Tafsir Yasin Ayat 33-47.
وَآيَةٌ لَهُمُ
الأرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَاهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ
يَأْكُلُونَ (٣٣) وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ
وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ الْعُيُونِ (٣٤) لِيَأْكُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ وَمَا
عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ أَفَلا يَشْكُرُونَ (٣٥) سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ
الأزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الأرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لا
يَعْلَمُونَ (٣٦) وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا
هُمْ مُظْلِمُونَ (٣٧) وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ
الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (٣٨) وَالْقَمَرَ
قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ (٣٩) لا الشَّمْسُ
يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ
وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (٤٠
Terjemah
Surat Yasin Ayat 33-47
33.
Dan suatu tanda[1]
(kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan
bumi itu[2]
dan Kami keluarkan darinya biji-bijian[3],
maka dari (biji-bijian) itu mereka makan.
34.
Dan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami
pancarkan padanya beberapa mata air,
35.
Agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka[4].
Maka mengapa mereka tidak bersyukur[5]?
36.
Mahasuci Allah[6]
yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi[7]
dan dari diri mereka sendiri[8]
maupun dari apa yang tidak mereka ketahui[9].
37. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah) bagi mereka[10]
adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu[11],
maka seketika itu mereka (berada) dalam kegelapan,
38.
dan matahari berjalan di tempat peredarannya[12].
Demikianlah ketetapan Allah Yang Mahaperkasa[13]
lagi Maha Mengetahui[14].
39.
Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia
sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan
yang tua[15].
40.
Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan[16]
dan malam pun tidak dapat mendahului siang[17].
Masing-masing[18]
beredar pada garis edarnya[19].
Keterangan
[4] Kata “Maa” di ayat tersebut bisa juga diartikan maa
nafiyah yang berarti tidak. Sehingga artinya, “Padahal bukan dari hasil
usaha tangan mereka.” Bahkan hal itu merupakan tindakan dari Tuhan Yang
Mahabijaksana, tindakan dari sebaik-baik pemberi rezeki. Mereka tidak perlu
mematangkan buah-buahan itu, bahkan Allah yang mematangkannya sehingga mereka
bisa langsung memakannya.
[5] Kepada Tuhan yang memberikan nikmat-nikmat ini kepada
mereka, melimpahkan kemurahan dan ihsan-Nya, di mana dengannya urusan agama dan
dunia mereka menjadi baik.
[7] Sebagaimana yang kita saksikan, beraneka macam dan
berpasang-pasangan pepohonan yang tumbuh dari bumi.
[10] Yakni tanda yang menunjukkan berlakunya kehendak Allah,
sempurnanya kekuasaan-Nya, dan Dia akan menghidupkan orang-orang yang telah
mati.
[11] Suasana terang yang mengena kepada sebagian bumi diganti
oleh kegelapan. Demikian pula suasana gelap yang mengena sebagian bumi
digantikan oleh terang dengan terbitnya matahari, lalu menyinari berbagai
penjuru bumi, dan manusia dapat bertebaran untuk mencari penghidupan dan
mengerjakan hal yang bermaslahat bagi mereka.
[12] Yang ditentukan Allah, tidak melewatinya dan tidak kurang
darinya. Ia tidak dapat mengatur dirinya dan tidak durhaka kepada perintah
Allah.
[14] Dengan ilmu-Nya, Dia menjadikan matahari untuk maslahat
hamba dan manfaat bagi agama mereka dan dunianya.
[15] Maksudnya, bulan itu pada awalnya kecil berbentuk sabit,
kemudian setelah menempati manzilah (posisi)-manzilah, dia menjadi purnama,
kemudian pada manzilah terakhir kelihatan seperti tandan kering yang
melengkung.
[19] Ini semua merupakan dalil dan bukti yang nyata yang
menunjukkan keagungan Allah Maha Pencipta dan keagungan sifat-sifat-Nya,
khususnya sifat kuasa, bijaksana, dan meliputnya pengetahuan-Nya.
Penjelasan
وآية لهم الأرض الميتة أحييناها وأخرجنا منها حبا فمنه يأكلون (33)
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa salah satu dari tanda-tanda kekuasaan Allah dan adanya hari berbangkit, adalah adanya tanah yang mati, tandus dan gersang , tidak menumbuhkan tanaman apapun juga. Kemudian karena kekuasaan Allah, tanah yang mati itu, menjadi hidup, dengan turunnya hujan dari langit, sehingga memungkinkan tumbuhnya bermacam-macam tanaman yang menghasilkan bahan makanan bagi manusia dan makhluk-makhluk lainnya yang hidup di bumi ini. Dengan demikian, manusia dan makhluk itu memperoleh makanan untuk menumbuhkan jasmani dan memberikan kekuatan pada mereka. Selain itu, hasil-hasil bumi tersebut dapat pula mereka jadikan bahan bisnis untuk mereka perdagangan. Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 33 وآية لهم الأرض الميتة أحييناها وأخرجنا منها حبا فمنه يأكلون (33) (Dan suatu tanda bagi mereka) yang menunjukkan bahwa mereka akan dibangkitkan kembali, lafal ayat ini berkedudukan menjadi Khabar Muqaddam (adalah bumi yang mati) dapat dibaca Al Maytati atau Al Mayyitati (Kami hidupkan bumi itu) dengan air, menjadi Mubtada Muakhkhar (dan Kami keluarkan darinya biji-bijian) seperti gandum (maka dari itu mereka makan.)
سبحان الذي خلق الأزواج كلها مما تنبت الأرض ومن أنفسهم ومما لا يعلمون (36)
(Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan) yang berjenis-jenis (semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi) berupa biji-bijian dan lain-lainnya (dan dari diri mereka) yaitu jenis pria dan wanita (maupun dari apa yang tidak mereka ketahui) yaitu makhluk-makhluk yang ajaib dan aneh.
والشمس تجري لمستقر لها ذلك تقدير العزيز العليم (38)
Allah SWT menjelaskan dalam ayat ini bukti yang lain tentang kekuasaan Nya, adalah peredaran matahari, yang bergerak pada garis edarnya yang tertentu, dengan tertib, menurut ketentuan yang telah ditetapkan Allah.Sedikitpun ia tak menyimpang dari garis yang telah ditentukan itu. Andai kata ia menyimpang seujung rambutpun, niscaya akan terjadilah tabrakan dengan benda-benda langit lainnya, dan tak dapat kita ramalkan apa yang akan terjadi karenanya.
Dilihat sekilas, orang akan menerima bahwa hanya mataharilah yang bergerak, sedang bumi tetap pada tempatnya. Di pagi hari, matahari terlihat di sebelah timur, sedang pada sorenya ia telah berada di barat. Akan tetapi ilmu falak mengatakan, bahwa matahari berjalan sambil berputar pada sumbunya, sedang bumi berada di depannya, juga berjalan sambil berputar pada sumbunya, dan beredar mengelilingi matahari.
Ternyata apa yang ditetapkan oleh ilmu falak sama persis dengan apa yang telah dijelaskan dalam ayat tersebut. Oleh sebab itu, tidaklah mustahil jika dikatakan bahwa semakin tinggi kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia, semakin tersingkap pulalah kebenaran-kebenaran yang telah dikemukakan Alquran sejak empat belas abad yang lalu. Allahu Akbar. Allah Malta Besar kekuasaannya. Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 38 والشمس تجري لمستقر لها ذلك تقدير العزيز العليم (38) (Dan matahari berjalan) ayat ini dan berikutnya adalah bagian dari ayat Wa-aayatul Lahum, atau merupakan ayat yang menyendiri, yakni tidak terikat oleh ayat sebelumnya demikian pula ayat Wal Qamara, pada ayat selanjutnya (di tempat peredarannya) tidak akan menyimpang dari garis edarnya. (Demikianlah) beredarnya matahari itu (ketetapan Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya.
والقمر قدرناه منازل حتى عاد كالعرجون القديم (39)
Pada ayat ini Allah menjelaskan, bahwa Dia telah menetapkan jarak-jarak tertentu bagi peredaran bulan, sehingga pada setiap jarak tersebut ia mengalami perubahan, baik dalam bentuk dan ukurannya, maupun dalam kekuatan sinarnya. Pertama bulan itu muncul dalam keadaan kecil dan cahaya yang lemah. Kemudian ia menjadi bulan sabit dengan bentuk melengkung serta sinar yang semakin terang. Selanjutnya bentuknya semakin sempurna bundarnya, sehingga menjadi bulan purnama dengan cahaya yang sangat terang. Tetapi kemudian makin menyusut, sehingga pada akhirnya ia menyerupai sebuah tandan kering yang berbentuk melengkung dengan cahaya yang memudar, kembali ke kondisi semula.
Jika diperhatikan pula benda-benda angkasa lainnya yang jutaan banyaknya, dengan jarak dan besar yang berbeda-beda, serta kecepatan gerak yang berbeda pula, semua berjalan dengan teratur rapi, semua itu akan menambah keyakinan kita tentang besarnya kekuasaan Allah yang menciptakan dan mengatur makhluk Nya ".
Dengan memperhatikan semua itu, tak akan ada kata-kata lain yang keluar duri mulut orang yang beriman , selain ucapan "Allahu Akbar, Allah Maha Besar, lagi Maha Besar kekuasaan-Nya".
لا الشمس ينبغي لها أن تدرك القمر ولا الليل سابق النهار وكل في فلك يسبحون (40)
Berdasarkan pengaturan dan ketetapan Allah yang berlaku bagi benda-benda angkasa itu, peraturan yang disebut "sunatullah", maka tidaklah mungkin terjadi tabrakan antara matahari dan bulan, dan tidak pula malam mendahului siang. Semuanya akan berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Nya. Masing-masing berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Masing-masingnya tetap bergerak menurut garis edarnya yang telah ditetapkan Allah baginya.
Betapa kecilnya kekuasaan manusia, dibanding dengan kekuasaan Allah yang menciptakan dan mengatur perjalanan benda-benda angkasa itu sehingga tetap berjalan dengan tertib. Manusia telah membuat bermacam-macam peraturan lalu lintas di jalan raya dilengkapi dengan rambu-rambu yang beraneka ragam. Akan tetapi kecelakaan lalu lintas di jalan raya tetap terjadi di mana-mana.
Pelajaran-pelajaran dari ayat 33 – 36, antara lain:
- Penjelasan tentang kekuasaan Allah Ta’ala akan kemampuan menghidupkan bumi setelah kematiannya. Allah mensifati bumi dengan kematian dan mensifatinya dengan kehidupan.
- Penjelasan tentang kenikmatan Allah Ta’ala dengan apa-apa yang Allah keluarkan dari bumi untuk manusia, seperti biji-bijian dan buah-buahan.
- Penjelasan akan kenikmatan Allah berupa pohon-pohon yang lebat dan rindang.
- Keutamaan akan buah kurma dan anggur. Keduanya diperoleh tanpa susah payah. Juga tentang kebutuhan kurma dan anggur akan air dan buahnya akan banyak sesuai dengan banyaknya air.
- Wajibnya bersyukur atas kenikmatan Allah Ta’ala, karena Allah itu benci kepada orang yang tidak bersyukur.
- Allah Ta’ala mensucikan dzat-Nya dari segala macam kekurangan dan cela.
- Perhatian khusus terhadap wahdaniyyah (keesaan) Allah Ta’ala dan perbedaan-Nya dengan para makhluk.
- Sesungguhnya tidak ada suatu apapun yang diciptakan kecuali dia berpasang-pasangan.
- Sesungguhnya Bani Adam (manusia) macamnya beraneka ragam seperti halnya tetumbuhan yang ditumbuhkan oleh bumi.
- Penetapan sifat bodoh manusia, dan sesungguhnya dia tidak mengetahui banyak perkara. Hal ini sebagaimana firman-Nya
(وَمِمَّا
لا يَعْلَمُونَ) [Yaasin: 36]
Sumber:1.https://sepdhani.wordpress.com
2.http://tafsiranmanusia.blogspot.co.id
3.http://www.tafsir.web.id
Jakarta 2/9/2016
saya ibu irma seorang TKI DI SINGAPURA
BalasHapuspengen pulang ke indo tapi gak ada ongkos
sempat saya putus asah apalagi dengan keadaan susah
gaji suami itupun buat makan sedangkan hutang banyak
kebetulan saya buka-bukan internet mendapatkan
nomor MBAH SERO katanya bisa bantu orang melunasi hutang
melalui jalan TOGEL dengan keadaan susah terpaksa saya
hubungi dan minta angka bocoran SINGAPURA
angka yang di berikan 4D yaitu 6377 TGL 01-09-2016
ternyata betul-betul tembus 100% alhamdulillah dapat Rp.250.juta
bagi saudarah-saudara di indo mau di luar negeri
apabila punya masalah hutang sudah lama belum lunas
jangan putus asah beliau bisa membantu meringankan masalah
ini nomor hp -> (-082-370-357-999-) MBAH SERO
demikian kisah nyata dari saya tampah rekayasa
atau silahkan buktikan sendiri..