2.Kajian Dzulqa`dah
KEBENARAN MILIK SIAPA
1.Larangan menentang Allah swt dan rasulNya bagi orang yang merasa beriman kepadaNya.
ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﻻَﺗُﻘَﺪِّﻣُﻮﺍ ﺑَﻴْﻦَ ﻳَﺪَﻱِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ
ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺳَﻤِﻴﻊٌ ﻋَﻠِﻴﻢُُ
ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺳَﻤِﻴﻊٌ ﻋَﻠِﻴﻢُُ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya. Dan bertaqwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al Hujurat:1].
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al Hujurat:1].
Syaikh Abdurrahman As Sa’di berkata,”Ayat ini
memuat adab kepada Allah, RasulNya,
mengagungkan, menghormati serta
memuliakanNya. Allah memerintahkan kepada
kaum mukminin dengan sesuatu yang menjadi
konsekwensi keimanan mereka kepada Allah dan RasulNya. Yaitu dengan menjalankan perintah-
perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Dan hendaknya mereka berjalan mengikuti perintah
Allah, mengikuti Sunnah Rasulullah n dalam
semua urusan, tidak mendahului Allah dan
RasulNya; tidak mengatakan sesuatu, sehingga Allah mengatakannya. Mereka tidak memerintahkan, sehingga Allah
memerintahkannya.
memuat adab kepada Allah, RasulNya,
mengagungkan, menghormati serta
memuliakanNya. Allah memerintahkan kepada
kaum mukminin dengan sesuatu yang menjadi
konsekwensi keimanan mereka kepada Allah dan RasulNya. Yaitu dengan menjalankan perintah-
perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Dan hendaknya mereka berjalan mengikuti perintah
Allah, mengikuti Sunnah Rasulullah n dalam
semua urusan, tidak mendahului Allah dan
RasulNya; tidak mengatakan sesuatu, sehingga Allah mengatakannya. Mereka tidak memerintahkan, sehingga Allah
memerintahkannya.
2.Rasulullah saw membawa petunjuk dan agama yang benar yaitu al-Islam.
ﻫُﻮَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺃَﺭْﺳَﻞَ ﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﺑِﺎﻟْﻬُﺪَﻯ ﻭَﺩِﻳﻦِ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﻟِﻴُﻈْﻬِﺮَﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ﻛُﻠِّﻪِ ﻭَﻟَﻮْ ﻛَﺮِﻩَ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛُﻮﻥَ
Dia-lah yang mengutus Rasulnya dengan
membawa petunjuk dan agama yang benar agar
Dia memenangkannya di atas segala agama-
agama, meskipun orang-orang musyrik benci. [Ash Shaf:9]
membawa petunjuk dan agama yang benar agar
Dia memenangkannya di atas segala agama-
agama, meskipun orang-orang musyrik benci. [Ash Shaf:9]
2.Banyak jalan menuju surga atau neraka tapi hanya jalan yang lurus menuju surga yaitu ajaran Islam.
Suatu saat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkisah,
ﺧَﻂَّ ﻟَﻨَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺧَﻄًّﺎ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﻫَﺬَﺍ
ﺳَﺒِﻴﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺛُﻢَّ ﺧَﻂَّ ﺧُﻄُﻮﻃًﺎ ﻋَﻦْ ﻳَﻤِﻴﻨِﻪِ ﻭَﻋَﻦْ ﺷِﻤَﺎﻟِﻪِ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﻫﺬﻩ ﺳﺒﻞ ﻭ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺳَﺒِﻴﻞٍ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺛُﻢَّ ﻗَﺮَﺃَ } ﻭَﺃَﻥَّ
ﻫَﺬَﺍ ﺻِﺮَﺍﻃِﻲ ﻣُﺴْﺘَﻘِﻴﻤًﺎ ﻓَﺎﺗَّﺒِﻌُﻮﻩُ ﻭَﻻَﺗَﺘَّﺒِﻌُﻮﺍ ﺍﻟﺴُّﺒُﻞَ ﻓَﺘَﻔَﺮَّﻕَ ﺑِﻜُﻢْ ﻋَﻦْ ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ }
ﺳَﺒِﻴﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺛُﻢَّ ﺧَﻂَّ ﺧُﻄُﻮﻃًﺎ ﻋَﻦْ ﻳَﻤِﻴﻨِﻪِ ﻭَﻋَﻦْ ﺷِﻤَﺎﻟِﻪِ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﻫﺬﻩ ﺳﺒﻞ ﻭ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺳَﺒِﻴﻞٍ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺛُﻢَّ ﻗَﺮَﺃَ } ﻭَﺃَﻥَّ
ﻫَﺬَﺍ ﺻِﺮَﺍﻃِﻲ ﻣُﺴْﺘَﻘِﻴﻤًﺎ ﻓَﺎﺗَّﺒِﻌُﻮﻩُ ﻭَﻻَﺗَﺘَّﺒِﻌُﻮﺍ ﺍﻟﺴُّﺒُﻞَ ﻓَﺘَﻔَﺮَّﻕَ ﺑِﻜُﻢْ ﻋَﻦْ ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ }
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat
sebuah garis lurus bagi kami, lalu bersabda, ‘Ini
adalah jalan Allah’, kemudian beliau membuat garis
lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan (yang banyak). Pada
setiap jalan ada syetan yang mengajak kepada jalan itu,’ kemudian beliau membaca,
sebuah garis lurus bagi kami, lalu bersabda, ‘Ini
adalah jalan Allah’, kemudian beliau membuat garis
lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan (yang banyak). Pada
setiap jalan ada syetan yang mengajak kepada jalan itu,’ kemudian beliau membaca,
{ ﻭَﺃَﻥَّ ﻫَﺬَﺍ ﺻِﺮَﺍﻃِﻲ ﻣُﺴْﺘَﻘِﻴﻤًﺎ ﻓَﺎﺗَّﺒِﻌُﻮﻩُ ﻭَﻻَﺗَﺘَّﺒِﻌُﻮﺍ ﺍﻟﺴُّﺒُﻞَ ﻓَﺘَﻔَﺮَّﻕَ ﺑِﻜُﻢْ ﻋَﻦْ ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ }
‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan- Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu
mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya’” ([Al An’am:
153] Hadits shahih diriwayatkan oleh Ahmad dan yang
lainnya)
mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya’” ([Al An’am:
153] Hadits shahih diriwayatkan oleh Ahmad dan yang
lainnya)
Para imam tafsir menjelaskan bahwa pada ayat ini,
Allah Tabaraka wa Ta’ala menggunakan bentuk jamak
ketika menyebutkan jalan-jalan yang dilarang manusia mengikutinya, yaitu { ﺍﻟﺴُّﺒُﻞَ } , dalam rangka menerangkan cabang-cabang dan banyaknya jalan-
jalan kesesatan. Sedangkan pada kata tentang jalan
kebenaran, Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan
bentuk tunggal dalam ayat tersebut, yaitu { ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ} . karena memang jalan kebenaran itu hanya satu, dan
tidak berbilang. (Sittu Duror, hal.52).
Allah Tabaraka wa Ta’ala menggunakan bentuk jamak
ketika menyebutkan jalan-jalan yang dilarang manusia mengikutinya, yaitu { ﺍﻟﺴُّﺒُﻞَ } , dalam rangka menerangkan cabang-cabang dan banyaknya jalan-
jalan kesesatan. Sedangkan pada kata tentang jalan
kebenaran, Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan
bentuk tunggal dalam ayat tersebut, yaitu { ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ} . karena memang jalan kebenaran itu hanya satu, dan
tidak berbilang. (Sittu Duror, hal.52).
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Dan ini disebabkan, karena jalan yang mengantarkan
(seseorang) kepada Allah hanyalah satu. Yaitu sesuatu
yang dengannya, Allah mengutus para Rasul-Nya dan
menurunkan kitab-kitab-Nya. Tiada seorangpun yang dapat sampai kepada-Nya, kecuali melalui jalan
ini” (Sittu Duror, hal.53).
(seseorang) kepada Allah hanyalah satu. Yaitu sesuatu
yang dengannya, Allah mengutus para Rasul-Nya dan
menurunkan kitab-kitab-Nya. Tiada seorangpun yang dapat sampai kepada-Nya, kecuali melalui jalan
ini” (Sittu Duror, hal.53).
3.Kesombongan dalam hati atau menolak kebenaran tertutup pintu surga.
ﻻَ ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻲ ﻗَﻠْﺒِﻪِ ﻣِﺜْﻘَﺎﻝُ ﺫَﺭَّﺓٍ ﻣِﻦْ ﻛِﺒْﺮٍ ﻗَﺎﻝَ
ﺭَﺟُﻞٌ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻳُﺤِﺐُّ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺛَﻮْﺑُﻪُ ﺣَﺴَﻨًﺎ ﻭَﻧَﻌْﻠُﻪُ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺟَﻤِﻴﻞٌ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﺠَﻤَﺎﻝَ ﺍﻟْﻜِﺒْﺮُ ﺑَﻄَﺮُ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﻭَﻏَﻤْﻂُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ
ﺭَﺟُﻞٌ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻳُﺤِﺐُّ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺛَﻮْﺑُﻪُ ﺣَﺴَﻨًﺎ ﻭَﻧَﻌْﻠُﻪُ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺟَﻤِﻴﻞٌ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﺠَﻤَﺎﻝَ ﺍﻟْﻜِﺒْﺮُ ﺑَﻄَﺮُ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﻭَﻏَﻤْﻂُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ
Tidak akan masuk surga orang yang di dalam
hatinya ada kesombongan seberat biji sawi. Seorang laki-laki bertanya: “Ada seseorang suka
bajunya bagus dan sandalnya bagus (apakah termasuk kesombongan?) Beliau menjawab:
“Sesungguhnya Allah Maha indah dan menyukai
keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. [HR. Muslim, no. 2749, dari `Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu]
hatinya ada kesombongan seberat biji sawi. Seorang laki-laki bertanya: “Ada seseorang suka
bajunya bagus dan sandalnya bagus (apakah termasuk kesombongan?) Beliau menjawab:
“Sesungguhnya Allah Maha indah dan menyukai
keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. [HR. Muslim, no. 2749, dari `Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu]
Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Adapun
‘menolak kebenaran’ yaitu menolaknya dan
mengingkarinya dengan menganggap dirinya
tinggi dan besar”.
‘menolak kebenaran’ yaitu menolaknya dan
mengingkarinya dengan menganggap dirinya
tinggi dan besar”.
KEBENARAN ALA SUFI
Kebenaran dalam bahasa Arab adalah Haqq,
merupakan nama dari Allah Al-Haqq (Maha Benar),
itu sebabnya di dunia ini tidak ada yang benar,
sampai manusia menemukan al-Haqq.
Ketika manusia menemukan al-Haqq maka dia sudah
tidak memerlukan lagi pengakuan dari makhluk, tidak
memerlukan lagi dukungan atas apa yang
diyakininya. Hatinya telah sibuk bersama Allah, dia
sudah tidak lagi berada pada level persepsi yang
merupakan produk akal. Manusia yang telah
bersama Allah tidak akan bisa lagi menemukan
kesalahan pada manusia lain, karena tidak telah
mampu melihat seluruh jalan yang dilalui manusia
untuk mencapai Tuhan. Karena telah berada di
puncak piramida, maka dia mampu melihat seluruh
sisi bangunan, mampu melihat kehadiran dan
ketidakhadiran cahaya Allah pada diri masing
masing individu manusia.
Pada level ini manusia tidak lagi memerlukan sebab,
karena segala sesuatu terjadi semata-mata karena
Allah. Tidak lagi terpengaruh oleh benar salah,
pahala dan siksa, seperti ucapan ketidakpedulian
Rabi’ah al-Adawiyah akan surga dan neraka. Bahkan
kehidupan tidak lagi bisa diberi makna, karena
mareka telah pasrah dalam genggaman Allah Ta’ala
seperti bayi dalam pangkuan Ibu nya, tanpa berdaya
apa-apa selain perlindungan dan kasih sayang sang
Ibunda. Dalam kondisi ini lah Al-Halaj berkata,
“hidup dan mati bagi ku sama saja”.(sufimuda.net)
merupakan nama dari Allah Al-Haqq (Maha Benar),
itu sebabnya di dunia ini tidak ada yang benar,
sampai manusia menemukan al-Haqq.
Ketika manusia menemukan al-Haqq maka dia sudah
tidak memerlukan lagi pengakuan dari makhluk, tidak
memerlukan lagi dukungan atas apa yang
diyakininya. Hatinya telah sibuk bersama Allah, dia
sudah tidak lagi berada pada level persepsi yang
merupakan produk akal. Manusia yang telah
bersama Allah tidak akan bisa lagi menemukan
kesalahan pada manusia lain, karena tidak telah
mampu melihat seluruh jalan yang dilalui manusia
untuk mencapai Tuhan. Karena telah berada di
puncak piramida, maka dia mampu melihat seluruh
sisi bangunan, mampu melihat kehadiran dan
ketidakhadiran cahaya Allah pada diri masing
masing individu manusia.
Pada level ini manusia tidak lagi memerlukan sebab,
karena segala sesuatu terjadi semata-mata karena
Allah. Tidak lagi terpengaruh oleh benar salah,
pahala dan siksa, seperti ucapan ketidakpedulian
Rabi’ah al-Adawiyah akan surga dan neraka. Bahkan
kehidupan tidak lagi bisa diberi makna, karena
mareka telah pasrah dalam genggaman Allah Ta’ala
seperti bayi dalam pangkuan Ibu nya, tanpa berdaya
apa-apa selain perlindungan dan kasih sayang sang
Ibunda. Dalam kondisi ini lah Al-Halaj berkata,
“hidup dan mati bagi ku sama saja”.(sufimuda.net)
BELAJAR MENJADI ORANG BENAR
1.Menuntut ilmu dengan ikhlas dan istiqamah.
2.Mengamalkan ilmunya dengan ikhlas.
3.Berkata benar dan menjauhi perbuatan dosa.
Wallah a`lam bishshawab
*KEBENARAN MUTHLAQ HANYA MILIKNYA DAN ORANG ORANG YANG BERJUMPA DENGANNYA*
Wallah a`lam bishshawab
SEMOGA BERGUNA. AAMIIN
WASSALAM
ANAK BANGSA BERSATU
🇮🇩
ANAK BANGSA BERSATU
🇮🇩
Tidak ada komentar:
Posting Komentar