178.Renungan Pagi !!!
*UMUR TERBATAS*
« ﺃَﻛْﺜِﺮُﻭﺍ ﺫِﻛْﺮَ ﻫَﺎﺫِﻡِ ﺍﻟﻠَّﺬَّﺍﺕِ »
“Perbanyaklah mengingat pemutus kledzatan
(kematian)”
(HR An-Nasai)
(kematian)”
(HR An-Nasai)
ﻻَ ﻳَﻤُﻮﺗَﻦَّ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺇِﻻَّ ﻭَﻫُﻮَ ﻳُﺤْﺴِﻦُ ﺍﻟﻈَّﻦَّ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ
“Janganlah salah seorang kalian mati kecuali
dalam keadaan dia berbaik sangka kepada
Allah l.” (HR. Muslim)
dalam keadaan dia berbaik sangka kepada
Allah l.” (HR. Muslim)
*Bekal Kematian*
Sebagian ulama berkata :
ﻣﻦ ﺃﻛﺜﺮ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﺃﻛﺮﻡ ﺑﺜﻼﺛﺔٍ : ﺗﻌﺠﻴﻞ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ،
ﻭﻗﻨﺎﻋﺔ ﺍﻟﻘﻠﺐ، ﻭﺍﻟﻨﺸﺎﻁ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ . ﻭﻣﻦ ﻧﺴﻴﻪ
ﻋﻮﻗﺐ ﺑﺜﻼﺛﺔ ﺃﺷﻴﺎﺀ: ﺗﺴﻮﻳﻒ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ ﻭﻋﺪﻡ ﺍﻟﺮﺿﺎ
ﺑﺎﻟﻜﻔﺎﻑ، ﻭﺍﻟﺘﻜﺎﺳﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ .
Barang siapa banyak mengingat kematian
maka ia akan dimuliakan dengan tiga perkara:
(1) selalu bersegera bertaubat,
(2) hati yang
qona’ah/nerimo, dan
(3) semangat dan rajin
beribadah.
ﻭﻗﻨﺎﻋﺔ ﺍﻟﻘﻠﺐ، ﻭﺍﻟﻨﺸﺎﻁ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ . ﻭﻣﻦ ﻧﺴﻴﻪ
ﻋﻮﻗﺐ ﺑﺜﻼﺛﺔ ﺃﺷﻴﺎﺀ: ﺗﺴﻮﻳﻒ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ ﻭﻋﺪﻡ ﺍﻟﺮﺿﺎ
ﺑﺎﻟﻜﻔﺎﻑ، ﻭﺍﻟﺘﻜﺎﺳﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ .
Barang siapa banyak mengingat kematian
maka ia akan dimuliakan dengan tiga perkara:
(1) selalu bersegera bertaubat,
(2) hati yang
qona’ah/nerimo, dan
(3) semangat dan rajin
beribadah.
Dan barang siapa yang melupakan kematian maka ia akan dihukum dengan tiga perkara :
(1) menunda-nunda taubat, (2) tidak
rido dengan pemberian Allah, dan
(3) malas dalam beribadah
(1) menunda-nunda taubat, (2) tidak
rido dengan pemberian Allah, dan
(3) malas dalam beribadah
PESAN RASULULLAH SEBELUM WAFAT
Sebelum malaikat Izrail diperintah Allah SWT untuk mencabut nyawa Nabi Muhammad , Allah berpesan kepada malaikat Jibril
“Hai Jibril, jika kekasih-Ku menolaknya, laranglah Izrail
melakukan tugasnya!” Sungguh berharganya manusia yang satu ini yang
tidak lain adalah Nabi Muhammad SAW. Di rumah Nabi Muhammad SAW,
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam.
“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak
mengizinkannya masuk sambil berkata, “Maafkanlah, ayahku sedang demam”
kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian Fatimah
kembali menemani Nabi Muhammad SAW yang ternyata sudah membuka mata dan
bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?”. “Tak tahulah
ayahku, sepertinya orang baru, karena baru sekali ini aku melihatnya”
tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya dengan
pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah
anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahuilah wahai anakku, dialah yang menghapuskan
kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah
malaikatul maut” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.
Malaikat maut pun datang menghampiri, tapi Rasulullah
menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian
dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia
menyambut ruh kekasih Allah SWT dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya
Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah
terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar
menanti kedatanganmu” kata malaikat Jibril. Tapi itu ternyata tidak
membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jmalaikat ibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan
khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar bahwa Allah berfirman
kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah
berada di dalamnya” kata malaikat Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya malaikat Izrail
melakukan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh
tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan
Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk
semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku,
hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat
pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut
ajal” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh,
karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat sekali maut
ini, TIMPAKAN SAJA SEMUA SIKSA MAUT INI KEPADAKU, JANGAN PADA UMATKU”
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak
bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali
mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat
aimaanukum (peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di
antaramu)”. Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat
saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali
kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii, ummatii, ummatiii! (Umatku, umatku, umatku)”. Dan, berakhirlah
hidup manusia yang paling mulia yang memberi sinaran itu.
Menurut jumhur ulama sebagian Sakitnya Sakarotulmaut Seluruh umat Nabi Muhammad sudah dilimpahkan kepada Muhammad
Betapa mendalam cinta Rasulullah kepada kita ummatnya,
bahkan diakhir kehidupannya hanya kita yang ada dalam fikirannya.
Sakitnya sakaratul maut itu tetapi sedikit sekali kita mengingatnya
bahkan untuk sekedar menyebut Mengagungkan Pangilan Nabinya.
Allahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'ala ali Muhammad....
Mudah2an kita termasuk ummatnya yg nanti di hari kiamat akan mendapatkan syafaat baginda Rosulullah SAW. Aamiin.
*Semoga berguna... Aamiin.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar