MEMAKNAI QURBAN
فَصَلِّ
لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka
dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah.” (Qs. Al Kautsar: 2)
قُلْ إِنَّ
صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah:
sesungguhnya shalatku, nusuk-ku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb
semesta alam.” (Qs. Al An’am: 162).
لَنْ يَنَالَ
اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
“Daging-daging
unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah,
tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (Qs. Al Hajj: 37)
Muqaddimah
Kurban disyariatkan berdasarkan dalil al-Qur’an, as-Sunnah dan Ijma’
Kurban disyariatkan berdasarkan dalil al-Qur’an, as-Sunnah dan Ijma’
فَصَلِّ
لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka
dirikanlah shalat karena Rabb-mu, dan berkurbanlah” [al-Kautsar/108: 2]
Ibnu
Katsir rahimahullah dan selainnya berkata, “Yang benar bahwa yang dimaksud dengan
an-nadr adalah menyembelih kurban, yaitu menyembelih unta dan sejenisnya”
Sedangkan
dari sunnah adalah perbuatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
diriwayatkan oleh Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam.
كَانَ يُضَحِّيْ
بِكَبْشَيْنِ أَقْرَنَيْنِ أَمْلَحَيْنِ وَكَانَ يُسَمِّيْ وَيُكَبِّرُ.
“Beliau
menyembelih dua ekor kambing bertanduk dan gemuk dan beliau membaca basmalah
dan bertakbir” [HR.Bukhari-Muslim]
Ibadah
Kurban memiliki pesan moral yang sangat dalam. Seperti pesan yang
terkandung dalam makna bahasanya. Qurb atau qurbân berarti “dekat” dengan
imbuhan ân (alif dan nun) yang mengandung arti “kesempurnaan”, sehingga qurbân
yang diindonesiakan dengan “kurban” berarti “kedekatan yang sempurna”. Kata
Qurbân berulang tiga kali dalam al-Qur’an, yaitu pada QS.Ali Imran/3: 183,
al-Ma’idah/5: 27, dan al-Ahqaf/46: 28.
Jadi, kurban
adalah penyembelihan binatang tertentu yang dilakukan pada hari Idul Adha dan
tiga hari sesudahnya (hari tasyrik), yakni pada tanggal 11, 12, dan 13
Dzulhijjah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hikmah Berqurban
Pertama, sebagai bukti nyata
ekspresi syukur, “Supaya merek amenyebut nama Allah atas apa yang Allah
karuniakan kepada mereka berupa binatang ternak….” (QS. al-Hajj, 22 : 34);
kedua, bukti sebagai hamba
bertaqwa, “Daging daging qurban dan darahnya itu sekali kali tidak dapat
mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaanmulah yang dapat mencapainya…” (QS al-Hajj, 22 :37)
Ketiga, terakuinya sebagai umat Rasulullah Saw,
“Barang siapa yang mempunyai keluasan (harta) dan tidak mau berqurban, maka
janganlah mendekati tempat shalat kami!” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, Ad
Daruquthni dan Al Baihaqi).
Keempat, meraih ampunan dosa, ”Fatimah, berdirilah
dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu diampuni pada saat awal
tetesan darah itu dari dosa dosa yang kamu lakukan...” (HR. Abu Daud dan
At-Tirmizi)
Kelima, berpahala besar, "Pada setiap lembar
bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan," (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Keenam, mendapat kesaksian yang indah dari hewan Qurban kita kelak,
“Sesungguhnya ia (hewan qurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk,
kuku dan bulunya. Dan sesungguhnya darah hewan qurban akan jatuh pada sebuah tempat
di dekat Allah sebelum darah mengalir menyentuh tanah. Maka berbahagialah jiwa
dengannya". (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim).
Keenam, menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas sosial dengan sesama kaum
muslimin sehingga diharapkan kesenjangan sosial antara yang mampu dengan yang
kurang atau tidak mampu bisa dijembatani.
Ketuju, membuktikan bahwa kita termasuk orang-orang yang taat dalam melaksanakan
perintah Allah, karena hal ini merupakan salah satu perintah Allah yang harus
dilaksanakan dalam kaitan dengan harta yang kita miliki, bila hal ini
dilaksanakan, kita termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang beruntung, Allah
berfirman yang artinya: Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut
kesanggupan kamu, dengarlah dan taatlah; nafkahkanlah yang baik untuk diri
kamu; dan siapa yang dipelihara dirinya dari sifat kekikiran, merekalah orang
yang beruntung (QS 64:16).
Kedelapan, membuktikan bahwa kita memiliki kesadaran sejarah, khususnya sejarah para
Nabi dan Rasul yang dalam perjuangannya pasti menuntut adanya pengorbanan, baik
dengan jiwa maupun harta. Kesadaran sejarah ini akan membuat kita berusaha
semaksimal mungkin mengorbankan apa yang kita miliki dan sangat kita butuhkan
untuk digunakan di jalan Allah, bukan mengorbankan sesuatu yang sebenarnya
sudah tidak kita perlukan lagi. Dalam konteks perbaikan negara yang dilanda
krisis, kebijakan pertama yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz ketika
diangkat menjadi khalifah adalah yang terkait dengan dirinya, bukan yang
terkait dengan rakyatnya, yakni keharusan bagi dirinya untuk menyerahkan harta
yang dimilikinya kepada baitul maal, bukan kebijakan kenaikan gaji dirinya
sebagai pejabat.
Keutamaannya
Banyak pula
hikmah keutamaan berqurban yang kita dapatkan dari meneladani ajaran Islam ini
dan juga salah satu ajaran Nabi Ibrahim. Diantara keutamaan qurban adalah :
- Berqurban dalam agama kita Islam ini adalah juga merupakan syiar-syiar Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana yang telah lewat penyebutannya dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala surat Al-Hajj ayat 36 yang artinya adalah : "Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.". Demikianlah dengan berqurban maka kita juga termasuk mengagungkan salah satu dari syiar-syiar Islami.
- Keutamaan qurban berikutnya adalah bahwasannya berqurban termasuk dalam hal qurban dalam hari raya Idul Adha ini adalah merupakan bagian dan salah satu dari Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menganjurkan dan melaksanakannya. Maka setiap muslim yang berqurban di hari Raya Idul Adha ini seyogyanya mencontoh dan meneladani beliau Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam pelaksanaan ibadah qurban yang mulia ini.
- Memberikan dan memotong hewan qurban ini termasuk salah satu bentuk ibadah kepada Allah Ta'ala yang paling utama. Dalil berqurban adalah bentuk ibadah yang utama adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang artinya :"Katakanlah: ‘Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)’." (QS. Al-An’am: 162-163). Dan juga firman Nya yang lainnya yang artinya :"Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan sembelihlah hewan qurban." (QS. Al-Kautsar: 2)
Sumber:1.http://abufarras.blogspot.co.id
2.http://www.republika.co.id
Jakarta 5/9/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar