BUKTI CINTA
RASUL SAW ?
قُلْ إِنْ كَانَ
آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ
وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ
تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي
سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي
الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Katakanlah:”Jika
bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih
daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik. (QS.
At-Taubah:24)
Muqaddimah
قُلْ إِنْ
كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
“Katakanlah (wahai Muhammad kepada umatmu):
Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya
Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian“. (QS. Alu
Imron: 31).
- Ayat ini berkenaan tentang cinta
kepada Allah, yang harusnya menjadi derajat cinta paling tinggi di hati
kaum mukminin. (QS. Al Baqarah: 165). Itu saja dalam
mengejewantahkannya harus mengikuti Nabi –shollallohu alaihi wasallam-,
apalagi bila cinta itu kepada makhluk-Nya.
Sehingga dalam mencintai Nabi –shollallohu alaihi wasallam– kita lebih wajib mengikuti cara dan tuntunan beliau, begitu pula dlm mecintai keluarga beliau, ka’bah, Al Quran, dst. - Ayat ini memerintahkan kita untuk
mengikuti Nabi –shollallohu alaihi wasallam– saja dalam
mengejewantahkan cinta kita kepada Allah.
Sehingga kita tidak boleh mencintai Allah dengan cara para Nabi selain beliau, apalagi cara para ulama, apalagi cara kita sendiri, jika cara-cara tersebut tidak sesuai dengan yang disyariatkan oleh Nabi –shollallohu alaihi wasallam-. - Ayat ini menjelaskan bahwa Allah
akan mencintai kita jika kita mengikuti Nabi –shollallohu alaihi
wasallam– dlm mengejewantahkan cinta kita kepada-Nya.
Maka sebaliknya Allah akan menjadi murka, bila kita mengejewantahkan cinta tersebut dengan mengikuti tuntunan dari selain beliau.
Tanda Cinta
Rasul saw ?
1. Mencontoh dan
menjalankan sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam .
Hal ini dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits Anas bin Malik, beliau radhiyallahu ‘anhu berkata:
Hal ini dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits Anas bin Malik, beliau radhiyallahu ‘anhu berkata:
قَالَ لِي
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا بُنَيَّ إِنْ قَدَرْتَ
أَنْ تُصْبِحَ وَتُمْسِيَ لَيْسَ فِي قَلْبِكَ غِشٌّ لِأَحَدٍ فَافْعَلْ ثُمَّ
قَالَ لِي يَا بُنَيَّ وَذَلِكَ مِنْ سُنَّتِي وَمَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ
أَحَبَّنِي وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku: Wahai anakkku, jika kamu mampu
pada pagi sampai sore hari tida ada dihatimu sifat berkhiyanat pada seorangpun
maka perbuatlah. Kemudian beliau n berkata kepadaku lagi: Wahai anakku! Itu
termasuk sunnahku dan siapa yang menghidupkan sunnahku maka ia telah
mencintaiku dan siapa yang telah mencintaiku maka aku bersamanya disyurga. HR Al Tirmidzi, kitab Al Ilmu, Bab Ma jaa Fil Akhdzi
bissunnah Wajtinaab Al Bida’ no. 2678
2. Banyak ingat dan menyebutnya, karena orang yang
mencintai sesuatu tentu akan memperbanyak ingat dan menyebutnya dan senantiasa
ingat kepadanya merupakan sebab sinambungnya kecintaan dan pertumbuhannya.
3. Menyampaikan
sholawat dan salam kepada beliau untuk mengamalkan firman Allah:
إِنَّ اللَّهَ
وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QSAl-Ahzaab:56)
4. Menyebut keutamaan dan kekhususan serta sifat,
akhlak dam prilaku utama yang Allah berikan kepada beliau, juga mu’jizat serta
bukti kenabian untuk mengenal kedudukan dan martabat beliau n serta untuk
mencontoh sifat dan akhlak beliau. Demikian
juga untuk mengenalkan orang lain dan mengingatkan mereka tentang hal itu agar
mereka semakin iman dan bertambah kecintaan kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam.
5. Bersikap sopan
santun dan beradab dengan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam baik
dalam menyebut nama atau memanggilnya, sebab Allah berfirman:
لا تَجْعَلُوا
دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا قَدْ يَعْلَمُ
اللَّهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنْكُمْ لِوَاذًا فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ
يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ
أَلِيمٌ
Janganlah
kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu
kepada sebahagian (yang lain).Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang
yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya),
maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa
cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (QS.
AnNuur: 63)
6. Berharap
melihat beliau dan rindu berjumpa dengannya walaupun harus membayarnya
dengan harta dan keluarga. Tanda kecintaan ini dijelaskan langsung
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabda beliau:
مِنْ أَشَدِّ
أُمَّتِي لِي حُبًّا نَاسٌ يَكُونُونَ بَعْدِي يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ رَآنِي
بِأَهْلِهِ وَمَالِهِ
Diantara
umatku yang paling mencintaiku adalah orang-orang yang hidup setelahku, salah
seorang dari mereka sangat ingin melihatku walaupun menebus dengan keluarga dan
harta. HR Muslim, kitab Al Jannah wa
Shifat Na’imiha Wqa Ahliha, Bab Fiman Yawaddu Ru’yat Al Nabi Biahlihi wa
malihi. No. 5060
Cintanya Allah
swt kepada hambaNya ?
يا أيها الذين
آمنوا من يرتد منكم عن دينه فسوف يأتي الله بقوم يحبهم ويحبونه أذلة على المؤمنين
أعزة على الكافرين يجاهدون في سبيل الله ولا يخافون لومة لائم
“Hai
orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya,
maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka
dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang
mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan
Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.” SQ.
Al-Maidah: 54.
" إنَّ
عِظم الجزاء من عظم البلاء ، وإنَّ الله عز وجل إذا أحب قوماً ابتلاهم ، فمن رضي
فله الرضا ، ومن سخط فله السخط " رواه الترمذي ( 2396 ) وابن ماجه ( 4031 )
“Sesungguhnya
agungnya balasan dari besarnya cobaan. Dan
sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla ketika mencintai suatu kaum, maka Dia akan
diujinya. Barangsiapa yang redo, maka dia mendapatkan keredoaan. Barangsiapa
yang murka, maka dia mendapatkan kemurkaan. HR. Tirmizi, 2396 dan Ibnu Majah,
4031 dan dishohehkan oleh Al-Albany.
إذا أراد الله
بعبده الخير عجَّل له العقوبة في الدنيا ، وإذا أراد بعبده الشر أمسك عنه بذنبـــه
حتى يوافيه به يوم القيامة " رواه الترمذي (2396) و صححه الشيخ الألباني
“Kalau Allah
menghendaki kebaikan kedapa hambaNya, maka akan disegerakan hukumannya di
dunia, kalau mengingikan kepada hambaNya kejelekan, maka ditahan (siksanya)
dikarenkan dosanya sampai terpenuhi nanti di hari kiamat.” HR. Tirmizi, 2396.
Dishohehkan oleh Syekh AL-Albny.
Sebagaimana
dalam hadits Bukhori, 3209.
إذا أحبَّ الله
العبد نادى جبريل إن الله يحب فلاناً فأحببه فيحبه جبريل فينادي جبريل في أهل
السماء إن الله يحب فلانا فأحبوه فيحبه أهل السماء ثم يوضع له القبول في الأرض "
“Kalau Allah
mencintai seorang hamba, Jibril menyeru ‘Sesungguhnya Allah mencintai si fulan,
maka cintailah dia. Maka Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru
penduduk langit, ‘Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia.
Maka penduduk langit mencintainya. Kemudian ditaruh baginya penerimaan di
bumi.”
فعَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِنَّ اللَّهَ قَالَ : مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ
عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى
أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ
الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي
يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي
لأُعِيذَنَّهُ وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ
نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ " رواه
البخاري 6502
“Dari Abu
Hurairah radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam
bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku,
maka Saya izinkan kepadanya untuk memeranginya. Dan apa yang (dipersembahkan)
hambaKu dengan mendekatkan diri dengan sesuatu yang lebih Saya cintai dari apa
yang Saya wajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku senantiasas mendekatkan diri
kepada-Ku dengan (ibadah-ibadah) sunnah sampai Saya mencintainya. Kalau
sudah Saya cintai, maka Saya (memberikan taufik) kepada pengdengarannya yang
digunakan untuk mendengar. Dan penglihatannya yang digunakan untuk melihat.
Tangannya yang digunakan untuk memukul. Dan kakinya yang digunakan untuk
berjalan. Kalau dia meminta kepadaKu, (pasti) akan Saya beri. Kalau dia
meminta perlindungan kepadaKu, pasati akan Saya lindungi. Dan Saya tidak
mengakhirkan serta berhenti seperti berhenti keraguan dalam urusan Saya yang
melakukannya kecuali ketika mencabut jiwa hambaKu orang mukmin, (Saya berhenti
agar mudah dan hatinya condong untuk rindu menggapai jalan orang-orang yang
mendekatkan diri di golongan orang-orang tinggi (kedudukannya). Dan Saya tidak
ingin menyakitinnya (dengan mencabut nyawanya agar mendapatkan rakmat dan
pengampunan dan menikmati kenikmatan surga). HR. Bukhori, 6502.
Sumber:1.http://salamdakwah.com
2.https://muslim.or.id
3.http://islamqa.info
Jakarta 6/1/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar