RUH MENDATANGI
KELUARGA
Ketiga, ruh orang yang meninggal
mendatangi keluarganya di alam nyata
Sebagian orang berkeyakinan bahwa ruh orang yang meninggal akan
kembali ke keluarganya selama 40 hari. Terlebih setelah peristiwa meninnggalnya
salah satu dai di indonesia, disusul dengan cerita sebagian keluarganya yang
merasakan kehadiran ruh sang dai. Akhirnya banyak orang semakin yakin dengan
aqidah ini. Padahal semuanya diyakini tanpa dasar dan dalil yang tegas.
Ada beberapa catatan yang menunjukkan bahwa keyakinan ini adalah
keyakinan yang menyimpang dan bertentangan dengan Al-Quran dan sunah,
1. Allah mengingkari permintaan orang mati untuk dikembalikan ke
dunia
حَتَّى
إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ ( ) لَعَلِّي أَعْمَلُ
صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ
وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah
aku (ke dunia), ( ) agar aku bisa berbuat amal yang saleh yang telah aku tinggalkan.
sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang dia ucapkan saja. dan
di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan. (QS. Al-Mukminun: 99 – 100)
Allah mengabarkan bagaimana orang kafir menyesali hidupnya. Mereka
berharap agar dikembalikan ke dunia di detik-detik menghadapi kematian.
Sehingga mereka mendapat tambahan usia untuk memperbaiki dirinya. Namun itu
hanya ucapan lisan, yang sama sekali tidak bermanfaat baginya. Kemudian Allah
menyatakan bahwa setelah mereka mati akan ada barzakh, dinding pemisah antara
dirinya dengan kehidupan dunia. Mereka yang sudah memasuki barzakh, tidak akan
lagi bisa keluar darinya. (Tafsir As-Sa’di, hlm. 559).
2. Ruh mereka berada di alam yang lain, alam kubur, yang berbeda
dengan alam dunia
Pada surat Al-Mukminun di atas, Allah telah menegaskan bahwa ada
barzakh (dinding pemisah) antara orang yang telah meninggal dan kehidupan
dunia. Dan itu terjadi sejak mereka meninggal dunia. Selanjutnya masing-masing
sudah sibuk dengan balasan yang Allah berikan kepada mereka. Ruh orang baik,
berada di tempat yang baik, sebaliknya, ruh orang jelek berada di tempat yang
jelek.
Dalam sebuah riwayat, seorang tabiin bernama Masruq pernah
bertanya kepada sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu, tentang tafsir firman Allah,
وَلَا
تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ
عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah
itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (QS. Ali Imran: 169)
Ibnu Mas’ud menjawab, “Saya pernah tanyakan hal ini kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
dan beliau menjawab,
أرواحهم
في جوف طير خضر لها قناديل معلقة بالعرش تسرح من الجنة حيث شاءت ثم تأوي إلى تلك
القناديل فاطلع إليهم ربهم اطلاعة ، فقال : هل تشتهون شيئا ؟ قالوا : أي شيء نشتهي ونحن نسرح من الجنة حيث شئنا . ففعل ذلك بهم ثلاث مرات
، فلما رأوا أنهم لن يُترَكوا من أن يَسألوا قالوا : يا رب نريد أن ترد أرواحنا في
أجسادنا حتى نقتل في سبيلك مرة أخرى ، فلما رأى أن ليس لهم حاجة تُركوا
“Ruh-ruh mereka di perut burung hijau. Burung ini memiliki sarang
yang tergantung di bawah ‘Arsy. Mereka bisa terbang kemanapun di surga yang
mereka inginkan. Kemudian mereka kembali ke sarangnya. Kemudian Allah
memperhatikan mereka, dan berfirman: ‘Apakah kalian menginginkan sesuatu?’
Mereka menjawab: ‘Apa lagi yang kami inginkan, sementara kami bisa terbang di
surga ke manapun yang kami inginkan.’ Namun Allah selalu menanyai mereka 3
kali. Sehingga ketika mereka merasa akan selalu ditanya, mereka meminta: ‘Ya
Allah, kami ingin Engkau mengembalikan ruh kami di jasad kami, sehingga kami
bisa berperang di jalan-Mu untuk kedua kalinya.’ Ketika Allah melihat mereka
sudah tidak membutuhkan apapun lagi, mereka ditinggalkan.” (HR. Muslim no. 1887)
Kemudian disebutkan dalam riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
لما
أُصِيب إخوانكم بأُحُد جعل الله أرواحهم في جوف طير خضر تَرِد أنهار الجنة تأكل من
ثمارها وتأوي إلى قناديل من ذهب معلقة في ظل العرش ، فلما وجدوا طيب مأكلهم
ومشربهم ومَقِيلهم قالوا : من يُبلِّغ إخواننا عنّـا أنا أحياء في الجنة نُرزق
لئلا يزهدوا في الجهاد ولا ينكلوا عند الحرب ، فقال الله سبحانه أنا أبلغهم عنكم .
قال فأنزل الله : ( ولا تحسبن الذين قتلوا في سبيل الله )
Ketika saudara kalian meninggal di perang Uhud, Allah menjadikan
ruh mereka di perut burung hijau. Mendatangi sungai surga, makan buah surga,
dan beristirahat di sarang dari emas, menggantung di bawah ‘Arsy. Ketika mereka
merasakan lezatnya makanan, minuman, dan tempat istirahat, mereka mengatakan:
‘Siapa yang bisa memberi tahu kepada saudara-saudara muslim lainnya tentang
kabar kami bahwa kami hidup di surga, dan kami mendapat rizki. Agar mereka
tidak menghindari jihad dan tidak pengecut ketika perang. Lalu Allah menjawab:
‘Aku yang akan sampaikan kabar kalian kepada mereka.’ Kemudian Allah menurunkan
firman-Nya: “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah
itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya…”
(HR. Abu Daud 2520 dan dinilai hasan oleh Al-Albani)
Demikian pula ruh orang yang jahat. Mereka mendapat hukuman dari
Allah sesuai dengan kemaksiatan yang mereka lakukan. Keterangan selengkapnya
tentang ini, bisa anda simak di artikel:
https://konsultasisyariah.com/tempat-roh-setelah-kematian/
Jika ruh itu bisa kembali dan tinggal bersama keluarganya selama
rentang tertentu, tentu yang paling layak mendapatkan keadaan ini adalah ruh
para nabi, para sahabat, atau para syuhada yang meninggal di medan jihad.
Sementara hadis-hadis di atas merupakan bukti bahwa hal itu tidak terjadi.
Allah tempatkan ruh mereka di surga, dan terpisah sepenuhnya dengan alam dunia.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Barrak pernah ditanya, benarkan
ruh orang yang meninggal akan kembali ke keluarganya dan bisa melihat semua
keadaan keluarganya selama 40 hari?
Jawaban beliau,
الإنسان
إذا مات يغيب عن هذه الحياة ويصير إلى عالم آخر ، ولا تعود روحه إلى أهله ولا
يشعرون بشيء عنه ، وما ذكر من عودة الروح لمدة أربعين يوما فهي من الخرافات التي
لا أصل لها ، والميت كذلك لا يعلم بشيء من أحوالهم لأنه غائب عنهم في نعيم أو عذاب
Seseorang
setelah meninggal, dia menghilang dari kehidupan dunia ini, dan
berpindah ke alam akhirat. Dan ruhnya tidak kembali ke keluarganya, dan tidak
mengetahui semua keadaan keluarganya. Kabar yang menyebutkan bahwa ruh kembali
ke keluarga selama 40 hari adalah khurafat, yang sama sekali tidak memiliki
dalil. Demikian pula mayit, dia tidak mengetahui keadaan keluarganya, karena
dia tidak ada di tengah-tengah mereka. Mereka sibuk dalam kenikmatan atau
adzab. (Fatwa Islam, 13183).
Sumber: https://konsultasisyariah.com
Jakarta 24/5/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar