248.Renungan Siang !!!
CALON PENGHUNI SURGA:BERAKHLAK MULIA
1.Rasulullah saw berakhlak sangat mulia/agung.
ﻭَﺇِﻧَّﻚَ ﻟَﻌَﻠَﻰٰ ﺧُﻠُﻖٍ ﻋَﻈِﻴﻢٍ
ﻭَﺇِﻧَّﻚَ ﻟَﻌَﻠَﻰٰ ﺧُﻠُﻖٍ ﻋَﻈِﻴﻢٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar
mempunyai akhlak yang agung.” [Al-Qalam: 4]
mempunyai akhlak yang agung.” [Al-Qalam: 4]
2.Untuk menyempurnakan akhlak.
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺑُﻌِﺜْﺖُ ِﻷُﺗَﻤِّﻢَ ﺻَﺎﻟِﺢَ ﺍْﻷَﺧْﻼَﻕِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” [HR.AL Bukhari]
3.Sebaik-baik mukmin karena akhlaknya.
ﺃَﻛْﻤَﻞُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﺇِﻳْﻤَﺎﻧًﺎ ﺃَﺣْﺴَﻨُﻬُﻢْ ﺧُﻠُﻘًﺎ، ﻭَﺧِﻴَﺎﺭُﻛُﻢْ ﺧِﻴَﺎﺭُﻛُﻢْ
ﻟِﻨِﺴَﺎﺋِﻬِﻢْ .
ﻟِﻨِﺴَﺎﺋِﻬِﻢْ .
“Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya
adalah yang akhlaknya paling baik di antara
mereka, dan yang paling baik di antara kalian
adalah yang paling baik kepada isteri-
isterinya.” [HR.Tirmidzi]
adalah yang akhlaknya paling baik di antara
mereka, dan yang paling baik di antara kalian
adalah yang paling baik kepada isteri-
isterinya.” [HR.Tirmidzi]
4.Penghuni neraka kebanyakan karena mulut dan kemaluannya.
ﺗَﻘْﻮَﻯ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺣُﺴْﻦُ ﺍﻟْﺨُﻠُﻖِ، ﻭَﺳُﺌِﻞَ ﻋَﻦْ ﺃَﻛْﺜَﺮِ ﻣَﺎ ﻳُﺪْﺧِﻞُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ
ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ؟ ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﺍَﻟْﻔَﻢُ ﻭَﺍﻟْﻔَﺮْﺝُ .
ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ؟ ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﺍَﻟْﻔَﻢُ ﻭَﺍﻟْﻔَﺮْﺝُ .
“Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” Dan
ketika ditanya tentang kebanyakan yang
menyebabkan manusia masuk Neraka, maka
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
“Lidah dan kemaluan.” [HR.Tirmidzi]
ketika ditanya tentang kebanyakan yang
menyebabkan manusia masuk Neraka, maka
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
“Lidah dan kemaluan.” [HR.Tirmidzi]
KARAKTER MANUSIA
Imam al-Ghazali di dalam kitab Ihya’ Ulumiddin menyatakan
bahwa budi pekerti yang baik (akhlaqul karimah) bisa terbentuk dari tiga
faktor, yaitu :
1. *Watak (thob’an)*
Watak manusia asal mulanya terbentuk dari bawaan sejak
lahir (fitrah) atau turunan kedua orang tuanya. Dalam hal ini, orang tua
sangat berperan dalam pembentukan karakter seorang anak. Pepatah ,”buah
jatuh tidak jauh dari pohonnya.” Maksudnya, watak seorang anak tidak
akan berbeda jauh dari orang tuanya.
2. *Kebiasaan (i’tiyadan)*
Ketika seseorang melakukan kebiasaan yang baik, maka orang
tersebut akan mempunyai akhlak yang baik juga. Sebaliknya, jika
melakukan kebiasaan yang tidak baik, akhlak orang tersebut juga tidak
baik. Sebuah maqolah mengatakan.
اَلْعَادَةُ إِذَا غَرِزَتْ صَارَتْ طَبِيْعَةً
Artinya: "Kebiasaan yang dilakukan terus menerus akan menjadi sebuah watak (karakter)."
3. *Pembelajaran (ta’alluman)*
Akhlak seseorang dapat terbentuk dengan siapa dia berteman
dan berinteraksi. Apabila ia berinteraksi dengan orang yang baik, ia
akan menjadi baik. Begitu juga sebaliknya, karena ia akan mendapat
pembelajaran dari orang-orang yang ada di sekelilingnya, yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada karakeristik orang tersebut.
SEMOGA BERMANFAAT. AAMIIN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar