NABI ISA AS
DIANGKAT KE LANGIT
Allah swt membicarakan tentang kisah berakhirnya Nabi Isa as
bersama kaumnya didalam tiga surat, yaitu :
إِذْ قَالَ اللّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ
إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ
فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُواْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Artinya : “(ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai Isa,
Sesungguhnya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu
kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan
orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari “.
(QS. Al Imran 55)
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ
رَسُولَ اللّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِن شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ
الَّذِينَ اخْتَلَفُواْ فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ
إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا ﴿١٥٧﴾
بَل رَّفَعَهُ اللّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا ﴿١٥٨﴾
بَل رَّفَعَهُ اللّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا ﴿١٥٨﴾
Artinya : “dan karena Ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah
membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, Padahal mereka tidak
membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang
yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang
berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan
tentang yang dibunuh itu. mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang
dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin
bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah
mengangkat Isa kepada-Nya dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(QS. An-Nisaa : 157 – 158)
فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنتَ أَنتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنتَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Artinya : “Maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah yang
mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu.” (QS.
Al Maidah : 116 – 117)
Kata-kata “إنى متوفيك”didalam surat Ali Imram dan kata-kata “فلما توفيتنى” didalam surat Al Maidah memberikan pengertian bahwa Nabi isa
as telah mati dikarenakan kata tawaffa terdapat didalam Al Qur’an berarti mati
sehingga makna inilah yang dipakai didalam ungkapan tentangnya, sebagaimana
kata tawaffaitu didalam makna bahasanya berarti menggenggam dan mengambil.
Dengan demikian makna “إنى متوفيك” dan “فلما
توفيتنى”
berarti “Sesungguhnya aku menggenggammu dari bumi”, sebagaimana dikatakan,
”tawaffaitu min fulan maalii alaihi” artinya aku telah memegangnya. Kemudian
yatawaffa juga berarti tidur, sebagaimana firman Allah swt didalam surat al
An’am :
وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُم بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُم
بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَى أَجَلٌ مُّسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ
مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya : “dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia
mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu
pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian
kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu
kamu kerjakan.” (QS. Al An’am : 60)
Didalam ayat itu yatawaffa bermakna tidur, sebagaimana penggunaan
kata yab’atsu untuk kebangkitan di kehidupan lain setelah kematian di dunia,
artinya dibangunkan dari tidur karena itu kemungkinan yang dimaksud dengan kata
إنى متوفيك dan فلما
توفيتنى
bisa berarti tidur sebagai pengganti dari kematian sebagaimana disebutkan
diatas.
Adapun ta’wil dari kata ورافعك
إلى
didalam surat Ali Imran dan يل رفعه الله
إليه
didalam surat An Nisaa telah ditafsirkan oleh para ahli tafsir bahwa Allah swt
mengangkat Isa as ke langit sedangkan kata terkahir يل
رفعه الله إليه adalah sebagai informasi tentang kenyataan apa yang dijanjikan
Allah kepadanya didalam surat Ali Imran didalam perkataannya إنى متوفيك ورافعك إلى
Didalam Al Qur’an kata raf’u (mengangkat) digunakan untuk sesuatu
yang bersifat fisik dan juga non fisik (maknawi). Apabila kata yang dimaksudkan
itu adalah pengangkatan yang bersifat fisik maka ini bisa diterima dikarenakan
diselamatkannya Isa as dari musuh-musuhnya adalah penyelamatan terhadap ruh dan
jasadnya. Dengan demikian pengangkatan yang bersifat fisik yaitu kematian dalam
arti sebenarnya atau dalam arti tidur lebih didahulukan dikarenakan
pengangkatannya dalam keadaan hidup seperti kehidupan pada umumnya di dunia
adalah suatu siksaan baginya, sebagaimana ditunjukkan oleh kenyataan ilmiah
bahwa manusia semakin naik ke langit maka ia akan semakin merasa sesak di
dadanya dikarenakan sedikitnya oksigen di udara dan juga sebagai pembuktian
dari kebenaran firman Allah swt :
يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي
السَّمَاء
Artinya : “Niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit,
seolah-olah ia sedang mendaki langit.” (QS. Al An’am : 125)
Dari penuturan itu semua menunjukkan bahwa Allah swt telah
mengangkat Isa as dan menyelamatkannya dari pembunuhan dan penyaliban yaitu
dengan mewafatkannya bisa jadi dengan kematian yang sebenarnya ataupun secara
hukum yaitu tidur demi membebaskan dan menyelamatkannya dari penyiksaan yang
dialami tubuhnya apabila diangkat dari dunia ke langit masih dalam keadaan
hidup seperti kehidupan pada umumnya di dunia atau Nabi Isa saw diangkat dalam
keadaan hidup dan masih tetap hidup meskipun tidak diketahui bagaimana
keadaannya. (Buhuts wa Fatawa Islamiyah juz IV hal 645 – 646)
Jadi seandainya ada yang mengatakan bahwa Nabi Isa as diangkat
Allah swt dari dunia ke langit dalam keadaan mati maka hal ini pun dimungkinkan
sebagaimana makna dari kata إنى متوفيك didalam surat Ali Imran
dan فلما توفيتنى didalam surat Al Maidah diatas. Adapun
apabila ada yang mengatakan bahwa Nabi Isa melakukan da’wahnya di Kashmir atau
India kemudian meninggal di sana maka tidak ada dalil-dalil yang membuktikan
dan membenarkannya dan ada kemungkinan keyakinan ini sengaja disebarkan sebagai
alat propaganda orang-orang Nasrani dalam menjalankan praktek-praktek
kristenisasinya.
Wallahu A’lam
Sumber: http://www.eramuslim.com
Jakarta 6/5/2016
itu komen di atas ga bisa di hapus apa ? hadeuh..
BalasHapus