Firman Allah, "...maka carilah
rezeki di sisi Allah, kemudian beribadah dan bersyukurlah kepada Allah. Hanya
kepada Allah kamu akan dikembalikan” (Qs Al-Ankabut: 17).
Muqaddimah
Agama Islam
yang berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits sebagai tuntunan dan pegangan bagi
kaum muslimin mempunyai fungsi tidak hanya mengatur dalam segi ibadah saja
melainkan juga mengatur umat dalam memberikan tuntutan dalam masalah yang
berkenaan dengan kerja.
Rasulullah SAW
bersabda: “bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan
beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok.” Dalam ungkapan
lain dikatakan juga, “Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah,
Memikul kayu lebih mulia dari pada mengemis, Mukmin yang kuat lebih baik
dari pada mukslim yang lemah. Allah menyukai mukmin yang kuat bekerja.”
Nyatanya kita kebanyakan bersikap dan bertingkah laku justru berlawanan dengan
ungkapan-ungkapan tadi.
Padahal dalam
situasi globalisasi saat ini, kita dituntut untuk menunjukkan etos kerja yang
tidak hanya rajin, gigih, setia, akan tetapi senantiasa menyeimbangkan dengan
nilai-nilai Islami yang tentunya tidak boleh melampaui rel-rel yang telah
ditetapkan al-Qur’an dan as-Sunnah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin.
Pengertian Etos
Kerja
Etos kerja dalam arti luas menyangkut akan akhlak dalam pekerjaan. Untuk
bisa menimbang bagaimana akhlak seseorang dalam bekerja sangat tergantung dari
cara melihat arti kerja dalam kehidupan, cara bekerja dan hakikat bekerja.
Dalam Islam, iman banyak dikaitkan dengan amal. Dengan kata lain, kerja yang
merupakan bagian dari amal tak lepas dari kaitan iman seseorang.
Ethos berasal
dari bahasa Yunani yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter serta
keyakinan atas sesuatu.
Sikap ini tidak
saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Ethos
dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh, budaya serta sistem nilai yang
diyakininya. Dari kata etos ini dikenal pula kata etika yang hamper mendekati
pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk moral
sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat kuat
untuk mengerjakan sesuati secara optimal lebih baik dan bahkan berupaya untuk
mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin.
Pengertian
Kerja
Kerja dalam
pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam
hal materi maupun non-materi, intelektual atau fisik maupun hal-hal yang
berkaitan dengan masalah keduniawian atau keakhiratan. Kamus besar bahasa
Indonesia susunan WJS Poerdarminta mengemukakan bahwa kerja adalah perbuatan
melakukan sesuatu. Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari
nafkah.
KH. Toto
Tasmara mendefinisikan makan dan bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya
sungguh-sungguh dengan mengerahkan seluruh asset dan zikirnya untuk
mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang
menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang
terbaik atau dengan kata lain dapat juga dikatakan bahwa dengan bekerja manusia
memanusiakan dirinya.
Keimanan dan
Etos Kerja
Sebenarnya umat Islam termasuk
beruntung karena semua pedoman dan panduan sudah terkodifikasi. Kini tinggal
bagaimana menterjemahkan dan mengapresiasikannya dalam kegiatan harian,
mingguan dan bulanan. Jika kita pandang dari sudut bahwa tujuan hidup itu mencari
Ridha Allah SWT maka apapun yang dikerjakannya, apakah di rumah, di kantor, di
ruang kelas, di perpustakaan, di ruang penelitian ataupun dalam kegiatan
kemasyarakatan, takkan lepas dari kerangka tersebut.
Artinya, setiap pekerjaan yang kita
lakukan, dilaksanakan dengan sadar dalam kerangka pencapaian Ridha Allah. Cara
melihat seperti ini akan memberi dampak, misalnya, dalam kesungguhan menghadapi
pekerjaan. Jika seseorang sudah meyakini bahwa Allah SWT sebagai tujuan akhir
hidupnya maka apa yang dilakukannya di dunia tak dijalankan dengan sembarangan.
Ia akan mencari kesempurnaan dalam mendekati kepada Al Haq. Ia akan
mengoptimalkan seluruh kapasitas dan kemampuan inderawi yang berada pada
dirinya dalam rangka mengaktualisasikan tujuan kehidupannya. Ini bisa berarti
bahwa dalam bekerja ia akan sungguh-sungguh karena bagi dirinya bekerja tak lain
adalah ibadah, pengabdian kepada Yang Maha Suci. Lebih seksama lagi, ia akan
bekerja – dalam bahasa populernya – secara profesional.
Di dalam kaitan
ini, al-Qur’an banyak membicarakan tentang aqidah dan keimanan yang diikuti
oleh ayat-ayat tentang kerja, pada bagian lain ayat tentang kerja tersebut
dikaitkan dengan masalah kemaslahatan, terkadang dikaitkan juga dengan hukuman
dan pahala di dunia dan di akhirat. Al-Qur’an juga mendeskripsikan kerja
sebagai suatu etika kerja positif dan negatif. Di dalam al-Qur’an banyak kita
temui ayat tentang kerja seluruhnya berjumlah 602 kata, bentuknya :
1) Kita temukan
22 kata ‘amilu (bekerja) di antaranya di dalam surat al-Baqarah: 62,
an-Nahl: 97, dan al-Mukmin: 40.
2) Kata ‘amal
(perbuatan) kita temui sebanyak 17 kali, di antaranya surat Hud: 46, dan
al-Fathir: 10.
3) Kata wa’amiluu
(mereka telah mengerjakan) kita temui sebanyak 73 kali, diantaranya surat
al-Ahqaf: 19 dan an-Nur: 55.
4) Kata Ta’malun
dan Ya’malun seperti dalam surat al-Ahqaf: 90, Hud: 92.
5) Kita temukan
sebanyak 330 kali kata a’maaluhum, a’maalun, a’maluka,
‘amaluhu, ‘amalikum, ‘amalahum, ‘aamul dan amullah. Diantaranya
dalam surat Hud: 15, al-Kahf: 102, Yunus: 41, Zumar: 65, Fathir: 8, dan at-Tur:
21.
6) Terdapat 27
kata ya’mal, ‘amiluun, ‘amilahu, ta’mal, a’malu seperti dalam surat
al-Zalzalah: 7, Yasin: 35, dan al-Ahzab: 31.
7) Disamping
itu, banyak sekali ayat-ayat yang mengandung anjuran dengan istilah seperti shana’a,
yasna’un, siru fil ardhi ibtaghu fadhillah, istabiqul khoirot, misalnya
ayat-ayat tentang perintah berulang-ulang dan sebagainya.
Di samping itu,
al-Qur’an juga menyebutkan bahwa pekerjaan merupakan bagian dari iman, pembukti
bahwa adanya iman seseorang serta menjadi ukuran pahala hukuman, Allah SWT
berfirman:
“…barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
saleh…” (Al-Kahfi: 110)
Ada juga ayat
al-Qur’an yang menunjukkan pengertian kerja secara sempit misalnya firman Allah
SWT kepada Nabi Daud As.
“ Dan Telah
kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu
dalam peperanganmu…” (al-Anbiya: 80)
Dalam surah
al-Jumu’ah ayat 10 Allah SWT menyatakan :
“ Apabila Telah
ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (al-Jumu’ah: 10)
Pengertian
kerja dalam keterangan di atas, dalam Islam amatlah luas, mencakup seluruh
pengerahan potensi manusia. Adapun pengertian kerja secara khusus adalah setiap
potensi yang dikeluarkan manusia untuk memenuhi tuntutan hidupnya berupa
makanan, pakaian, tempat tinggal, dan peningkatan taraf hidup.
Inilah
pengertian kerja yang bisa dipakai dalam dunia ketenaga-kerjaan dewasa ini,
sedangkan bekerja dalam lingkup pengertian ini adalah orang yang bekerja dengan
menerima upah baik bekerja harian, maupun bulanan dan sebagainya.
Prinsip Kerja
Seorang Muslim
1. Kerja,
aktifitas, ‘amal dalam Islam adalah perwujudan rasa syukur kita kepada ni’mat
Allah SWT. (QS. style="font-family: \"Trebuchet MS\";"Saba’
[34] : 13)[2]
اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ
الشَّكُورُ {سبأ/13}
2. Seorang
Muslim hendaknya berorientasi pada pencapaian hasil: hasanah fi ad-dunyaa dan
hasanah fi al-akhirah – QS. Al-Baqarah [002] : 201)
وِمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ {البقرة/201}
3. Dua karakter
utama yang hendaknya kita miliki: al-qawiyy dan al-amiin. QS. Al-Qashash [28] :
26
قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ
خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ {القصص/26}
Al-qawiyy
merujuk kepada : reliability, dapat diandalkan. Juga berarti, memiliki kekuatan
fisik dan mental (emosional, intelektual, spiritual)
Sementara
al-amiin, merujuk kepada integrity, satunya kata dengan perbuatan alias jujur,
dapat memegang amanah.
4. Kerja keras. Ciri pekerja keras adalah sikap
pantang menyerah; terus mencoba hingga berhasil. Kita dapat meneladani ibunda
Ismail a.s. Sehingga seorang pekerja keras tidak mengenal kata “gagal” (atau
memandang kegagalan sebagai sebuah kesuksesan yang tertunda)
5. Kerja dengan
cerdas. Cirinya: memiliki pengetahuan dan keterampilan; terencana; memanfaatkan
segenap sumberdaya yang ada. Seperti yang tergambar dalam kisah Nabi Sulaeman
a.s.
Jika etos kerja
dimaknai dengan semangat kerja, maka etos kerja seorang Muslim bersumber dari
visinya: meraih hasanah fid dunya dan hasanah fi al-akhirah.
Jika etos kerja
difahami sebagai etika kerja; sekumpulan karakter, sikap, mentalitas kerja,
maka dalam bekerja, seorang Muslim senantiasa menunjukkan kesungguhan
Kualitas Etik Kerja
Al-Qur’an
menanamkan kesadaran bahwa dengan bekerja berarti kita merealisasikan fungsi
kehambaan kita kepada Allah, dan menempuh jalan menuju ridha-Nya, mengangkat
harga diri, meningkatkan taraf hidup, dan memberi manfaat kepada sesama, bahkan
kepada makhluk lain. Dengan tertanamnya kesadaran ini, seorang muslim atau
muslimah akan berusaha mengisi setiap ruang dan waktunya hanya dengan aktivitas
yang berguna. Semboyangnya adalah “tiada waktu tanpa kerja, tiada waktu tanpa
amal.’ Adapun agar nilai ibadahnya tidak
luntur, maka perangkat kualitas etik kerja yang Islami harus diperhatikan.
Adapun hal-hal
yang penting tentang etika kerja yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut
:
- Adanya keterkaitan individu terhadap Allah, kesadaran bahwa Allah melihat, mengontrol dalam kondisi apapun dan akan menghisab seluruh amal perbuatan secara adil kelak di akhirat. Kesadaran inilah yang menuntut individu untuk bersikap cermat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, berusaha keras memperoleh keridhaan Allah dan mempunyai hubungan baik dengan relasinya. Dalam sebuah hadis rasulullah bersabda, “sebaik-baiknya pekerjaan adalah usaha seorang pekerja yang dilakukannya secara tulus.” (HR Hambali)
- Berusaha dengan cara yang halal dalam seluruh jenis pekerjaan. Firman Allah SWT :
“Hai
orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya
kamu menyembah.” (al-Baqarah: 172)
- Dilarang memaksakan seseorang, alat-alat produksi atau binatang dalam bekerja, semua harus dipekerjakan secara professional dan wajar.
- Islam tidak membolehkan pekerjaan yang mendurhakai Allah yang ada kaitannya dengan minuman keras, riba dan hal-hal lain yang diharamkan Allah.
- Professionalisme yaitu kemampuan untuk memahami dan melakukan pekerjaan sesuai dengan prinsip-prinsip keahlian. Pekerja tidak cukup hanya memegang teguh sifat amanah, kuat dan kreatif serta bertaqwa tetapi dia juga mengerti dan benar-benar menguasai pekerjaannya. Tanpa professionalisme suatu pekerjaan akan mengalami kerusakan dan kebangkrutan juga menyebabkan menurunnya produktivitas bahkan sampai kepada kesemrautan manajemen serta kerusakan alat-alat produksi
Etika kerja
dalam Islam yang perlu diperhatikan adalah (1) Adanya keterkaitan individu
terhadap Allah sehingga menuntut individu untuk bersikap cermat dan
bersungguh-sungguh dalam bekerja, berusaha keras memperoleh keridhaan Allah dan
mempunyai hubungan baik dengan relasinya. (2) Berusaha dengan cara yang halal
dalam seluruh jenis pekerjaan. (3) tidak memaksakan seseorang, alat-alat
produksi atau binatang dalam bekerja, semua harus dipekerjakan secara
professional dan wajar. (4) tidak melakukan pekerjaan yang mendurhakai Allah
yang ada kaitannya dengan minuman keras, riba dan hal-hal lain yang diharamkan
Allah. (5) Professionalisme dalam setiap pekerjaan.
Seorang Muslim
hendaknya berorientasi pada pencapaian hasil: hasanah fi ad-dunyaa dan hasanah
fi al-akhirah – QS. Al-Baqarah [002] : 201)
وِمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ {البقرة/201}
WALLAHUL MUSTA’AN
JAKARTA 26/3/2013
Setuju.. mau sukses harus kerja keras. contohnya disini [calonpengusaha on action]
BalasHapusAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ...
BalasHapusSaya hanya mau mengucapkan terimakasih kepada pemilik blog ini atas segala isi yang ada dalam blog ini, Ayat Al-Qur'an dan Hadist yang sudah disediakan. Sangat-sangat berguna dan bermanfaat bagi saya sendiri sebagai internet explorer..
Saya juga meminta izin untuk mengcopy untuk digunakan sebagaimana mestinya..
semoga pemilik blog ini diberikan selalu kesehatan, dipanjangkan rezekinya, dipanjangkan umurnya, diampuni segala dosa-dosanya serta selalu dalam lindungan ALLAH SWT..
Aamiin....
Sekian, saya ucapkan terimakasih...
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ...
Saya mohon izin mengambil gambar yang ada dalam artikel ini, terima kasih semoga bermanfaat untuk dapat menjadi pekerja keras
BalasHapus