280.Renungan Pagi !!!
KAPAN MEMBERI MAAF ATAU TIDAK...
1.Perintah bertaqwa dan berucap dengan benar.
ﻳَﺂﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻗُﻮْﻟُﻮْﺍ ﻗَﻮْﻻً
ﺳَﺪِﻳْﺪًﺍ. ﻳُﺼْﻠِﺢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻜُﻢْ
ﺳَﺪِﻳْﺪًﺍ. ﻳُﺼْﻠِﺢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻜُﻢْ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kalian kepada ALLAH dan katakanlah
perkataan yang benar, niscaya ALLAH memperbaiki
bagi kalian amalan-amalan kalian”
(Surat Al-Ahzab: 70-71).
bertaqwalah kalian kepada ALLAH dan katakanlah
perkataan yang benar, niscaya ALLAH memperbaiki
bagi kalian amalan-amalan kalian”
(Surat Al-Ahzab: 70-71).
2.Dicintai Allah swt.
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﻤُﺘَّﻘِﻴْﻦَ
Artinya: “Sesungguhnya ALLAH menyukai orang-orang yang bertaqwa” (Surat At-Taubah: 4).
3.Amal orang bertaqwa diterima.
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﺘَﻘَﺒَّﻞُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺘَّﻘِﻴْﻦَ
Artinya: “Sesungguhnya ALLAH hanya menerima
(korban) dari orang-orang yang bertaqwa’ (Surat Al-
Maa-idah: 27).
(korban) dari orang-orang yang bertaqwa’ (Surat Al-
Maa-idah: 27).
4.Akhlak Nabi saw sangat agung.
ﻭَﺇِﻧَّﻚَ ﻟَﻌَﻠَﻰٰ ﺧُﻠُﻖٍ ﻋَﻈِﻴﻢٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi
pekerti yang agung
(QS. al-Qalam/68:4)
pekerti yang agung
(QS. al-Qalam/68:4)
5.Rasulullah saw menjadi teladan bagi orang beriman dan banyak berdzikir.
ﻟَﻘَﺪْ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻲ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃُﺳْﻮَﺓٌ ﺣَﺴَﻨَﺔٌ ﻟِﻤَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺮْﺟُﻮ
ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَ ﻭَﺫَﻛَﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ
ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَ ﻭَﺫَﻛَﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasûlullâh itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allâh dan (kedatangan)
hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allâh
[al- Ahzâb/33:21]
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allâh dan (kedatangan)
hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allâh
[al- Ahzâb/33:21]
"UMAT ISLAM TIDAK PEMAAF...?
Sebagian kaum muslimin pada saat ini ada yang bertanya,
kenapa umat Islam tidak bersikap pemaaf pada saat sekarang ini
sebagaimana dahulunya? Dahulu nabi dihina, dicaci, dilempar dengan batu
namun beliau memaafkan orang-orang yang berlaku demikian kepada beliau,
namun sekarang kita lihat umat Islam susah memaafkan orang yang salah.
Jawaban untuk pertanyaan tersebut: sikap pemaaf memang
merupakan akhlaq Rasulullah saw, apapun yang ditujukan kepada beliau
dari keburukan orang lain bahkan pelecehan sekalipun, beliau sikapi
dengan penuh kemaafan. Diantara kisah luar biasa yang sampai kepada kita
dari kemaafan Rasulullah saw adalah kisah dakwah ke Thaif. Rasulullah
saw mengatakan kepada Aisyah bahwa apa yang beliau dapati di Thaif
merupakan hal yang sangat berat beliau hadapi sebagaimana perang Uhud
sampai-sampai malaikat jibril menawarkan agar malaikat gunung menimpakan
gunung ke penduduk Thaif akibat perbuatan mereka kepada nabi namun Nabi
Muhammad saw malah memaafkan mereka dan mendoakan kebaikan bagi mereka.
Namun apakah selalu seperti itu sikap nabi Muhammad saw?
Dalam sirah kita akan dapati bahwa Rasulullah saw mengutus beberapa
orang ke berbagai pimpinan negara untuk berdakwah kepada mereka.
Diantara utusan tersebut ada yang diutus kepada Kisra Persia, akan
tetapi ketika sang kisra membaca surat yang dikirim kepadanya maka sang
kisra kemudian merobek-robek surat tersebut. Pertanyaan yang timbul
dalam diri kita, apakah yang akan dilakukan oleh Rasulullah saw ketika
mendapatkan berita perobekan tersebut? Kalaulah dipakai kaedah kemaafan
maka kita akan dapati Rasulullah saw akan memaafkan kisra Persia karena
hanya sebuah surat yang dirobek dan tidak ada seorang muslim yang dihina
atau al-Quran yang dilecehkan. Namun yang terjadi sebaliknya,
Rasulullah saw sangat marah dengan berita tersebut dan beliau berdoa :
اَللَّهُمَّ مَزِّقْ مُلْكَهُ
اَللَّهُمَّ مَزِّقْ مُلْكَهُ
Artinya : “ Ya Allah, hancurkanlah dan cerai beraikanlah kekuasaannya”
Allah swt mengabulkan doa nabi tersebut, pada masa pemerintahan Umar bin Khattab semua wilayah yang pernah berada di bawah kekuasaan kisra Persia, tidak ada satupun yang tertinggal semua sudah lepas dari kekuasaan mereka.
Allah swt mengabulkan doa nabi tersebut, pada masa pemerintahan Umar bin Khattab semua wilayah yang pernah berada di bawah kekuasaan kisra Persia, tidak ada satupun yang tertinggal semua sudah lepas dari kekuasaan mereka.
Apakah yang membedakan antara dua kisah diatas? Jawabannya ada pada hadits Aisyah r.a :
وَاللَّهِ مَا انْتَقَمَ لِنَفْسِهِ فِي شَيْءٍ يُؤْتَى إِلَيْهِ قَطُّ، حَتَّى تُنْتَهَكَ حُرُمَاتُ اللَّهِ، فَيَنْتَقِمُ لِلَّهِ
Artinya : Demi Allah, Tidaklah Rasulullah saw membalas
sesuatu yang ditujukan kepada dirinya kecuali ketika kehormatan agama
Allah SWT dilanggar maka beliau pun marah semata-mata karena Allah (HR
al-Bukhari).
Bukalah lembaran sirah Rasul maka kita akan dapati kemaafan
diberikan Rasul untuk sesuatu yang berkaitan dengan diri beliau, baik
hinaan, celaan,lemparan batu dan lain sebagainya, akan tetapi ketika
menyangkut kehormatan agama maka beliau mengajarkan kepada kita untuk
menunjukkan kemarahan supaya tidak ada seorang pun yang mencoba bertidak
semena-mena terhadap agama ini.
Kisah lain akan kita dapati pada kisah Yahudi bani Qainuqa,
yang terkenal sebagai pandai emas. Suatu hari seorang muslimah datang
ke pasar bani Qainuqa untuk membeli atau memperbaiki emasnya, namun sang
penjual mengikat jilbab muslimah tersebut sehingga ketika ia berdiri
maka nampaklah aurat bagian belakangnya. Seorang pemuda muslim yang
lewat berusaha membantu sang muslimah akan tetapi ia dikeroyok oleh
orang-orang Yahudi bani Qainuqa’ yang ada di pasar tersebut. Ketika
sampai berita itu kepada Rasulullah saw maka apakah yang akan beliau
lakukan? Kalaulah teori kemaafan yang dipakai, niscaya Rasul akan
memaafkan yahudi bani Qainuqa dan mengadakan negosiasi dengan mereka.
Akan tetapi ternyata yang beliau lakukan adalah sebaliknya, beliau
perintahkan semua sahabat untuk mengepung perkampungan yahudi bani
Qainuqa dengan pilihan: perang atau mereka keluar dari Madinah dalam
keadaan terusir. Pengepungan itu terjadi selama 15 hari, lalu mereka
memilih untuk keluar dari Madinah dalam keadaan terusir dan tidak boleh
kembali lagi ke Madinah.
Cukuplah kisah-kisah diatas sebagai jawaban bagi kita,
kenapa umat Islam tidak memaafkan pelecehan yang dilakukan terhadap
al-Quran dan agama mereka, sebab nabi yang mengajarkan kita untuk
memaafkan kesalahan orang lain maka beliau juga yang mengajarkan kepada
kita untuk bersikap tegas kepada penista agama.
Kata kuncinya adalah: kalau pelecehan dan penghinaan itu
kepada diri beliau maka beliau akan memaafkan sepenuh hati tanpa perlu
diminta, akan tetapi kalauah pelecehan itu dalam masalah agama, maka
beliau menunjukkan kemarahannya. Seakan-akan pesan kepada kita semua :
“kalaulah penghinaan itu kepada diri kita, maka seribu maaf akan kita berikan
Tapi kalaulah penghinaan itu kepada agama, maka seribu nyawa akan kami siapkan”...
“kalaulah penghinaan itu kepada diri kita, maka seribu maaf akan kita berikan
Tapi kalaulah penghinaan itu kepada agama, maka seribu nyawa akan kami siapkan”...
ust.DR.Urwatul Wusqo.LC,MA
SEMOGA KITA MENJADI HAMBA PEMAAF DAN DIAMPUNI DOSA-DOSA KITA. AAMIIN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar