174.Renungan Siang !!!
*PRINSIP BERAQIDAH*
1.Berbuat baik dan adil
ﻟَﺎ ﻳَﻨْﻬَﺎﻛُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻦِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻟَﻢْ ﻳُﻘَﺎﺗِﻠُﻮﻛُﻢْ
ﻓِﻲ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﺨْﺮِﺟُﻮﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ﺩِﻳَﺎﺭِﻛُﻢْ
ﺃَﻥْ ﺗَﺒَﺮُّﻭﻫُﻢْ ﻭَﺗُﻘْﺴِﻄُﻮﺍ ﺇِﻟَﻴْﻬِﻢْ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ
ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﻤُﻘْﺴِﻄِﻴﻦَ (8 ) ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﻨْﻬَﺎﻛُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ
ﻋَﻦِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻗَﺎﺗَﻠُﻮﻛُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ
ﻭَﺃَﺧْﺮَﺟُﻮﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ﺩِﻳَﺎﺭِﻛُﻢْ ﻭَﻇَﺎﻫَﺮُﻭﺍ ﻋَﻠَﻰ
ﺇِﺧْﺮَﺍﺟِﻜُﻢْ ﺃَﻥْ ﺗَﻮَﻟَّﻮْﻫُﻢْ ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَﻮَﻟَّﻬُﻢْ
ﻓَﺄُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤُﻮﻥَ (9 )
ﻓِﻲ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﺨْﺮِﺟُﻮﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ﺩِﻳَﺎﺭِﻛُﻢْ
ﺃَﻥْ ﺗَﺒَﺮُّﻭﻫُﻢْ ﻭَﺗُﻘْﺴِﻄُﻮﺍ ﺇِﻟَﻴْﻬِﻢْ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ
ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﻤُﻘْﺴِﻄِﻴﻦَ (8 ) ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﻨْﻬَﺎﻛُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ
ﻋَﻦِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻗَﺎﺗَﻠُﻮﻛُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ
ﻭَﺃَﺧْﺮَﺟُﻮﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ﺩِﻳَﺎﺭِﻛُﻢْ ﻭَﻇَﺎﻫَﺮُﻭﺍ ﻋَﻠَﻰ
ﺇِﺧْﺮَﺍﺟِﻜُﻢْ ﺃَﻥْ ﺗَﻮَﻟَّﻮْﻫُﻢْ ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَﻮَﻟَّﻬُﻢْ
ﻓَﺄُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤُﻮﻥَ (9 )
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat
baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
yang tiada memerangimu karena agama dan
tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah
hanya melarang kamu menjadikan sebagai
kawanmu orang-orang yang memerangimu
karena agama dan mengusir kamu dari
negerimu, dan membantu (orang lain) untuk
mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan
mereka sebagai kawan, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim.” (QS. Al Mumtahanah: 8-9)
baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
yang tiada memerangimu karena agama dan
tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah
hanya melarang kamu menjadikan sebagai
kawanmu orang-orang yang memerangimu
karena agama dan mengusir kamu dari
negerimu, dan membantu (orang lain) untuk
mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan
mereka sebagai kawan, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim.” (QS. Al Mumtahanah: 8-9)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah
tidak melarang kalian berbuat baik kepada
non muslim yang tidak memerangi kalian
seperti berbuat baik kepada wanita dan
orang yang lemah di antara mereka.Hendaklah berbuat baik dan adil karena
Allah menyukai orang yang berbuat adil.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 247).
tidak melarang kalian berbuat baik kepada
non muslim yang tidak memerangi kalian
seperti berbuat baik kepada wanita dan
orang yang lemah di antara mereka.Hendaklah berbuat baik dan adil karena
Allah menyukai orang yang berbuat adil.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 247).
Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah mengatakan bahwa bentuk berbuat baik dan adil di sini berlaku kepada setiap agama.
Lihat Tafsir Ath Thobari, 14: 81.
Lihat Tafsir Ath Thobari, 14: 81.
Sedangkan ayat selanjutnya yaitu ayat
kesembilan adalah berisi larangan untuk
loyal pada non muslim yang jelas adalah
musuh Islam. Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 248.
kesembilan adalah berisi larangan untuk
loyal pada non muslim yang jelas adalah
musuh Islam. Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 248.
2.Bagimu agamamu...
ﻟَﻜُﻢْ ﺩِﻳﻨُﻜُﻢْ ﻭَﻟِﻲَ ﺩِﻳﻦِ
“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”. (QS. Al Kafirun: 6).
Prinsip di atas disebutkan pula dalam ayat lain,
ﻗُﻞْ ﻛُﻞٌّ ﻳَﻌْﻤَﻞُ ﻋَﻠَﻰ ﺷَﺎﻛِﻠَﺘِﻪِ
“Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat
menurut keadaannya masing-masing.” (QS.
Al Isra’: 84)
menurut keadaannya masing-masing.” (QS.
Al Isra’: 84)
ﺃَﻧْﺘُﻢْ ﺑَﺮِﻳﺌُﻮﻥَ ﻣِﻤَّﺎ ﺃَﻋْﻤَﻞُ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺑَﺮِﻱﺀٌ ﻣِﻤَّﺎ
ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ
ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ
“Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku
kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap
apa yang kamu kerjakan.” (QS. Yunus: 41)
kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap
apa yang kamu kerjakan.” (QS. Yunus: 41)
ﻟَﻨَﺎ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟُﻨَﺎ ﻭَﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟُﻜُﻢْ
“Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu.” (QS. Al Qashshash: 55)
Ibnu Jarir Ath Thobari menjelaskan mengenai
‘lakum diinukum wa liya diin’, “Bagi kalian
agama kalian, jangan kalian tinggalkan
selamanya karena itulah akhir hidup yang
kalian pilih dan kalian sulit melepaskannya,
begitu pula kalian akan mati dalam di atas
agama tersebut. Sedangkan untukku yang
kuanut. Aku pun tidak meninggalkan
agamaku selamanya. Karena sejak dahulu
sudah diketahui bahwa aku tidak akan berpindah ke agama selain itu.”
(Tafsir Ath Thobari, 14: 425).
‘lakum diinukum wa liya diin’, “Bagi kalian
agama kalian, jangan kalian tinggalkan
selamanya karena itulah akhir hidup yang
kalian pilih dan kalian sulit melepaskannya,
begitu pula kalian akan mati dalam di atas
agama tersebut. Sedangkan untukku yang
kuanut. Aku pun tidak meninggalkan
agamaku selamanya. Karena sejak dahulu
sudah diketahui bahwa aku tidak akan berpindah ke agama selain itu.”
(Tafsir Ath Thobari, 14: 425).
*MARAHNYA RASULULLAHﷺ*
Ketika cucu angkat Rasulullah ﷺ (Usamah bin Zaid) mencoba meminta
pengampunan untuk perempuan yang bernama Fatimah dari kabilah Quraisy
yang ternama, supaya tidak jadi dihukum, maka Rasulullah ﷺ dengan tegas
menolaknya, sambil berkata: "Demi Allah, kalau Fatimah anak Muhammad
mencuri, maka saya akan memotong tangannya".
Ketika Rasulullah ﷺ membuka kota Makkah, beliau berkata dengan tegas,
tanpa memperhatikan keluarganya sendiri, "Semua kebiasaan jahiliyah saya
hilangkan!! Riba saya hilangkan!! Dan riba yang pertama kali akan saya
hilangkan adalah ribanya 'Abbas bin Abdul Muthalib (paman Rasulullah
ﷺ).
Dari cerita diatas kita tidak dibolehkan memberi toleransi dalam hal
yang menyangkut hukum-hukum Allah ﷻ, _termasuk hukum mengangkat pemimpin
kafir yang jelas haram_. Kita harus tegas menyuarakan hukum-hukum Allah
ﷻ dan Rasulullah ﷺ.
*Berbeda dengan cerita berikut ini:*
Diceritakan bahwa Nabi ﷺ ketika sedang tidur, datanglah seorang
laki-laki musyrik menghunus pedangnya akan membunuh Nabi ﷺ. Orang ini
membangunkan Nabi ﷺ lalu berkata, "Wahai Muhammad, siapa yang
menyelamatkanmu?" Nabi menjawab, "Allah...!!!" Lalu orang ini ketakutan
dan jatuhlah pedangnya.
Nabi ﷺ memberi pengampunan dan dibebaskanlah orang ini.
Nabi ﷺ memberi pengampunan dan dibebaskanlah orang ini.
Ketika Rasulullah ﷺ membuka kota Makkah, orang-orang Quraisy yang dulu
menyakiti Nabi ﷺ dan mengatakan yang jelek-jelek kepada Nabi ﷺ, mereka
dikumpulkan semuanya di depan Ka'bah. Algojo-algojo Nabi ﷺ tinggal
menunggu titah dari Nabi ﷺ untuk memenggal leher mereka. Tapi apa yang
terjadi? Nabi ﷺ justru mengatakan, "Pergilah kalian! kalian semuanya
saya bebaskan".
Dari dua cerita diatas ini dapat kita ambil pelajaran, bahwa, bila
pribadi kita, martabat pribadi kita yang disakiti oleh orang lain, maka
disunnahkan kita untuk memberi pengampunan kepada mereka. Namun
sebaliknya, bila hukum-hukum Allah ﷻ yang dilanggar, bahkan Al Qur'an
dinistakan, syi'ar-syi'ar Agama Allah ﷻ dihina, maka hukum harus
ditegakkan dengan tegas dan tanpa pandang bulu.
Itulah teladan mulia yang final dari Manusia Terbaik ﷺ.
Semoga tulisan ini dapat menjadi jalan hidayah,terbukanya hati kita, bermanfaat, bisa dipahami, dan bisa dilakukan.
Bersholawatlah kalian semuanya kepada Nabi !
*Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad!!!*
OLEH: KH.A.WAFI MAIMOEN
*Semoga berguna... Aamiin.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar