BELAJAR TASAWUF DALAM ISLAM
Abstrak
Bicara tentang tasawuf tidak lepas
dari sumbernya sendiri dalam Islam yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah, meskipun ada
pendapat tasawuf dalam Islam juga
dipengaruhi oleh ajaran diluar Islam.
Sebenarnya benih-benih ajaran tasawuf dalam Islam sudah ada pada zaman
Rasulullah saw yang mana nilai-nilai ajaran beribadah kepada Allah swt murni
hanya menyembah kepadaNya semata tidak ada sekutu bagiNya, ajaran mengenal
kepadaNya dengan bertauhid, bertaqwa, bersyukur, bersabar, berjihad, cinta
Allah dan RasulNya. Pada diri Nabi Muhammad saw terdapat uswatun hasanah bagi para sahabat,
tabiin-tabiin dan para alim ulama dalam beribadah dan mendekatkan diri
denganNya.
Lalu ketika Rasulullah saw wafat maka pola kehidupan yang islami tersebut
dilanjutkan oleh para sahabat dan para ulama dan sufi khususnya kehidupan
bertasawuf, kehidupan yang mengedepankan akhirat ketimbang dunia. Akhirnya para
sufilah yang melopori dan mengajarnya kepada para pengikutnya.
Dengan demikian, ajaran tasawuf memang sudah terdapat dalam Islam disamping
pengaruh ajaran diluar Islam.
Kata kunci: Belajar, tasawuf, Para sufi, al-Qur’an, al-Sunnah.
Pendahuluan
Segala puji bagi
Allah Tuhan seru sekalian alam, Pencipta langit dan bumi serta isinya termasuk
manusia. Manusia makhluk yang paling mulia diantara makhluk Tuhan lainnya,dia
tidak hanya dibekali akal,hati,ruh,jiwa dan jasmani bahkan agama samawi
diwahyukan kepada para rasulNya agar manusia tetap di jalan yang diridhai yaitu
addin al-Islam dan dapat meraih kebahagiaan dunia-akhirat. Shalawat serta salam
salam semoga tetap tercurah kepada junjungan nabi kita Muhammad saw uswatun
hasanah,Pembawa rahmat bagi semesta alam dan hamba yang paling bertaqwa dan
terdekat dengan kekasihnya Allah swt serta paling takut diantara para Nabi,
para Rasul, para Wali bahkan para Sufi terdahulu maupun mendatang juga tercurah
kepada para sahabar dan ummatnya sampai hari pembalasan. Amin.
Secara umum
ajaran Islam mengatur kehidupan yang bersifat lahiriah atau jasadiah, dan
kehidupan yang bersifat batiniah.Pada unsur kehidupan yang bersifat batiniah
itulah kemudian lahir tasawuf.Unsur kehidupan tasawuf ini mendapat perhatian
yang cukup besar dari sumber ajaran Islam, al-Qur’an dan al-Sunnah serta
praktek kehidupan Nabi dan para sahabatnya. Al-Qur’an antara lain berbicara
tentang kemungkinan manusia dengan Tuhan dapat saling mencintai (mahabbah)
(Lihat QS. al-Maidah, 5: 54); perintah agar manusia senantiasa bertaubah,
membersihkan diri memohon ampunan kepada Allah (Lihat QS. Tahrim, 8), petunjuk
bahwa manusia akan senantiasa bertemu dengan Tuhan di manapun mereka berada.
(Lihat QS. al-Baqarah, 2:110), Tuhan dapat memberikan cahaya kepada orang yang
dikehendakinya (Lihat QS. al-Nur, 35).Selanjutnya al-Qur’an mengingatkan
manusia agar dalam hidupnya tidak diperbudak oleh kehidupan dunia dan harta
benda (Lihat QS. al-Hadid, al-Fathir, 5), dan senantiasa bersikap sabar dalam
menjalani pendekatan diri kepada Allah SWT.(Lihat QS. Ali Imran, 3).
Dalam berbagai
literatur yang ditulis para orientalis Barat sering dijumpai uraian yang
menjelaskan bahwa tasawuf Islam dipengaruhi oleh adanya unsur agama masehi,
unsur Yunani, unsur Hindu/Budha dan unsur Persia.Hal ini secara akademik bisa
saja diterima, namun secara akidah perlu kehati-hatian.Para orientalis Barat
menyimpulkan bahwa adanya unsur luar Islam masuk ke dalam tasawuf itu
disebabkan karena secara historis agama-agama tersebut telah ada sebelum Islam,
bahkan banyak dikenal oleh masyarakat Arab yang kemudian masuk Islam. Akan
tetapi kita dapat mengatakan bahwa boleh saja orang Arab terpengaruh oleh
agama-agama tersebut, namun tidak secara otomatis mempengaruhi kehidupan
tasawuf, karena para penyusun ilmu tasawuf atau orang yang kelak menjadi sufi
itu bukan berasal dari mereka itu.
Dengan demikian adanya unsur luar Islam yang mempengaruhi tasawuf Islam itu merupakan masalah akademik bukan masalah akidah Islamiah.Karenanya boleh diterima dengan sikap yang sangat kritis dan obyektif.Kita mengakui bahwa Islam sebagai agama universal yang dapat bersentuhan dengan berbagai lingkungan sosial.Dengan sangat selektif Islam bisa beresonansi dengan berbagai unsur ajaran sufistik yang terdapat dalam berbagai ajaran tersebut.Dalam hubungan ini maka Islam termasuk ajaran tasawufnya dapat bersentuhan atau memiliki kemiripan dengan ajaran tasawuf yang berasal dari luar Islam itu.
Dengan demikian adanya unsur luar Islam yang mempengaruhi tasawuf Islam itu merupakan masalah akademik bukan masalah akidah Islamiah.Karenanya boleh diterima dengan sikap yang sangat kritis dan obyektif.Kita mengakui bahwa Islam sebagai agama universal yang dapat bersentuhan dengan berbagai lingkungan sosial.Dengan sangat selektif Islam bisa beresonansi dengan berbagai unsur ajaran sufistik yang terdapat dalam berbagai ajaran tersebut.Dalam hubungan ini maka Islam termasuk ajaran tasawufnya dapat bersentuhan atau memiliki kemiripan dengan ajaran tasawuf yang berasal dari luar Islam itu.
Dari segi
bahasa terdapat sejumlah kata atau istilah yang di-hubungkan para ahli untuk menjelaskan
kata tasawuf. Nasution, misalnya menyebutkan lima istilah yang ber-dengan
tasawuf, yaitu al-suffah (ahl al-suffah), (orang yang nindah dengan Nabi dari
Mekkah ke Madinah), saf (baris-sufi (suci), sophos (bahasa Yunani: hikmat), dan
suf (kain Keseluruhan kata ini bisa-bisa saja dihubungkan dengan wuf. Kata ahl
al-suffah (orang yang ikut pindah dengan Nabi Mekkah ke Madinah) misalnya
menggambarkan keadaan yang rela mencurahkan jiwa raganya, harta benda dan
lain-lainya hanya untuk Allah.
Mereka ini rela meninggalkan jung halamannya, rumah, kekayaan dan harta benda lainnya kah untuk hijrah bersama Nabi ke Madinah.
Mereka ini rela meninggalkan jung halamannya, rumah, kekayaan dan harta benda lainnya kah untuk hijrah bersama Nabi ke Madinah.
Adapun
pengertian tasawuf dari segi istilah atau pendapat para ahli amat bergantung
kepada sudut pandang yang diguna-kannya masing-masing.Selama ini ada tiga sudut
pandang yang digunakan para ahli untuk mendefinisikan tasawuf, yaitu sudut
pandang manusia sebagai makhluk terbatas, manusia sebagai makhluk yang harus
berjuang, dan manusia sebagai makhluk yang1 ber-Tuhan. Jika dilihat dari sudut
pandang manusia sebagai makhluk yang terbatas, maka tasawuf dapat didefinisikan
sebagai upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia,
dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah SWT.
Rumusan Masalah
- Sejauh mana pengertian tasawuf itu ?
- Asal-usul kata tasawuf ?
- Esensi tasawuf ?
- Bagaimana Awal mula munculnya Dan berkembangnya tasawuf ?
- Dasar-Dasar Tasawuf ?
- Apakah tujuan Yang hendak dicapai Oleh tasawuf ?
- Apa itu Tasawuf Sunni/Falsafi/Akhlaki ?
- Siapa tokoh-tokoh aliran tasawuf ?
1.Pengetian
Tasawuf
Arti
tasawuf Dan asal Katanya ,Menurut Logat sebagaimana tersebut buku Mempertajam
Mata Hati (Melihat hal Allah).
Menurut Syekh Ahmad ibn Athaillah Yang diterjemahkan Oleh Abu Jihaduddin
Rafqi al-Hanif:
1. Berasal
Dari kata Suffah (صفة ) = Segolongan
sahabat-sahabat Nabi Yang menyisihkan Dirinya di serambi masjid Nabawi, karena
di serambi itu para sahabat
Selalu Duduk Bersama-sama Rasulullah untuk review mendengarkan fatwa-fatwa beliau
untuk review disampaikan ditunjukan kepada Orang Lain Yang Belum menerima
fatwa itu.
2. Berasal
Dari kata sūfatun (صوفة ) = Bulu Binatang,
sebab orangutan Yang memasuki tasawuf itu memakai baju
Dari bulu Binatang Dan tidak Senang memakai
pakaian Yang Indah-Indah sebagaimana Yang Dipakai Oleh kebanyakan orangutan.
3. Berasal
Dari kata sūuf al Sufa'(صوفةالصفا ) = Bulu Yang terlembut, dengan kata lain bahwa orang sufi itu bersifat
Lembut-Lembut.
4. Berasal
Dari kata safa '(صفا) = Suci Bersih, Lawan
Kotor. Karena orang-orang tsb Yang
mengamalkan tasawuf itu, Selalu suci
Bersih lahir Dan bathin Dan Selalu Meninggalkan Perbuatan-Perbuatan Yang
Kotor Yang can be menyebabkan kemurkaan Allah. [1]
Dari
sekian Banyak defenisi Yang ditampilkan Oleh para Ahli tentang tasawuf, Sangat Sulit mendefenisikannya Beroperasi
Lengkap karena masing-masing
Ahli mendefenisikan tasawuf Hanya dapat dipandang salah Satu sudutnya Saja, sebagaimana dikemukakan
Oleh Anne Marie Schimmel, Seorang sejarahwan Dan dosen tasawuf pada Harvard
University [2] sebagai contoh apa Yang didefenisikan
Oleh Syekh al-Imam al-Qusyairi dalam kitabnya Risalah al-Qusyairiyya
المراعون
انفاسهم مع الله تعالي الحافظون قلوبهم عن طوارق الغفلة باسم التصوف
'Orang-orang
Yang Senantiasa mengawasi nafasnya bersamaan dengan
Allah Ta'ala.Orang-orangutan Yang Senantiasa memelihara hati atau qalbunya Dari
berbuat Lalai Dan lupa ditunjukan kepada Allah dengan
Cara tersebut dinamakan tasawuf.
Menurut
Abu Muhammad al-Jariri Yang disebutkan dalam kitab al-Risalah al-kusyairi
beliau ditanya tentang tasawuf, Maka
besarbesaran dijawa:
الدخول في كل
خلق سني والخروج من كل خلق دني
Masuk setiap moral yang luhur Yang Dan Keluar Dari setiap
moral yang Yang Rendah.
Menurut
Abd al-Husain al-Nur memberikan Batasan
defenisi yang lain Yaitu akhlak Yang membentuk tasawuf:
التصوف الحرية
والكرم وترك التكلف والسخاء
1.1.
Tasawuf Menurut Para Sufi
Al-Junayd
ditanya soal tasawuf, dia menjawab, “Tasawuf artinya Allah mematikan dirimu dari
dirimu, dan menghidupkan dirimu dengan-Nya.”
Al-Husain
bin Manshur Al-Hallaj, ketika ditanya tentang sufi, menjawab, “Kesendirianku
dengan Dzat, tak seorang pun yang menerimanya, dan juga tak menerima siapa
pun.”
Ruwaym ditanya tentang
tasawuf, jawabnya; “Tasawuf artinya menyerahkan diri kepada Allah dalam setiap
keadaan apapun yang dikehendakiNya.”
Ma’ruf Al-Karkky menjelaskan, “Tasawuf artinya
memihak kepada hakikat-hakikat, dan memutuskan harapan dari semua yang ada pada
makhluk.”
Ahmad An-Nury berkata, “Tanda seorang sufi
adalah dia rela ketika tidak punya, dan peduli orang lain ketika ada.”
Asy-Syibli mengatakan, “Tasawuf adalah duduk
bersama Allah SWT tanpa hasrat.”
Ketika Dzun Nun Al-Mishry
ditanya tentang orang-orang sufi, dia menjawab, “Mereka adalah kaum yang
mengutamakan Allah SWT di atas segala-galanya, dan yang diutamakan Allah di
atas segala makhluk yang ada.”
Menurut Syekh Abu Ali
Ad-Daqqaq, yang terbaik untuk diucapkan tentang masalah ini adalah, “Inilah
jalan yang tidak cocok kecuali bagi kaum yang jiwanya telah digunakan Allah SWT
untuk menyapu kotoran binatang.”
2.Asal Usul
Tasawuf
Dari
beberapa Keterangan, diketahui bahwa Sesungguhnya Pengenalan tasawuf
Sudah ada hearts Kehidupan Nabi saw., Sahabat, tabi'in
Dan. Sebutan Yang Populer Bagi tokoh agama sebelumnya Adalah Zahid,Abid,
Dan Nasik, namun istilah tasawuf baru dikenal Beroperasi Luas di
Kawasan Islam sejak Penghujung Abad kedua Hijriah. Sebagai Perkembangan lanjut
Dari ke- Shaleh-anasketis (kesederhanaan) atau para Zahid
Yang mengelompok di serambi masjid Madinah. Dalam Perjalanan Kehidupan,
Kelompok Penyanyi lebih mengkhususkan
Diri untuk review Beribadah dan Pengembangan Kehidupan rohaniah dengan
mengabaikan kenikmatan duniawi. Lifestyle ke- Shaleh -an Yang demikian merupakan
Awal pertumbuhan tasawuf which are Berkembang dengan
pesatnya. Fase Penyanyi can be disebut sebagai fase asketisme Dan
merupakan fase Pertama Perkembangan tasawuf,[4] Yang ditandai dengan
munculnya individu-individu Yang lebih Mengejar
Kehidupan akhirat sehingga perhatiannya terpusat untuk review Beribadah Dan
mengabaikan keasyikan duniawi. Fase asketisme Penyanyi setidaknya Sampai
pada doa Hijriah
Dan memasuki Abad Tiga Hijriah Sudah terlihat adanya Peralihan konkrit Dari asketisme
Islam Ke sufisme. Fase Penyanyi can be disebut sebagai fase kedua, Yang
ditandai Oleh antara berbaring
Peralihan sebutan Zahid Menjadi sufi. Di Sisi berbaring, pada kurun Waktu ,
percakapan para Zahid Sudah Sampai pada Persoalan Apa
Itu jiwa Yang Bersih, apa moral yang Dan
itu bagaimana
Metode pembinaannya Dan perbincangan tentang masalah
teoritis lainnya.
Tindak
lanjut Dari perbincangan, Maka bermunculanlah Teori tentang
Jenjang-Jenjang Yang Harus Sufi ditempuh Oleh Seorang (al-maqamat)
Serta Ciri-Ciri Yang dimiliki Oleh Seorang sufi pada Tingkat Tertentu
(al-HAL).Demikian also pada periode Sudah
Mulai Berkembang Pembahasan tentang al-ma'rifat Serta
Perangkat metodenya Sampai pada Tingkat fana
'danijtihad. Bersamaan dengan itu, Tampil pula
para Penulis tasawuf, seperti al-Muhasibi (w. 243 H), al-Kharraj (w. 277
H.), dan al-Junaid (w. 297 H.), [5] Dan Penulis
lainya . Fase ditandai DENGAN munculnya Dan berkembangnya ilmu baru hearts
Khazanah budaya Islam, yakni ilmu tasawuf Yang tadinya Hanya Berupa
Pengetahuan Praktis atau semacam
langgam keberagamaan. Selama kurun Waktu itu tasawuf Berkembang
Terus Ke Arah, Yang lebih Spesifik,
seperti concept intuisi, al-Kasyf, Dan dzawq.[6]
Kepesatan
Perkembangan tasawuf sebagai shalat Satu kultur ke-Islaman, nampaknya
memperoleh infus atau Motivasi Dari
Tiga faktor. Infus kemudian memberikan Gambaran tentang
tipe Gerakan Yang Muncul.
Pertama:
Adalah karena corak
Kehidupan Yang Profan Dan Hidup kepelesiran Yang diperagakan Oleh ummat Islam
terutama para pembesar Dan para Hartawan. Dari aspek,
dorongan Yang Paling gede Adalah sebagai Reaksi Dari sikap
Hidup Yang sekuler Dan gelamour Dari Kelompok elit dinasti Penguasa di istana.
Profesionalisasi tersamar mereka lakukan dengan hd murni etis, pendalaman
Kehidupan dengan spiritual
Motivasi etikal. Tokoh Populer Yang mewakili
Aliran ini yang dapat ditunjuk Hasan al-Bahsri (. W 110 H) Yang mempunyai
pengaruh kuat kesejarahan Islam spiritual, through Doktrin al-Zuhd
Dan khawf - al-raja ', Rabi'ah al-Adawiyah (w. 185 H) dengan
Ajaran al-hubb ATAU mahabbah Serta Ma'ruf al-Kharki (w. 200 H) dengan
konsepsi al-syawq sebagai ajarannya.[7] Nampaknya
setidaknya pada Awal
munculnya, Gerakan ini semacam Gerakan sektarian Yang interoversionis,
pemisahan Dari tren Kehidupan, ekslusif Dan tegas Pendirian hearts Upaya
penyucian Diri Tanpa memperdulikan Alam Sekitar.
Kelima
pembangunan timbulnya sikap Apatis sebagai
Reaksi Maksimal ditunjukan kepada radikalisme kaum khawarij Dan
polarisasi politik Yang ditimbulkannya. Kekerasan pergulakan politik pada masa itu,
orang-orangutan Yang Ingin mempertahankan ke- Shaleh -an Dan Ketenangan
rohaniah, Terpaksa mengambil sikap menjauhi
Kehidupan 'masyarakat Ramai untuk review Menyepi Dan Sekaligus menghindarkan
Diri Dari keterlibatan Langsung dengan pertentangan politik. Sikap Yang
demikian itu melahirkan
Ajaran 'uzlah Yang dipelopori Oleh Surri al-Saqathi (w. 253 H). [8] Apabila diukur
Dari Kriteria sosiologi, nampaknya Kelompok ini dapat dikategorikan sebagai
Gerakan "sempalan", Satu Kelompok ummat Yang sengaja mengambil SIKAP'
uzlah kolektif Yang cenderung ekslusif Dan Kritis Penguasa tehadap.
3.Esensi Tasawuf
Ajaran
tasawuf mengandung esensi etika Yang berlandaskan padapembangunan Manusia
moral.Berbicara Pembangunan moralitas, sebagaimana diketahui Bersama bahwa
dewasa ini Peradaban Dunia tengahmengalami Krisis moralitas, Dimana Banyak fenomena
menunjukkankekerasan Dan kekejian Yang dilakukan Oleh Manusia.Sehingga
terjadidistorsi moral yang Yang menyebabkan kehancuran Dan Kerugian Manusia
itusendiri.Pada Konteks ini, tasawuf Mampu berfungsi sebagai terapi yang
krisisspiritual Yang berimbas pada Distorsi
moral.
Pertama Sebab,
tasawufsecara psikologis, merupakan hasil temuan Dari berbaga i Pengalaman
spiritual Dan merupakan Bentuk Dari Pengetahuan Langsung Mengenai
Realitas-realitasketuhanan Yang cenderung Menjadi inovator hearts agama. Kedua,
kehadiran Tuhan dalam Bentuk mistis dapat menimbulkan Keyakinan yangsangat kuatT. Ketiga,
tasawuf, Hubungan dengan Allah di Jalin
atasdasar kecintaan. Dengan kata lain, moralitas Yang Menjadi inti Ajaran
tasawufmendorong Manusia untuk senantiasa memelihara Dirinya Dari
menelantarkankebutuhan-kebutuhanspiritualitasnya.
Sebab,
Kebutuhan menelantarkan Spiritualitas Sangat dengan
bertentangan tindakan Yang dikehendaki olehAllah SWT.Permasalahan moralitas hearts
tasawuf can be dijadikan sebagaisalah Satu alternatif materi hearts Proses
dakwah, karena memiliki
tigatujuan: Pertama, Turut Serta Berbagi Peran hearts penyelamatankemanusiaan
Dari Kondisi kebingungan sebagai Akibat hilangnya Nilai-nilaispiritual. Kedua,
Memperkenalkan literatur atau pemahaman tentang
aspekesoteris Islam Terhadap Manusia modern.Ketiga, untuk selalu
memberikanpenegasan bahwa Sesungguhnya ASPEK esoteris Islam, Yaitu tasawuf
adalahjantung Ajaran Islam.Mencari Google Artikel mengaplikasikan tasawuf
Ajaran, Umat Manusia dapatmencapai kebahagiaan Dunia Dan akhirat. Kebahagiaan
Penyanyi can be tercapaidengan Maksimal Tanpa Harus Meninggalkan atau mematikan Yang
Satu Untuk get yang lain. Tetapi can be dicapai Beroperasi selaras danseimbang dengan
mengaplikasikan Dan membumikan Ajaran tasawufdalam Kehidupan beragama,
bermasyarakat Dan bernegara.
4.Berkembangnya
Tasawuf
Kenapa
Gerakan tasawuf baru Muncul paska era shahabat Dan Tabiin?Kenapa tidak
Muncul pada masa
Nabi?Jawabnya, Saat itu kondisinya tidak
Membutuhkan tasawuf.Perilaku Umat Masih Sangat stabil.Sisi akal, Jasmani Dan
ruhani Yang Menjadi garapan Islam Masih dijalankan Beroperasi Seimbang.Cara
pandang hidupnya jauh Dari budaya
pragmatisme, materialisme Dan hedonisme.Tasawuf sebagai nomenklatur sebuah
Perlawanan Terhadap budaya materialisme Belum ada, bahkan tidak
Dibutuhkan. Karena Nabi, para
shahabat Dan para Tabiin pada hakikatnya
Sudah sufi: sebuah Perilaku Yang tidak pernah mengagungkan Kehidupan Dunia, tapi joga tidak
meremehkannya. Selalu Ingat pada Allah Swt
sebagai menyanyikan Khaliq
Ketika
Kekuasaan Islam meluas makin.Ketika Kehidupan Ekonomi dan sosial makin mapan,
mulailah orang-orangutan Lalai pada Sisi ruhani.
Budaya hedonisme pun Menjadi fenomena Sales manager. Saat itulah Timbul Gerakan
tasawuf (Sekitar Abad 2 Hijriah). Gerakan Yang bertujuan untuk review
mengingatkan tentang hakikat Hidup.
Konon, Menurut pengarang Kasf adz-Dhunun, orang Yang Pertama Kali
dijuluki sebagai-shufi Adalah Abu Hasyim as-Shufi (w. 150 H)
5.Dasar-dasar dari
Al-Qur’an dan Hadits
Meskipun terjadi perbedaan makna dari kata shufy akan tetapi jalan
yang ditempuh kaum sufi berlandasakan Islam. Diantara ayat-ayat Allah yang
dijadikan landasan akan urgensi kezuhudan dalam kehidupan dunia adalah firman
Allah dalam al-Qur’an yang berbunyi:
Artinya:
Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah
keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia
kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya
suatu bahagianpun di akhirat. (Q.S Asy-Syuura [42] : 20)
Diantara nash-nash
al-Qur’an yang mememerintahkan orang-orang beriman agar senantiasa berbekal
untuk akhirat adalah firman Allah dalam Q.S al-Hadid [57] ayat: 20
Artinya:
Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan
suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta
berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering
dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti)
ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan
dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Jika kita melihat dengan seksama akan sejarah kehidupan Rasulullah Muhammad
Saw beserta para sahabat beliau yang telah mendapatkan keridhaan Allah, maka
akan ditemukan sikap kezuhudan dan ketawadhu’an yang terpadu dengan
ibadah-ibadah baik wajib maupun sunnah bahkan secara individu Rasulullah Saw
tidak pernah meninggalkan shalat lail hingga lutut beliau memar akibat
kebanyakan berdiri, ruku’ dan sujud di setiap malam dan beliau Saw tidak pernah
meninggalkan amalan tersebut hingga akhir hayat beliau Saw, hal ini dilakukan oleh
beliau Saw karena kecintaan beliau kepada sang penggenggam jiwa dan alam
semesta yang mencintainya Dia-lah Allah yang cinta-Nya tidak pernah terputus
kepada orang-orang yang mencintai-Nya.
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ
أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا أَنَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِي اللَّهُ
وَأَحَبَّنِي النَّاسُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ
يُحِبُّوكَ
Artinya:
Dari sahabat Sahal bin Saad as-Sa’idy beliau berkata: datang seseorang
kepada Rasulullah Saw dan berkata: ‘Wahai Rasulullah ! tunjukkanlah kepadaku
sutu amalan, jika aku mengerjakannya maka Allah akan mencintaiku dan juga
manusia’, Rasulullah Saw bersabda: “berlaku zuhudalah kamu di dunia, maka Allah
akan mencintaimu, dan berlaku zuhudlah kamu atas segala apa yang dimiliki oleh
manusia, maka mereka (manusia) akan mencintaimu”(HR Ibnu Majah)
عَن زَيْدُ بْنُ ثَابِت قال : سَمِعْتُ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا
هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ
وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ وَمَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ
نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ
الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
Artinya:
Dari Zaid bin Tsabit beliau berkata : Aku mendengarkan Rasulullah Saw
bersabda: “Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka Allah akan
berlepas diri dari segala urusannya dan tidaklah ia mendapatkan dari dunia
sesuatu apapun keculi apa yang telah di tetapkan baginya. Dan barang siapa yang
sangat menjadikan akhirat sebaga tujuannya, maka Allah akan mengumpulkan seluruh
harta kekayaan baginya, dan menjadikan kekayaan itu dalam hatinya, serta
mendapatkan dunia sedang ia dalam keadaan tertindas”.(HR Ibnu Majah)
6.Tujuan Tasawuf
Tujuan
terpenting Dari sufi ialah agar berada sedekat mungkin dengan
Allah. [8] Akan tetapi apabila diperhatikan karakteristik
tasawuf, terlihat adanya Tiga Sasaran "Antara"
Dari tasawuf, Yaitu:
- Tasawuf Yang bertujuan untuk review Pembinaan aspek moral. Aspek ini meliputi mewujudkan kestabilan jiwa Yang berkesinambungan, di bawah penguasaan Dan Pengendalian hawa nafsu sehingga Manusia konsisten Dan komitmen Hanya ditunjukan kepada keluhuran moral. Tasawuf Yang moralitas bertujuan, pada umumnya bersifat Praktis.
2.Tasawuf Yang bertujuan
ma'rifatullah through penyingkapan Langsung atau Metode al-Kasyf al-Hijab.Tasawuf jenis
Penyanyi Sudah bersifat teoritis dengan seperangkat ketentuan khusus Yang diformulasikan Beroperasi sistimatis
analitis.
3.Tasawuf Yang bertujuan
untuk membahas bagaimana Sistem Pengenalan Dan pendekatan Diri ditunjukan
kepada Allah Beroperasi mistis Filosofis, Pengkajian Garis Hubungan antara
Tuhan dengan Makhluk, terutama hubungnan Manusia dengan
Tuhan Dan apa arti Dekat dengan
Tuhan.dalam hal apa Makna Dekat dengan
Tuhan itu, Terdapat Tiga simbolisme Yaitu ; Dekat bearti
Melihat hal Dan merasakan kehadiran Tuhan hearts hati, Dekat hearts arti
berjumpa dengan Tuhan sehingga
Terjadi dialog antara Manusia dengan
Tuhan Dan Makan Dekat Yang Ketiga Adalah penyatuan Manusia dengan
Tuhan sehingga Yang Terjadi Adalah menolong antara
Manusia Yang menyatu dengan iradat Tuhan. [9 ]
7.Tasawuf Sunni
Tasawwuf sunni ialah bentuk tasawuf yang
memagari dirinya dengan al quran dan al hadis secara ketat, serta mengaitkan
ahwal atau keadaan dan makomat (tingkatan ruhaniah) mereka kepada kedua sumber
tersewbut.[10]
Dalam kehidupan sehari-hari para pengamal
tasawwuf ini berusaha untuk menjauhkan drii dari hal-hal yang bersifat
keduniawian, jabatan dan menjauhi hal-hal yang dapat mengganggu
kekhusua’an ibadahnya.
Latar belakang munculnya ajaran ini tidak
telepas dari pecekcokan masalah aqidah yang melanda para ulama’ fiqh dan
tasawwuf lebih-lebih pada abad kelima hijriah aliran syi’ah al-islamiyah
yang berusaha untuk memngembalikan kepemimpinan kepada keturunan ali bin abi thalib.
Dimana syi’ah lebih banyak mempengaruhi para sufi dengan doktrin bahwa imam
yang ghaib akan pindah ketangan sufi yang layak menyandang gelar waliyullah,
dipihak lain para sufi banyak yang dipengaruhi oleh filsafat Neo-Platonisme
yang memunculkan corak pemikiran taawwuf falsafi yang tentunya sangat
bertentangan dengan kehidupan para sahabat dan tabi’in. dengan ketegangan
inilah muncullah sang pemadu syari’at dan hakekat yaitu Imam Ghazali.
Ajarannya
bener-bener menurut al-qur’an dan sunnah,terikat dan tidak keluar dari
ajaran-ajaran syariah islamiah.
1.Lebih
cenderung pads prilaku atau moral keagamaan dan pada pemikiran.
2.Banyak
dikembangkan oleh kaum salaf.
3.Termotivasi untuk membersihkan jiwa yang
lebih berorientasi pada aspek dalam yaitu cara hidup yang lebih
mengutamakan rasa,dan lebih mementingkan keagungan tuhan dan bebas dari
egoisme.
8.Tasawuf Falsafi
Secara garis
besar tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara
visi mistis dan visi rasional. Tasawuf ini menggunakan terminologi filosofis
dalam pengungkapannya,yang berasal dari berbagai macam ajaran filsafat yang
telah mempengaruhi para tokohnya.[11]
Ibn khaldun
dalam maqodimahnya menyimpulkan tasawuf falsafi mempunyai 4 obyek utama, dan
menurut Abu Al Wafa bisa dijadikan karakter sufi falsafi yaitu :
1.Latihan rohaniah dengan rasa, intuisi serta
intropeksi yang timbul darinya
2.Illumuinasi atau hakikat yang singkat dari
alam ghaib
3.
Peristiwa-peristiwa dalam alam maupun kosmos berpengaruh terhadap berbagai
bentuk kekwramatan atau keluarbiasaan
Penciptaan
ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas samar-samar (syathahiyat).[12]
Ciri umum tasawuf falsafi
menurut At-Taftazani adalah ajarannya yang samara-samar akibat banyaknya
istilah khusus yang hanya dapat difahami oleh siapa aja yang memahami ajaran
tasawuf jenis ini. Tasawuf falsafi tidak hanya dipandang sebagai filsafat
karena ajaran dan metodenya didasarkan pada rasa(dzauq), tetapi tidak dapat
pula dikategorikan sebagai tasawuf dalam pengertian yang murni, karena
ajarannya sering diungkapkan dalam bahasa filsafat dan lebih berorientasi pada
panteisme.
Tasawuf Falsafati yang
menjadi obyek diantaranya, latihan
rohaniyah dengan rasa, intuisi, serta instroprksi diri yang timbul darinya.
Mengenai latihan rohaniah dengan tahapan Maqam maupun keadaan (hal), rohani
serta rasa(dhauq) danIluminasi atau
hakikat yang tersingkap dari alam gaib, seperti sifat-sifat robbani, ‘arty, kursi,
malaikat, wahyu, kenabian, roh, hakikat realitas segala yang wujud, yang gaib,
maupun yang tampak, dan susunan kosmos, terutama tentang penciptaannya.
Mengenai iluminasi ini para sufi dan juga filosof tersebut melakukan latihan
rohaniah dengan mematikan kekuatan syhwat serta menggairahkan roh dengan jalan
menggiatkan Dzikir, dengan dzikir menurut mereka, jiwa dapat memahami hakikat
realitas-realitas.
8.Tasawuf Akhlaki
Tasawuf akhlaki merupakan Gabungan ANTARA ilmu tasawuf
dan Ilmu akhlak. Tasawuf akhlaki dapat terealissi Utuh JIKA Pengetahuan Dan
ibadah tidak ditunjukan kepada Allahdi buktikan hearts Kehidupan sosial. Dalam
tasawuf akhlaki mempunyai Tahap Sistem Pembinaan akhlak diantaranya: Takhalli,
Tahalli Dan Tajalli.
1.Maksud
Takhalli
Takhalli merupakan Langkah Pertama Yang Harus
di lakukan Oleh Seorang sufi. Takhalli Adalah usaha membersihkan atau mengosongkan
Diri Dari Perilaku Dan akhlak tercela, baik maksiat batin Yang has disebutkan.
Maksiat-maksiat Penyanyi Mesti dibersihkan,karena
Menurut para sufi semua itu Adalah najis
maknawiyah Yang menghalangi Seseorang untuk review can be dekat dengan
tuhannya, sebagaiman najis zati Yang menghalangi Seseorang untuk review
melakukan ibadah ditunjukan kepada-Nya.
Takhalli Berarti melepaskan Diri Dari
ketergantungan ditunjukan kepada kelezatan Hidup di Dunia dengan
melenyapkan doprongan hawa nafsu Yang cenderung ditunjukan kepada keburukan.
2.Maksud
Tahalli
Tahalli Adalah Upaya Mengisi Dan menghiasi Diri
dengan
jalan membiasakan Diri dengan sikap, Perilaku, Dan
akhlak terpuji. Tahapan tahalli dilakukan kaum sufi Penghasilan kena pajak
mengosongkan jiwa Dari akhlak-akhlak tercela. Mencari Google Artikel
menjalankan ketentuan agama Baik
Yang bersifat eksternal (Luar) maupun internal yang (hearts). Yang disebut aspek
Luar Adalah Kewajiban-Kewajiban Yang bersifat sholat resmi seperti, puasa, haji
d an lain - lain.
Dan adapun Yang bersifat hearts Adalah seperti
keimanan, ketaatan Dan kecintaan ditunjukan kepada Tuhan. Apabila Sifat-Sifat
buruk has di Buang, kemudian Sifat-Sifat Baik ditanamkan, Maka akan lahirlah
Kebiasaan-Kebiasaan baik, akhlak Yang mulia. Berbuat, bertingkah laku,
bertindak hearts Bimbingan Sifat-Sifat Yang mulia Yang has ditanamkan hearts
Diri.
3.Maksud
Tajalli
Untuk review Pemantapan Dan pendalaman materi
Yang has dilalui pada fase tahalli,
Maka Rangkaian Pendidikan akhlak Selanjutnya Adalah fase tajalli.Kata
tajalli bermakna terungkapnya nur ghaib. Agar hasil temuan Yang has Jiwa dan
Tubuh organ-organ Yang has terisi dengan butir-butir
mutiara akhlak Dan Sudah terbiasa melakukan Perbuatan-Perbuatan Yang luhur tidak
berkurang, Maka rasa Ketuhanan Perlu dihayati lebih
lanjut. Kebiasaan Yang dilakukan dengan Kesadaran
optimal Dan rasa kecintaan Yang Mendalam hearts Dirinya akan menumbuhkan rasa
rindu ditunjukan kepada-Nya.
Tingkat kesempurnaan kesuciaan jiwa hearts
pandangan para sufi Hanya can be diraih through Rasa Cinta ditunjukan kepada
Allah. Keberadaan Dekat can be diraih through Rasa Cinta ditunjukan kepada
Allah. Dekat dengan Allah Hanya
akan dapat dengankebersihan jiwa. Jalan Menuju kedekatan pada Allah *
Menurut para sufi can be dilakukan dengan doa usaha
Yaitu dengan mulazamah Dan mukhalafah. Dan untuk review
memperdalam Dan melenggangkan rasa kedekatan PADA Tuhan, para
sufi mengajarkan hal-hal berikut:
Munajat, munasabah, muraqobah, katsrat ad-berzikir, dzikir al-maut, Dan
tafakur.
Melandaskan
Diri ada Al-Qur'an Dan
As-sunah. mereka tidak mau
menerjunkan pemahamannya pada Konteks iluar pembahasan Al-Qur'an Dan Hadits
tidak menggunakan Terminologi Terminologi-filsafat
sebagaimana Terdapat pada Ungkapan syahadat-syahadat.
Lebih,
bersifat mengajarkan dualisme hearts Hubungan antara tuhan Dan Manusia. Dualisme Yang dimaksud
disiini Adalah Ajaran Yang mengakui bahwa meskipun Manusia dapat Berhubungan dengan tuhan,
sehubungannya Tetap hearts Kerangka Yang berbeda Diantara keduanya, hal esensinya.
Kesenambungan,
antar Hakikat Dan syariat.
1.
Lebih, terkonsentrasi pada
soal Pembinaan, Pendidikan akhlak, Dan Pengobatan jiwa dengan Cara riyadhah (latihan mental) Dan Langkah
takhalli, tahalli, tajalli.
2.Tasawuf
akhlaki merupakan Gabungan antara ilmu tasawuf dan Ilmu akhlak.
Tokoh-Tokoh Tasawuf Sunni ?
Munculnya
aliran-aliran tasawuf ini tidak terlepas dari tokoh-tokoh yang berperan di
dalamnya. Begitu juga sama halnya dengan Tasawuf sunni. Diantara sufi yang
mempunyai ajaran sama dengan Tasawuf sunni ( berpegang teguh kepada Qurdis dan
shirah nabawiyah) dan menjadi tokoh tasawuf sunni adalah:
1. Hasan al-Basri.
1. Hasan al-Basri.
Hasan
al-Basri adalah seorang sufi angkatan tabi’in, seorang yang sangat taqwa, wara’
dan zahid.Nama lengkapnya adalah Abu Sa’id al-Hasan ibn Abi al-Hasan.Lahir di
Madinah pada tahun 21 H tetapi dibesarkan di Wadi al-Qura. Setahun sesudah
perang Shiffin dia pindah ke Bashrah dan menetap di sana sampai ia meninggal
tahun 110 H. setelah ia menjadi warga Bashrah, ia membuka pengajian disana
karena keprihatinannya melihat gaya hidup dan kehidupan masyarakat yang telah
terpengaruh oleh duniawi sebagai salah satu ekses dari kemakmuran ekonomi yang
dicapai negeri-negeri Islam pada masa itu. Garakan itulah yang menyebabkan
Hasan Basri kelak menjadi orang yang sangat berperan dalam pertumbuhan
kehidupan sufi di bashrah. Diantara ajarannya yang terpenting adalah zuhud
serta khauf dan raja’.
2.
Rabiah Al-Adawiyah
Nama
lengkapnya adalah Rabiah al-adawiyah binti ismail al Adawiyah al Bashoriyah,
juga digelari Ummu al-Khair.Ia lahir di Bashrah tahun 95 H, disebut rabi’ah
karena ia puteri ke empat dari anak-anak Ismail. Diceritakan, bahwa sejak masa
kanak-kanaknya dia telah hafal Al-Quran dan sangat kuat beribadah serta hidup
sederhana.
Cinta
kepada Allah adalah satu-satunya cinta menurutnya sehingga ia tidak bersedia
mambagi cintanya untuk yang lainnya. Seperti kata-katanya “Cintaku kepada Allah
telah menutup hatiku untuk mencintai selain Dia”. Bahkan sewaktu ia ditanyai
tentang cintanya kepad Rasulullah SAW, ia menjawab: “Sebenarnya aku sangat
mencintai Rasulullah, namun kecintaanku pada al-Khaliq telah melupakanku untuk
mencintai siapa saja selain Dia”. Pernyataan ini dipertegas lagi olehnya lagi
mealui syair berikut ini: “Daku tenggelam dalam merenung kekasih jiwa, Sirna
segalanya selain Dia, Karena kekasih, sirna rasa benci dan murka”.
Mahabbah (Rasa Cinta) Adalah keinginan untuk review memberikan Barang
Yang Terbaik Yang dimilikinya yakni Hatinya, ditunjukan kepada kekasih.Cinta
adalah Kesatuan Niat, kemauan Dan cita-citanya DENGAN bernyanyi kekasih. [13]
Cinta (mahabbah) ditunjukan kepada Allah Adalah tujuan Puncak
Dari Jenjang-Jenjang sufisme.Di dalamnya terkandung Unsur Kepuasan Hati (ridha),
Kerinduan (syauq), Dan Keintiman (uns)Ridha mewakili -. pada Satu Sisi - ketaatan
Tanpa Disertai adanya penyangkalan, Dari Seorang pecinta Terhadap kehendak Yang
Dicinta, syauq Adalah Kerinduan menyanyikan pecinta untuk review Bertemu
dengan Kekasih, Dan uns
Hubungan Adalah Intim Yang terjalin antara doa kekasih itu spiritual. Dari Tahap Cinta Penyanyi Seorang Ahli akan Langsung Meraih ma'rifat,
Dimana besarbesaran akan Mampu menyingkap Keindahan Allah Dan menyatu dengan-Nya, Suatu penyatuan
Yang Terjadi Bukan Hanya di Dunia Saja, tetapi abadi Hingga Kehidupan akhirat. [14]
Seorang pecinta, sebagaimana dikatakan Oleh Abu Nashr al-Siraj, berada
hearts Tiga al-ahwal (Kondisi atau Tahapan) sebagai berikut: Tahapan Pertama Dari mahabbah
Adalah mahabbah al-'Ammah (Cinta kaum awam), Dari Cinta tersebut
lahirlah Kebaikan Allah Dan kasih sayang-Nya ditunjukan kepada mereka. Tahapan kedua
Adalah mahabbah al-Shadiqin wa al-Mutahaqiqin, Yaitu cintanya
orang-orangutan Yang jujur dan Terpercaya.Cinta Penyanyi terlahir karena pandangan hati
ditunjukan kepada Kekayaan Allah, Kemuliaan-Nya, Keagungan-Nya, ilmu-Nya,
Kekuasaan-Nya.Tahapan Ketiga Adalah mahabbah al-Shiddiqin wa
al-'Arifin, Yaitu cintanya kaum orang-orangutan Yang jujur dan Ahli
makrifat.Cinta Penyanyi lahir Dari pandangan Dan makrifat mereka differences
Sifat qadim-Nya Cinta Allah Tanpa adanya sebab.Oleh karena itu merekapun Mencintai
Allah Tanpa sebab. [15]
Rabi'ah dipandang sebagai Pelopor tasawuf mahabbah (Cinta mistik), Yaitu
Penyerahan Diri Total ditunjukan kepada "Kekasih" (Allah).Hakikat
tasawufnya Adalah habbul-illah (Mencintai Tuhan Allah SWT). [16] Ia Senantiasa
Beribadah ditunjukan kepada Allah Tanpa mengharapkan Surga, Yang mengandung
Segala kelezatan Bagi nafsu, Dan Bagi pandangan mata.Ia Beribadah also Bukan
disebabkan Oleh karena Takut Terhadap neraka Yang apinya menyala-nyala.Sesungguhnya Rabi'ah
Adawiyah Beribadah ditunjukan kepada Allah, hearts keadaan Cinta ditunjukan
kepada Allah, Cinta Terhadap Dzat-Nya Yang suci. [17]
3. Dzun
Al-Nun Al-Misri
Nama
lengkapnya adalah Abu al-Faidi Tsauban bin Ibrahim Dzu al-Nun al-Mishri
al-Akhimini Qibthy. Ia dilahirkan di Akhmin daerah Mesir. Sedikit sekali yang
dapat diketahui tentang silsilah keturunan dan riwayat pendidikannya karena masih
banyak orang yang belum mengungkapkan masalah ini. Namun demikian telah
disebut-sebut oleh orang banyak sebagai seorang sufi yang tersohor dan tekemuka
diantara sufi-sufi lainnyaapadaabad3Hijriah.
4. Abu Hamid Al-Ghazali
Al-Ghazali nama lengkapnya
adalah Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad ibn Ahmad. Karena kedudukan tingginya dalam Islam, dia
diberi gelar Hujjatul Islam.Ayahnya, menurut sebagian penulis
biografi, bekerja sebagai pemintal wol. Dari itulah, tokoh sufi yang satu ini
terkenal dengan al-Ghazzali (yang pemintal wol), sekalipun dia terkenal pula
dengan al-Ghazali, sebagaimana diriwayatkan al-Sam’ani dalam karyanya, al-Ansab,
yang dinisbatkan pada suatu kawasan yang disebut Ghazalah. Al-Ghazali
lahir di Thus, kawasan Khurasan, tahun 450 H (diriwayatkan pula dia lahir pada
451 H). menurut periwayatan al-Subki, dia serta saudaranya menerima pendidikan
mistisnya dirumah seorang sufi sahabat ayahnya, setelah ayahnya meninggal
dunia.
Tokoh-Tokoh Tasawuf
Akhlaki
Para sufi Yang
mengembangkan taswuf akhlaki ANTARA berbaring: Hasan al-Basri (21 H - 110 H),
al-Muhasibi (165 H - 243 H), al-Qusyairi (376 H - 465 H), Syaikh al-Islam
Sultan al- Aulia Abdul Qadir al-Jilani (470-561 H), Hujjatul Islam Abu Hamid
al-Gajali (450 H - 505 H), Ibnu Atoilah as-Sakandari Dan lain-lain.
1. Junaid Al-Baghdadi
Nama
lengkapnya Adalah Abu al-Qasim al-Junaid bin Muhammad al-Kazzaz al-nihawandi.
Dia aadalah Seorang putera Pedagang Barang pecah belah Dan Keponakan Surri
al-Saqti Serta Teman Akrab Dari Haris al-Muhasibi. Dia Meninggal di Baghdad
PADA Tahun 297/910 M. dia termasuk tokoh sufi Yang Luar Biasa, Yang teguh
hearts menjalankan syari`at agama, Sangat Mendalam jiwa kesufiannya. Dia Adalah
seorang yang faqih Sangat, Sering fatwa Memberi sesuia APA Yang dianutnya,
madzhab abu Sauri: Serta Teman Akrab imam Syafi`i.
2.Al-Qusyairi An-Naisabury
Dialah
Imam Al-Qusyary an-Naisabury, sufi tokoh Yang Hidup pada Abad Kelima Hijriah. Tepatnya PADA masa
Pemerintahan Bani Saljuk. Nama lengkapnya Adalah Abdul Karim al-Qusyairy, nasabnya
Abdul Karim bin Hawazin bin Abdul Malik bin Thalhah bin Muhammad. Ia lahir di
Astawa PADA Bulan Rabiul Awal tahun 376 H ATAU 986 M.
Al-Qusyairy Banyak menelaah karya-karya al-Baqillani, Dari here besarbesaran Menguasai
Doktrin Ahlusunnah wal Jama'ah Yang dikembangkan Abu Hasan al-Asy'ary (w.935 M)
Dan para pengikutnya. Karena itu tidak mengherankan, kalau Kitab Risalatul
Qusyairiyah Yang merupakan karya monumentalnya hearts Bidang Tasawuf -Dan
Sering disebut sebai shalat Satu Referensi Utama Tasawuf Yang bercorak Sunni-,
Al-Qusyairy cenderung mengembalikan Tasawuf ke Landasan Ahlusunnah Wal Jama'ah.
Dia juga penentang
keras Doktrin-doktri Aliran Mu'tazilah, Karamiyah, Mujassamah Dan Syi'ah. Karena itu tindakannya,
Al-Qusyairy pernah mendekam hearts
Penjara selama sebulan LEBIH, differences Perintah Taghrul Bek, karena hasutan
Seorang Menteri Yang beraliran Mu'tazilah Yaitu Abu Nasr Muhammad ibn Mansyur
al-Kunduri
3.Al-Harawi
Nama
lengkapnya Adalah Abu Ismail Abdullah bin Muhammad al-Ansari. Beliau lahir
Tahun 396 H. di Hati, Kawasan Khurasan.Seperti dikatakan Louis Massignon, dia
Adalah Seorang faqih Dari madzhab Hambali; Dan karya-karyanya di Bidang
dipandang tasawuf amat bermut. sebagai tokoh sufi pada abad Kelima Hijriyah, dia mendasarkan tasawufnya di
differences Doktrin Ahl al-Sunnah. ada Bahkan Yang memandangnya sebagai pengasas Gerakan Pembaharuan Dalam tasawuf Dan
penentang para sufi Yang Terkenal DENGAN Ungkapan-Ungkapan Yang anah, seperti
al-Bustami dan al-Hallaj.
4.Hasan Al Bashri-
Nama lengkapnya Abu Sa'id
Al-Hasan Bin Yasar.Beliau Adalah Seorang zahid Yang amat Masyhur di Kalangan
tabiin.Dia lahir di Madinah PADA Tahun 21 H (624 M), Dan Meninggal di
Basrahpada Tahun 110 (726 M).ayahnya Bernama Zaid Bin Tsabit, Seorang budak
Yang kemudian Menjadi Sekertaris Nabi Muhammad Saw, ibunya Adalah hamba Dari
Istri Nabi Yaitu Ummu Salamah.
Dan
beliau Adalah orangutan Yang Pertama kali memunculkan Ajaran DENGAN SIKAP jiwa
Dan rasa cemas (khaul) Dan Harap (raja ') SEBAGAI cirri Kehidupan sufi. *
Menurut Al-Bashri, Yang dimaksud DENGAN cemas ATAU Takut Adalah Sesuatu
Perasaan Yang Timbul KARENA Banyak berbuat shalat Dan Sering Lalai Kepada
Allah. Rasa Takut akan mendorong Seseorang untuk review mempertinggi Nilai Dan
kadar pengabdiannya DENGAN Harap (raja '), Ampunan Dan anugerah Allah.
5.Al-Muhasibi
Nama lengkapnya Abu
'Abdillah Al-Harits bin Asad Al-Bashri Al-Baghdadi Al-Muhasibi.Beliau Terkenal
dengna sebutan Al-Muhasibi, beliau lahir di Bashrah, Irak, PADA Tahun 165 H
(781 M) Dan beliau Meninggal pada Tahun 243 H (857 M) di Baghdad Irak. Beliau Adalah Seorang sufiDan ulama gede Yang
dikenal Dan Menguasai beberapa Bidang ilmu Seperti: Hadits. Dan Fiqih. Dan
beliau juga merupakan
figur sufi Yang dikenal Senantiasa Menjaga Dan Mawas Diri Terhadap Perbuatan
dosa. beliau JUGA Sering kali mengintropeksi Diri * Menurut amal Yang
dilakukannya.
Al-Muhasibi
Memandang bahwa jalan Keselamatan Hanya dapat di tempuh melalui ketaqwaan Kepada Allah.
Hamka mengutip kata-kata Dari Al-Muhasibi "Barang siapa Yang Telah Bersih
Hatinya karena Senantiasa
muroqobah Dan ikhlas, Maka akan berhiaslah Lahirnya dengan mujahadah (perjuangan) Dan mengikuti contoh
Yang ditinggalkan Rasul Saw a llah".
6.Al-Ghazali
Nama lengkapnya Adalah Abu
Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ta'us Ath-Thusi Asy-Syafi'i
Al-Ghazali. Beliau dipanggil Al-Ghazali karena dilahirkan di kampung Ghazlah.
Al-Ghazali lahir pada Tahun 450 H / 1057 M di kampung Ghazlah sebuah kota di
Khurasan, Iran. Beliau
Meninggal di kota kelahirannya pada Tanggal 19 Desember Tahun 505 H / 1111 M. Di
masa hidupnya, bertepatan dengan masa Pemerintahan Perdana Menteri Nizamul
Muluk Dari Kerajaan Bani Saljuk. Dan Al-Ghazali mendapat sedangkan gelar "hujjah
al-islam".
Tokoh-Tokoh Tasawuf Falsafati
1. Ibn Arabi dan Karyanya
Nama
lengkap Ibn ‘Arabi adalah Muhamad bin ‘Ali bin Ahmad bin Abdullah Ath-Tha’I
Al-Haitimi. Ia lahir di Murcia, Andalusia Tenggara, Spanyol pada tahun 560 H,
beliau lahir dari keluarga berpangkat, hartawan, dan ilmuwan.[1] Ia tinggal di Hizaj dan meninggal pada tahun
638H. Di Sevilla (Spanyol) Ia mempelajari Al-Qur’an, Hadits serta fiqih pada sejumlah
murid seorang faqih Andalusia yakni Ibn Hazm Az-Zuhri. Di usiannya 30 Ibn Arabi
berkelana ke berbagai kawasan Andalusia dan kawasan Islam bagian Barat dan
berguru kepada Abu Madyan, Al-Ghauts At_Talimsari dan Yasmin Musyaniyah
(seorang wali dari kalangan perempuan). Kemudian ia bertemu juga dengan Ibn
Rusyd, filosof muslim dan tabib istana dinasti Barbar dari Alomond, di Kordova[2]. ia pun dikabarkan mengunjungi
Al-Mariyyah, seorang sufi falsafi yang cukup berpengaruh pada zaman itu.
Menurut
Ibnu Araby, tarekat sufi dibangun Diatas empat dalam Cabang, yakni: Bawa'its
(instrumen Yang membangkitkan jiwa spiritual), Dawa'i (pilar Pendorong ruhani
jiwa), Akhlaq, Dan hakikat-hakikat. Sementara Komponen pendorongnya ada Tiga hak.Pertama, hak Allah, Adalah hak untuk
review disembah Diposkan hambaNya Dan tidak dimusyriki sedikitpun.Kedua, hak hamba
Terhadap sesamanya, yakni hak untuk review mencegah Derita Terhadap Sesama, Dan
menciptakan Kebajikan Kepada mereka.Ketiga, hak hamba Terhadap Diri Sendiri,
Yaitu menempuh jalan Yang didalamnya kebahagiaan Dan keselamatannya.
2. Al-Jili (1365-1417)
Nama
lengkapnya adalah Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili. Ia lahir pada tahun 1365 M.
di Jilan (Gilan), sebuah provinsi di sebelah selatan Kaspia dan wafat pada
tahun 1417 M. Nama Al-jili diambil dari tempat kelahirannya di Gilan. Ia adalah
seorang sufi yang terkenal dari Bagdad. Riwayat hidupnya tidak banyak diketahui
oleh para ahli sejarah, tetapi sebuah sumber mengatakan bahwa ia pernah
melakukan perjalanan ke India tahun 1387 M. kemudian belajar tasawuf di bawah
bimbingan Abdul Qadir Al-Jailani, seorang pendiri dan pemimpin tarekat
Qadiriyah yang sangat terkenal. Di samping itu, berguru pula pada Syeh
Syarafuddin Isma’il bin Ibrahim Al-Jabarti di Zabid (Yaman) pada tahun
1393-1403 M.
Adapun Ajaran-Ajaran
tasawuf Falsafi, Menurut Al-Jilli, antara lain:
3. Ibn Sab’in
Nama lengkapnya Abdul Haqq
Ibn Ibrahim Muhamad Ibn Nashr, seorang sufi dan juga filosaof dari Andalusi. Ia di panggil Ibn Sab’in dan digelari
Quthbuddin. Dan dikenal pula dengan Abu Muhamad dan mempunyai asal-usul Arab,
dan dilahirkan tahun 614 H(1217/11218M) di kawasan Murcia. Dia mempelajari
bahasa Arab dan sastra, dia juga mempelajari ilmu agama dari madzhab Maliki,
ilmu-ilmu logika, dan filsafat.Ia mengemukakan gurunya bahwa diantara
guru-gurunay adalah Ibn Dihaq, yang dikenal juga dengan Ibn Al-Mir’ah. Ibn Sab’in tumbuh dewasa dalam keluarga bangsawan, hidupnya dalam suasana
penuh kemuliaan dan berkecukupan tetapi beliau menjauhi kesenangan hidup
kemewahan dan kepemimpinan duniawi, lalu hidup sebagai asketis maupun sufi yang
mempunyai banyak murid.
Paham Kesatuan Mutlak
Ibnu Sabi'in pengasas
sebuah paham hearts Kalangan tasawuf Filosofis Yang dikenal dengan paham
Kesatuan Mutlak. Gagasan esensialnya sederhana Yaitu wujud Adalah Satu alias
wujud Allah Semata. Wujud Yang lainnya Hanyalah wujud Yang Satu itu Sendiri.
Lebih dikenal dengan paham Kesatuan Mutlak. Kesatuan Mutlak Suami,atau Kesatuan
murni, ATAU Menguasai, * Menurut Terminologi Ibnu Sabi'in, hampir tidak mugkin
mendeskripsikan Kesatuan itu Sendiri.
PENUTUP
- Kata tasawuf Mulai dipercakapkan sebagai Satu Istilah Sekitar Akhir abab dua Hijriah Yang dikatkan dengan shalat Satu jenis pakaian kasar Yang disebut Shuff ATAU wol kasar. Namun Dasar-dasar tasawuf sudak ada sejak datangnya agama Islam. Hal itu dapat diketahui Dari Kehidupan Nabi Muhammad saw. Cara Hidup beliau yang diteladani Dan diteruskan Oleh para sahabat. Selama periode Makkiyah, Kesadaran Rasullah spiritual melihat .. Adalah berdasarkan Pengalaman-Pengalaman mistik Yang Jelas Dan pasti, sebagaimana dilukiskan dalam Aquran surah al-Najm: 12-13.
- Kalau dalam pencarian akar kata tasawuf sebagai Upaya Awal untuk mendefenisikan tasawuf, Ternyata Sulit untuk menarik Satu kesimpulan yang Tepat. Kesulitan Serupa Ternyata dijumpai pula pada pendefenisian tasawuf.kesulitan itu nampaknya berpangkal pada esesnsi tasawuf sebagai Pengalaman rohaniah Yang hampir tidak mungkin dijelaskan dengan bahasa lisan.
- Sementara tujuan Akhir tasawuf itu Sendiri Adalah etika murni atau psikologi murni Yang mencakup:
- Penyerahan Diri sepenuhnya ditunjukan kepada kehendak Mutlak Allah.
- Penanggalan keinginan-keinginan Pribadi Dan melepaskan Diri Dari Sifat-Sifat jelek.
- Pada Pemusatan perenungan Terhadap Tuhan, tiada Yang dicari kecuali Dia.
4.
Ajaran tasawuf dalam Islam sebagaimana yang diterangkan diatas benar-benar
berdasarkan al-Qur’an dan al-Sunnah disamping perjalanan spiritual
masing-masing sufi menuju Tuhan Yang Maha Esa.
Foot Note
[1] Lihat Ibnu Athaillah al-Iskandariah Syekh ahamd ibn Athaillah, pengubah
Abu Jihaduddin Rifqi al-Hanif dengan judul Mempertajam Mata Hati (tt:
Bintang Pelajar, 1990), h. 5.
[2] K. Permadi, Pengantar
Ilmu Tasawuf (Cet I; Jakarta:.Rineka Cipta, 1997), h. 31.
[3] Sahabuddin, op.cit.,
h. 13.
[4] Lihat
HA Rivay Siregar, Tasawuf, Dari sufisme Klasik Ke Neo-sufisme (Cet I;
Jakarta:..PT Raja Grafindo Persada, 1999), h. 36.
[5]
Liohat Al-Muhāzib, al-Ri'āyah li al-huquq al-insan; al-Harraj, al-Tariq
ilallah; al-Junaid, Dawa 'al-Aywah.
[6] Lihat
Ibid., H. 37.
[7] Lihat
Nicholson, The Mystic Islam (London: Keqan paul Ltd, 1966), h. 4. nama
di lengkapnya Adalah Reynold Alleyne Nicholson Seorang orientalis Barat Yang
Ahli hearts Sejarah dan mistikisme hearts Islam.
[8] Ibnu Athaillah al-Iskandariy, al-Hikam, diterjemahkan Oleh Salim
Bahreisy dengan judul Tarjamah al-Hikmah (Cet V; Surabaya:. Balai Buku,
1984), h. 6.
[9] HA Rivay Siregar, op.cit., h. 5
[11] M.
Sobirin dan Rosihan Anwar, Kamus Tasawuf, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000,
hlm. 224
[12]
Amin Syukura, Menggugat Tasawuf, pustaka pelajar, yogyakarta, 2002. Hal.40
[13] Ibid.,Hal. 127.
DAFTAR
PUSTAKA
1.Fazlur Rahman Islam
Diterjemahkan Oleh Ahsin dengan judul IslamBandung.Pustaka, 1984.
2.Al-Iskandariah,
Ibnu Athaillah Syekh ahamd ibn. Pengubah Abu Jihaduddin Rifqi al-3.Hanif dengan
judul Mempertajam Mata Hati tt:. Bintang Pelajar, 1990.
4._______, Ibnu
Athaillah. Al-Hikam.Diterjemahkan Oleh Salim Bahreisy dengan judul Tarjamah
al-Hikmah. Cet. V; Surabaya: Balai Buku, 1984).
5.al-Jaeliy,
Al-Syekh Abd al-Karim bin Ibrahim. Insan al-Kamil fi Ma'rifat Awāliri wa al-6.Awā'il. Jilid II.
Mesir: syarikah Matba'ah Mustafa- Babil Halabi wa Alādih, 1375 H.
7.al-Manawi,
Mustafa Muhammad al-Allamah. Faedul Qadir. Jilid IV. Mesir: Sanabun
Maktabah, 1357 H.
8.Nicholson The
Mystic Islam London:.. Keqan Paul Ltd, 1966.
9.Permadi, K. Pengantar
Ilmu Tasawuf. Cet. SAYA; Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
10.Sahabuddin. Metode
Mempelajari Ilmu Tasawuf, * Menurut Ulama Sufi Cet. II; Surabaya: Media
Varia Ilmu, 1996.
11.Siregar, HA
Rivay. Tasawuf, Dari sufisme Klasik Ke Neo-sufisme. Cet. SAYA; Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada, 1999.
12.Al-Kalabadzi,
al-Ta'arruf li madzhab ahl al-Tashawuf (al-Maktabah al-Kulliyat al Azhariyyah,
Kairo, 1969) h. 28
13.Ibrahim Basuni,
Nasy'ah al-Tashawuf al-Islami, Juz III (Dar al-Maarif, Mesir, 1119), h. 9
14.Abuddin Nata, Ilmu
Kalam, filasafat Dan Tawawuf (Dirasah Islamiyah IV) (Jakarta:. PT Raja Grafindo
Persada, 2001), h. 153
15Abdul Mun'im Qandil, Figur Wanita Sufi:
Perjalanan Hidup Rabi'ah Al Adawiyah , Surabaya, 1933.
16.AJ.Siraaj, AH Mahmoud, Perawan Suci Dari Basrah: Jenjang sufisme
Rabi'ah Adawiyah, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2003.
17.Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi
Islam Jilid 4 , Cet. 4, Ichtiar Baru, Jakarta, 1997.
18.Dr Abu al-Wafa 'al-Ghanimi al-Taftazami, Sufi
Dari Zaman Ke Zaman: Suatu Pengantar TENTANG Tasawuf , Pustaka, Bandung,
1985.
19.Dr. Javad Nurbaksh, Sufi Wanita,
Khaniqahi-Nimatullahi Publikasi, New York, 1983.
http://kumpulanmakalahkuliah.blogspot.co.id
tasawufakhlaqi.blogspot.com
https://kuliahpemikiran.wordpress.com
Oleh:Umar Fauzi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar