PASCA RAMADHAN ?
« يَا
عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ
قِيَامَ اللَّيْلِ »
“Wahai
‘Abdullah, janganlah engkau seperti si A. Dulu dia biasa mengerjakan shalat
malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.” (HR. Bukhari no. 1152)
يَا أَيُّهَا
اَلنَّاسُ! أَفْشُوا اَلسَّلَام, وَصِلُوا اَلْأَرْحَامَ, وَأَطْعِمُوا اَلطَّعَامَ, وَصَلُّوا
بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ, تَدْخُلُوا
اَلْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Wahai
manusia! Sebarkanlah salam, jalinlah tali silturahmi (dengan kerabat), berilah
makan (kepada istri dan kepada orang miskin), shalatlah di waktu malam
sedangkan manusia yang lain sedang tidur, tentu kalian akan masuk ke dalam
surga dengan penuh keselamatan.” (HR.
Tirmidzi no. 2485 dan Ibnu Majah no. 1334. Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 569
mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Muqaddimah
Wahai manusia apakah masih tersisa orang yang
berpuasa selepas bulan Ramadhan sebagaimana kondisi mereka di bulan Ramadhan ?
ataukah kondisi mereka bagaikan seorang perempuan yang mengurai benangnya yang
sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali ? Wahai manusia apakah
masih tersisa ini semua yang dilakukan di bulan Ramadhan orang yang
berpuasa, Al Qur’an yang dibaca dan para pembaca Al Qur’an, sedekah yang
dibayarkan, malam hari yang dihidupkan dengan ibadah, para juru dakwah yang
mendakwahkan Islam, apakah masih tersisa hal yang semacam ini setelah Ramadhan ataukah
para manusia kembali menapaki jalan yang lain yaitu jalan syetan dengan
melakukan segala macam dosa-dosa dan kemaksiatan dan segala yang mendatangkan
kemurkaan bagi yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ? Sesungguhnya konsisten
dan kesabaran seorang muslim dalam menjalankan amal shalih setelah Ramadhan
pertanda dikabulkan amalannya selama bulan Ramadhan oleh sang Maha Pemberi lagi
Maha Pemurah, dan sesungguhnya meninggalkan amal shalih setelah bulan Ramadhan
dan menapaki jalan-jalam syetan merupakan bukti dari kehinaan, kerendahan,
kelemahan sebagaimana ungkapan Hasan Al Bashri : ( mereka menghinakan dirinya
dan bermaksiat kepada Allah jikalau seandainya mereka mengagungkan Allah
niscaya Allah akan menjaga mereka ). Dan jika
seorang hamba hina dihadapan Allah maka tidak seorangpun yang akan
memulyakannya. Allah Ta’ala berfirman :
( ومن
يهن الله فما له من مكرم ) الحج/18
(Dan barang
siapa yang dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang memuliakannya ). SQ. Al
Hajj/18.
Keutamaan Shalat
Malam ?
( وأقم
الصلاة طرفي النهار وزلفاً من الليل إن الحسنات يذهبن السيئات ذلك ذكرى للذاكرين )
هود/114.
(Dan
dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat ). SQ. Hud ayat 114.
Dan Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
( وأتبع
السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن )
(Dan
ikutilah perbuatan yang buruk dengan perbuatan yang baik niscaya perbuatan yang
baik akan menghapuskan perbuatan yang buruk, dan pergaulilah manusia dengan
budi pekerti yang baik )
إليه يصعد الكلم
الطيب والعمل الصالح يرفعه والذين يمكرون السيئات لهم عذاب شديد ومكر أولئك هو
يبور ) فاطر/10
Kepada-Nya
lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shaleh dinaikkan-Nya. Dan
orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka adzab yang keras, dan
rencana jahat mereka akan hancur. Surat Fathir/10.
Namun,
ibadah shalat malam
ini mungkin hanya ibadah musiman saja yaitu dilaksanakan hanya di bulan
Ramadhan. Padahal keutamaan shalat malam ini amatlah banyak, di antaranya:
[1] Shalat
malam adalah sebaik-baik shalat setelah shalat wajib. Dari Abu Hurairah,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ
بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ
بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Sebaik-baik
puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram-.
Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163)
[2] Orang
yang melakukan shalat malam dijamin masuk surga dan selamat dari adzab neraka.
Dari Abdullah bin Salam radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا أَيُّهَا
اَلنَّاسُ! أَفْشُوا اَلسَّلَام, وَصِلُوا اَلْأَرْحَامَ, وَأَطْعِمُوا اَلطَّعَامَ, وَصَلُّوا
بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ, تَدْخُلُوا
اَلْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Wahai
manusia! Sebarkanlah salam, jalinlah tali silturahmi (dengan kerabat), berilah
makan (kepada istri dan kepada orang miskin), shalatlah di waktu malam
sedangkan manusia yang lain sedang tidur, tentu kalian akan masuk ke dalam
surga dengan penuh keselamatan.” (HR.
Tirmidzi no. 2485 dan Ibnu Majah no. 1334. Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 569
mengatakan bahwa hadits ini shohih)
[3] Orang
yang melakukan shalat malam akan dicatat sebagai orang yang berdzikir kepada
Allah
Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا اسْتَيْقَظَ
الرَّجُلُ مِنَ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ كُتِبَا
مِنَ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ
“Apabila
seseorang bangun di waktu malam, lalu dia membangunkan istrinya, kemudian
keduanya mengerjakan shalat dua raka’at, maka keduanya akan dicatat sebagai
pria dan wanita yang banyak berdzikir pada Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 1335. Syaikh Al Albani
mengatakan dalam Shohih wa
Dho’if Sunan Ibnu Majah bahwa hadits ini shohih). Hadits ini
menunjukkan bahwa suami istri dianjurkan untuk shalat malam berjama’ah.
[4] Orang
yang bangun di malam hari kemudian berwudhu dan melakukan shalat malam, dia
akan bersemangat di pagi harinya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
عَقِدَ الشَّيْطَانُ
عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ ، يَضْرِبُ
كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ
اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ
صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ ، وَإِلاَّ
أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ
“Setan
membuat tiga ikatan di tengkuk (leher bagian belakang) salah seorang dari
kalian ketika tidur. Di setiap ikatan setan akan mengatakan, “Malam masih
panjang, tidurlah!” Jika dia bangun lalu berdzikir pada Allah, lepaslah satu
ikatan. Kemudian jika dia berwudhu, lepas lagi satu ikatan. Kemudian jika dia
mengerjakan sholat, lepaslah ikatan terakhir. Di pagi hari dia akan bersemangat
dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, dia tidak ceria dan menjadi
malas.” (HR. Bukhari no. 1142 dan Muslim
no. 776)
Istiqamah Beribadah ?
Beribadahlah !
( وما
خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون ) الذاريات/56
(Dan
tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia melainkan agar mereka menyembah
kepadaku ) Surat Adz Dzariyaat/56,
( الصلاة
إلى الصلاة ورمضان إلى رمضان والحج إلى الحج مكفرات ما بينهن إذا اجتنبت الكبائر )
(Antara
waktu shalat yang satu dengan waktu shalat yang lain, dan antara Ramadhan yang
satu dengan Ramadhan yang lain, dan antara haji yang satu dengan haji yang lain
adalah menghapuskan dosa-dosa antara keduanya selama menjauhi dosa-dosa besar
), dan Allah Ta’ala juga berfirman :
( إن
تجتنبوا كبائر ما تنهون عنه نكفر عنكم سيئاتكم وندخلكم مدخلاً كريماً ) النساء/31
“Jika kamu
xzenjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu
mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang
kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). Qur’an surat : An
Nisaa’/31.
Bertaubatlah !
( إنما
التوبة على الله للذين يعملون السوء بجهالة ثم يتوبون من قريب فأولئك يتوب الله
عليهم وكان الله عليماً حكيماً وليست التوبة للذين يعملون السيئات حتى إذا حضر
أحدهم الموت قال إني تبت الآن ولا الذين يموتون وهم كفار أولئك أعتدنا لهم عذاباً
أليماً ) النساء/17-18
Sesungguhnya
tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan
lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka
itulah yang diterima Allah tobatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
Beristiqamahlah !
( إن
الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا تتنزل عليهم الملائكة أن لا تخافوا ولا تحزنوا
وأبشروا بالجنة التي كنتم توعدون نحن أولياؤكم في الحياة الدنيا وفي الآخرة ولكم
فيها ما تشتهي أنفسكم ولكم فيها ما تدعون ) فصلت/30-31 ،
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan
mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih;
dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah
kepadamu".
ويقول : ( إن
الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا فلا خوف عليهم ولا هم يحزنون ) الأحقاف/13
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian
mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran. Qur’an surat : Al Ahqaaf/
13.
datanglah
seorang sahabat kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dan berkata :
berikanlah wasiat kepadaku :
( قل
آمنت بالله ثم استقم ) متفق عليه
Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam dan bersabda : ( katakanlah aku beriman kepada
Allah lalu istiqomahlah ) hadits riwayat Bukhari dan Muslim.
Dan
ketahuilah wahai saudaraku sesungguhnya sebaik-baik amalan yang paling dicintai
di sisi Allah adalah yang kontinyu meskipun hanya sedikit, Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
( أيها
الناس عليكم من الأعمال ما تطيقون فإن الله لا يمل حتى تملوا ، وإن أحب الأعمال
إلى الله ما دووم عليه وإن قل وكان آل محمد صلى الله عليه وسلم إذا عملوا عملاً
ثبتوه ) أي داوموا عليه ، رواه مسلم
( Wahai umat
manusia hendaklah kalian melakukan amalan-amalan yang kalian mampu untuk
memikulnya karena sesungguhnya Allah tidak akan merasa jenuh hingga kalian
sendiri yang jenuh, dan sesungguhnya amalan-amalan yang paling dicintai di sisi
Allah adalah yang dikerjakan secara kontinyu meskipun hanya sedikit atau kecil,
dan adalah keluarga Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam apabila mengerjakan
sebuah amalan mereka menekuninya atau konsisten dalam menjalaninya ) Hadits
riwayat Muslim.
Sumber:1.http://islamqa.info
2.http://rumaysho.com
Jakarta 24/7/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar