يأتي على الناس زمان همتهم بطونهم
وشرفهم متاعهم وقبلتهم نساؤهم ودينهم دراهمهم ودنانيرهم أولئك شر الخلق لا خلاق
لهم عند الله
Akan datang kepada manusia di mana
perhatianya adalah perutnya, kebanggaan mereka adalah harta (benda) qiblatnya
adalah wanita, agama mereka adalah uang dirham dan dinar, mereka itulah makhluk
paling jelek dan tidak mendapat bagian di sisi Allah.(Hadits)
Muqaddimah
Akan datang
suatu masa di mana bangsa mengeroyok kalian seperti orang rakus merebutkan
makanan di atas meja, ditanyakan (kepada Rasulullah saw) apakah karena di saat
itu jumlah kita sedikit? Jawab Rasulullah saw, tidak bahkan kamu saat itu
mayoritas tetapi kamu seperti buih di atas permukaan air banjir, hanya
mengikuti kemana air banjir mengalir (artinya kamu hanya ikut-ikutan pendapat
kebanyakan orang seakan-akan kamu tidak punya pedoman hidup) sungguh Allah
telah mencabut rasa takut dari dada musuh-musuh kamu, dan mencampakkan di dalam
hatimu ‘al-wahn’ ditanyakan (kepada Rasulullah) apakah al-wahn itu ya
Rasulullah? Jawabnya: wahn adalah cinta dunia dan benci mati.
Dasatnya Fitnah
Imam
Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
Ishaq bin Manshur menuturkan kepada saya. Dia
berkata; Abu Dawud at-Thoyalisi mengabarkan kepada saya. Dia berkata; Ibrahim
bin Sa’d menuturkan kepada kami dari ayahnya, dari Abu Salamah, dari Abu
Hurairah -radhiyallahu’anhu-, dia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Akan terjadi fitnah/gempuran cobaan, orang yang tidur di saat itu
lebih baik daripada orang yang terjaga. Orang yang terjaga lebih baik daripada
yang berdiri. Orang yang berdiri lebih baik daripada yang berlari. Maka
barangsiapa yang mendapatkan tempat kembali atau untuk berlindung hendaknya dia
segera mencari perlindungan dengannya.” (Diriwayatkan pula oleh al-Bukhari
dalam Shahihnya di Kitab al-Fitan, bab maa takuunu fitnatul qa’id fiha khairun
minal qaa’im [hadits no. 7081], diterjemahkan dari Shahih Muslim cet Darul
Kutub Ilmiyah, hal. 1105).
Imam
Muslim rahimahullah juga meriwayatkan di dalam Shahihnya :
Qutaibah
bin Sa’id menuturkan kepada kami dari Malik bin Anas di dalam riwayat yang
dibacakan di hadapannya dari Abu Zinad dari al-A’raj dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu-
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan terjadi
hari kiamat kecuali sampai pada suatu ketika seorang lelaki melewati kuburan
seseorang maka dia pun berkata, ‘Aduhai alangkah enaknya kalau aku sekarang
berada di tempatnya.’.” (Diriwayatkan pula oleh al-Bukhari di dalam Shahihnya
di Kitab al-Fitan, bab laa taquumus sa’ah hatta yughbatha ahlul qubur [hadits
no. 7115], diterjemahkan dari Shahih Muslim cet Darul Kutub Ilmiyah, hal.
1114).
Kedua
hadits di atas memberikan banyak pelajaran berharga, di antaranya :
- Dalam situasi fitnah maka seorang mukmin memerlukan ketegaran iman dan kesabaran ekstra
- Sesungguhnya amal-amal itu tergantung pada niatnya
- Ketika fitnah berkecamuk maka orang yang selamat darinya adalah yang berusaha sekuat tenaga untuk tidak ikut campur karena hal itu justru semakin memperkeruh suasana
- Diperintahkannya kita untuk menghindari tempat-tempat timbulnya fitnah
- Yang menjadi ukuran adalah benar dan tidaknya tindakan yang diambil, bukan berapa banyak tindakan atau kegiatan yang dilakukan
- Kewajiban mengimani hari kiamat dan tanda-tandanya
- Demikian parahnya kondisi fitnah yang terjadi menjelang kiamat
- Bolehnya mengangankan kematian bagi orang yang menjumpai fitnah dalam hal agama yang membuatnya khawatir akan keselamatan dirinya
- Kewajiban bersabar ketika menghadap fitnah yang ada
- Kewajiban untuk membekali diri dengan ilmu dalam mengatasi fitnah-fitnah tersebut
- Kewajiban mengimani adanya alam kubur
- Seorang yang beriman akan merasakan kebahagiaan di kuburnya
- Hendaknya banyak-banyak mengingat kematian
- Hendaknya setiap orang berintrospeksi diri dan mengukur kemampuan dirinya dalam menghadapi fitnah yang ada
- Dan faidah lainnya yang belum saya ketahui, wallahu a’lam.
Peringatan
Rasulullah saw Tentang Fitnah Akhir Zaman
1.Ibnu Majah
berkata, bahwa Muhammad bin Abdullah bin Numair meriwayatkan kepada kami dari
Ubay dan Waki’, dari al A’masy, dari Syaqiq, dari Abdullah, ia mengatakan,
bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda,
“Akan terjadi
menjelang Kiamat nanti hari-hari dimana ilmu agama ditarik dan kebodohan
merajalela di mana-mana, serta terjadi berbagai bentuk kekacauan di seluruh
penjuru bumi. Dan kekacauan dimaksud berbentuk pembunuhan.”
Demikianlah
yang diriwayatkan oleh Imam al Bukhari dan Imam Muslim dari hadits al A’masy.
2.Ibnu Majah
berkata, bahwa Abu Mu’awiyah meriwayatkan kepada kami dari Abu Malik al
Asyja’i, dari Rabi’i bin Harasy, dari Hudzaifah bin al Yaman, ia mengatakan,
bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pernah menggambarkan,
“Islam akan
berlalu sebagaimana memudarnya warna pada pakaian. Hingga tidak lagi diketahui apa itu puasa,
shalat, nusuk (sikap tunduk, patuh), dan tidak pula sedekah. Akan terjadi
proses lupa terhadap al Qur’an dalam waktu satu malam dan tidak ada yang
tersisa di atas bumi walau hanya satu ayat. Sampai ada suatu golongan dari
manusia yang sudah renta, dimana mereka mengatakan, ‘Kami mendapati nenek
moyang kami berpegang atas kalimat LA ILAHA ILLALLAH, maka kami pun
mengucapkannya.’”
Shalah pun
bertanya, “Apakah kalimat La ilaha illallah berguna bagi mereka, sedangkan
mereka tidak mengetahui lagi apa itu shalat, puasa, nusuk, dan juga sedekah?”
Hudzaifah pun memberikan penjelasan kepadanya secara berulang, hingga ia
benar-benar memahami. Dimana, dalam setiap penjelasan ia mendapatkan
perlawanan, sampai pada kali ketiga dari penjelasannya ia mengatakan, “Wahai
Shalah, kalimat tersebut mampu menyelamatkan mereka dari siksa neraka.”21
Ucapan ini pun diulangnya, sampai Shalah benar-benar bisa memahaminya.
Sementara
perkataan Hudzaifah, “Menyelamatkan mereka dari keabadian siksa neraka,” bisa
jadi mengandung makna, bahwa kalimat tersebut mampu membentengi mereka dari
kepedihan adzab neraka yang kekal. Disebabkan pada saat pengucapannya
tidak disertai dengan beban kewajiban berupa amal perbuatan yang telah
diperintahkan setelah menunaikan kalimat tersebut, wallahu a’lam.
3.Kualitas iman
umat Islam saat ini tengah melorot jauh dibandingkan pendahulu-pendahulu
mereka, jika kita cari sebabnya tidak lain karena cinta dunia dan benci mati,
Rasulullah saw bersabda:
(يوشك
ان تتداعى عليكم الامم كما تتداعى الاكلة على قصعتها، قيا أ من قلة نحن
يومئذ, قال (صلى الله عليه وسلم): لا, بل انتم كثير، ولكنكم غثاء كغثاء
السيل، ولينزعن الله المهابة من قلوب اعدائكم منكم، وليقذفن الله في قلوبكم الوهن،
قالوا: وما الوهن يا رسول الله؟ قال (صلى الله عليه وسلم) : حب الدنيا وكراهية
الموت)
Akan datang
suatu masa di mana bangsa mengeroyok kalian seperti orang rakus merebutkan makanan di atas
meja, ditanyakan (kepada rasulullah saw) apakah karena di saat itu jumlah kita
sedikit? Jawab rasulullah saw, tidak bahkan kamu saat itu mayoritas tetapi kamu
seperti buih di atas permukaan air banjir, hanya mengikuti kemana air banjir
mengalir (artinya kamu hanya ikut-ikutan pendapat kebanyakan orang seakan-akan
kamu tidak punya pedoman hidup) sungguh Allah telah mencabut rasa takut dari
dada musuh-musuh kamu, dan mencampakkan di dalam hatimu ‘al-wahn’ ditanyakan
(kepada Rasulullah) apakah al-wahn itu ya Rasulullah? Jawabnya: wahn adalah
cinta dunia dan benci mati.(Hadits)
Penyakit-penyakit cinta dunia ini disebabkan
merasuknya rasa cinta kepada harta, tahta, wanita, di hati manusia. Manusia
ingin kaya, pangkat tinggi, punya pengaruh hebat, terkenal dimana-mana.
4.Dari
Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, katanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wassalam mendaki sebuah benteng di antara benteng-benteng yang ada di Madinah,
kemudian beliau bersabda, “Tahukah kalian apa yang kelihatan olehku, sungguh
aku menyaksikan jatuhnya fitnah di sela-sela rumah kalian seperti ditimpa hujan
lebat.” 2456 HR Muslim.
Ini
berlaku semasa generasi sahabah yang mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam
masih lagi hidup, lalu bagaimana kiranya pada zaman kita masa ini, zaman yang
jauh dari para Sahabah? Tidak kiralah Fitnah Syubhat wa Fitnah Syahwat.
Allahumusta’an.
5.Dari
Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhu:
” Telah bersabda Rasulullah SAW : ” Sungguh-sungguh akan datang atas umatku sebagaimana yang telah datang pada Bani Israil, sebagaimana sepasang sandal yang sama ukurannya, sehingga kalu dulunya pernah ada di kalangan Bani Israil orang yang menzinai ibunya terang-terangan
niscaya akan ada diumatku ini yang melakukan demikian. Dan sesungguhnya Bani Israil telah terpecah menjadi 72 golongan dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Semua mereka bakal masuk neraka kecuali satu golongan yang selamat. para shahabat bertanya: “Siapakah mereka yang selamat itu ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab: ” yaitu golongan yang mengikuti Aku ada padanya pada hari ini dan yang mengikuti para Sahabatku.” [ Hadits ini diriwayatkan lengkap oleh Tirmidzi, diterangkan pula oleh Hakim juz yang pertama, Ibnu Wadhoh, Imam Al-Azurri dalam kitabnya As-Syari’ah, Ibnu Nasr Al-Marwaji dalam kitabnya As-Sunnah Al-Laalikai, Abdul Qahir Al-Baghdadi dalam kitabnya Al-Faruq bainal Firaq ]
” Telah bersabda Rasulullah SAW : ” Sungguh-sungguh akan datang atas umatku sebagaimana yang telah datang pada Bani Israil, sebagaimana sepasang sandal yang sama ukurannya, sehingga kalu dulunya pernah ada di kalangan Bani Israil orang yang menzinai ibunya terang-terangan
niscaya akan ada diumatku ini yang melakukan demikian. Dan sesungguhnya Bani Israil telah terpecah menjadi 72 golongan dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Semua mereka bakal masuk neraka kecuali satu golongan yang selamat. para shahabat bertanya: “Siapakah mereka yang selamat itu ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab: ” yaitu golongan yang mengikuti Aku ada padanya pada hari ini dan yang mengikuti para Sahabatku.” [ Hadits ini diriwayatkan lengkap oleh Tirmidzi, diterangkan pula oleh Hakim juz yang pertama, Ibnu Wadhoh, Imam Al-Azurri dalam kitabnya As-Syari’ah, Ibnu Nasr Al-Marwaji dalam kitabnya As-Sunnah Al-Laalikai, Abdul Qahir Al-Baghdadi dalam kitabnya Al-Faruq bainal Firaq ]
6.Dari
Abu Najih al-Irbadh bin Sariah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam memberikan kami nasihat yang membuat hati kami bergetar dan
air mata kami bercucuran. Maka kami berkata, Wahai Rasulullah, seakan-akan ini
merupakan nasihat perpisahan, maka berilah kami wasiat. Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah
Taala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian
adalah seorang budak, karena orang yang hidup setelahku akan menyaksikan
banyaknya perselisihan. Maka, hendaklah kalian berpegang teguh terhadap
ajaranku dan ajaran Khulafa ar-Rasyidin al-Mahdiyin, gigitlah dengan geraham
kalian. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua
perkara bidah adalah sesat. (Riwayat Abu Daud dan Turmudzi, dia berkata, Hasan
shahih.)
7.Dari
Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda, “Bersegeralah
kamu sekalian dengan beramal (kebajikan, sebelum datangnya)
fitnah-fitnah/cobaan-cobaan (yang menghitam) seperti potongan-potongan malam
yang menghitam, seorang lelaki waktu pagi beriman sedang waktu sore ia
menjadi kafir dan waktu sore dia beriman sedang waktu pagi dia menjadi kafir,
seseorang dari mereka menjual agamanya dengan harta dunia yang sedikit.”
(Hadits Riwayat Ahmad, Muslim, dan At-Tirmidzi, dari Abu Hurairah, shahih).
8.Imam
Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya dari jalan Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Islam datang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi asing
sebagaimana kedatangannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing itu.” (HR.
Muslim [145] dalam Kitab al-Iman.Syarh Muslim, 1/234).
9.Hadis
Umar bin Auf r.a: Rasulullah s.a.w telah mengutuskan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah
ke Bahrain. Dia pergi ke Bahrain untuk mengambil jizyah ahli Bahrain kerana
Rasulullah s.a.w telah membuat perjanjian dengan penduduk Bahrain. Rasulullah
s.a.w telah memerintahkan Al-Ala’ bin Al-Hadhrami untuk mengutip Jizyah dari
penduduk Bahrain. (Selepas itu) Abu Ubaidah pulang dari Bahrain dengan harta
Jizyah. Orang-orang Ansar telah mendengar (khabar) kepulangan Abu Ubaidah maka
mereka (orang-orang Ansar) datang bersembahyang Subuh bersama Rasulullah s.a.w.
Selesai sembahyang, Rasulullah s.a.w berpaling menghadap rombongan. Mereka
menyerahkan wang kutipan jizyah kepada Baginda. Rasulullah s.a.w senyum ketika
melihat ahli rombongan tersebut, kemudian Baginda bersabda:” Aku kira kamu
semua (Orang Ansar) telah mendengar (khabar) kepulangan Abu Ubaidah dari
Bahrain membawa sesuatu. Mereka menjawab: Memang benar wahai Rasulullah. Lalu
Rasulullah s.a.w bersabda: Maka beritahulah khabar gembira ini dan
bercita-citalah apa yang menggembirakan kamu (dengan wang ini). Demi Allah.
Aku tidak takut kefakiran menimpa kamu semua akan tetapi aku amat takut apabila
dunia dihampar di hadapan kamu (diberikan kemudahan memiliki nikmat dunia)
sebagaimana yang telah diberikan kepada mereka sebelum kamu lalu kamu
berlumba-lumba untuk memilikinya sebagaimana mereka. Dunia itu akan
menghancurkan kamu sebagaimana ia menghancurkan mereka.” 2561 HR Muslim
Muslimun
Membentengi
Fitnah Akhir Zaman Dengan Berjama’ah
Kaum Muslimin
Rahimakumullah
Oleh karena itu marilah kita dalam menghadapi zaman yang penuh fitnah dan zaman jahiliyyah modern yang penuh kerusakan dan yang dilanda dengan perselisihan perpecahan ini, marilah kita mengikuti pesan dan perintah Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh sahabat Hudzfah Ibnul Yaman RA.
Oleh karena itu marilah kita dalam menghadapi zaman yang penuh fitnah dan zaman jahiliyyah modern yang penuh kerusakan dan yang dilanda dengan perselisihan perpecahan ini, marilah kita mengikuti pesan dan perintah Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh sahabat Hudzfah Ibnul Yaman RA.
Di atas,تلزم جماعة المسلمين وإمامهم yaitu bagi mereka yang mengaku sebagai orang muslim, mari
bergabung dengan kelompok saudara yang muslim, sebab Rasulullah saw
bersabda
عليكم بالجماعة
فإن يد الله على الجماعة ومن شذ شذ فى النار
Tetapi wajiblah
kamu bersama-sama jama’ah karena kekuatan/pertolongan Allah terletak pada
jama’ah dan barang siapa menyendiri (pengenyahan diri) maka dia akan sendirian
di neraka:
Bagitu pula
Rasulullah bersabda:
إن الله لن يجمع
أمتى على ضلالة
Seseungguhnya
Allah tidak mengumpulkan umatkan (Islam) terhadap suatu kesesatan.
Dan marilah
kita tetap menjadi muslim yang teguh, memegang iman dan prinsip/pendirian
bagaikan batu karang tak goyah karena hembusan badai duit dan krisis. Tak
lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan.
طوبى لمن هدي
إلى الاسلام ولوكان عيشه كفافا وقنع به
Berbahagialah
orang yang ditunjukkan kepada Islam walaupun hidupnya pas-pasan dan ia
terima apa yang menjadi qadha dan qadarnya.
ربنا لا تزغ
قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
Ya Tuhan kami,
janganlah kau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah kau beri
petunjuk kepada kami. Dan kurniakanlah rahmat dari sisi engkau karena
sesungguhnya engkaulah Maha Pemberi. Amin Ya Rabbal Alamin
JAKARTA 27/3/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar