INDAHNYA SHALAT MALAM
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم: أي الصلاة أفضل بعد المكتوبة؟ قال: (الصلاة في جوف الليل))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata:
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya: “Sholat apakah yang
paling utama setelah sholat fardhu (yang lima waktu, pent) ?” beliau menjawab:
““Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah shalat di tengah malam
(sholat tahajjud).” (Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan Muslim).
Muqaddimah
Jalan Dakwah – Betapa sombong lah orang-orang yang
dalam sepanjang hidupnya tidak mendapati indahnya Sholat malam (Qiyamul Lail),
karena melupakan Sang Pemberi nikmat dan rezki dunia. Bangun di waktu sepertiga
malam mendekatkan diri dan bersujud kepada Sang Khalik merupakan senjata paling
ampuh dalam menghadapi ujian dunia. Banyak fadhilah yang dipetik dari amalan
Qiyamul Lail, dan inilah warisan para nabi dalam mengemban tugas dan mewujudkan
visi besar peradaban manusia.
Beruntunglah bagi yang telah mampu memetik buah dari
amalan sholat malam sepanjang hidupnya, beruntunglah bagi mukmin yang telah
merutinkan sholat malam dan menjadi kebiasaan yang terus-menerus. Segala urusan
dan cobaan dunia akan menjadi ringan ketika Qiyamul Lail telah membudaya dalam
keluarga mukmin.
Qiyamullail adalah sarana berkomunikasi seorang hamba
dengan Rabbnya. Sang hamba merasa lezat di kala munajat dengan Penciptanya. Ia
berdoa, beristighfar, bertasbih, dan memuji Sang Pencipta. Dan Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, sesuai dengan janjinya, akan mencintai hamba yang
mendekat kepadanya. Kalau Allah swt. mencintai seorang hamba, maka Ia akan
mempermudah semua aspek kehidupan hambaNya. Dan memberi berkah atas semua
aktivitas sang hamba, baik aktivitas di bidang dakwah, pendidikan, ekonomi,
sosial, budaya, maupun politik. Sang hamba akan dekat dengan Rabbnya, diampuni
dosanya, dihormati oleh sesama, dan menjadi penghuni surga yang disediakan
untuknya.
Seorang muslim yang kontinu mengerjakan qiyamullail,
pasti dicintai dan dekat dengan Allah swt. Karena itu, Rasulullah saw.
menganjurkan kepada kita, “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu
tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus
dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)
Makna Qiyamul Lail
Qiyamul lail secara bahasa dapat diartikan menghidupkan malam. Qiyam
(dari akar kata qama) berarti berdiri untuk shalat, karena asal pelaksanaan
shalat adalah dengan berdiri. Sementara al-lail bermakna waktu malam.
Qiyamul lail sendiri istilah yang dipahami bermakna shalat di waktu
malam. Qiyamul lail juga disebut dengan shalat tahajud dan shalat malam. Kata
qiyamul lail diambil dari surah al-Muzammil ayat pertama, dan pada surah
al-Furqan ayat 25.
Para ulama berpendapat bahwa qiyamul
lail adalah untuk
menunjuk dua shalat, yaitu shalat witir dan shalat tahajud. Sebagaimana
disebutkan dalam sebuah hadits: “Apabila fajar telah terbit, habislah
waktu bagi shalatul-lail (qiyamul lail) dan shalatul-witri, maka berwitirlah
sebelum terbit fajar,” (HR. Tirmidzi)
Karena itu, tidak dinilai qiyamul lail jika hanya
bangun malam dan tidak melaksanakan shalat tahajud atau shalat witir. Juga baca
al-Qur’an, zikir, baca buku atau melaksanakan shalat fardhu, atau shalat sunah
lain (selain tahajud dan witir) tidak dinilai qiyamul lail.
Tentu walaupun melakukan zikir dan beribadah di waktu
malam, khususnya di sepertiga malam terakhir adalah sangat utama. Seperti
disebutkan dalam sebuah hadits, “Saat terdekat Allah dengan hamba-Nya adalah di
waktu penghujung malam terakhir (sepertiga malam terakhir), jika engkau menjadi
termasuk orang yang berzikir kepada Allah di waktu itu maka lakukanlah.” (HR.
Tirmidzi dan an-Nasa’i).
Hukum Qiyamul Lail
Qiyamul Lail merupakan salah satu sholat yang
disyariatkan dalam Islam. Dan hukumnya adalah Sunnah Mu’aqqad (sangat
dianjurkan). Hal ini berdasarkan dalil-dalil syar’i berikut ini:
1. Firman Allah ta’ala:
{يَاأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ (1) قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا (2) نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا (3) أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا (4)} [المزمل / 1- 4].
Artinya: “Hai orang yang berselimut (Muhammad).
Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya).
(Yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari
seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan
(tartil).” (QS. al-Muzzammil: 1-4).
2. Dan firman-Nya pula:
{وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا (79)}
{وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا (79)}
Artinya: “Dan pada sebagian malam hari, hendaklah
engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan
mengangkat engkau ketempat yang terpuji.”. (QS : Al-Isro’ : 79).
3. Dan firman Allah ta’ala yang menerangkan sebagian
sifat orang-orang yang bertakwa:
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ
Artinya: “Di dunia mereka sedikit sekali tidur di
waktu malam.”. (QS. Adz-Dzaariyaat: 17).
4. Dan firman-Nya pula:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا
وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا
Artinya: “Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah
kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.”
(QS. Al-Insaan: 26).
5. Dan hadits shohih berikut ini:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم: أي الصلاة أفضل بعد المكتوبة؟ قال: (الصلاة في جوف الليل))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata:
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya: “Sholat apakah yang
paling utama setelah sholat fardhu (yang lima waktu, pent) ?” beliau
menjawab: “Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah
shalat (sunnah) di tengah malam (sholat tahajjud).”. (Diriwayatkan oleh imam
Al-Bukhari dan Muslim).
Keutamaan Qiyamul Lail
Qiyamul-Lail merupakan ibadah sunnah yang memiliki
banyak keutamaan dan keistimewaan sebagaimana diterangkan di dalm Al-Quran dan
As-Sunnah. Berikut ini kami akan sebutkan beberapa keutamaannya, diantaranya:
1. Qiyamul-Lail merupakan sholat sunnah yang paling utama setelah sholat wajib yang 5 waktu.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم: أي الصلاة أفضل بعد المكتوبة؟ قال: (الصلاة في جوف الليل))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata:
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya: “Sholat apakah yang
paling utama setelah sholat fardhu (yang lima waktu, pent) ?” beliau menjawab:
““Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah shalat di tengah malam
(sholat tahajjud).” (Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan Muslim).
2. Barangsiapa menunaikan Qiyamul-Lail, berarti ia
telah mentaati perintah Allah dan
Rasul-Nya.
Hal ini sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Al-Isro’:79).
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Al-Isro’:79).
Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor menerangkan:
“At-Tahajjud adalah sholat di waktu malam sesudah bangun tidur. Adapun makna
ayat “sebagai ibadah nafilah” yakni sebagai tambahan bagi ibadah-ibadah yang
fardhu. Disebutkan bahwa sholat lail itu merupakan ibadah yang wajib bagi
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan sebagai ibadah tathowwu’. (sunnah)
bagi umat beliau.” (Lihat Zubdatut Tafsir, hal. 375 dan Tafsir Ibnu Katsir:
III/54-55).
3. Melaksanakan Qiyamul Lail itu adalah kebiasaan orang-orang sholih dan calon
penghuni Surga.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللهِ لَوْ كَانَ يُصَلِّيْ مِنَ
نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللهِ لَوْ كَانَ يُصَلِّيْ مِنَ
“Sebaik-baik orang adalah Abdullah (yakni Abdullah bin
Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, pent) seandainya ia mau sholat di
waktu malam.”. (HR. Muslim No. 2478 dan 2479).
Dan diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash radhiyallahu anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah menasihatiku dengan sabdanya:
يا عبد الله لا تكن مثل فلان كان يقوم الليل فترك قيام الليل
Dan diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash radhiyallahu anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah menasihatiku dengan sabdanya:
يا عبد الله لا تكن مثل فلان كان يقوم الليل فترك قيام الليل
“Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti si
fulan, ia dahulu mengerjakan sholat malam, lalu ia meninggalkannya.” (HR. Imam
al-Bukhari III/31, dan Muslim II/185).
4. Mengerjakan Qiyamul-Lail (sholat Tahajjud) adalah
salah satu sebab dihapuskannya
kesalahan-kesalahan dan terhindar dari dosa-dosa.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu
alaihi wasallam:
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِـحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ.
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِـحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ.
“Hendaklah kalian melakukan sholat malam karena ia
adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, ia sebagai amal taqorrub
bagi kalian kepada Allah, menjauhkan dosa, dan penghapus kesalahan.”. (Diriwayatkan
oleh at-Tirmidzi (no. 3549), al-Hakim (I/308), dan al-Baihaqi (II/502), dari
jalan Shahabat Abu Umamah al-Bahili radhiyallaahu anhu).
5. Mengerjakan Qiyamul-Lail (sholat Tahajjud) merupakan kemuliaan dan kewibawaan bagi
seorang Mukmin.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu
alaihi wasallam:
أَتَانِـيْ جِبْـرِيْلُ فَقَالَ: يَا مُـحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْـمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ، وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ.
أَتَانِـيْ جِبْـرِيْلُ فَقَالَ: يَا مُـحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْـمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ، وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ.
“Malaikat Jibril mendatangiku, lalu berkata: “Hai
Muhammad, hiduplah sekehendakmu karena kamu (pasti) akan mati. Cintailah
seseorang sekehendakmu karena kamu (pasti) akan berpisah dengannya. Dan
beramallah sekehendakmu karena kamu (pasti) akan diberi balasan (oleh Allah pd
hari Kiamat, pent). Dan ketahuilah, bahwa kemuliaan dan kewibawaan seorang
Mukmin itu ada pada sholat malamnya, dan ia tidak merasa butuh kepada manusia.”
(Diriwayatkan oleh al-Hakim IV/325, dan ia menshohihkannya, serta disepakati
oleh imam adz-Dzahabi. Derajat Hadits ini dinyatakan HASAN oleh al-Mundziri
dalam at-Targhiib wa at-Tarhiib I/640, dan Syaikh al-Albani dalam Silsilah
Al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 831).
6. Barangsiapa yang mengerjakan Qiyamul Lail (sholat
Tahjjud) dengan niat ikhlas karena Allah semata dan sesuai tuntunan Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam, maka ia
akan terpelihara dari gangguan setan, dan ia akan bangun di pagi hari dalam
keadan segar dan bersih jiwanya. Namun sebaliknya, barangsiapa yang
meninggalkan Qiyamul Lail (sholat Tahajjud), Maka dia akan bangun di pagi hari
dalam keaadan jiwanya dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal
sholih.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ. فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ. فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ
“Setan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian
saat dia tidur dengan tiga tali ikatan, dimana pada tiap ikatan tersebut dia
meletakkan godaan, “Kamu mempunyai malam yang sangat panjang, maka tidurlah
dengan nyenyak.” Jika dia bangun dan mengingat Allah, maka lepaslah satu tali
ikatan. Lalu jika dia berwudhu, maka lepaslah tali ikatan yang lainnya. Dan jika
dia mendirikan sholat (malam), maka lepaslah seluruh tali ikatannya sehingga
pada pagi harinya dia akan merasakan semangat & baik jiwanya. Namun bila
dia tak melakukan hal itu, maka pagi harinya jiwanya menjadi jelek &
menjadi malas beraktifitas”. (HR. Imam Al-Bukhari no. 1142, & Muslim no.
776).
7. Barangsiapa yang mengerjakan Qiyamul Lail (sholat
Tahajjud), maka ia berkesempatan mendapatkan 1/3 (sepertiga) malam terakhir
yang merupakan waktu dimana doa akan
dikabulkan, dan dosa-dosa akan diampuni Allah Ta’ala bila ia memohon ampunan
kepada-Nya.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
Dari Jabir bin Abdillah dia berkata: Saya mendengar
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Sesungguhnya di waktu malam terdapat suatu saat,
tidaklah seorang muslim mendapati saat itu, lalu dia memohon kebaikan kepada
Allah Ta’ala dari urusan dunia maupun akhirat, melainkan Allah akan
memberikannya kepadanya. Demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. Muslim
no. 757).
8. Orang yang mengerjakan Qiyamul Lail secara kontinue
(istiqomah) akan digolongkan ke dalam
golongan orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
مَنْ اسْتَيْقَظَ مِنْ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيعًا كُتِبَا مِنْ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ
مَنْ اسْتَيْقَظَ مِنْ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيعًا كُتِبَا مِنْ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ
“Barangsiapa yang bangun malam dan membangunkan
istrinya, kemudian mereka berdua melaksanakan shalat dua rakaat, maka mereka
berdua akan digolongkan ke dalam golongan para lelaki dan para wanita yang
banyak berdzikir (mengingat) kepada Allah.”. (HR. Abu Daud no. 1309, Ibnu Majah
no. 1335, dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani di dalam Misykaatu
al-Mashoobiih: I/390).
Kiat Bangun Malam
Pertama, Jangan terlalu banyak makan
dan minum
Salah seorang ahli ibadah pernah berkata, “Wahai
hamba-hamba Allah, janganlah kalian banyak makan dan minum, karena dengannya
kalian akan banyak tidur dan terhalang dari Qiyamul Lail (tidak bisa
melakukannya), sehingga kalian akan mendapatkan kerugian yang banyak dan akan
menyesal ketika kalian telah mati.”
Ungkapan bijak tersebut bisa dipahami bahwa dalam
mengkonsumsi makanan adalah secukup dan seperlunya sesuai porsi dan waktu yang
wajar. Praktisnya adalah tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak, jadi
pertengahan (proporsional) dalam mengkonsumsi makanan.
Kedua, Jangan terlalu lelah di siang
hari
Diantara hal yang dapat membantu anda dapat menikmati
indahnya Qiyamul Lail adalah hendaknya anda tidak membebani diri anda dengan
pekerjaan berat pada waktu siang. Hal ini dipahami memang dilematis untuk
diamalkan, mengingat bahwa konsentrasi pikiran dan gerak fisik setiap orang
dalam lingkungan kerja yang beragam. Ada yang menjadi buruh, petani, pedagang
atau pekerja kantoran dan profesi lain masing-masing memiliki beban kerja yang
berbeda-beda. Berat ringannya pekerjaan fisik biasanya memang berdasar pada
level jabatan dan status sosial, dan masing-masing menjalankan kewajiban dalam
rangka memberi nafkah keluarga. Kewajiban mencari nafkah inilah yang bisa
dipersepsi menjadi hari-hari produktif kerja yang sudah pasti menguras energi,
menjadi dalih tak kuasa menahan kantuk untuk bangun malam.
Ketiga, Jangan bermaksiat kepada
Allah
Ini merupakan hal terpenting yang dapat membantu anda
melakukan Qiyamul Lail. Salah seorang tabi’in pernah berkata “Janganlah kalian
berbuat maksiat kepada Allah Swt. Pada waktu siang, agar kalian dapat bangun
pada waktu malam.” Sufyan At Tsauri juga pernah berkata, “Saya pernah terhalang
dari Qiyamul Lail (tidak dapat melakukannya) selama lima bulan karena satu dosa
yang telah saya lakukan.” Seseoran bertanya kepadanya, “Dosa apa itu?” Sufyan
menjawab, “Saya penah melihat seorang laki-laki sedang menangis, kemudian saya
berkata, ‘Sungguh, ini sangat memalukan .”
Keempat, Hendaklah dilakukan secara
bertahap
Ini juga merupakan kebiasaan yang tidak kalah
pentingnya. Hendaklah anda tidak melakukan dengan semangat menggebu-gebu,
tetapi hanya sementara, seperti dengan mangatakan, “Pada hari ini saya akan
melakukan Qiyamul Lail semalam penuh.” Ketahuilah, bahwa semangat ini merupakan
salah satu pintu masuk yang terkenal bagi syaitan, dimana syaitan sering
melakukan aksinya dengan hasil yang sangat memuaskan. Bagi para pemula yang
melatih Qiyamul Lail, dalam hal ini ditekankan pada intensitas dan kualitas
penghayatan sholatnya, bukan banyaknya rokaat dan lamanya waktu.
Kelima, Dilakukan secara
berkesinambungan
Setelah melakukan dan membiasakan kebiasaan di atas
selama satu bulan berturut-turut, mulailah amalkan Qiyamul Lail sesuai Sunnah
Nabi dengan mengamalkannya di waktu sepertiga malam pertama, kedua atau ketiga.
Silahkan anda pilih sepertiga malam yang mana?. Berusahalah agar anda tidak
melewatkan satu hari pun, mulailah jadikan Qiyamul Lail rutinitas jadwal malam
anda. Jika sudah rutin, maka tambahlah sedikit jumlah rokaat Qiyamul Lail anda
pada bulan kedua. Demikian pula seterusnya.
BY ABI AZMAN.30/6/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar