (w.935 M) Dan
para pengikutnya. KARENA ITU TIDAK mengherankan, kalau Kitab Risalatul
Qusyairiyah Yang merupakan karya monumentalnya hearts Bidang Tasawuf -Dan
Sering disebut SEBAGAI shalat Satu Referensi Utama Tasawuf Yang bercorak
Sunni-, Al-Qusyairy cenderung mengembalikan Tasawuf KE hearts Landasan
Ahlusunnah Wal Jama'ah. Dia JUGA penentang keras Doktrin-doktri Aliran
Mu'tazilah, Karamiyah, Mujassamah Dan Syi'ah. KARENA ITU tindakannya,
Al-Qusyairy PERNAH mendekam hearts Penjara selama sebulan LEBIH, differences
Perintah Taghrul Bek, KARENA hasutan Seorang Menteri Yang beraliran Mu'tazilah
Yaitu Abu Nasr Muhammad ibn Mansyur al-Kunduri
Perburuan Terhadap
para pemuka Aliran Asy'ariyah ITU Berhenti DENGAN wafatnya Taghrul Bek PADA
Tahun 1063 M. Penggantinya, Alp Arsalen (1063-1092 M), Mengangkat kemudian
Nizam al-Mulk SEBAGAI Pengganti al-Khunduri. Kritik Terhadap Para Sufi Dr Abu
al-Wafa 'al-Ghanimi al-Taftazani, Guru Besar Filsafat Islam dan Tasawuf PADA
Universitas Kairo, Yang JUGA tokoh Dan Ketua Perhimpunan Sufi Mesir (Robithah
al-Shufihiyah al-Mishriyah) menulis, Imam Al- Qusyairy mengkritik para sufi
Aliran Syathahi Yang mengungkapkan Ungkapan-Ungkapan Penuh Kesan TENTANG
terjadinya Hulul (penyatuan) ANTARA Sifat-Sifat Kemanusiaan, khususnya
Sifat-Sifat barunya, with Tuhan. Al-Qusyairy JUGA mengkritik Kebiasaan para
sufi PADA masanya Yang Selalu mengenakan pakaian layaknya orangutan Miskin. Ia
menekankan kesehatan batin DENGAN perpegang PADA Al-Qur'an Dan Sunnah Rasul.
Hal inisial LEBIH disukainya daripada penampilan lahiriah Yang Memberi Kesan
zuhud, TAPI TIDAK Hatinya demikian.
Imam Al-Qusyairy
merupakan ulama Yang Ahli hearts Banyak Disiplin ilmu Yang Berkembang PADA
masanya, HAL Suami terlihat Dari karya-karya beliau, Seperti Yang tercantum
PADA Pembukaan Kitabnya Risalatul Qusyairiyah.
Karya-karya ITU
Adalah; Ahkaamu as-Syariah, kitab Yang membahas masalah-masalah Fiqh, Adaabu
as-Shufiyyah, TENTANG Tasawuf, al-Arbauuna fil Hadis, kitab Suami Berisi 40
hadis buah Yang sanadnya tersambung Dari gurunya Abi Ali Ad-Daqqaq KE
Rasulullah. Karya Lainnya Adalah; Kitab Istifaadatul Muraadaats, Kitab
Bulghatul Maqaashid fii al-Tasawwuf, Kitab at-Tahbir fii Tadzkir, Kitab
Tartiibu as-Suluuki fii Tariqillahi Ta'ala Yang merupakan kumpulan makalah
beliau TENTANG Tasawwuf, Kitab At-Tauhidu an-Nabawi, Kitab At-Taisir fi 'Ulumi
at-Tafsir ATAU LEBIH dikenal DENGAN al-Tafsir al-Kabir. Suami merupakan buku
Pertama Yang besarbesaran tulis, Yang penyusunannya Selesai PADA Tahun 410 H /
1019 M. * Menurut Tajuddin as-Syubkhi Dan Jalaluddin as-Suyuthi, tafsir
tersebut merupakan kitab tafsir Terbaik Dan terjelas
3. Al-Harawi
Nama lengkapnya
Adalah Abu Ismail Abdullah bin Muhammad al-Ansari. Beliau lahir Tahun 396 H. di
Hati, Kawasan Khurasan.Seperti dikatakan Louis Massignon, dia Adalah Seorang
faqih Dari madzhab Hambali; Dan karya-karyanya di Bidang dipandang tasawuf amat
bermut. SEBAGAI tokoh sufi PADA Abad Kelima Hijriyah, dia mendasarkan
tasawufnya di differences Doktrin Ahl al-Sunnah. ADA Bahkan Yang memandangnya
SEBAGAI pengasas Gerakan Pembaharuan Dalam tasawuf Dan penentang para sufi Yang
Terkenal DENGAN Ungkapan-Ungkapan Yang anah, seperti al-Bustami dan al-Hallaj.
Di ANTARA karya-karya
beliau TENTANG tasawuf Adalah Manazil al-Sa`irin ila Rabb al-`Alamin. Dalam
hearts karyanya Yang Ringkas Suami, dia menguraikan Tingkatan-Tingkatan
Rohaniyah para sufi, di mana para sufi tingakatan tersebut, menurutnya,
mempunyai Awal Dan Akhir, seperti Katanya; "Kebanyakan ulama Kelompok
Suami sependapat bahwa Tingkatan Akhir TIDAK dipaandang Benar kecuali DENGAN
benarnya Tingkatan Awal, seperti halnya Bangunan TIDAK Bias Tegak kecuali
didasarkan PADA fondasi. Benarnya Tingkatan Awal Adalah DENGAN menegakkannya di
differences keihklasan Serta keikutannya Terhadap al-Sunnah ".
Dalam kedudukannya
SEBAGAI seorangpenganut PAHAM sunni, al-Harawi melancarkan Kritik Terhadap para
sufi Yang Terkenal DENGAN keanehan ucapan-ucapannya, sebagaimana Katanya.
Dalam kaitannya
DENGAN masalah sufi Ungkapan-Ungkapan Yang aneh tersebut, al-Harwi berbicara
TENTANG maqam Ketenangan (sakinah). Maqam Ketenangan Timbul Dari Perasaan ridha
Yang aneh. Dia mengatakan: "peringkat Ketiga (Ketenangan Dari
peringkat-peringkat) Adalah ketenagan Yang Timbul Dari Perasaan ridhaatas
Bagian Yang diterimanya. Ketenangan tersebut bias yang mencegah ucapan aneh
Yang menyesatkan; Dan MEMBUAT orangutan Yang mencapainya Tegak PADA Batas
tingkatannya. "Yang dimaksud DENGAN ucapan DENGAN ucapan Yang menyesatkan
ITU Adalah seperti Ungkapan-Ungkapan Yang diriwayatkan Dari Abu yazid Dan
Lain-lain.BERBEDA DENGAN al-Jinaid, Sahl al-Tusturi Dan lainnya; KARENA mereka
inisial memiliki Ketenangan Yang MEMBUAT mereka TIDAK mengucapkan
Ungkapan-Ungkapan Yang anah. KARENA ITU DAPAT dikatakan bahwa Ungkapan-Ungkapan
Yang aneh tersebut Timbul Dari ketidak tenangan, sebab, seandainya Ketenangan
ITU Telah Bersemi di kalbu, Maka HAL ITU akan membuatnya terhindar Dari
mengucapkan Ungkapan-Ungkapan Yang tersebut menyesatkan.
4. Hasan Al Bashri-
Nama lengkapnya Abu
Sa'id Al-Hasan Bin Yasar.Beliau Adalah Seorang zahid Yang amat Masyhur di
Kalangan tabiin.Dia lahir di Madinah PADA Tahun 21 H (624 M), Dan Meninggal di
Basrahpada Tahun 110 (726 M).ayahnya Bernama Zaid Bin Tsabit, Seorang budak
Yang kemudian Menjadi Sekertaris Nabi Muhammad Saw, ibunya Adalah hamba Dari
Istri Nabi Yaitu Ummu Salamah.
Dan beliau Adalah
orangutan Yang Pertama kali memunculkan Ajaran DENGAN SIKAP jiwa Dan rasa cemas
(khaul) Dan Harap (raja ') SEBAGAI cirri Kehidupan sufi. * Menurut Al-Bashri,
Yang dimaksud DENGAN cemas ATAU Takut Adalah Sesuatu Perasaan Yang Timbul
KARENA Banyak berbuat shalat Dan Sering Lalai Kepada Allah. Rasa Takut akan
mendorong Seseorang untuk review mempertinggi Nilai Dan kadar pengabdiannya
DENGAN Harap (raja '), Ampunan Dan anugerah Allah.
Ia PERNAH Berkata,
"takutnya Demikian, sehingga besarbesaran Seakan -. Akan besarbesaran
merasa bahwa neraka ITU Hanya di jadikan untuk review besarbesaran (Hasan
Al-Basri)" [8]
5.Al-Muhasibi
Nama lengkapnya Abu
'Abdillah Al-Harits bin Asad Al-Bashri Al-Baghdadi Al-Muhasibi.Beliau Terkenal
dengna sebutan Al-Muhasibi, beliau lahir di Bashrah, Irak, PADA Tahun 165 H
(781 M) Dan beliau Meninggal PADA Tahun 243 H (857 M) di Baghdad Irak. Beliau
Adalah Seorang sufi Dan ulama gede Yang dikenal Dan Menguasai beberapa Bidang
ilmu Seperti: Hadits. Dan Fiqih. Dan beliau JUGA merupakan figur sufi Yang
dikenal Senantiasa Menjaga Dan Mawas Diri Terhadap Perbuatan dosa. beliau JUGA
Sering kali mengintropeksi Diri * Menurut amal Yang
dilakukannya.
Al-Muhasibi
Memandang bahwa jalan Keselamatan Hanya DAPAT di tempuh melalui ketaqwaan
Kepada Allah. Hamka mengutip kata-kata Dari Al-Muhasibi "Barang siapa Yang
Telah Bersih Hatinya KARENA Senantiasa muroqobah Dan ikhlas, Maka akan
berhiaslah Lahirnya DENGAN mujahadah (perjuangan) Dan mengikuti contoh Yang
ditinggalkan Rasul Saw a llah".
Al-Muhasibi JUGA
berbicara teentang Ma'rifat.Menurutnya, Ma'rifat Harus ditempuh melalui jalan
tasawuf Yang mendasarkan PADA Al-Qur'an Dan Sunnah.Untuk mencapai Ma'rifat,
diperlukakan Tahapan-Tahapan Yaitu Yang Pertama, taat.Awal Dari
ditunjukan kepada kecintaan Allah Adalah taat.Yang Kedua, Khauf (rasa Takut)
Dan Raja '(Pengharapan). Menurutnya Khauf Dan Raja 'posisi menempati Yang
Penting hearts Perjalanan Seseorang hearts membersihkan jiwa.
6.Al-Ghazali
Nama lengkapnya
Adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ta'us Ath-Thusi Asy-Syafi'i
Al-Ghazali. Beliau dipanggil Al-Ghazali KARENA dilahirkan di kampung Ghazlah.
Al-Ghazali lahir PADA Tahun 450 H / 1057 M di kampung Ghazlah SEBUAH kota di
Khurasan, Iran. Beliau Meninggal di kota kelahirannya PADA Tanggal 19 Desember
Tahun 505 H / 1111 M. Di masa hidupnya, bertepatan DENGAN masa Pemerintahan
Perdana Menteri Nizamul Muluk Dari Kerajaan Bani Saljuk. Dan Al-Ghazali
mendapat sedangkan gelar "hujjah al-islam".
Al-Ghazali dikenal
SEBAGAI Fuqoha, Mutakallim, filosof, sufi, Dan Ahli Didik Yang dikagumi
Diposkan Ulama-ulama gede, KARENA Sangat hearts Dan Luas ilmunya. Al-Ghazali
mempelajari ilmu fiqh Kepada Ahmad bin Muhammad Ar-Rizkani. Kemudian beliau
melanjutkan KE Nizhamiyah di Naisabur, Dan disinilah beliau berguru Kepada Imam
Haramain (Al-Juwaini, wafat 478 H / 1086 M). Selama di Naisabur, beliau JUGA
belajar Teori-Teori Tasawuf Kepada Yusuf An-Nasaj.
5.Tokoh-Tokoh
Tasawuf Falsafi dan Ajarannya
5.1. Ajaran-Ajaran Ibnu 'Arabi
Ajaran Pertama Dari Ibnu 'Arabi Adalah wahdat
al-wujud (wujud kesatuan) Yang merupakan Ajaran sentralnya. Wahdat al-wujud
Ini Bukan berasal Dari Dirinya TAPI berasal Dari Ibnu Taimiyah Yang merupakan
tokoh Yang mengecam keras Dan mengkritik Ajaran sentral tersebut. Wahdat
al-wujud * Menurut Ibnu Taimiyah, wahdatul wujud Adalah penyamaan Tuhan
DENGAN alam. Menurutnya orang-orangutan Yang mempunyai pemahaman wahdat
al-wujud mengatakan bahwa wujud ITU Sesungguhnya Hanya Satu. Dan mengatakan
bahwa wujud alam sama DENGAN wujud Tuhan TIDAK ADA Perbedaan.
Sedangkan * Menurut Ibnu Arabi, Hanya ada satu
wujud Dari SEMUA wujud Yang ADA, adapun wujud Makhluk merupakan hakikat Dari
wujud khaliq TIDAK ADA Perbedaan ANTARA keduanya Dari Segi hakikat. Menurutnya
wujud alam PADA hakikatnya Adalah wujud Allah Dan Allah Adalah hakikat alam.
TIDAK ADA Perbedaan ANTARA wujud Yang qadim (khaliq) DENGAN wujud Yang baru
(Makhluk). Hal ITU dinyatakan hearts Al-Qur'an: "Maha Suci Tuhan Yang
Telah menjadikan Segala Sesuatu Dan Dia Sendiri Adalah hakikat Segala Sesuatu ITU".
Apabila Dilihat Dari kesamaan ANTARA wujud Tuhan
Dan wujud alam Dan wujud Tuhan bersatu DENGAN wujud alam. * Menurut Ibnu Arabi
wujud Yang Mutlak Adalah wujud Tuhan Dan TIDAK ADA wujud selain Wujud-Nya.
Berarti, selain apapun Tuhan, baik Berupa alam maupun Apa Saja Yang ADA di alam
TIDAK memiliki wujud. Dalam Bentuk berbaring DAPAT dijelaskan bahwa Makhluk
diciptakan Diposkan Khalik (Tuhan) Dan wujudnya Bergantung pada wujud Tuhan. *
Semua Yang Berwujud selain Tuhan TIDAK akan mempunyai wujud seandainya Tuhan
TIDAK ADA. Oleh KARENA ITU, Tuhanlah sebenarnya Yang mempunyai wujud Hakiki,
sedangkan Yang diciptakan Hanya mempunyai wujud Yang Bergantung pada wujud
di-luar Dirinya, Yaitu wujud Tuhan. Alam Suami Adalah Bayangan Tuhan ATAU
Bayangan Yang Wujud Yang Hakiki. Alam TIDAK mempunyai wujud sebenarnya. Oleh
KARENA ITU alam merupakan Tempat tajalli (Tuhan penampakaan).
5.2. Al-Jili
(1365-1417)
Nama lengkapnya
adalah Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili. Ia lahir pada tahun 1365 M. di Jilan
(Gilan), sebuah provinsi di sebelah selatan Kaspia dan wafat pada tahun 1417 M.
Nama Al-jili diambil dari tempat kelahirannya di Gilan. Ia adalah seorang sufi
yang terkenal dari Bagdad. Riwayat hidupnya tidak banyak diketahui oleh para
ahli sejarah, tetapi sebuah sumber mengatakan bahwa ia pernah melakukan
perjalanan ke India tahun 1387 M. kemudian belajar tasawuf di bawah bimbingan
Abdul Qadir Al-Jailani, seorang pendiri dan pemimpin tarekat Qadiriyah yang
sangat terkenal. Di samping itu, berguru pula pada Syeh Syarafuddin Isma’il bin
Ibrahim Al-Jabarti di Zabid (Yaman) pada tahun 1393-1403 M.
Adapun Ajaran-Ajaran Yang Telah tasawuf Falsafi,
Menurut Al-Jilli, ANTARA berbaring:
1. Insan Kamil
Ajaran Yang terpenting * Menurut Al-Jilli Adalah insan
kamil Yang Berarti Manusia Sempurna. Al-Jilli memperkuatnya DENGAN hadist:
"Allah menciptakan Adam hearts Bentuk Yang Maha Rahman. Diketahui
sebagaiman, Tuhan mempunyai Sifat Hidup, pandai, Mampu berkehendak, mendengar
Dan sebagainya. Manusia Adam pun mempunyai Sifat seperti ITU Dan DAPAT dipahami
bahwa Adam Dilihat Dari Sisi penciptaanya merupakan shalat Seorang insan
kamil DENGAN Segala kesempurnaanya. Sebab PADA Dirinya Terdapat Sifat Dan
nāma ilahiyah. Al-Jilli berpendapat bahwa nama-nāma Dan Sifat-Sifat ilahiyah
ITU PADA dasarnya merupakan Milik insan kamil SEBAGAI Suatu kemestian
inheren rendah DENGAN esensinya. Sebab Sifat-Sifat Dan nāma-nama tersebut TIDAK
memiliki Tempat Berwujud, tetapi PADA insan kamil.
Perumpamaan Hubungan Tuhan DENGAN insan kamil
Bagaikan cermin. Seseorang TIDAK DAPAT Melihat hal Dirinya kecuali melalui
cermin ITU. Demikian pula halnya DENGAN insan kamil, besarbesaran TIDAK DAPAT
Melihat hal Dirinya kecuali demngan cermin nāma Tuhan, sebagaimana Tuhan TIDAK
DAPAT meliht Dirinya, kecuali melalui cermin insan kamil. [9] Dan dijelaskan hearts QS.Al-Ahzab: 33) Yang
artinya:
"Sesungguhnya Kami Telah mengemukakan amanat
Kepada langit, Bumi dan gunung-gunung, Maka semunya Enggan untuk review memikul
amanat ITU Dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, Dan dipikullah amanat ITU
Diposkan Manusia. Sesungguhya Manusia ITU amat dzalim Dan amat bodoh. "
Ketidaksempurnaan Manusia disebabkan Diposkan
HAL-HAL Yang bersifat 'ardhi, termasuk bayi Yang berada hearts Kandungan
ibunya. Al kamal hearts KONSEP al-Jilli mungkin dimiliki Diposkan Manusia
SECARA profesional (bi al-quwwah) Dan mungkin SECARA Aktual (bi al-fi'il)
Seperti Yang Terdapat hearts wali-wali, Dan nabi-nabi meskipun hearts
Intensitas Yang BERBEDA.
2. Maqamat (Al-Martabah)
Al-Jilli SEBAGAI Seorang sufi DENGAN membawa
Ajaran insan kamil, Maka besarbesaran JUGA merumuskan maqam / Tingkatan Yang
Harus Diposkan dijalani Serang sufi pula, diantaranya:
Sebuah) Pertama:
Islam, yamg didasarkan PADA lima pokok ATAU rukun, hearts pemahaman kaum sufi,
TIDAK Hanya melakukan Kelima pokok ITU SECARA ritual, tetapi JUGA Harus
dipahami Dan direalisasikannya.
b) Kedua: Iman,
yakni membenarkan hearts hati denagan Keyakinan Yang Dering-benarnya. Iman
merupakan tangga Pertama untuk review mengungkap Tabir alam ghaib, Dan alat
Yang membantu Seseorang untuk review mencapai maqam Yang LEBIH Tinggi.
c) Ketiga:
abu-Shalah, yakni DENGAN maqam Suami Seorang sufi mencapai Tingkat ibadah Yang
Terus-menerus Kepada Allah, sehingga HAL Suami untuk review mencapai maqam
tertinggi dihadapan Allah DENGAN menjalankan syari'at-syari'atnya DENGAN Baik.
d) Keempat: Ihsan, yakni
DENGAN maqam Suami menunjukkan bahwa Seorang sufi Telah mencapai Tingkat
menyaksikan Efek nāma Dan Sifat Tuhan, sehingga hearts ibadahnya, besarbesaran
merasa berada Seakan-akan dihadapan-Nya. Persyaratan Yang Harus ditempuh PADA
maqam Suami Adalah SIKAP istiqomah hearts ikhlas tobat, Inabah, zuhud, tawakal,
tafwidh, ridha ataupun.
e) Kelima:
Syahadah, yakni Seorang sufi hearts maqam Suami Telah mencapai iradah DENGAN
Ciri-Ciri: mahabbah Kepada Tuhan Tanpa pamrih, mengingat-Nya SECARA
Terus-menerus, Dan Meninggalkan HAL-HAL Yang bersifat Pribadi.
f) Keenam:
Shiddiqiyah, yakni Seorang sufi dalm Tingkatan derajat Shiddiq akan menyaksikan
HAL-HAL Yang ghaib sehingga DAPAT mengetahui hakikat Dirinya.
g) Ketujuh: qurbah,
yakni maqam Suami meupakan maqam Yang memungkinkan Seseorang DAPAT menampakkan
Diri hearts Sifat Dan nāma Yang mendekati Sifat Dan nāma Tuhan.
Jadi DAPAT disimpulkan bahwa betapapun Manusia
sesempurna apapun DENGAN nāma Dan Sifat Allah, akan tetapi TIDAK DAPAT
dipungkiri bahwa Manusia ITU TIDAK Bisa menyamai Sifat Dan nāma-nama Tuhan.
5.3. Ibn Sab’in
Nama lengkapnya Abdul
Haqq Ibn Ibrahim Muhamad Ibn Nashr, seorang sufi dan juga filosaof dari
Andalusi. Ia di panggil Ibn Sab’in dan digelari Quthbuddin. Dan dikenal pula
dengan Abu Muhamad dan mempunyai asal-usul Arab, dan dilahirkan tahun 614
H(1217/11218M) di kawasan Murcia. Dia mempelajari bahasa Arab dan sastra, dia
juga mempelajari ilmu agama dari madzhab Maliki, ilmu-ilmu logika, dan
filsafat.Ia mengemukakan gurunya bahwa diantara guru-gurunay adalah Ibn Dihaq,
yang dikenal juga dengan Ibn Al-Mir’ah. [18] Ibn Sab’in tumbuh dewasa dalam
keluarga bangsawan, hidupnya dalam suasana penuh kemuliaan dan berkecukupan
tetapi beliau menjauhi kesenangan hidup kemewahan dan kepemimpinan duniawi,
lalu hidup sebagai asketis maupun sufi yang mempunyai banyak murid. Ajaran-Ajaran Ibnu Sabi'in yaitu:
1. Kesatuan Mutlak
Ibnu Sabi'in pengasas SEBUAH PAHAM hearts Kalangan
tasawuf Filosofis Yang dikenal DENGAN PAHAM Kesatuan Mutlak. Gagasan
esensialnya sederhana Yaitu wujud Adalah Satu alias wujud Allah Semata. Wujud
Yang lainnya Hanyalah wujud Yang Satu ITU Sendiri. PAHAM Suami LEBIH dikenal
DENGAN PAHAM Kesatuan Mutlak. Kesatuan Mutlak Suami, ATAU Kesatuan murni, ATAU
Menguasai, Menurut Terminologi Ibnu
Sabi'in, hampir TIDAK mugkin mendeskripsikan Kesatuan ITU Sendiri.
Dalam PAHAM Suami, Ibnu Sabi'in Ketuhanan
menempatkan PADA Tempat Pertama. Sebab wujud Allah menurutnya Adalah asal
Segala Yang ADA PADA Masa Lalu, masa kini maupun Masa Depan.
Pemikiran-Pemikiran Ibn Sabi'in merujuk PADA dalil-dalil Al-Qur'an Yang
diinterpretasikan SECARA Filosofis maupun Khusus. Misalnya hearts surat
Al-Hadid: 3 Yang artinya "Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang zahir Dan
Yang batin ..", Dan diperkuat DENGAN hadist qudsi Yang artinya: "Apa
Yang Pertama-tama diciptakan Adalah budi akal, Maka firman Allah kepadanya Maka
Terimalah! Ia memuat berbagai menerimanya ...
Pendapat Ibnu sabi'in TENTANG Kesatuan Mutlak
tersebut merupakan dasar dasar PAHAM, khusunya TENTANG para pencapai Kesatuan Mutlak
ataupun pengakraban Allah SWT. PAHAM inisial sama DENGAN PAHAM hakikat Muhammad
SAW. Pencapai Kesatuan Mutlak , Menurut Ibnu Sabi'in Adalah individu Yang memucat Sempurna, Sempurna Yang
dimilki seoran faqih, teolog, Filsuf ataupun sufi.
5.4. Ajaran Abu
Yazid
1. Fana dan
Baqa'
Ajaran tasawuf
terpenting Abu Yazid adalah fana' dan baqa'.Dari segi bahasa, fana' berasal
dari kata faniya yang berarti musnah atau lenyap.Dalam istilah tasawuf, fana
adakalanya diartikan sebagai keadaan moral yang luhur. Dalam hal ini abu bakar
Al-Kalabadzi (w. 378 H / 988 M) mendefinisikannya : "hilangnya semua
keinginan hawa nafsu seseorang, tidak ada pamrih dari segala kegiatan manusia,
sehingga ia kehilangan segala perasaannya dan dapat membedakan sesuatu secara
sadar, dan ia telah menghilangkan semua kepentingan ketika berbuat sesuatu.
Akhirnya beliau
berkata : "Demi sadarlah aku dan tahulah aku bahwasanya : sama sekali itu
hanyalah tipuan khayalan belaka".
Kata-kata yang
demikian dinamai oleh syatahat, artinya kata-kata yang penuh khayal, yang tidak
dapat dipegangi dan dikenakan hukum.
Pada suatu malam
ia bermimpi bertemu dengan Tuhan dan bertanya kepada-Nya; Tuhanku, apa jalannya
untuk sampai kepada-Mu ? Tuhan menjawab: "Tinggalkanlah dirimu dan
datanglah". Peninggalan Abu Yazid adalah menghilangkan kesadaran akan
dirinya dan alam sekitarnya untuk dikonsentrasikan kepada Tuhan. Proses ini
disebut juga dengan at-Tajrid atau al-fana' bittauhid.
Ucapan-ucapan Abu
Yazid yang menggambarkan bahwa ia telah mencapai al-fana' antara lain :
"Aku kenal pada Tuhan melalui diriku sehingga aku hancur (fanait(u),
kemudian aku kienal pada-Nya melalui diri-Nya maka aku hidup (hayait(u).
Kehancuran (fana')
dalam ucapan ini memberikan 2 bentuk pengenalan (Al-Ma'rifat) terhadap Tuhan,
yaitu :
a. Pengenalan
terhadap Tuhan melalui diri Abu Yazid.
b. Pengenalan
terhadap Tuhan melalui diri Tuhan.
Adapun baqa'
berasal dari kata baqiya.Arti dari segi bahasa adalah tetap.Sedangkan
berdasarkan istilah tasawuf berarti mendirikan sifat-sifat terpuji kepada
Allah.Paham baqa' tidak dapat dipisahkan dengan paham fana' karena keduanya
merupakan paham yang berpasangan. Jika seorang sufi sedang mengalami fana',
ketika itu juga ia sedang menjalani baqa'.
2. Ittihad
Ittihad adalah
tahapan selanjutnya yang dialami seorang sufi setelah ia menempuhi tahapan fana
dan baqa'. Hanya saja dalam literatur klasik, pembahasan tentang ittihad ini
tidak ditemukan.apakah karena pertimbangan keselamatan jiwa ataukah ajaran ini
sangat sulit dipraktekkan merupakan pertanyaan yang sangat baik untuk
dianalisis lebih lanjut.Namun, menurut Harun Nasution uraian tentang ittihad
banyak terdapat di dalam buku karangan orientalis.
Al Bustami
dipandang sebagai sufi pertama yang menimbulkan ajaran fana dan baqa' untuk
mencapai ittihad dengan Tuhan.
Pengalaman
kedekatan Abu Yazid dengan Tuhan hingga mencapai ittihad disampaikannya dalam
ungkapan "pada suatu ketika aku dinaikkan kehadirat Tuhan, lalu Ia
berkata: "Abu Yazid, makhluk-makhluk-Ku sangat ingin memandangmu. Aku
menjawab: "Kekasihku, aku tak ingin melihat mereka. Tetapi jika itu
kehendak-Mu, maka aku tak berdaya untuk menentang-Mu. Hiasilah aku dengan
keesaan-Mu, sehingga jika makhluk-makhluk-Mu memandangku, mereka akan berkata:
Kami telah melihat-Mu. Engkaulah itu yang mereka lihat, dan aku tidak berada di
hadapan mereka itu.
Puncak pengalaman
kesufian al-Bustami dalam ittihad juga tergambar dalam ungkapan berikut
"Tuhan berkata, Abu Yazid, mereka semua
kecuali engkau adalah makhluk-Ku.Aku pun berkata, aku adalah Engkau.Engkau adalah
aku, dan aku adalah Engkau.
Terputus munajat.Kata menjadi satu, bahkan
semuanya menjadi satu.Tuhan berkata kepadaku, Hai engkau.Aku dengan
perantaraan-Nya menjawab, Hai aku.Ia berkata, "Engkaulah yang satu. Aku
menjawab, akulah yang satu.Ia berkata, Engkau adalah engkau. Aku menjawab, aku
adalah aku."
Dalam ittihad
kelihatannya lidah berbicara melalui lisan Al Bustami.Ia tidaklah mengaku
dirinya Tuhan, meskipun pada lahirnya ia berkata demikian.
Suatu ketika
seorang melewati rumah Abu Yazid dan mengetuk pintu. Abu Yazid bertanya,
"Siapa yang engkau cari ?"Orang itu menjawab. "Abu Yazid".
Abu Yazid berkata, "Pergilah, di rumahmu ini tidak ada, kecuali Allah Yang
Mahakuasa dan Mahatinggi.
5.5. Dasar-Dasar
Tauhid Kaum Shufi Menurut Al-Qusyairy
1. Ma’rifatullah.
Abu Bakar
Asy-Syibli pernah berkata demikian “ Allah Dzat Yang Esa diketahui keesaan-Nya
sebelum ada batasan dan huruf. Maha Suci Allah yang tidak ada batasan bagi
Dzat-Nya dan tidak ada huruf bagi Kalam-Nya.
Imam Ruwaim bin
Ahmad pernah ditanya tentang permulaan kewajiban yang diwajibkan Allah pada
hamba-Nya yang oleh beliau dijawab :”Ma’rifat”. Hal itu didasarkan pada firman
Allah SWT :
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون . ( الذاريات : 56 ).
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون . ( الذاريات : 56 ).
“Tidak Aku
ciptakan jin dan manusia kecuali menyembah ( Ku ). ( Q.S Adz-Dzariyat : 56 ).
2. Sifat-Sifat
Allah.
Tauhid adalah
suatu pengetahuan tentang Dzat Allah, tidak ada keserupaan dan tidak ada
peniadaan bagi sifat-sifat-Nya kata Abu Hasan al-Busyanji.
Bagi Imam
Al-Junaid, tauhid berarti pengetahuan dan pengakuan bahwa Allah adalah Dzat
Yang Tunggal dalam keabadian dan keterdahuluan-Nya; tidak ada pihak kedua yang
menyertai-Nya.Apa pun yang bergerak di alam tidak bekerja dengan sendirinya.
3. Iman.
Iman menurut Abu
Abdullah bin Khafif adalah pembenaran hati terhadap sesuatu yang telah
dijelaskan oleh Al-Haqq tentang masalah-masalah gaib.
4. Rezeki.
Sesungguhnya
rezeki yang diterima setiap hamba adalah makhluk Allah.Segala sesuatu di alam
ini, baik yang bersifat fisik maupun non fisik, memiliki jasad atau tidak adalah
ciptaan Allah.Tidak ada pencipta selain-Nya.
5. Kufur.
Seorang ulama
besar, Al-Wasithi suatu saat ditanya tentang arti kufur pada Allah.Ia menjawab
bahwa kufur dan iman, dunia dan akhirat adalah dari, menuju, dengan, dan bagi
Allah. Dari Allah segala permulaan dan susunan; kepada-Nya tempat kembali dan
berakhir; bersama-Nya sesuatu yang tetap dan lenyap; dan bagi-Nya semua
kerajaan dan ciptaan.
6. ‘Arasy.
Firman Allah SWT :
الرحمن على العرش استوى . ( طه : 5 ).
“Tuhan Yang Maha
Pemurah, Yang bersemayam di atas arasy”. ( Q.S Thaha : 5 ).
Menurut Asy-Syibli
firman itu bermakna Ar-Rahman bersifat kesenantiasaan ( tidak bergeser ),
Al-Arasy ( singgasana-Nya ) bersifat baru, dan arasy pada Ar-Rahman bersemayam.
7. Dzat Yang
Al-Haq.
Allah, Dzat Yang
Maha Mengetahui dengan pengetahuan-Nya sendiri, Kuasa dengan kekuasaan-Nya,
Berkehendak dengan kehendak-Nya, mendengar dengan pendengaran-Nya, melihat
dengan penglihatan-Nya, berbicara dengan pembicaraan-Nya, hidup dengan
kehidupan-Nya, dan tetap dengan ketetapan-Nya.
Masyarakat modern
dewasa ini sangat menggandrungi ajaran-ajaran tasawuf atau spirituallitas, baik
yang kaya maupun yang miskin, terutama orang-orang yang ada diperkotaan .
Apakah mereka itu murni ingin meningkatkan kerohaniannya kepada Allah SWT ataukah
tempat dari abad-keabad , para sufi benar-benar ingin beribadah dan berhubungan
dengan Tuhan dengan sedekat-dekatnya, yang pada akhirnya ma’rifat kepada-Nya .
6. Kehidupan Para
Ahlus Shuffah
Selain Nabi Muhammad
saw dan para sahabat beliau , sebagai rujukan para sufi dikenal pula para Ahl
as-suffah. Mereka teguh dalam memegang akidah , dan senantiasa mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Diantaranya ialah; Abu Hurairah, Abu zar al-Giffari, Slman
al-Farisi, Mu’az bin Jabal , Imran bin Husin , Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdul
bin Mas’ud , Abdullah bin Abbas, dan Huzaifah bin Yaman .
Setelah periode
sahabat berlalu, muncul pula periode tabin .tokoh tabiin kelas pertama yang
muncul di Madinah ialah Sa’id bin Musayyab (15-94H) . Pada dirinya terkumpul kealiman
dalam bidang hadis dan fikih di samping juga dalam bidang ibadah kezuhudan, dan
akhlak mulia .
Dikota Basrah msyhur
pula nama Hasan al-Basri (Madinah, 642-Basra,728H). Dia masyhur dengan
kezuhudannya yang berlandaskan Khauf (takut kepada kemurkaan Allah) dan
Rajaa’(mengharapkan rahmat Allah SWT) .
Tokoh tabiin di kufah antara lain: Sufyan as-Sauri
(97 -161H) Ia mendapat gelar amiir al-mukminin fi al-hadis dan termasuk
mujtahid mutlak dan dalam bidang kerohanian ia termasyhur zuhud, wara’, banyak
beribadah, dan sanggup menentang penguasa yang di pandangnya zalim .
Pada akhir abad kedua
Hijriyah peralihan dari zuhud ke tasawuf sudah mulai tampak . Pada masa ini
juga muncul analisis-analisis tentang kesufian . Menurut at-Taftazani , mereka
lebih layak dinamai zahid dari pada sufi . Di antara tokoh kerohanian pada
akhir abad kedua hjriyah yang agak condong pada kajian tasawuf ialah Ibrahim
bin Adham(wafat 161H) di khurasan. Ia adalah seorang putra raja di Baikh
(Afganistan), tetapi tidak terpesona kemewahan dan kekuasaan duniawi . Ia
berkata:”Siapa yang Cuma mengejar kemasyhuran , berarti ia tidak
sungguh-sungguh menuju Allah”.
Tokoh lain pada masa
ini ialah Imam Fudail bin Iyad (wafat 187H) . Ia bersal dari Khurasan dan
meninggal di Makkah . Pada mulanya ia seorang perampok , kemudian berubah
menjadi seorang zahid yang taat. Dalam kajian-kajiannya, ia menekankan
pembinaan batin dari pada amal lahir .
Karena kezuhudan lebih tampak lagi pada Rabi’ah
al-Adawiyah (95-185H), seorang anak keluarga miskin yang hidup sebagaihamba
sahaya, kemudian menjalani hidup dalam kezuhudan . Hari-harinya di habiskan di
atas tikat sejadah . Baginya yang mendorong demikian ialah rasa cinta
(mahabah)-nya kepada Tuhan, sehingga tidak tersisa lagi waktu dan ruang hatinya
selain untuk AllahSWT.
7. Sumber Islam
Dalam Tasawuf
Dari al-Qur’an dan
as-Sunnah, risalah para sufi , pertama-tama mendasarkan pendapat-pendapat
mereka tentang moral dan tingkah laku . Juga latihan-latihan rohaniah mereka,
yang mereka susun demi terealisasinya tujuan-tujuan kehidupan mistis.
Memang ada pendapat
lain, seperti Raynold Alleyne Nicholson, sejarahwan dan ahli mistisme dalam
Islam (sufisme; menurut ungkapan bahasa-bahasa Eropa) tidaklah murni berasal
dari ajaran Islam, tetapi banyak mengambil dari para dufi agama lain? Bagi
Harun Nasution , teori-teori yang mengatakan bahwa ajaran taswuf dipengaruhi
oleh unsur saing sulit dibuktikan kebenarannya. Karena dalam ajaran Islam
sendiri terdapat ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis yang menggambarkan
dekatnya manusia dengan Tuhan . Di antaranya surat al-Baqarah ayat 186 yang
artinya; Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku , maka
(jawablah ), bahwasanya Aku adalah dekat . Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo’a
kepada-Ku
Tinjauan analisis
terhadap tasawuf menunjukan bagaimana para sufi denganberbagai aliran yang
dianutnya, memiliki sesuatu konsepsi tentang jalan (thriqah)menuju Allah. Dan
jalan ini dimulai dengan latihan-latihan rohaniah, lalu secara bertahap
menempuh pun berbagai fase, yang dikenal dengan tingkatan (maqam) dan
keadaan(hal) yang berakhir dengan tingkatan (ma’rifat) Allah.
Semua tingkatan dan kaadaan para sufi , yang pada
dasarnya merupakan objek tasawuf, berlandaskan al-Qur’an . seperti
penggemblengan (mujahadah ) jiwa berdasar al-Qur’an surat al-Ankabut auat 69
yang artinya: dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)Kami ,
benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yan berbuat baik .
Selain berdasarkan
al-Qur’an maupun sunnah Nabi , sangat banyak teladan kehidupan Nabi saw dan
para sahabatnya, yang merupakan cikal bakal tasawuf Islam .
Misalnya kehidupan Nabi sebelum menjadi Rasul ,
beliau berhari-hari berkhalawat di Gua Hira, terutama di bulan Ramdhan,
banyak berdzikir dan tafakur dalam rangka mendekatkan diri kepada AllahSWT
.kedekatan Nabi ketika melakukan mi’raj , pribadi beliau yang sederhana , zuhud
dan tidak pernah terpesonaoleh kemewhan dunia’ ibadah beliau pernah salat malam
dengan beberapa rakaat sehingga lutunya bergetar dan terdengar suara tangisnya,
bahkan kakinya bengkak; banyak berdzikir sehari semalam tidak kurang dari 70
atau 100 kali ; beliau pernah lupa ketika khusuk bermunajat kepada Tuhan pada
waktu ditanya istrinya, siapa engkau? Aisah menjawab :”Nabi bertanya kembali
:”siapakah Aisah ?”dan seterusnya , akhirnya Aisah meninggalkannya; dalam diri
Nabi saw terkumpul sifat –sifat terpuji yaitu rendah hati, lemah lembut, jujur,
tidak suka mencari-cari cacat orang lain, sabar , tidak angkuh , santun dan
tidak mabuk pujian.
Adapun kehidupan
keempat sahabat Nabi Muhammad saw yang dijadikan panutan oleh para sufi sebagai
berikut:
1.
Abu Bakar as-Shiddiq .pada mulanya ia adalah seorang saudagar Kuraysi yang
kaya. Setelah masuk Islam, ia menjadi seorang yang sangat sederhan . Ketika
menghadapi perang Tabuk , Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat, siapakah
yang bersedia memberikan seluruh harta bendanya di jalan Allah SWT. Abu
Bakarlah yang pertama menjawab :”Saya ya Rasulullah .”Akhirnya beliau
memberikan seluruh harta kekayaannya unutk jalan Allah melihat hal demikian,
Nabi bertanya kepadanya:”Apalagi yang tinggal untukmu wahai Abu Bakar
?”Ia menjawab :”cukup bagiku Allah dan Rasulnya.”
2. Umar bin Khatab
yang terkenal dengan jiwa dan kebersihan kalbunya, sehingga Rasulullah saw
berkata :”Allah telah menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar.”Ia
terkenal dengan kezuhudan dan kesederhanaannya. Umar bin Khatab pernah
berkata:”Apabila engkau lihat seseorang yang berilmu mencintai dunia, maka
curigailah dia mengenai agamanya! Karena tiap orang yang mencintai sesuatu akan
menyibukkan diri dengan apa yang dicintainya itu,”Diriwayatkan pada suatu
ketika setelah ia menjabat sebagai khalifah, ia berpidato dengan memakai baju
bertambal dua belas sobekan . Bahkan beliau menghabiskan malam untuk beribadah
dan siang untuk umat .
3. Usman bin Affan,
seseorang yang zuhud padahal ia kaya raya, tawadhu’, banyak berdikir , banyak
membaca ayat-ayat al-Qur’an dan memiliki akhlak yang terpuji . Diriwayatkan
pula, beliau telah membeli telaga milik orang yahudi untuk kaum muslimin .
Dalam keadaan membaca al-Qur’an surat al-Baqarah ayat137, beliau meninggal
akibat tebasan pedang para pemberontak
4.
Ali bin Abi Thalib yang tidak kurang pula keteladanannya dalam dunia tasawuf .
Kezuhudan dan kerendahan hati beliau terlihat pada kehidupan yang sederhana .
Ia tidak malu memakai pakaian bertambal, bahkan ia sendiri yang menambal
pakaiannya yang robek . BERSAMBUNG
8. Nilai-nilai
Taswuf Dalam Kehidupan Modern
8.1.Maqamat Menurut Ibn Atha’illah
Mengenai maqām, Ibn Atha’illah membaginya
tingkatan maqam sufi menjadi 9 tahapan;
1. Maqam taubat
2. Maqam zuhud 3. Maqam shabar 4. Maqam syukur 5. Maqam
khauf
6. Maqam raja’ 7. Maqam ridha 8. Maqam tawakkal 9.
Maqam mahabbah
8.2. Maqam Hakikat
Istilah hakikat
berasal dari kata Al-Haqq, yang berarti kebenaran.
Kalau dikatakan Ilmu
Hakikat, berarti ilmu yang digunakan untuk
mencari suatu
kebenaran. Kemudian beberapa ahli merumuskan
definisinya sebagai
berikut:
11. Asy-Syekh Abu Bakar Al-Ma’ruf mengatkan :
“Hakikat adalah
(suasana kejiwaan) seorang Saalik (Shufi) ketika ia
mencapai suatu tujuan
…sehingga ia dapat menyaksikan (tanda-tanda)
ketuhanan dengan mata
hatinya”.
b. Imam Al-Qasyairiy
mengatakan:
“Hakikat adalah
menyaksikan sesuatu yang telah ditentukan,
ditakdirkan,
disembunyikan (dirahasiakan) dan yang telah dinyatakan
(oleh Allah kepada
hamba-Nya”.
Hakikat yang
didapatkan oleh Shufi setelah lama menempuh Tarekat
dengan selalu
menekuni Suluk, menjadikan dirinya yakin terhadap apa
yang dihadapinya.
Karena itu, Ulama Shufi sering mengalami tiga macam
tingkatan keyakinan:
11) “Ainul Yaqiin; yaitu tingkatan keyakinan yang ditimbulkan oleh
pengamatan indera
terhadap alam semesta, sehingga menimbulkan
keyakinan tentang
kebenaran Allah sebagai penciptanya;
2) “Ilmul Yaqiin;
yaitu tingkatan keyakinan yang ditimbulkan oleh
analisis pemikiran
ketika melihat kebesaran Allah pada alam semesta
ini.
3) “Haqqul Yaqqin;
yaitu suatu keyakinan yang didominasi oleh hati
nurani Shufi tanpa
melalui ciptaan-Nya, sehingga segala ucapan dan
tingkah lakunya
mengandung nilai ibadah kepada Allah SWT. Maka
kebenaran Allah
langsung disaksikan oleh hati, tanpa a n diragukan
oleh keputusan akal”.
Pengalaman batin yang
sering dialami oleh Shufi, melukiskan bahwa
betapa erat kaitan
antara hakikat dengan mari”fat, dimana hakikat itu
merupakan tujuan awal
Tasawuf, sedangkan ma’rifat merupakan tujuan
akhirnya.
8.3. Maqam Marifat
Istilah Ma’rifat
berasal dari kata “Al-Ma’rifah” yang berarti
mengetahui atau
mengenal sesuatu. Dan apabila dihubungkan dengan
pengamalan Tasawuf,
maka istilah ma’rifat di sini berarti mengenal
Allah ketika Shufi
mencapai maqam dalam Tasawuf.
Kemudian istilah ini
dirumuskan definisinya oleh beberapa Ulama
Tasawuf; antara lain:
11. Dr. Mustafa Zahri mengemukakan salah satu pendapat Ulama Tasawuf
yang mengatakan:
“Marifat adalah
ketetapan hati (dalam mempercayai hadirnya) wujud
yang wajib adanya
(Allah) yang menggambarkan segala kesempurnaannya.”
b. Asy-Syekh Ihsan
Muhammad Dahlan Al-Kadiriy mengemukakan pendapat
Abuth Thayyib
As-Saamiriy yang mengatakan:
“Ma’rifat adalah
hadirnya kebenaran Allah (pada Shufi)…dalam
keadaan hatinya
selalu berhubungan dengan Nur Ilahi…”
c. Imam Al-Qusyairy
mengemukakan pendapat Abdur Rahman bin Muhammad
bin Abdillah yang
mengatakan:
“Ma’rigfat membuat
ketenangan dalam hati, sebagaimana ilmu
pengetahuan membuat
ketenangan (dalam akal pikiran). Barangsiapa yang
meningkat ma’rifatnya,
maka meningkat pula ketenangan (hatinya).”
Tidak semua orang
yang menuntut ajaran Tasawuf dapat sampai kepada
tingkatan ma’rifat.
Karena itu, Shufi yang sudah mendapatkan
ma’rifat, memiliki
tanda-tanda tertentu, sebagaimana keterangan Dzuun
Nuun Al-Mishriy yang
mengatakan; ada beberapa tanda yang dimiliki
oleh Shufi bila sudah
sampai kepada tingkatan ma’rifat, antara lain:
11. Selalu memancar cahaya ma’rifat padanya dalam segala sikap dan
perilakunya. Karena
itu, sikap wara’ selalu ada pada dirinya.
b. Tidak menjadikan
keputusan pada sesuatu yang berdasarkan fakta
yang bersifat nyata,
karena hal-hal yang nyata menurut ajaran
Tasawuf, belum tentu
benar.
c. Tidak menginginkan
nikmat Allah yang banyak buat dirinya, karena
hal itu a n
membawanya kepada perbuatan yang haram.
Dari sinilah kita
dapat melihat bahwa seorang Shufi tidak
membutuhkan kehidupan
yang mewah, kecuali tingkatan kehidupan yang
hanya sekedar dapat
menunjang kegiatan ibadahnya kepada Allah SWT.,
sehingga Asy-Syekh
Muhammad bin Al-Fadhal mengatakan bahwa ma’rifat
yang dimiliki Shufi,
cukup dapat memberikan kebahagiaan batin
padanya, karena
merasa selalu bersama-sama dengan Tuhan-nya.
Begitu rapatnya
posisi hamba dengan Tuhan-nya ketika mencapai
tingkat ma’rifat,
maka ada beberapa Ulama yang melukiskannya sebagai
berikut:
11. Imam Rawiim mengatakan, Shufi yang sudah mencapai tingkatan
ma’rifat, bagaikan ia
berada di muka cermin; bila ia memandangnya,
pasti ia melihat
Allah di dalamnya. Ia tidak akan melihat lagi
dirinya dalam cermin,
karena ia sudah larut (hulul) dalam Tuhan-nya.
Maka tiada lain yang dilihatnya
dalam cermin, kecuali hanya Allah SWT
saja.
b. Al-Junaid
Al-Bahdaadiy mengatakan, Shufi yang sudah mencapai
tingkatan ma’rifat,
bagaikan sifat air dalam gelas, yang selalu
menyerupai warna
gelasnya. Maksudnya, Shufi yang sudah larut (hulul)
dalam Tuhan-nya
selalu menyerupai sifat-sifat dan kehendak-Nya. Lalu
dikatakannya lagi
bahwa seorang Shufi, selalu merasa menyesal dan
tertimpa musibah bila
suatu ketika ingatannya kepada Allah terputus
meskipun hanya
sekejap mata saja.
c. Sahal bin Abdillah
mengatakan, sebenarnya puncak ma’rifat itu
adalah keadaan yang
diliputi rasa kekagumam dan keheranan ketika
Shufi bertatapan
dengan Tuhan-nya, sehingga keadaan itu membawa
kepada kelupaan
dirinya.
Keempat tahapan yang
harus dilalui oleh Shufi ketika menekuni
ajaran Tasawuf, harus
dilaluinya secara berurutan; mulai dari
Syariat, Tarekat,
Hakikat dan Ma’rifat. Tidak mungkin dapat ditempuh
secara terbalik dan
tidak pula secara terputus-putus.
Dengan cara menempuh
tahapan Tasawuf yang berurutan ini,seorang hambatidak akan mengalami kegagalan
dan tidak pula mengalamikesesatan.
Tasawuf digali dari sumbernya al-Qur’an dan
sunnah, dan dari pengalaman keagamaan atau istik dari melaksanakan peribadatan
kepada Tuhan , telah dikembangkan lebih terperinci oleh para pendukungnya .
Dalam menggambarkan ucapan-ucapan para sufi sebagai nerikut:
1. Taubat ?al-Junaid
mengatakan :”Taubat mempunyai tiga makna . pertama menyesali kesalahan; kedua
berketetapan hati untuk tidak kembali kepada apa yang terlarang ; dan ketiga
membereskan kelluhan orang terhadap dirinya. “
2.
Ikhlas? :menghentikan amal-amal baik karena manusia adalah munafik , dan
melaksanakannya karena manusia adalah musrik. Ikhlas berarti Allah
menyembuhkanmu dari penyakit ini.”
3.
Zuhud ? Abu Hafs mengtakan :”Tidak ada zuhud kecuali dalam hal-hal yang halal
.”
4.
Sabar ?al-Juraiyri menjelaskan :”Sabar tidaklah membedakan keadaan bahagia atau
menderita , disertai dengan ketentraman dalam keduanya .”
5.
Syukur? Ruwaym mengatakan:”Bersyukur adalah engkau menghabiskan seluruh
kemampuannya.”
6.
Dzikir? Al-Hasan al-Bisri mengajarkan :”Carilah kemanisan dalam tiga hal:shalat
, dzikir kepada Allah , dan membaca al-Qur’an. Jika engkau tidak menemukan ke
anisan di dalam ketiga hal itu, maka ketahuilah bahwa pintu telah
tertutup(bagimu).”
7. Do’a ? seorang
bertanya kepada Ja’far ash-Shiddiq,”Apa sebenarnya kita berdo’a tetapi tidak
pernah dikabulkan ?”Beliau menjawab,”Itu karena engkau berdo’a kepada Tuhan
yang engkau tak punya pengtahuan tentang-Nya.”
8. Cinta (mahabbah)
Abu Abdullah al-Qasyairi:”Hakekatnya cinta berarti bahwa engkau memberikan
engkau memberikan segenap dirimu kepada Dia yang kau cintai hingga tak
sesuatupun tinggal dari dirimu untuk dirimu sendir.”
9.
Kerelaan(ridha)? Dzun Nun al-Misri menjelaskan ,”Ada tiga tanda kerelaan, tidak
punya piihan sebrlum diputuskannya ketetapan(Allah), tidak merasakan kepahitan
setelah diputusnya ketetapan (Allah), dan merasakan gairah cinta
ditengah-tengahcobaan.”
10. Takut
kepada Tuhan (taqwa) ? Abul Hasan al-Farisi menyatakan , “ Taqwa mempunyai
aspek luar dan aspek dalam . Aspek luarnya adalah pelaksanaan syari’at dan
aspek dalamnya adalah niat dan mujahadah.”
11. Tawkal
?Sahl bin Abdullah mengatakan,” Ada tiga tanda orang yang bertawaqal kepada
Allah: dia tidak meminta-minta , tidak menolak sesuatu(pemberian), dan tidak
pula menahan sesuatu (yang akan diberikan).”
Ihtitam
Al-Hamdulillah, bila kita cermati perkembangan
taswuf Islam dari abad ke-3 Hijriyah adalah abad mula tersusunnya ilmu tasawuf
dalam arti yang luas , dan abad selanjutnya terdapat dua jenis aliran, yaitu
tasawuf sunni dan filosofis. Abu Hamid al-Ghazali yang disebut-sebut
sebagai wakil sufi sunni dan syeh Akbar Ibn ‘Arabi tokoh sufi filosofis.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemunculan tasawuf
dalam Islam dalam abad awal pertumbuhannya tetap bercorak Islam.Sedangkan
perkembangan berikutnya tertentu terpengaruh teori-teori filsafat, seperti
al-huluul, al-Haqiqat al-Muhammadiyah (Nur Muhammad), hikmat al-Isyra’ (Iluminasi),
wahdatul wujud, Martabat tujuh dll. Sungguhpun demikian ,cikal
bakaltasawuf Islam sudah tumbuh benih-benihnya dalam kehidupan Rasulullah dan
para sahabatnya . Diantara beliau-beliau ada yang kaya a nada yang iskin,
kekayaan atau kemiskinan bagi mereka sama saja, yang terpenting siapa yang
paling taqwa di sisi Tuhan ?
Dari merekalah, para tokoh sufi senantiasa
melanggengkan dzikrullah dalam segala tingkah laku, melalui lisan, kalbu, amal
dan prilaku kesehariannya. Tiada waktu kecuali memelihara dan menjaga
hablum minallah dan hablum minannas. Guna menghamba dan mengihklaskan hidup ini
semata-mata karunia Tuhan .
Dan pada akhirnya , banyak orang yang masuk Islam
karena pengaruh mereka dan banyak orang yang durhaka serta lalim bertaubat .
Mengapa ? Moral satu-satunya jawabannya. Wallah A’lam
DAFTAR PUSTAKA
1.Al-'Aththar, Fariduddin, 1983, Warisan
Para Auliya', Bandung : Pustaka. Syarif, M.M, 1966, A History of Muslim
Philosophy, Otto Harrassowitz, Wiesbaden, vol.1.
2.Al-Kalabadzi, Abu Bakar Muhammad, 1960,
At-Ta'arruf li Madzhab Ahl at-Tashawwuf, Isa Al-Babi Al-Halabi.
3.Anwar, Drs. Rosihan, M.Ag dan Drs.
Mukhtar Solihin, M.Ag, 2000, Ilmu Tasawuf, Bandung: CV. Pustaka Setia.
Drs. Rosihan
Anwar, M.Ag dan Drs. Mukhtar Solihin, M.Ag, Op. Cit, hlm. 135.
4.As-Sam’ani, Abdul Karim.Al-Ansab.juz 10.
5.Az-Zubaidi, Murtadha. Tajul ‘Arusi.. Juz
3
6.Kuhhalah, Umar Ridha. Mu’jamu Qubailil :
Arab. juz 3.
7.An-Naisaburi, Abul Qasim Abdul Karim
Hawazin Al Qusyairi. Risalah Qusyairiyah. Sumber Kajian Ilmu Tasawuf. Jakarta.
Pustaka Amani. 1998.
Nama yang
dinisbatkan pada kata Abu.
Al-Ansab.Abdul
Karim as-Sam’ani, juz 10.hlm. 152.
8.Abu Bakar Muhammad Al-Kalabadzi,
At-Ta'arruf li Madzhab Ahl at-Tashawwuf, Isa Al-Babi Al-Halabi, 1960, hlm. 147.
9.Badawi, Abdurrahman, Syatahat
Ash-Shufiyyah, Dar Al Qalam, Beirut.
Abdurrahman
Badawi, Syatahat Ash-Shufiyyah, Dar Al Qalam, Beirut, hlm. 82
10.Enseklopedi Islam, Jakarta: CV. Ahda
Utama, 1993.
11.Hamka, Prof. DR., 1993, Tasawuf
Perkembangan dan Pemurniannya, Jakarta: Pustaka Panjimas.
12.Hoeve, Van, 2001, Ensiklopedi Islam,
Jakarta: PT. Ichtiar Baru.
13.Nasution, Harun, 1973, Filsafat dan
Mistisisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
14.Fariduddin Al-'Aththar, Warisan Para
Auliya', Pustaka, Bandung, 1983, hlm. 128.
Ibid, hlm. 129
15.M.M. syarif, A History of Muslim
Philosophy, Otto Harrassowitz, Wiesbaden, 1966, vol.1, hlm. 342.
16.Prof. DR. Hamka, Tasawuf Perkembangan
dan Pemurniannya, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1993, hlm. 94 – 95.
17.Van Hoeve, Ensiklopedi Islam, jakarta:
PT. Ichtiar Baru, 2001, hlm. 58
18.Drs. Rosihan Anwar, M.Ag dan Drs.
Mukhtar Solihin, M.Ag, Ilmu Tasawuf, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000, hlm.
132.
19.Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme
dalam Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1973, hlm. 79.
tasawufakhlaqi.blogspot.com
https://kuliahpemikiran.wordpress.com
BY DRS.H.UMAR FAUZI,SQ.MA (2013)
Assalamu'alaikum, Pangersa....isinya sungguh menjadi wawasan yang perlu di kaji tapi kalau boleh tanya..berhubung saya juga baru bikin blog tapi template tidak, menarik, kalau boleh bisakah beri tahu dari mana tempkatenya, beli dari mana? kalu hasil download dari man linknya dilihatnya menarik dan enak, afwan sebelumnya
BalasHapus