KAJIAN RABIUL AKHIR
18.Rabiul Akhir
6.Januari
6.Januari
ANTARA DUNIA DAN ALAM KUBUR
Allah swt menciptakan dunia dan isinya diperuntukan
khususnya manusia dan makhluk lainnya serta mereka wajib hanya beribadah
kepadaNya.
Manusia tercipta dari berbagai unsur,ruh,jasmani,jiwa(anfs), qalbu,akal,ada nur Muhammad dan nur ilahi yang tidak dimiliki makhluk lainnya.
Dalam diri manusia Allah swt berikan ilham fujur atau
potensi buruk dan taqwa atau potensi kebaikan sehingga perbuatannya
sangat tergatung dengan potensi tsb.
Untuk itu,setiap orang semestinya memperhatikan apa yang
sudah dilakukan,potensi fujurkah atau potensi taqwakah yang dikembangkan
?
Sungguh berutung bagi orang yang membersihkan jiwanya dan
rajin ibadah,beramal shalih dan berakhlak mulia sehingga hidupnya tetap
dijalan yang diridhai Allah swt. Sebaliknya sangat merugi bagi orang
yang mengkotori jiwanya dengan kotor hati dan berbuat maksiat sehinggan
hidupnya jauh dari rahmatNya.
Kembangkan potensi ketaqwaan dengan banyak berdzikir dan
menghidupkan sunnah rasul sehingga hidup terasa nikmat dengan selalu
bertawakal kepadaNya !
Manusia wajib hanya beribadah kepadaNya semata dengan
mengikuti petunjuk rasul dan ikhlas karena Allah swt bukan riya dan
sum`ah serta beribadah tanpa mempersekutukanNya dengan makhlukNya.
Islam adalah agama universal dan setiap muslim wajib
menerimanya dengan kaffah menyeluruh totalitas tidak bolek
pilih-pilih,ada yang wajib atau sunnah,mubah,makruh dan haram.
Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar ikhlas
beribadah,beramal shalih,bersedekah,bekerja dan setiap aktifitas adalah
ladang beribadah dan ladang berjihad sepanjang benar dan karena Allah
swt.
Dengan ikhlas beragama niscaya seseorang semakin meningkat
ketaqwaannya kepada Tuhan yang maha Esa sehingga hidup berkah dengan
berakhlak mulia.
Memang tidak mudah berakhlak mulia terhadap sesama walau
muslim dan berilmu, butuh proses panjang dan perjuangan yang
bersungguh-sungguh disamping berlindung dan berdoa kepadaNya sehingga
lambat-laun meningkat ketaqwaannya dan akhirnya menjadi pribadi yang
shalih dan berakhlak mulia.
Siapapun baik yang masih mudah terlebih yang tua semestinya
banyak mengingat kematian dengan rajin beribadah,beramal shalih dan
berdoa agar khusnul khatimah.
Persoalan umur manusia sangat dirahasiakan oleh Allah swt
agar supaya fokus beribadah dengan ikhlas dan istiqamah disamping
bekerja untuk memenuhi hajat diri dan keluarga. Sungguhpun
dirahasiakan,namun Allah swt memberikan tanda-tanda kematian dengan
ujian sakitnya seseorang atau faktor lainnya. Bila umur seseorang sudah
habis jatanya maka Allah swt telah mengirimkan malaikat Izrail tepat
waktu dan tempat,tidak ditambah dan dikurangi untuk menjemput ajalnya.
Mumpung masih ada kesempatan mari kita persiapkan modal
taqwa meraih hasanah dunia,hasanah akhirat dan selamat dari siksa api
neraka disamping berlindung dan berdoa kepadaNya.
Manusia terkadang berbuat dosa,terkadang berbuat baik dan
terkadang seneng,terkadang gelisah adalah wajar yang terpenting jangan
berlebihan. Terutama berbuat dosa dan dosa sehingga menjauhkan dari
kasih sayang Allah swt.
Sebagai muslim yang beriman tentu setiap hari memperbanyak
beristighfar dan bertaubat disamping rajin beribadah dan beramal shalih
dengan ikhlas.
Sungguh beruntung bagi orang muslim yang mati dalam kaadaan
beriman dan bertaubat nashuha serta Allah swt mengampuni dosa-dosanya.
Sebaliknya merugi bagi orang yang meninggal dalam kaadaan
tidak beriman atau syirik atau munafik belum sempat bertaubat. Na`udzu
billah min dzalik.
Alam kubur atau barzah adalah alam yang diapit dengan alam
dunia dan alam akhirat serta Allah swt hidupkan kembali mayit seseorang
yang akan dimintak menjawab oleh malaikat Mungkar dan Nangkir,siapa
Tuhanmu ? siapa nabimu ? Apa agamamu ? siapa imammu ? kemana qiblatmu ?
Siapa saudaramu ?
Hanya iman dan amal shalih yang akan menyertai dan menolong
pertanyaan-pertanyaan tsb bagi mayit. Bagi yang bisa menjawab akan
mendapat nikmat kubur dan sebaliknya jika tidak bisa menjawab maka siksa
kubur yang didapat sampai hari kiamat,hari dibangkitkan manusia dari
kubur.
Perhatikan ayat-ayat alquran dan hadits dibawah ini !
1.Kehidupan Dunia Menipu.
ﺍﻋْﻠَﻤُﻮﺍ ﺃَﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻟَﻌِﺐٌ ﻭَﻟَﻬْﻮٌ ﻭَﺯِﻳﻨَﺔٌ ﻭَﺗَﻔَﺎﺧُﺮٌ
ﺑَﻴْﻨَﻜُﻢْ ﻭَﺗَﻜَﺎﺛُﺮٌ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﻣْﻮَﺍﻝِ ﻭَﺍﻟْﺄَﻭْﻟَﺎﺩِ ﻛَﻤَﺜَﻞِ ﻏَﻴْﺚٍ
ﺃَﻋْﺠَﺐَ ﺍﻟْﻜُﻔَّﺎﺭَ ﻧَﺒَﺎﺗُﻪُ ﺛُﻢَّ ﻳَﻬِﻴﺞُ ﻓَﺘَﺮَﺍﻩُ ﻣُﺼْﻔَﺮًّﺍ ﺛُﻢَّ
ﻳَﻜُﻮﻥُ ﺣُﻄَﺎﻣًﺎ ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﺷَﺪِﻳﺪٌ ﻭَﻣَﻐْﻔِﺮَﺓٌ
ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺭِﺿْﻮَﺍﻥٌ ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺘَﺎﻉُ ﺍﻟْﻐُﺮُﻭﺭِ
ﺑَﻴْﻨَﻜُﻢْ ﻭَﺗَﻜَﺎﺛُﺮٌ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﻣْﻮَﺍﻝِ ﻭَﺍﻟْﺄَﻭْﻟَﺎﺩِ ﻛَﻤَﺜَﻞِ ﻏَﻴْﺚٍ
ﺃَﻋْﺠَﺐَ ﺍﻟْﻜُﻔَّﺎﺭَ ﻧَﺒَﺎﺗُﻪُ ﺛُﻢَّ ﻳَﻬِﻴﺞُ ﻓَﺘَﺮَﺍﻩُ ﻣُﺼْﻔَﺮًّﺍ ﺛُﻢَّ
ﻳَﻜُﻮﻥُ ﺣُﻄَﺎﻣًﺎ ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﺷَﺪِﻳﺪٌ ﻭَﻣَﻐْﻔِﺮَﺓٌ
ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺭِﺿْﻮَﺍﻥٌ ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺘَﺎﻉُ ﺍﻟْﻐُﺮُﻭﺭِ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia ini hanyalah permainan
dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-banggaan tentang banyaknya
harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para
petani; kemudian tanaman itu menjadi
kering dan kamu lihat warnanya kuning
kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat
(nanti) ada azab yang keras dan ampunan
dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan
kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu”
(QS. al-Hadîd: 20).
kehidupan dunia ini hanyalah permainan
dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-banggaan tentang banyaknya
harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para
petani; kemudian tanaman itu menjadi
kering dan kamu lihat warnanya kuning
kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat
(nanti) ada azab yang keras dan ampunan
dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan
kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu”
(QS. al-Hadîd: 20).
2.Dunia Tempat Ujian dan Cobaan.
ﻛُﻞُّ ﻧَﻔْﺲٍ ﺫَﺍﺋِﻘَﺔُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ ﻭَﻧَﺒْﻠُﻮﻛُﻢْ ﺑِﺎﻟﺸَّﺮِّ ﻭَﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻓِﺘْﻨَﺔً ﻭَﺇِﻟَﻴْﻨَﺎ ﺗُﺮْﺟَﻌُﻮﻥَ
“Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati.Kami akan
menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya).
Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan“
(Al-Anbiya’ :35).
Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan“
(Al-Anbiya’ :35).
3.Amal yang menyertai mayit.
ﻳَﺘْﺒَﻊُ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖَ ﺛَﻠَﺎﺙٌ ﻓَﻴَﺮْﺟِﻊُ ﺍﺛْﻨَﺎﻥِ ﻭَﻳَﺒْﻘَﻰ
ﻭَﺍﺣِﺪٌ ﻳَﺘْﺒَﻌُﻪُ ﺃَﻫْﻠُﻪُ ﻭَﻣَﺎﻟُﻪُ ﻭَﻋَﻤَﻠُﻪُ ﻓَﻴَﺮْﺟِﻊُ ﺃَﻫْﻠُﻪُ
ﻭَﻣَﺎﻟُﻪُ ﻭَﻳَﺒْﻘَﻰ ﻋَﻤَﻠُﻪُ
Mayit akan diikuti oleh tiga perkara (menuju
kuburnya), dua akan kembali, satu akan tetap. Mayit akan diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan
amalnya. Keluarganya dan hartanya akan kembali,sedangkan amalnya akan tetap.
[HR Bukhari,
Muslim, Tirmidzi, Nasa-i]
kuburnya), dua akan kembali, satu akan tetap. Mayit akan diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan
amalnya. Keluarganya dan hartanya akan kembali,sedangkan amalnya akan tetap.
[HR Bukhari,
Muslim, Tirmidzi, Nasa-i]
4.Alam kubur.
ﻭَﺣَﺎﻕَ ﺑِﺂَﻝِ ﻓِﺮْﻋَﻮْﻥَ ﺳُﻮﺀُ ﺍﻟْﻌَﺬَﺍﺏِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ ﻳُﻌْﺮَﺿُﻮﻥَ
ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﻏُﺪُﻭًّﺍ ﻭَﻋَﺸِﻴًّﺎ ﻭَﻳَﻮْﻡَ ﺗَﻘُﻮﻡُ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔُ ﺃَﺩْﺧِﻠُﻮﺍ ﺁَﻝَ
ﻓِﺮْﻋَﻮْﻥَ ﺃَﺷَﺪَّ ﺍﻟْﻌَﺬَﺍﺏِ
ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﻏُﺪُﻭًّﺍ ﻭَﻋَﺸِﻴًّﺎ ﻭَﻳَﻮْﻡَ ﺗَﻘُﻮﻡُ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔُ ﺃَﺩْﺧِﻠُﻮﺍ ﺁَﻝَ
ﻓِﺮْﻋَﻮْﻥَ ﺃَﺷَﺪَّ ﺍﻟْﻌَﺬَﺍﺏِ
“ dan Firaun beserta kaumnya dikepung
oleh azab yang amat buruk. Kepada
mereka dinampakkan neraka pada pagi
dan petang, dan pada hari terjadinya
Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat):
“Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke
dalam azab yang sangat keras” .”
(QS. Al Mu’min: 45-46)
oleh azab yang amat buruk. Kepada
mereka dinampakkan neraka pada pagi
dan petang, dan pada hari terjadinya
Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat):
“Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke
dalam azab yang sangat keras” .”
(QS. Al Mu’min: 45-46)
Al Hafidz Ibnu Katsir menjelaskan ayat
ini, “Arwah Fir’aun dan pengikutnya
dihadapkan ke neraka setiap pagi dan
petang terus-menerus hingga datang hari
kiamat. Ketika kiamat datang barulah
arwah dan jasad mereka sama-sama
merasakan api neraka”. Beliau juga
berkata, “Ayat-ayat ini adalah landasan
kuat bagi Ahlussunnah tentang adanya
adzab kubur”
(Tafsir Al Qur’an Azhim ,
7/146).
ini, “Arwah Fir’aun dan pengikutnya
dihadapkan ke neraka setiap pagi dan
petang terus-menerus hingga datang hari
kiamat. Ketika kiamat datang barulah
arwah dan jasad mereka sama-sama
merasakan api neraka”. Beliau juga
berkata, “Ayat-ayat ini adalah landasan
kuat bagi Ahlussunnah tentang adanya
adzab kubur”
(Tafsir Al Qur’an Azhim ,
7/146).
*ALAM KUBUR*
Benar ucapan Ali bin Abi Thalib: “ Manusia di dunia
ini sesungguhnya sedang tidur. Manakala mati,
mereka bangun” karena alam setelah kematian
menjadi gaib atau abstrak bagi manusia yang sedang
hidup, ketika manusia meninggal, alam kubur
menjadi nyata dan alam dunia ini akan menjadi alam
gaib atau abstrak baginya. Bagi orang yang telah
meninggal dunia, alam kubur dengan segala isinya
akan menjadi nyata (hidup) dan alam dunia akan
menjadi abstrak (mimpi) baginya.
Alam kubur atau alam setelah kematian tidak akan
bisa ditembus oleh jasmani manusia karena
dimensinya berbeda, itulah sebabnya bagi kalangan
awam, alam kubur itu menjadi sebuah misteri, hal
yang tidak bisa terungkap. Berbeda dengan orang
yang ruhaninya telah di isi dengan Kalimah Allah
(ruhani nya telah diajarkan) atau telah mengalami
apa yang di istilahkan oleh Rasulullah sebagai “Mati
sebelum mati” maka ruhaninya akan bisa menembus
alam kubur bahkan alam akhirat sekalipun.
Dalam surat Al-Fatihah Allah menyebutkan “Aku
adalah Raja Akhirat”, artinya Allah berada dalam
dimensi akhirat, itulah sebabnya ketika ruhani
manusia belum dihidupkan, belum bisa menembus
alam akhirat maka Allah tidak akan bisa dijangkau
sama sekali. Akal akan mengalami jalan buntu ketika
ingin menjangkau Allah yang berada di dimensi
berbeda.
...
ini sesungguhnya sedang tidur. Manakala mati,
mereka bangun” karena alam setelah kematian
menjadi gaib atau abstrak bagi manusia yang sedang
hidup, ketika manusia meninggal, alam kubur
menjadi nyata dan alam dunia ini akan menjadi alam
gaib atau abstrak baginya. Bagi orang yang telah
meninggal dunia, alam kubur dengan segala isinya
akan menjadi nyata (hidup) dan alam dunia akan
menjadi abstrak (mimpi) baginya.
Alam kubur atau alam setelah kematian tidak akan
bisa ditembus oleh jasmani manusia karena
dimensinya berbeda, itulah sebabnya bagi kalangan
awam, alam kubur itu menjadi sebuah misteri, hal
yang tidak bisa terungkap. Berbeda dengan orang
yang ruhaninya telah di isi dengan Kalimah Allah
(ruhani nya telah diajarkan) atau telah mengalami
apa yang di istilahkan oleh Rasulullah sebagai “Mati
sebelum mati” maka ruhaninya akan bisa menembus
alam kubur bahkan alam akhirat sekalipun.
Dalam surat Al-Fatihah Allah menyebutkan “Aku
adalah Raja Akhirat”, artinya Allah berada dalam
dimensi akhirat, itulah sebabnya ketika ruhani
manusia belum dihidupkan, belum bisa menembus
alam akhirat maka Allah tidak akan bisa dijangkau
sama sekali. Akal akan mengalami jalan buntu ketika
ingin menjangkau Allah yang berada di dimensi
berbeda.
...
Rasulullah SAW dalam isra’ mijrak mampu melihat
surga dan neraka, melihat hal-hal yang tidak bisa
dijangkau dengan akal karena ruhani Beliau telah
melewati batas-batas alam dunia ini. Seharusnya
ummat Nabi juga harus mampu menembus alam
duniawi sehingga ruhaninya dari sekarang sudah
berada di alam akhirat, alam Rabbani, Alam dimana
manusia dengan Tuhan begitu dekat dan akrab.
...
Kalau hanya mengandalkan amal ibadah, bagaimana
mungkin amal ibadah bisa diterima kalau semasa di dunia ruhaninya tidak mengenal Allah sama sekali.Lalu siapa yang disembah dalam setiap ibadah?
Wajah siapa yang hadir dalam ibadahnya?
Sedangkan wajah Allah Yang Maha Agung tidak
pernah dikenal sama sekali.
(sufimuda.net)
surga dan neraka, melihat hal-hal yang tidak bisa
dijangkau dengan akal karena ruhani Beliau telah
melewati batas-batas alam dunia ini. Seharusnya
ummat Nabi juga harus mampu menembus alam
duniawi sehingga ruhaninya dari sekarang sudah
berada di alam akhirat, alam Rabbani, Alam dimana
manusia dengan Tuhan begitu dekat dan akrab.
...
Kalau hanya mengandalkan amal ibadah, bagaimana
mungkin amal ibadah bisa diterima kalau semasa di dunia ruhaninya tidak mengenal Allah sama sekali.Lalu siapa yang disembah dalam setiap ibadah?
Wajah siapa yang hadir dalam ibadahnya?
Sedangkan wajah Allah Yang Maha Agung tidak
pernah dikenal sama sekali.
(sufimuda.net)
Wallah a`lam bishshawab
*KEHIDUPAN DUNIA MENIPU DAN TEMPAT UJIAN COBAAN SEDANGKAN AKHIRAT TEMPAT PEMBALASAN PERBUATAN MANUSIA DENGAN SURGA ATAU NERAKA*
*RUHANI RASULULLAH SAW MAMPU MENEROBOS ALAM KUBUR AKHIRAT DAN BERJUMPA DENGANNYA DAN MUNGKIN PARA KEKASIH JUGA ATAS RIDHANYA*
Wassalam
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
19.Rabiul Akhir
7.Januari
7.Januari
TIDAK BISA KEMBALI
Allah swt telah memberikan ilham kepada diri manusia yaitu
potensi fujur tabiat buruk dan tabiat taqwa kebaikan sehingga potensi
mana yang dikembangkan.
Tabiat buruk yang dimiliki manusia jika diikuti maka akan
mendorong berbuat dosa sedangkan sebaliknya bila tabiat kebaikan
dikembangkan maka akan mendorong berbuat amal shalih.
Untuk itu setiap diri harus mawas diri terhadap dua potensi
tsb sehingga dapat mengkontrol dan mengebdalikan tabiat jahat sehingga
dapat terhindari jejahatannya dalam kehidupan kesehariannya dengan lebih
mengikuti tabiat kebaikan yang dikembangkan dengan rajin beribadah dan
beramal shalih ikhlas karena Allah swt.
Penciptaan manusia dari awal sampai sekarang tidak lain
kecuali untuk beribadah kepada Tuhan yang maha Esa semata tidak punya
sekutu bagiNya dengan mengikuti petunjuk rasulNya dan ikhlas karena
Allah swt.
Ibadah dalam Islam sudah tertera dalam rukun islam dan
rukun iman disamping ibadah ghairu mahdhah yang dilakukan karena Allah
swt.Perintah beribadah kepadaNya sampai akhir hayat sebagaimana
ibadahnya baginda rasulullah saw.
Beribadah dalam Islam akan diterima jika dibangun dengan
kandasan keimanan kepada Allah swt dan rasulNya dan mengikuti petunjuk
rasululkah saw dan ikhlas.
Ikhlas beragama berarti beribadah,beramal shalih,hidup yang
islami dan ikhlas karena Allah swt tanpa pamrih,tanpa riya tanpa sum`ah
dan tidak mempersekutukanNya dengan makhluk.
Buah dari pada ikhlas beragama adalah ringan beribadah,beramal shalih dan berakhlak mulia.
Berakhlak mulia terhadap diri,keluarga dan orang lain serta
menerima ketetapan dan berbaik sangka kepada Allah swt. Siapapun yang
menjaga dan mematuhi Allah swt niscaya akan terjaga perbuatannya yang
terpuji dengan rahmatNya.
Dunia tempat ujian dan cobaan bagi manusia dan juga sebagai
ladang ibadah dan beramal shalih bagi orang-orang beriman yang bertaqwa
serta terbagi tiga kelompok dalam menyikapi hidup di muka bumi
ini,pertama orang beriman,kedua orang ingkar dan kufur dan ketiga orang
munafik.
Banyak panggilan Tuhan dalam kitab suci alquran kepada
orang-orang beriman kepadaNya dan seruan agar supaya melakukan perintah
yang terbaik baginya dan orang lain dan menjauhi laranganNya agar
selamat dari kejahatan dan kemadharatannya.
Orang-orang muslim yang beriman tentu perilakunya baik dan
jujur serta mulia akhlaknya terhadap sesama dengan menerima ajaran Islam
secara totalitas dan mengamalkannya dalam kehidupan keseharian.
Sedangkan orang-orang yang tidak beriman dunia dijadikan
tempat untuk bersenang-senang dan tidak menerima aturan agama sehingga
hidupnya selalu berbuat dosa dan dosa.
Sedangkan orang-orang munafik dunia dijadikan untuk hiasan
dan terkadang baik dan juga terkadang jahat sehingga hidupnya
mempertuhankan hawa nafsunya.
Allah swt mempersiapkan tempat kembali bagi orang-orang
bertaqwa adalah surga sedangkan neraka tempat kembali orang-orang yang
ingkar dan kufur kepada Tuhan yang maha Esa.
Calon penghuni surga adalah mereka yang jujur,yang baik
prilakunya dan beriman kepada Allah swt dan rasulNya. Sedangkan calon
penghuni neraka adalah mereka yang pembohong,jahat peranginya dan tidak
beriman kepada Allah swt.
Manusia bisa memilih kedua jalan antara jalan menuju surga
atau jalan menuju neraka dengan petunjuk Tuhan yang maha Pengasih lagi
maha Penyayang.
Mereka yang tidak bisa mendengar kebenaran,tidak bisa
bicara tentang kebenaran dan tidak bisa melihat kebenaran dari Tuhan
mereka itulah orang-orang yang tidak bisa kembali kejalan menuju Tuhan
yang maha Dhahir lagi maha Bathin.
Perhatikan ayat-ayat alquran dan hadits dibawah ini !
1.Potensi Buruk dan Baiknya Manusia.
ﻓَﺄَﻟْﻬَﻤَﻬَﺎ ﻓُﺠُﻮﺭَﻫَﺎ ﻭَﺗَﻘْﻮَﺍﻫَﺎ
Artinya: Maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa manusia sifat fujur dan
takwa.
kepada jiwa manusia sifat fujur dan
takwa.
2.Ikhlas Beragama dan Berakhlak Mulia.
ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓِﻲ ﻋَﻮْﻥِ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪِ؛ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻓِﻲ ﻋَﻮْﻥِ ﺃَﺧِﻴﻪِ
Allâh akan membantu seorang hamba jika ia
membantu saudaranya [HR. Muslim]
Allâh akan membantu seorang hamba jika ia
membantu saudaranya [HR. Muslim]
3.Calon Penghuni Surga atau Neraka.
ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﻳُﺪْﺧِﻠْﻪُ ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﺗَﺠْﺮِﻱ ﻣِﻦْ
ﺗَﺤْﺘِﻬَﺎ ﺍﻟْﺄَﻧْﻬَﺎﺭُ ﺧَﺎﻟِﺪِﻳﻦَ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻔَﻮْﺯُ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢ
ﺗَﺤْﺘِﻬَﺎ ﺍﻟْﺄَﻧْﻬَﺎﺭُ ﺧَﺎﻟِﺪِﻳﻦَ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻔَﻮْﺯُ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢ
“Barang siapa yang taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga
yang di bawahnya mengalir sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya. Itulah
kemenangan yang sangat besar.”
(Qs. an-Nisa’: 13)
Rasul-Nya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga
yang di bawahnya mengalir sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya. Itulah
kemenangan yang sangat besar.”
(Qs. an-Nisa’: 13)
*SURGA ALA SUFI*
..
Syurga bagi kaum Sufi adalah Ma’rifatullah
dengan darjat kema’rifatan yang berbeza-beza. Kerana nikmat tertinggi di syurga adalah
Ma’rifat Dzatullah. Jadi kalimat Rabi’ah
Adawiyah tentang ibadah tanpa keinginan
syurga adalah syurga fizik dengan kenikmatan
fizik yang selama ini kita persepsikan. Dan hal
demikian memang boleh menjadi penghalang
(hijab) antara hamba dengan Allah dalam
proses kema’rifatan.
Bahkan Allah pun membagi-bagi syurga
dengan simbol berbeza-beza, ada Jannatul
Ma’wa, Jannatul Khuldi, Jannatun Na’im,
Jannatul Firdaus, yang tentu saja
menunjukkan kelayakan yang bersifat lahiriyah
mahupun bathiniyah. Bagi orang beriman yang masih bergelimang dengan nafsunya, maka
persepsi tentang nikmat syurga, adalah
pantulan nafsu haiwaninya dan syahwatnya,
lalu persepsi kesenangan duniawi ingin dikorelasikan dengan rasa nikmat syurgawi
yang ideal dengan syahwatiyah.
Rabi’ah Adawiyah dan para Sufi lainnya ingin
membersihkan jiwa dan hatinya dari segala
bentuk dan motivasi selain Allah yang boleh
menghambat perjalanan menuju kepada Allah.
Dengan bahasa seni yang indah dan tajam,
mereka hanya menginginkan Allah, bukan menginginkan makhluk Allah. Amaliyah di dunia sebagi visa syurga hanyalah untuk
menentukan kelayakan syurgawnya, bukan
sebagai kunci masuk syurganya. Kerana hanya Fadhal dan RahmatNya saja yang
menyebabkan kita masuk syurga. “kerana
Fadhal dan Rahmat itulah kamu sekalian
bergembira…” Demikian dalam Al-Qur’an.
Bukan gembira kerana syurgaNya.
Syurga dan neraka adalah makhluk Allah.
Apakah seseorang boleh wushul (sampai kepada) Allah, manakala perjalanannya dari
makhluk menuju makhluk? Apakah itu tidak lebih dari sapi atau khimar yang menjalankan
roda gilingan, yang berputar-putar terus
menerus tanpa tujuan?
(jalansufi)
..
Syurga bagi kaum Sufi adalah Ma’rifatullah
dengan darjat kema’rifatan yang berbeza-beza. Kerana nikmat tertinggi di syurga adalah
Ma’rifat Dzatullah. Jadi kalimat Rabi’ah
Adawiyah tentang ibadah tanpa keinginan
syurga adalah syurga fizik dengan kenikmatan
fizik yang selama ini kita persepsikan. Dan hal
demikian memang boleh menjadi penghalang
(hijab) antara hamba dengan Allah dalam
proses kema’rifatan.
Bahkan Allah pun membagi-bagi syurga
dengan simbol berbeza-beza, ada Jannatul
Ma’wa, Jannatul Khuldi, Jannatun Na’im,
Jannatul Firdaus, yang tentu saja
menunjukkan kelayakan yang bersifat lahiriyah
mahupun bathiniyah. Bagi orang beriman yang masih bergelimang dengan nafsunya, maka
persepsi tentang nikmat syurga, adalah
pantulan nafsu haiwaninya dan syahwatnya,
lalu persepsi kesenangan duniawi ingin dikorelasikan dengan rasa nikmat syurgawi
yang ideal dengan syahwatiyah.
Rabi’ah Adawiyah dan para Sufi lainnya ingin
membersihkan jiwa dan hatinya dari segala
bentuk dan motivasi selain Allah yang boleh
menghambat perjalanan menuju kepada Allah.
Dengan bahasa seni yang indah dan tajam,
mereka hanya menginginkan Allah, bukan menginginkan makhluk Allah. Amaliyah di dunia sebagi visa syurga hanyalah untuk
menentukan kelayakan syurgawnya, bukan
sebagai kunci masuk syurganya. Kerana hanya Fadhal dan RahmatNya saja yang
menyebabkan kita masuk syurga. “kerana
Fadhal dan Rahmat itulah kamu sekalian
bergembira…” Demikian dalam Al-Qur’an.
Bukan gembira kerana syurgaNya.
Syurga dan neraka adalah makhluk Allah.
Apakah seseorang boleh wushul (sampai kepada) Allah, manakala perjalanannya dari
makhluk menuju makhluk? Apakah itu tidak lebih dari sapi atau khimar yang menjalankan
roda gilingan, yang berputar-putar terus
menerus tanpa tujuan?
(jalansufi)
Wallah a`lam bishshawab
*MENOLAK KEBENARAN DARINYA MERUPAKAN KESOMBONGAN DAN TERSESAT JALAN HIDUP SESEORANG*
*SURGA BAGI KAUM SUFI ADALAH MA`RIFATULLAH*
Wassalam
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
20.Rabiul Akhir
8.Januari
8.Januari
UMUR BERTAMBAH AMAL SHALIH...
Allah swt yang maha Pengampun lagi maha Penyayang kepada
orang-orang beriman yang bertaqwa dan menyukai orang-orang yang
bertaubat dengan taubatan nashuha dan banyak beristighfar.
Setiap orang punya batas umur dan kelebihan dan kekurangan
mading-masing yang terpenting menghadapi ujian dan cobaan dunia dapat
menyikapi dengan rasa syukur atas nikmat dariNya dan sabar menerima
ketetapan dariNya sehingga semua urusannya mempunyai nilai ibadah.
Umur manusia sudah ditentukan oleh Tuhan yang maha Esa dan
manusia tinggal mempergunakannya untuk rajin ibadah dan berguna bagi
diri sendiri,keluarga dan orang lain dalam kebaikan dan ketakwaan.
Memang rajin beribadah tidak mudah butuh perjuangan yang
panjang dan keikhlasan dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya. Islam
mewajibkan menuntut ilmu dari makan bubur sampai masuk liang kubur bagi
pemeluknya yang cinta alquran dan sunnah rasul.
Sebelum ajal menjemput maka perlu mempersiapkan bekal untuk
hasana dunia dan hasanah akhirat serta selamat dari siksa api neraka.
Sebaik-baik bekal adalah taqwa dengan ikhlas beragama.
Karena umur terbatas bagi setiap jiwa tentu perlu menjaga
keimanan dan banyak berdzikrullah dengan bimbingan seorang hamba yang
bertaqwa dan berakhlak mulia.
Ada dua jalan dalam meniti jalah nenuju Allah swt yang maha Zhahir dan Bathin,jalan kesurga atau ke jalan keneraka.
Hanya iman yang kuat dan lurus serta ilmu yang nafi`
seseorang akan memilih jalan yang diridhai Allah swt dengan patuh
beragama sehingga mendapat hidayah dariNya.
Surga adalah suatu tempat yang diberkahi dan dirahmati
olehNya untuk hamba-hambaNya yang beriman dan beramal shalih,mereka yang
mentaati Allah swt dan rasulNya,mereka jujur dan berakhlak mulia serta
hidupnya ikut andil beramar makruf dan nahi mungkar dengan ilmu,harta
dan kekuasaan atau jabatan atau doa.
Neraka dunia adalah jalan menuju kemaksiatan dan
dosa,pribadi yang tidak beriman,mempersekutukan Tuhan dan berprikaku
jahat dan munafik sehingga mereka jauh dari bimbingan agama,menjadi
orang yang pembohong,suka bermaksiat dan yang jelas perbuatannya keji
dan mungkar serta jahat peranginya.
Dalam Islam setiap pemimpin rumah tangga,pemimpin
masyarakat bahkan akan dimintak pertanggungjawaban atas kepemimpinannya
nanti di hari pembalasan serta kebaikan atau keburukan Allah swt
membalasnya dengan keadilanNya.
Sebagai pemimpin rumah tangga tentu memberikan contoh yang
terbaik kepada keluarga khususnya shalatnya,amar makruf nahi
mungkar,berakhlak mulia disamping amal shalih lainnya.
Seorang ayah dan ibu sama-sama berkuwajiban menshalihkan putra-putrinya dengan bimbingan akhlak dan doa2nya.
Umur bertambah hitungannya, tapi hakekatnya berkurang dan
bertambah melemah fisiknya. Untuk itu,iman dan amal shalih bekal kembali
kepadaNya disamping berakhlak mulia.
Manusia sangat lemah menghadapi hawa nafsunya sehingga
Allah swt sangat menganjurkan berdoa kepadaNya dengan ikhlas beribadah
dan yakin akan pertolonganNya. Khususnya doa khusnul khatimah,hasanah
dunia,hasanah akhirat dan selamat dari siksa api neraka.
Allahumma ahyinaa alal islam wassunnah watawaffanaa alal iman wataubah birahmati ya arhamarrahimin.
Ya Allah hidupkan kami dalam kaadaan muslim dan diatas
sunnah rasul dan wafatkan kami dalam kaadaan mukmin dan bertaubat
sebelum meninggal dengan rahmatMu wahai Tuhan yang maha Pengasih lagi
maha Penyayang.
Perhatikan ayat-ayat alquran dan hadits dibawah ini !
1.Batas Umur Manusia.
ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﺫَﺍ ﺟَﺎﺀَ ﺃَﺣَﺪَﻫُﻢُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕُ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺏِّ ﺍﺭْﺟِﻌُﻮﻥِ
ﻟَﻌَﻠِّﻲ ﺃَﻋْﻤَﻞُ ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ ﻓِﻴﻤَﺎ ﺗَﺮَﻛْﺖُ ﻛَﻼ ﺇِﻧَّﻬَﺎ ﻛَﻠِﻤَﺔٌ ﻫُﻮَ
ﻗَﺎﺋِﻠُﻬَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﻭَﺭَﺍﺋِﻬِﻢْ ﺑَﺮْﺯَﺥٌ ﺇِﻟَﻰ ﻳَﻮْﻡِ ﻳُﺒْﻌَﺜُﻮﻥَ
“Hingga apabila datang kematian kepada
seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku
tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu
adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan”
(Al Mu’minun: 99-100).
ﻟَﻌَﻠِّﻲ ﺃَﻋْﻤَﻞُ ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ ﻓِﻴﻤَﺎ ﺗَﺮَﻛْﺖُ ﻛَﻼ ﺇِﻧَّﻬَﺎ ﻛَﻠِﻤَﺔٌ ﻫُﻮَ
ﻗَﺎﺋِﻠُﻬَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﻭَﺭَﺍﺋِﻬِﻢْ ﺑَﺮْﺯَﺥٌ ﺇِﻟَﻰ ﻳَﻮْﻡِ ﻳُﺒْﻌَﺜُﻮﻥَ
“Hingga apabila datang kematian kepada
seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku
tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu
adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan”
(Al Mu’minun: 99-100).
2.Menyekamatkan Keluarga.
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻗُﻮﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ
ﻭَﺃَﻫْﻠِﻴﻜُﻢْ ﻧَﺎﺭًﺍ ﻭَﻗُﻮﺩُﻫَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻭَﺍﻟْﺤِﺠَﺎﺭَﺓُ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ
ﻣَﻠَﺎﺋِﻜَﺔٌ ﻏِﻠَﺎﻅٌ ﺷِﺪَﺍﺩٌ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﺼُﻮﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻣَﺎ ﺃَﻣَﺮَﻫُﻢْ
ﻭَﻳَﻔْﻌَﻠُﻮﻥَ ﻣَﺎ ﻳُﺆْﻣَﺮُﻭﻥَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allâh terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
[at-Tahrîm/66:6]
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allâh terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
[at-Tahrîm/66:6]
4.Istiqamah Beribadah dan Beramal Shalih.
ﻻَ ﺗَﺰُﻭﻝُ ﻗَﺪَﻣَﺎ ﻋَﺒْﺪٍ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺴْﺄَﻝَ ﻋَﻦْ
ﻋُﻤْﺮِﻩِ ﻓِﻴﻤَﺎ ﺃَﻓْﻨَﺎﻩُ ﻭَﻋَﻦْ ﻋِﻠْﻤِﻪِ ﻓِﻴﻤَﺎ ﻓَﻌَﻞَ ﻭَﻋَﻦْ ﻣَﺎﻟِﻪِ
ﻣِﻦْ ﺃَﻳْﻦَ ﺍﻛْﺘَﺴَﺒَﻪُ ﻭَﻓِﻴﻤَﺎ ﺃَﻧْﻔَﻘَﻪُ ﻭَﻋَﻦْ ﺟِﺴْﻤِﻪِ ﻓِﻴﻤَﺎ
ﺃَﺑْﻼَﻩُ
ﻋُﻤْﺮِﻩِ ﻓِﻴﻤَﺎ ﺃَﻓْﻨَﺎﻩُ ﻭَﻋَﻦْ ﻋِﻠْﻤِﻪِ ﻓِﻴﻤَﺎ ﻓَﻌَﻞَ ﻭَﻋَﻦْ ﻣَﺎﻟِﻪِ
ﻣِﻦْ ﺃَﻳْﻦَ ﺍﻛْﺘَﺴَﺒَﻪُ ﻭَﻓِﻴﻤَﺎ ﺃَﻧْﻔَﻘَﻪُ ﻭَﻋَﻦْ ﺟِﺴْﻤِﻪِ ﻓِﻴﻤَﺎ
ﺃَﺑْﻼَﻩُ
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak
pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1)
umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di
manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia
peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5)
mengenai tubuhnya di manakah usangnya. ” (HR. Tirmidzi)
pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1)
umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di
manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia
peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5)
mengenai tubuhnya di manakah usangnya. ” (HR. Tirmidzi)
*ALQURAN DIMATA SUFI*
Menurut Sufi, kemampuan seseorang dalam
memahami makna Al-Qur’an amat bergantung
kepada derajat dan kualitas keruhanian. Imam Ja’far
as-Shadiq mengatakan bahwa Kitab Allah meliputi
empat perkara: ibarat, isyarat, lathaif dan haqaiq.
Ibarat adalah bagi orang awam, isyarat adalah bagi
orang khusus, lathaif adalah bagi para Wali Allah,
dan haqaiq adalah bagi para Nabi.
Ibn Mas’ud mengatakan, “Siapa ingin memperoleh
ilmu orang-orang terdahulu dan orang-orang
kemudian, hendaklah ia membaca Al-Qur’an.”
Seorang sufi mengatakan bahwa dalam Al-Qur’an
terhimpun semua ilmu yang ada di dunia. Ini sejalan
dengan keterangan Al-Qur’an sendiri, yakni al-
Qur’an adalah “penjelasan bagi segala
sesuatu” (Q.S. 6:6) dan “Tidak Kami lewatkan dalam
al-Kitab sesuatupun” (Q. S. 6:38). Maka, tak heran
jika dikatakan bahwa mu’jizat terbesar dari
Rasulullah SAW adalah Al-Qur’an. Tentu saja
pencapaian ilmu macam ini tidak bisa diperoleh
dengan tafsir lahiriah atau akal/rasio. Dalam kasus
pengetahuan Wahyu Ilahi, agar bisa memahami dan
menguraikan pesan-pesan yang dikandungnya, kita
mesti membersihkan diri kita; atau, dalam bahasa
Islam, kita harus menjadi “buta huruf” (ummi). Pada
dasarnya kita tidak mempunyai kemampuan sendiri
untuk memahami wahyu; kita hanya bisa
menempatkan diri kita sepenuhnya dalam kekuasaan
Wahyu. Maka, agar makna terdalam dari Wahyu bisa
dipahami, kita mesti menghentikan pemikiran dan
refleksi intelektual atau akal, sebab dalam dirinya
sendiri akal adalah terbatas dan pemikiran rasional
boleh jadi dipengaruhi oleh kondisi jiwa yang kurang
bersih. Sedangkan kebenaran Wahyu adalah suci
dan tak terbatas, karena ia dari dan
merepresentasikan Tuhan Yang Maha TakTerbatas
ilmu-Nya. Yang terbatas mustahil menguasai yang
tak terbatas. Jadi, Ketika hati sepenuhnya aman dari
pemikiran reflektif dan lintasan-lintasan pikiran, maka
ini adalah keadaan “buta huruf” dan siap menerima
anugerah petunjuk Allah secara sempurna — inilah
makna mistis dari fakta bahwa “Muhammad adalah
Nabi yang buta huruf.”
Di sisi lain, perkataan Aisyah bahwa akhlak
Rasulullah adalah Al-Qur’an secara tersirat
menyatakan bahwa sesungguhnya Al-Qur’an tak lain
adalah diri kita sendiri. Yang dimaksud oleh Sufi
dalam hal ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an
sesungguhnya sudah berada dalam diri kita sendiri.
Setelah Allah menciptakan Adam, Dia mengajarinya
“nama-nama segala hal” (Q.S. 2:31). Penamaan
karenanya menjadi bagian dari sifat manusia, karena
Allah mengajari manusia bahasa pada saat
penciptaannya. Nama-nama yang diajarkan Allah
kepada Adam adalah pengetahuan-Nya, yang
“disimpan” dalam “tubuh” Adam. Jadi setiap bagian
tubuh kita mengandung aspek tertentu dari nama-
nama Ilahi. Dengan kata lain, realitas tubuh manusia
adalah nama-nama yang memantulkan Citra-Nya:
“Allah menciptakan Adam sesuai dengan Citra-Nya.”
Setiap tubuh memantulkan nama-nama yang
berbeda. Jadi kita membeda-bedakan realitas
melalui diri kita, karena kita adalah citra yang
beragam dari satu Tuhan. Dengan cara yang sama,
kita membedakan segala sesuatu dengan memberi
nama (misalnya, kita membedakan tempat duduk
dan tempat tidur dengan memberinya nama kursi
dan ranjang). Menurut pandangan Sufi, masalahnya
adalah kita melupakan bahwa Allah telah mengajari
kita nama-nama segala hal ini sejak awal penciptaan
kita. Karena itu, untuk mengetahui “nama-nama” ini
dan mengungkapkan hakikatnya, kita harus tahu
nama-nama itu persis sebagaimana Allah
mengajarkannya kepada kita, bukan sebagaimana
yang kita pikirkan sendiri. Hal ini hanya bisa dicapai
dengan mencintai Allah. Mencintai Allah, dalam
ajaran Islam, hanya bisa dicapai melalui peniruan
perilaku dan mengamalkan ajaran Rasulullah
Muhammad. Maka, dengan mencintai Rasul, kita
akan mencintai Allah, dan Allah akan mencintai kita
dan melalui lantaran cinta inilah Allah akan
mengingatkan kita kembali tentang “nama-nama
segala hal” dan kita akan memandang sesuatu
sebagaimana adanya (hakikat), bukan sebagaimana
yang kita pikirkan.
Jadi, ringkasnya, dengan menjadikan diri kita “buta
huruf,” dan mengikuti suri tauladan akhlak Nabi
Muhammad, yakni akhlak Al-Qur’an, pada akhirnya
akan membuat kita mendapat petunjuk untuk
memahami makna terdalam dari al-Qur’an — “maka
berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya, yakni Nabi
yang ummi yang beriman kepada Allah dan kalimat-
kalimat-Nya; ikutilah [akhlak] Nabi [Muhammad] agar
kamu memperoleh petunjuk” (Q.S. 7:158).
(mifta19.wordpress)
memahami makna Al-Qur’an amat bergantung
kepada derajat dan kualitas keruhanian. Imam Ja’far
as-Shadiq mengatakan bahwa Kitab Allah meliputi
empat perkara: ibarat, isyarat, lathaif dan haqaiq.
Ibarat adalah bagi orang awam, isyarat adalah bagi
orang khusus, lathaif adalah bagi para Wali Allah,
dan haqaiq adalah bagi para Nabi.
Ibn Mas’ud mengatakan, “Siapa ingin memperoleh
ilmu orang-orang terdahulu dan orang-orang
kemudian, hendaklah ia membaca Al-Qur’an.”
Seorang sufi mengatakan bahwa dalam Al-Qur’an
terhimpun semua ilmu yang ada di dunia. Ini sejalan
dengan keterangan Al-Qur’an sendiri, yakni al-
Qur’an adalah “penjelasan bagi segala
sesuatu” (Q.S. 6:6) dan “Tidak Kami lewatkan dalam
al-Kitab sesuatupun” (Q. S. 6:38). Maka, tak heran
jika dikatakan bahwa mu’jizat terbesar dari
Rasulullah SAW adalah Al-Qur’an. Tentu saja
pencapaian ilmu macam ini tidak bisa diperoleh
dengan tafsir lahiriah atau akal/rasio. Dalam kasus
pengetahuan Wahyu Ilahi, agar bisa memahami dan
menguraikan pesan-pesan yang dikandungnya, kita
mesti membersihkan diri kita; atau, dalam bahasa
Islam, kita harus menjadi “buta huruf” (ummi). Pada
dasarnya kita tidak mempunyai kemampuan sendiri
untuk memahami wahyu; kita hanya bisa
menempatkan diri kita sepenuhnya dalam kekuasaan
Wahyu. Maka, agar makna terdalam dari Wahyu bisa
dipahami, kita mesti menghentikan pemikiran dan
refleksi intelektual atau akal, sebab dalam dirinya
sendiri akal adalah terbatas dan pemikiran rasional
boleh jadi dipengaruhi oleh kondisi jiwa yang kurang
bersih. Sedangkan kebenaran Wahyu adalah suci
dan tak terbatas, karena ia dari dan
merepresentasikan Tuhan Yang Maha TakTerbatas
ilmu-Nya. Yang terbatas mustahil menguasai yang
tak terbatas. Jadi, Ketika hati sepenuhnya aman dari
pemikiran reflektif dan lintasan-lintasan pikiran, maka
ini adalah keadaan “buta huruf” dan siap menerima
anugerah petunjuk Allah secara sempurna — inilah
makna mistis dari fakta bahwa “Muhammad adalah
Nabi yang buta huruf.”
Di sisi lain, perkataan Aisyah bahwa akhlak
Rasulullah adalah Al-Qur’an secara tersirat
menyatakan bahwa sesungguhnya Al-Qur’an tak lain
adalah diri kita sendiri. Yang dimaksud oleh Sufi
dalam hal ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an
sesungguhnya sudah berada dalam diri kita sendiri.
Setelah Allah menciptakan Adam, Dia mengajarinya
“nama-nama segala hal” (Q.S. 2:31). Penamaan
karenanya menjadi bagian dari sifat manusia, karena
Allah mengajari manusia bahasa pada saat
penciptaannya. Nama-nama yang diajarkan Allah
kepada Adam adalah pengetahuan-Nya, yang
“disimpan” dalam “tubuh” Adam. Jadi setiap bagian
tubuh kita mengandung aspek tertentu dari nama-
nama Ilahi. Dengan kata lain, realitas tubuh manusia
adalah nama-nama yang memantulkan Citra-Nya:
“Allah menciptakan Adam sesuai dengan Citra-Nya.”
Setiap tubuh memantulkan nama-nama yang
berbeda. Jadi kita membeda-bedakan realitas
melalui diri kita, karena kita adalah citra yang
beragam dari satu Tuhan. Dengan cara yang sama,
kita membedakan segala sesuatu dengan memberi
nama (misalnya, kita membedakan tempat duduk
dan tempat tidur dengan memberinya nama kursi
dan ranjang). Menurut pandangan Sufi, masalahnya
adalah kita melupakan bahwa Allah telah mengajari
kita nama-nama segala hal ini sejak awal penciptaan
kita. Karena itu, untuk mengetahui “nama-nama” ini
dan mengungkapkan hakikatnya, kita harus tahu
nama-nama itu persis sebagaimana Allah
mengajarkannya kepada kita, bukan sebagaimana
yang kita pikirkan sendiri. Hal ini hanya bisa dicapai
dengan mencintai Allah. Mencintai Allah, dalam
ajaran Islam, hanya bisa dicapai melalui peniruan
perilaku dan mengamalkan ajaran Rasulullah
Muhammad. Maka, dengan mencintai Rasul, kita
akan mencintai Allah, dan Allah akan mencintai kita
dan melalui lantaran cinta inilah Allah akan
mengingatkan kita kembali tentang “nama-nama
segala hal” dan kita akan memandang sesuatu
sebagaimana adanya (hakikat), bukan sebagaimana
yang kita pikirkan.
Jadi, ringkasnya, dengan menjadikan diri kita “buta
huruf,” dan mengikuti suri tauladan akhlak Nabi
Muhammad, yakni akhlak Al-Qur’an, pada akhirnya
akan membuat kita mendapat petunjuk untuk
memahami makna terdalam dari al-Qur’an — “maka
berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya, yakni Nabi
yang ummi yang beriman kepada Allah dan kalimat-
kalimat-Nya; ikutilah [akhlak] Nabi [Muhammad] agar
kamu memperoleh petunjuk” (Q.S. 7:158).
(mifta19.wordpress)
Wallah a`lam bishshawab
*UMUR BERKURANG SEMESTINYA BERTAMBAH IBADAH DAN BERAMAL SHALIH*
*AKHLAK RASUL ADALAH ALQURAN PADAHAL BELIAU BUTA HURUF*
Wassalam
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
21.Rabiul Akhir
9.Januari
9.Januari
AMAL BERKURANG
DOSA BERTAMBAH
DOSA BERTAMBAH
Allah swt menurunkan kitab-kitab suciNya kepada para nabi
dan rasulNya dan shuhuf Ibrahib wa Musa,kitab Zabur kepada nabi Dawud
as,kitab Taurat kepada nabi Musa as,kitab Injil nabi Isa as dan kitab
Al-Quranul Karim kepada nabi Muhammad saw. Semua nabi dan rasul hanya
mengajak kaumnya agar beribadah kepada Allah swt semata tidak ada sekutu
bagiNya Tuhan yang maha Esa dan berakhlak mulia.
Ummat baginda nabi Muhammad saw yang beriman kepada Allah
swt dan rasulNya tentu siap menerima ajaran Islam secara kaffah
menyeluruh dengan menerima rukun islam dan rukun iman disamping
hukum-hukumnya.
Rumah tangga yang islami,bermasyarakat dan berbangsa
sehingga menjadi hamba-hambaNya yang bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa
dan berbudi luhur terhadap sesama.
Sebagai hamba yang bertaqwa tentu mencari petunjuk hidup
yang islami yaitu alquran dan assunnah dengan suka
membacanya,mempelajarinya dan mengamalkannya dengan ikhlas dan
menghidupkan sunnah rasul kesehariannya sehingga hidup hasanah
dunia,hasanah akhirat dan selamat dari siksa api neraka.
Memang alquran sebagai hidayah dan petunjuk manusia umumnya
jika mau namun sebagai hidayah khusus bagi orang-orang beriman yang
bertaqwa artinya hanyalah orang bertaqwa yang mudah menerima hidayah
alquran dengan ridha dariNya.
Islam sangat peduli kepada pemeluknya agar menguatkan keimanan kepadaNya dan mewajib menuntut ilmu dengan istiqamah.
Keimanan seseorang kepadaNya terkadang naik dengan rajin
beribadah dan beramal shalih dan imannya menurun ketika melalaikat
berdzikir kepadaNya,mudah berbuat dosa dan dosa lagi. Untuk itu perbarui
dan perbanyak berdzikir laa ilaaha illaa Allah dan berlindung dan
berdoa kepadaNya khususnya usai shalat.
Demikian juga menuntut ilmu dalam Islam, fardhu ain wajib
bagi setiap muslim menimba ilmu agama disamping ilmu lainnya dari doyan
bubur sampai masuk liang kubur. Ilmu dalam Islam agar manusia lebih baik
dan sempurnah peribadatannya disamping keikhlasannya.
Dengan iman dan ilmu lalu diamalkan dengan ikhlas dan
istiqamah niscaya Allah swt menguatkan keimanannya dan pendiriannya
serta terangkat derajat ketaqwaanya disisiNya.
Manusia dalam dirinya ada potensi fujur atau buruk dan
potensi taqwa atau kebaikan sehingga terjadan menjadi pribadi bagus dan
terkadang kurang baik tergantung potensi mana yang diikuti dan
dikembangkan. Sungguh beruntung bagi orang yang mensucikan jiwa dan
mengembang ketaqwaannya dan sebaliknya merugi bagi yang nengotorinya
dengan bermaksiat.
Islam sangat menganjurkan intropeksi diri dengan mengenal
diri dan pribadinya sehingga terkontrol perbuatannya baik atau buruk dan
menyadari kekurangannya dalam ibadah dan beramal shalih lalu bersegera
baertaubat dan banyak beristighfar.
Mumpung masih ada kesempatan untuk lebih baik dan maju
dalam menjalani hidup ini dengan meningkatkan ibadah dan bersedekah
sehingga mampu menjadi hamba Allah swt yang meningkatkan ketaqwaannya
kepadaNya.
Umur bertambah hitungannya namun hakekatnya berkurang
jatanya. Oleh karena itu jalan yang tepat adalah bertaubat dengan taubat
nashuha dan banyak beristighfar serta ikhlas beragama dan berakhlakul
karimah,berbudi luhur terhadap sesama.
Sungguh merugi seseorang jika amal shalih berkurang dan
dosa bertambah saat umur berkurang. Untuk itu,perbanyak berdzikrullah
dengan kalimat-kalimat thaiyibat disamping rajin beribadah dan beramal
shalih karena Allah swt.
Perhatikan ayat-ayat alquran dan hadits dibawah ini !
1.Keutamaan Iman dan Ilmu.
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺇِﺫَﺍ ﻗِﻴﻞَ ﻟَﻜُﻢْ ﺗَﻔَﺴَّﺤُﻮﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺠَﺎﻟِﺲِ
ﻓَﺎﻓْﺴَﺤُﻮﺍ ﻳَﻔْﺴَﺢِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻜُﻢْ ۖ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻗِﻴﻞَ ﺍﻧﺸُﺰُﻭﺍ ﻓَﺎﻧﺸُﺰُﻭﺍ ﻳَﺮْﻓَﻊِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻣِﻨﻜُﻢْ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺃُﻭﺗُﻮﺍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﺩَﺭَﺟَﺎﺕٍ ۚ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ ﺧَﺒِﻴﺮٌ
ﻓَﺎﻓْﺴَﺤُﻮﺍ ﻳَﻔْﺴَﺢِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻜُﻢْ ۖ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻗِﻴﻞَ ﺍﻧﺸُﺰُﻭﺍ ﻓَﺎﻧﺸُﺰُﻭﺍ ﻳَﺮْﻓَﻊِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻣِﻨﻜُﻢْ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺃُﻭﺗُﻮﺍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﺩَﺭَﺟَﺎﺕٍ ۚ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ ﺧَﺒِﻴﺮٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila
dikatakan kepadamu: ‘Berilah kelapangan dalam majelis’, maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: ‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
[Al-Mujaadilah : 11]
dikatakan kepadamu: ‘Berilah kelapangan dalam majelis’, maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: ‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
[Al-Mujaadilah : 11]
2.Bertaubat sebelum Mati.
ﻓَﺈِﻥ ﺗُﺒْﺘُﻢْ ﻓَﻬُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَّﻜُﻢْ
“Apabila kalian bertaubat maka
sesungguhnya hal itu baik bagi
kalian.”
(QS. At Taubah: 3)
sesungguhnya hal itu baik bagi
kalian.”
(QS. At Taubah: 3)
3.Dzikrullah yang paling Utama.
ﺟَﺎﺑِﺮَ ﺑْﻦَ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﺍﻟﺬِّﻛْﺮِ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺃَﻓْﻀَﻞُ ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀِ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ
ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﺍﻟﺬِّﻛْﺮِ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺃَﻓْﻀَﻞُ ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀِ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ
Jabir bin ‘Abdullah radhillahu ‘anhuma berkata; saya
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Sebaik-baik dzikir adalah LAA ILAAHA
ILLALLAAH (Tidak ada tuhan yang berhak disembah
kecuali Allâh) dan sebaik-baik doa adalah AL
HAMDULILLAAHI (Segala puji bagi Allâh).” [HR Tarmidzi]
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Sebaik-baik dzikir adalah LAA ILAAHA
ILLALLAAH (Tidak ada tuhan yang berhak disembah
kecuali Allâh) dan sebaik-baik doa adalah AL
HAMDULILLAAHI (Segala puji bagi Allâh).” [HR Tarmidzi]
*TUJUAN HIDUP SUFI*
Tujuan hidup yang hakiki adalah menemukan Allah,
memandang keindahan wajah-Nya yang kekal abadi,
barulah kemudian menghambakan diri dan
mencintainya dengan sebenar-benar cinta, dari
sanalah sumber hikmah dan karunia mengalir dengan
deras, laksana guyuran air hujan dari langit.
Menurut al-Ghazali, cinta kepada Allah merupakan
benih kebahagiaan, dan kebahagiaan adalah tujuan
akhir jalan para sufi, sebagai buah pengenalan
terhadap Allah swt ( ma’rifatullah ).
Menurut Jalaluddin Rumi, kebahagiaan tertinggi
dalam perjalanan hidup adalah terletak pada
pengetahuan sejati tentang Allah swt ( Ma’rifatullah ).
Yang dapat diperoleh langsung melalui pengalaman
bathin, yaitu hati (intuisi) yang bersih dan jernih akan
materi-materi lewat bimbingan seorang Guru Mursyid
yang Kamil dan sangat pengerti keadaan spiritual
muridnya. Bukan dengan pendekatan intelektual-
teologi, filsafat, atau indera lahiriah semata.
Rumi juga memandang bahwa ma’rifat adalah buah
dari fana’ . Dengan kata lain, ke -fana’ -an adalah
ma’rifat itu sendiri. Disinilah Rumi menemukan
kebahagiaan tertinggi, yaitu ketika ia sampai pada
tahap ke- fana’ -an atau penyaksiaan kesatuan.
“Sesaat engkau fana pada-Ku, lebih baik itu pada
dari engkau beramal seribu bulan ”, fana’ itulah
hakikat dari Lailatul Qadar, apabila orang
menemukan malam itu lebih baik dari beribadah
selama 1000 bulan.
[sufimuda.net]
memandang keindahan wajah-Nya yang kekal abadi,
barulah kemudian menghambakan diri dan
mencintainya dengan sebenar-benar cinta, dari
sanalah sumber hikmah dan karunia mengalir dengan
deras, laksana guyuran air hujan dari langit.
Menurut al-Ghazali, cinta kepada Allah merupakan
benih kebahagiaan, dan kebahagiaan adalah tujuan
akhir jalan para sufi, sebagai buah pengenalan
terhadap Allah swt ( ma’rifatullah ).
Menurut Jalaluddin Rumi, kebahagiaan tertinggi
dalam perjalanan hidup adalah terletak pada
pengetahuan sejati tentang Allah swt ( Ma’rifatullah ).
Yang dapat diperoleh langsung melalui pengalaman
bathin, yaitu hati (intuisi) yang bersih dan jernih akan
materi-materi lewat bimbingan seorang Guru Mursyid
yang Kamil dan sangat pengerti keadaan spiritual
muridnya. Bukan dengan pendekatan intelektual-
teologi, filsafat, atau indera lahiriah semata.
Rumi juga memandang bahwa ma’rifat adalah buah
dari fana’ . Dengan kata lain, ke -fana’ -an adalah
ma’rifat itu sendiri. Disinilah Rumi menemukan
kebahagiaan tertinggi, yaitu ketika ia sampai pada
tahap ke- fana’ -an atau penyaksiaan kesatuan.
“Sesaat engkau fana pada-Ku, lebih baik itu pada
dari engkau beramal seribu bulan ”, fana’ itulah
hakikat dari Lailatul Qadar, apabila orang
menemukan malam itu lebih baik dari beribadah
selama 1000 bulan.
[sufimuda.net]
Wallah a`lam bishshawab
*MERUGI UMUR SEMAKIN DEKAT JUSTRU BERKURANG BERSEDEKAH DAN BERTAMBAH DOSA SERTA DUNIA MENJADI TUJUAN*
*TUJUAN HIDUP YANG HAKIKI ADALAH MA`RIFATULLAH DAN BAHAGIA BERJUMPA DENGANNYA*
Wassalam
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
22.Rabiul Akhir
10.Januari
10.Januari
PAHITNYA KE SURGA DAN MANISNYA KE NERAKA
Surga dan neraka adalah makhluk Tuhan yang maha Kuasa atas
segala sesuatu dan Allah swt sudah memberikan petunjuk dua jalan,pertama
jalan menuju surga dengan ketaqwaan kepadaNya dan kedua jalan menuju
neraka dengan dosa dan permusuhan.
Manusia tinggal memih diantara dua jalan tsb dan
perbuatannya akan mendapat balasan dariNya. Kebaikan dengan balasan yang
sebaik-baik balasan dan sebaliknya keburukan juga dibalas dengan
balasan yang setimpal dengan perbuatannya.
Manusia tercipta hanya untuk beribadah kepadaNya semata
bukan kepada yang lain dan sesama manusia juga harus saling menolong
dalam kebaikan dan taqwa disamping berakhlak mulia.
Ibadah yang perlu diperhatikan adalah
pelaksanaannya,pertama beriman kepada Allah swt dan rasulNya,kedua
sesuai dengan petunjuk rasulullah saw dan ikhlas karena Allah swt bersih
dari riya dan ujub.
Memang tidak mudah berlaku ikhlas dalam beragama perlu iman
yang kuat,perlu ilmu dan bimbingan dari seorang guru yang ikhlas dan
cerdas dan berakhlak mulia.
Kehidupan dunia adalah tempat ujian dan cobaan dan Allah
swt akan menguji manusia sesuai dengan kadar keimanan dan agamanya.
Semakin patuh kepadaNya maka ujiannya semakin berat dan Allah swt akan
memberi pertolongan kepada hambaNya yang bersabar dan yang berdoa
kepadaNya serta yakin doanya akan dikabulkan.
Ujian harta seperti Qarun yang sombong dan bakhil akhirnya
mati dalam kaadaan suul khatimah;Bal am yang menantang gurunya Nabi Musa
as karena demi dunia akhirnya mati suul khatimah;Raja FIraun yang
sombong dan zhalim juga mati dalam kaadaan suul khatimah.
Ujian tersebut juga bisa menjadi ibrah bagi orang-orang
berman yang bertaqwa dengan harta bisa menjadi ladang bersedekah,dengan
ilmu dapat menjadi ladang beramal shalih dan beramar makruf nahi mungkar
dan jabatan atau kekuasaan bisa jadi ladang mensejahterakan rakyat dan
menegakkan syiar agama disamping amal shalih lainnya.
Beribadah dalam keseharian dilakukan dengan benar dan
ikhlas niscaya dapat meningkatkan ketaqwaan seseorang dan semakin bagus
akhlaknya terhadap sesama tentu atas kehendak dan ridha dariNya.
Berakhlak mulia merupakan anugerah dariNya yang semestinya
dimiliki oleh setiap muslim yang beriman dan yang bertaqwa. Jika tidak
memiliki akhlak mulia dipertanyakan agamabya ? Dengan akhlak hidup akan
menjadi tenang,hasanah dunia dan hasanah akhirat serta selamat dari
siksa api neraka.
Sungguhpun demikian tetap ada saudara kita muslim yang
terkadang baik dan terkadang tidak baik tergantung iman dan ilmunya
serta hidayah dariNya.
Manusia yang tidak beriman dan memoersekutukan Tuhan dan
orang-orang yang pura-pura beriman dan baik atau sebut saja orang
munafik sungguh merugi dan jauh dari rahmatNya karena peranginya jahat
dan melakukan dosa besar. Masih ada waktu untuk bertaubat kembali
kejalan yang lurus yaitu menerima Islam secara kaffah. Jika bertaubat
maka Allah swt akan mengampuni dan menerima taubatnya dan mencintainya.
Jalan menuju neraka manis rasanya dengan mengumbar hawa
nafsu dan dunia menjadi tujuan hidupnya sedangkan jalan menuju surga
pahit rasanya dengan mengendalikan hawa nafsu dan kehidupan akhirat
menjadi harapannya dan perjumpaan dengan Tuhan yang maha Pengasih lagi
maha Penyayang di surga kelak nanti tentu dengan rahmat dan ridhaNya.
Perhatikan ayat-ayat alquran dan hadits dibawah ini !
1.Ujian dan Cobaan Hidup.
ﻛُﻞُّ ﻧَﻔْﺲٍ ﺫَﺍﺋِﻘَﺔُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ ﻭَﻧَﺒْﻠُﻮﻛُﻢْ ﺑِﺎﻟﺸَّﺮِّ ﻭَﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻓِﺘْﻨَﺔً ﻭَﺇِﻟَﻴْﻨَﺎ
ﺗُﺮْﺟَﻌُﻮﻥَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-
benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan
[al-Anbiyâ’/21 : 35]
ﺗُﺮْﺟَﻌُﻮﻥَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-
benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan
[al-Anbiyâ’/21 : 35]
2.Berakhlak Mulia.
ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓِﻲ ﻋَﻮْﻥِ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪِ؛ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻓِﻲ ﻋَﻮْﻥِ ﺃَﺧِﻴﻪِ
Allâh akan membantu seorang hamba jika ia
membantu saudaranya [HR. Muslim]
Allâh akan membantu seorang hamba jika ia
membantu saudaranya [HR. Muslim]
3.Penghuni Surga atau Calon Penghuni Neraka.
ﻭَﺑَﺸِّﺮِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﻭَﻋَﻤِﻠُﻮﺍ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕِ ﺃَﻥَّ ﻟَﻬُﻢْ ﺟَﻨَّﺎﺕٍ
ﺗَﺠْﺮِﻱ ﻣِﻦْ ﺗَﺤْﺘِﻬَﺎ ﺍﻟْﺄَﻧْﻬَﺎﺭُ
ﺗَﺠْﺮِﻱ ﻣِﻦْ ﺗَﺤْﺘِﻬَﺎ ﺍﻟْﺄَﻧْﻬَﺎﺭُ
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-
orang yang beriman dan beramal salih
bahwasanya mereka akan mendapatkan
balasan berupa surga yang di bawahnya
mengalir sungai-sungai…”
(Qs. al-Baqarah: 25)
orang yang beriman dan beramal salih
bahwasanya mereka akan mendapatkan
balasan berupa surga yang di bawahnya
mengalir sungai-sungai…”
(Qs. al-Baqarah: 25)
ﺍﻃﻠﻌﺖ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ، ﻓﺮﺃﻳﺖ ﺃﻛﺜﺮ ﺃﻫﻠﻬﺎ ﺍﻟﻔﻘﺮﺍﺀ
“Saya pernah melihat surga, aku lihat kebanyakan
penduduknya adalah orang miskin .”
(HR. Bukhari dan
Muslim)
penduduknya adalah orang miskin .”
(HR. Bukhari dan
Muslim)
*_10 WASIAT_*
*Rosulullah SAW*
Kepada *FATHIMAH* Puterinya :
1. *Wahai Fatimah*
Sesungguhnya wanita yang membuat tepung untuk suami dan
anak-anaknya, kelak Allah akan tetapkan baginya kebaikan dari setiap
biji gandum yang diadonnya, dan juga Allah akan melebur kejelekan serta
meningkatkan derajatnya.
2. *Wahai Fatimah*
Sesungguhnya wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung
untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah akan menjadikan antara
neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah.
3. *Wahai Fatimah*
Sesungguhnya wanita yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu
menyisirnya dan kemudian mencuci pakaiannya, maka Allah akan tetapkan
pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan
dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.
4. *Wahai Fatimah*
Sesungguhnya wanita yang membantu kebutuhan
tetangga-tetangganya, maka Allah akan membantunya untuk dapat meminum
Telaga Kautsar pada hari kiamat nanti.
5. *Wahai Fatimah*
Yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhaan suami terhadap isteri.
Andaikata suamimu tidak ridha kepadamu,maka aku tidak akan
mendoakanmu. Ketahuilah Fatimah, Kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.
6. *Wahai Fatimah*
Disaat seorang wanita hamil, maka malaikat memohonkan
ampunan baginya, dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan,
serta melebur seribu kejelekan.
Ketika seorang wanita merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahala baginya sama dengan pahala para Pejuang Allah.
Disaat seorang wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya.
Disaat seorang wanita meninggal karena melahirkan, maka dia
tidak akan membawa dosa sedikit pun, didalam kubur akan mendapat taman
yang indah yang merupakan bagian dari taman surga.
yang indah yang merupakan bagian dari taman surga.
Allah memberikan padanya pahala yang sama dengan pahala
seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu
malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.
7. *Wahai Fatimah*
Disaat seorang isteri melayani suaminya selama sehari
semalam, dengan rasa senang dan ikhlas, maka Allah akan mengampuni
dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya dihari kiamat berupa
pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada
tubuhnya seribu kebaikan.
Allahpun akan memberikan kepadanya pahala seratus kali ibadah haji dan umrah.
8. *Wahai Fatimah*
Disaat seorang isteri tersenyum dihadapan suaminya, maka Allah akan memandangnya dengan pandangan penuh kasih.
9. *Wahai Fatimah*
Disaat seorang isteri membentangkan alas tidur untuk
suaminya dengan rasa senang hati, maka para malaikat yang memanggil dari
langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah
mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.
10. *Wahai Fatimah*
Disaat seorang wanita meminyaki kepala suami dan
menyisirnya, meminyaki jenggotnya dan memotong kumisnya serta
kuku-kukunya, maka Allah akan memberi minuman yang dikemas indah
kepadanya, yang didatangkan dari sungai-sungai surga.
Allah pun akan mempermudah sakaratul maut baginya, serta
menjadikan kuburnya bagian dari taman surga. Allah pun menetapkan
baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal mustaqim
dengan selamat.
Subhaanallah
Betapa Agung dan Mulianya Posisi Wanita dalam rumah tangga ketika ia rela dan ikhlas menjalani Fitrahnya.
Wallah a`lam bishshawab
*NERAKA ITU PAHIT TAPI JALAN MENUJUNYA SANGAT MANIS*
*SURGA ITU MANIS TAPI JALAN MENUJUNYA SANGAT PAHIT*
*KUNCI SURGA LAA ILAAHA ILLA ALLAH DAN BERAKHLAK MULIA*
*ISTRI SHALIHAH IKHLAS BERAGAMA DAN MENDAPAT RIDHA SUAMI YANG SHALIH SERTA MULIA DISISI ALLAH SWT*
Wassalam
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
Tidak ada komentar:
Posting Komentar