Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan
beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839]
dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan.(an-Nahl:97)
[839]
Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat
pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.
Arti Qona’ah
Menurut bahasa qanaah
berarti merasa cukup, sedangkan menurut istilah qanaah berati
merasa cukup dan menerima atas apa yang telah diberikan Allah swt kepada kita,
sehingga
mampu menjauhkan diri dari sikap tamak, dan sikap tidak puas yang berlebihan.
Qanaah bukan berarti diam berpangku tangan dan bermalas-malasan tidak mau
meningkatkan kesejahteraan hidup tapi sesungguhnya orang yang qanaah adalah
orang yang
Qanaah itu mengandung lima
perkara:
- Menerima dengan rela akan apa yang ada.
- Memohonkan kepada Tuhan tambahan yang pantas, dan berusaha.
- Menerima dengan sabar akan ketentuan Tuhan.
- Bertawakal kepada Tuhan.
- Tidak tertarik oleh tipu daya dunia.
- bahwa dibalik semua peristiwa
dalam hidup pasti ada hikmahnya. Dan beruntunglah orangorang yang selalu
merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah kepadanya.
Sabda Nabi Muhammad SAW :
Yang Artinya :
Dari Fadlolah bin Ubaid bahwasanya dia mendengar Rasulullah saw bersabda : Sungguh
berbahagialah orang yang mendapatkan hidayah Islam dan penghidupannya sederhana serta mau menerima apa adanya. (HR. Tirmidzi)
Pengertian Qana'ah
Suri tauladan kita Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengajarkan kepada kita bagaimana kita harus bersikap terhadap harta, yaitu menyikapi harta dengan sikap qana'ah (kepuasan dan kerelaan). Sikap qana'ah ini seharusnya dimiliki oleh orang yang kaya maupuan orang yang miskin. Adapun wujud qana'ah yaitu merasa cukup dengan pemberian Allah, tidak tamak terhadap apa yang dimiliki manusia, tidak iri melihat apa yang ada di tangan orang lain dan tidak rakus mencari harta benda dengan menghalalkan semua cara, sehingga dengan semua itu akan melahirkan rasa puas dengan apa yang sekedar dibutuhkan
Dari Fadlolah bin Ubaid bahwasanya dia mendengar Rasulullah saw bersabda : Sungguh
berbahagialah orang yang mendapatkan hidayah Islam dan penghidupannya sederhana serta mau menerima apa adanya. (HR. Tirmidzi)
Pengertian Qana'ah
Suri tauladan kita Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengajarkan kepada kita bagaimana kita harus bersikap terhadap harta, yaitu menyikapi harta dengan sikap qana'ah (kepuasan dan kerelaan). Sikap qana'ah ini seharusnya dimiliki oleh orang yang kaya maupuan orang yang miskin. Adapun wujud qana'ah yaitu merasa cukup dengan pemberian Allah, tidak tamak terhadap apa yang dimiliki manusia, tidak iri melihat apa yang ada di tangan orang lain dan tidak rakus mencari harta benda dengan menghalalkan semua cara, sehingga dengan semua itu akan melahirkan rasa puas dengan apa yang sekedar dibutuhkan
Menurut Prof.DR. Hamka dalam Tasauf Modern, qana`ah mengandung lima perkara, yaitu:
Pertama, menerima dengan rela akan apa yang ada. Hati yang
rela kepada Allah atas segala keadaan akan menimbulkan kesenangan dan
kegembiraan, merupakan jalan menuju hidup bahagia. Begitu pula sebaliknya, hati
yang benci memandang semua yang baik menjadi tidak baik bahkan yang baik
sekalipun masih dianggap kurang baik. Yang telah cukup masih belum cukup. Hidup
dengan keluhan, penyesalan dan senantiasa kurang puas. Hanya iman dan sikap
ridalah yang mampu membentengi penglihatan kita dalam memandang segala sesuatu,
sehingga kelihatan indah, cantik dan menentramkan hati.
Kedua, memohonkan kepada Allah tambahan yang pantas dan
berusaha. Firman Allah dalam s.al-Baqarah ayat 186. “Dan apabila hamba-hamba-Ku
bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.
Karena Allah dekat dengan hamba-hamba-NYA yang beriman dan beramal shalih
kita dipersilakan untuk memohon dengan ikhlas setelah kita berusaha dengan
menyempurnakan ikhtiar. Dalam s.al-Mu`min ayat 60, Dan Tuhanmu berfirman:
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina.
Ketiga, Menerima dengan sabar akan ketentuan Allah.
Sebagaimana firman Allah Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Orang beriman mengetahui bahwa cobaan yang diterimanya bukanlah suatu pukulan
yang datang tiba-tiba atau datang menyerang dengan membuta tuli, melainkan
sesuatu dengan qadar yang telah dikenal, ketentuan yang pernah berlaku,
kebijaksanaan dan keputusan dari Tuhan.
Keempat, Bertawakal kepada Allah. Tawakal bukan berarti
menyerah semata-mata, tinggal diam dan tidak bekerja. Saidina Umar yang
berbunyi; “langit tidak pernah menurunkan hujan emas atau perak”, cukup untuk
memberikan pengertian tentang arti tawakal dan menyerahkan diri kepada Allah.
Tawakal bukanlah meninggalkan sebab-sebab yang diadakan oleh Allah, bukan
pula menyerah dan mengharapkan supaya Allah mengadakan sesuatu di luar keadaan
yang biasa, menanti–nanti hujan emas atau perak turun dari langit atau menunggu
dari bumi keluar nasi atau roti tanpa ada kerja dan usaha, tanpa mempergunakan
pikiran.
Arti tawakal ialah bekerja dan mengusahakan sebab-sebab
yang biasa, kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah. Benih disemai dan
ditanam, sedang memberi buahnya diharapkan kepada Allah. Kita mengerjakan mana
yang biasa dan dalam batas kesanggupan manusia, selebihnya kita serahkan kepada
Allah.
Tatkala di masa Rasulullah saw. datanglah seorang Arab dusun kepada Beliau,
lalu ditinggalkannya untanya dekat pintu mesjid, lepas tak bertali. Dengan
begitu dia menyerahkan kepada Allah untuk memeliharanya, Nabi saw. Bersabda,
yang sampai sekarang tetap menjadi perkataan yang bersayap, “I`qilha wa
tawakkal” (ikatlah untamu dan bertawakallah).
Kelima, Tidak tertarik oleh tipu daya dunia. Rasulullah
Saw. telah bersabda: “Bukanlah kekayaan itu lantaran banyak harta, kekayaan
ialah kekayaan jiwa”. Maksudnya jiwa dan raga merasa cukup dengan apa yang ada,
tidak loba dan cemburu, bukan orang yang meminta lebih terus-terusan. Karena
kalau masih meminta tambah, bertanda masih miskin.
Dalam riwayat lain, Rasulullah Saw. bersabda: “alqana`atu maalun laa
yanfadu wa kanzun laa yafnaa”. Artinya: Qana`ah itu adalah harta yang tak
akan hilang dan pura (simpanan) yang tidak akan pernah lenyap. (Hadis dirawikan
oleh Thabrani dari Jabir).
Anjuran Qona’ah
- مَا الدُّنْيَا فِيْ اْلاَخِرَةِ إلاَّ كَمِثْْلِ مَا يَجْعَلُ أحَدُكُمْ إصْبَعَهُ فِيْ الْيَمِّ، فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ
"Dunia ini dibanding akhirat
tiada lain hanyalah seperti jika seseorang diantara kalian mencelupkan jarinya
ke lautan, maka hendaklah dia melihat air yang menempel di jarinya setelah dia
menariknya kembali." (Diriwayatkan Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah)
- قَدْ أفْلَحَ مَنْ أسْلَمَ وَرُزِقُ كَفَا فًا، وَ قَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ
"Beruntunglah orang yang
memasrahkan diri, dilimpahi rizki yang sekedar mencukupi dan diberi kepuasan
oleh Allah terhadap apa yang diberikan kepadanya." (Diriwayatkan Muslim,
At-Tirmidzi, Ahmad dan Al-Baghawy)
Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam adalah manusia yang paling qana’ah,
ridha dengan apa yang ada dan paling banyak zuhudnya. Beliau juga seorang yang
paling kuat iman dan keyakinannya, namun demikian beliau masih meminta kepada
Allah Swt. agar diberikan qana’ah, beliau berdoa:
“Ya Allah berikan aku sikap qana’ah terhadap apa yang Engkau rizkikan
kepadaku, berkahilah pemberian itu dan gantilah segala yang luput (hilang)
dariku dengan yang lebih baik.” (HR al-Hakim, beliau menshahihkannya, dan
disetujui oleh adz-Dzahabi).
Keutamaan Qana'ah:
Sesungguhnya di dalam qana'ah itu ada kemuliaan dan ketentraman hati karena sudah merasa tercukupi, ada kesabaran dalam menghadapi hal-hal yang syubhat dan yang melebihi kebutuhan pokoknya, yang semua itu akan mendatangkan pahala di akhirat.
Sesungguhnya di dalam qana'ah itu ada kemuliaan dan ketentraman hati karena sudah merasa tercukupi, ada kesabaran dalam menghadapi hal-hal yang syubhat dan yang melebihi kebutuhan pokoknya, yang semua itu akan mendatangkan pahala di akhirat.
Imam Al-Ghazali menyebutkan, bahwa orang yang miskin itu hakikatnya
adalah orang yang tak pernah merasa puas. Sedangkan orang yang kaya hakikatnya
adalah orang yang merasa qana’ah.
Menurut Abul Abbas Ahmad bin Muhammad bin Atha’, bahwa
orang kaya yang bersyukur itu lebih utama daripada orang fakir yang bersabar.
Doa:
اللّهمّ قنّعني بما رزقتني و با رك لي فيه ، و ا خلف على كلّ غا ئبة لي بخير
"Ya Allah, jadikanlah aku merasa qona'ah (merasa cukup, puas, rela) terhadap apa yang telah engkau rizkikan kepadaku, dan berikanlah berkah kepadaku di dalamnya, dan jadikanlah bagiku semua yang hilang dariku dengan lebih baik.
اللّهمّ قنّعني بما رزقتني و با رك لي فيه ، و ا خلف على كلّ غا ئبة لي بخير
"Ya Allah, jadikanlah aku merasa qona'ah (merasa cukup, puas, rela) terhadap apa yang telah engkau rizkikan kepadaku, dan berikanlah berkah kepadaku di dalamnya, dan jadikanlah bagiku semua yang hilang dariku dengan lebih baik.
Jakarta 28-1-2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar