KAJIAN RABIUL AKHIR
13.Rabiul Akhir
1.Januari 2018
1.Januari 2018
MEMPERBARUI NIAT
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna penciptaannya dibanding dengan makhluk lainnya,dia punya jasmani,ruhani,nafs,qalbu, akal,nur
Muhammad saw dan nur ilahi...dan dibebani hanya beribadah kepada Allah
swt semata Dia maha Esa,Dia tempat semua makhluk bergantung,tidak
beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada seirangpun menyamaiNya.
Dalam Islam perintah beribadah banyak ragamnya,menerima
ajaran Islam secarah kaffah,menerima rukun islam dan rukun
iman,hukum2nya seperti hukum wajib,sunnah,mubah dan menjauhi hukum haram
dan makruh disamping anjuran beramal shalih lainnya.
Ibadah seseorang akan diterima jika memenuhi syarat dan
rukunnya dan sesuai petunjuk radulullah saw,beriman kepada Allah swt dan
ikhlas karenaNya tidak mempersektukan dengan makhlukNya.
Ikhlas beribadah,ikhlas beramal shalih,ikhlas berdakwah dan
tawakal kepada Allah swt sehingga ibadahnya mampu meningkatkan derajad
taqwa kepadaNya.
Belum dianggap ikhlas beragama jika masih pamer,ingin
terkenal,ingin dapat pujian dan kehormatan dari manusia. Bahkan dianggap
riya khafy ringan bilamana seseorang beramal karena Allah swt dan
karena sesuatu yang lain seperti bersedekah dengan tujuan agar sembuh
dari penyakit tertentu atau lainnya. Beribadahlah karena Allah swt lalu
berdoa apa yang dibutuhkan.
Boleh mencari dunia-dunia tapi untuk bekal ibadah dan amal
shalih serta.mengambilnya dengan cara yang benar dan halal sehingga
dapat berkah dariNya.
Islam tidak melarang menjadi hartawan tapi juga
dermawan,menjadi pejabat tinggi tapi juga mensejahterakan
bawahannya,menjadi intelektual muslim tapi membela kebanaran beramar
makruf dan nahi mungkar dan menjadi hamba yang shalih tapi juga ikut
menshalihkan saudara muslim lainnya serta berakhlak mulia.
Semua amal ibadah dan amal shalih lainnya akan menjadi
sia-sia disisi Allah swt bila masih tidak beriman dan berbuat syirik
mempersekutukanNya dengan makhluk.
Memang tidak mudah berlaku ikhlas beragama dan menjaga
bertauhidkan Allah swt sebagai Tuhan yang dituju,dia yang dicari
ridhaNya bukan mencari dunia dan dunia sungguh kehidupan yang menipu
bagi pencintanya.
Istiqamah bertauhidkan Allah swt dalam menghadapi persoalan
hidup,bagi orang beriman semua urusannya menjadi baik sebab jika diuji
dengan kesenangan bersyukur dan bila diuji dengan musibah bersabar.
Kunci surga adalah bertauhidkan Allah swt sebagai tempat
bergantung dan bersandar dan memintak pertongan dariNya,kalimat tauhid
laa ilaaha illaa Allah...Siapa yang beriman dan mati mengucap dan
membawa kalimat tauhid tsb surga tempat kembalinya tentu dengan ridha
dariNya.
Sebagian manusia beriman,sebagian ingkar dan kufur dan sebagian mulutnya beriman tapi hatinya tidak dan sikapnya munafik.
Bagi orang yang beriman tentu setiap amal ibadah dan amal
shalihnya ikhlas karena Alkah swt tidak ingin pamer dan tidak ingin
dipuji orang lain.
Niat dalam beribadah sangat menentukan diterima atau tertolaknya suatu amalan ibadah disamping ilmu yang berkaitan dengannya.
Ilmu dalam islam sangat penting untuk menjadi sebab
sempurnya suatu peribadatan sedangkan niat adalah menjadi sebab
diterimanya amal ibadah atau amal shalih.
Dalam peribadatan yang islami banyak sekali disamping rukun
islam dan rukun iman. Untuk itu setiap muslin hendaknya memilih ibadah
sunnah dengan istiqamah untuk menambah ibadah yang diwajibkan disamping
amal shalih lainnya.
Mungkin istiqamah puasa sunnah,shalat sunnah,berdzikrullah,baca alquran,bershakawat dan kalimat thaiyibat lainnya.
Dengan puasa sunnah akan mendorong seorang hamba beriman
menjadi hamba yang qana`ah hidup disertai banyak bersyukur dan sabar
menerima ketetapan dariNya sehingga meningkat ketaqwaannya kepadaNya.
Demikian juga shalat sunnah akan mendorong menjadi seorang yang pandai
mensyukuri nikmat dan tunduk atas perintah dan laranganNya,sanggup
meninggalkan perbuatan keji dan mungkar. Tak kalah pentingnya dalam
mencari rahmat dan ridhaNya yaitu bersedekah sesuai kemampuan seseorang
disamping beramal shalih lainnya.
Ternyata semua perintah ibadah endingnya adalah peningkatan
taqwa kepada Allah swt sehingga.menjadi hamba yang berakhlak mulia
terhadap sesama.
Rabbisy syahli shadri wa yassirli amri...Aamiin.
Perhatikan ayat-ayat alquran dan hadits dibawah ini !
"
"
1.Istiqamah Bertauhid.
ﻓَﺎﺳْﺘَﻘِﻴﻤُﻮﺍ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﻩُ
…
“…Karena itu tetaplah kamu (beribadah) kepada-Nya dan mohonlah ampunan kepada-Nya…” [Fushshilat/41:6][2]
…
“…Karena itu tetaplah kamu (beribadah) kepada-Nya dan mohonlah ampunan kepada-Nya…” [Fushshilat/41:6][2]
3.Luruskan Niat.
ﻋَﻦْ ﻋَﻤْﺮٍﻭ ﻭَﻗِﻴْﻞَ ﺃَﺑِﻲْ ﻋَﻤْﺮَﺓَﺳُﻔْﻴَﺎﻥَ ﺑْﻦِ
ﻋَﺒْﺪِﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺜَّﻘَﻔِﻲ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪَ , ﻗَﺎﻝَ: ﻗُﻠْﺖُ ﻳَﺎﺭَﺳُﻮْﻝَ
ﺍﻟﻠﻪِ , ﻗُﻞْ ﻟِﻲْ ﻓِﻲْ ﺍْﻹِﺳْﻼَﻡِ ﻗَﻮْﻻً , ﻻَ ﺃَﺳْﺄَﻝُ ﻋَﻨْﻪُ
ﺃَﺣَﺪًﺍﻏَﻴْﺮَﻙَ . ﻗَﺎﻝَ: ﻗُﻞْ ﺁﻣَﻨْﺖُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ , ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘِﻢْ . ﺭﻭﺍﻩ
ﻣﺴﻠﻢ
Dari Abu ‘Amr, dan ada yang mengatakan dari
Abu ‘Amrah Sufyân bin ‘Abdillâh ats-Tsaqafi
Radhiyallahu anhu, yang berkata : “Aku berkata,
‘Ya Rasulullah! Katakanlah kepadaku dalam Islam
sebuah perkataan yang tidak aku tanyakan
kepada orang selain engkau.’ Beliau menjawab,
‘Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah Azza wa
Jalla,’ kemudian istiqâmahlah.’”
(HR Muslim)
Abu ‘Amrah Sufyân bin ‘Abdillâh ats-Tsaqafi
Radhiyallahu anhu, yang berkata : “Aku berkata,
‘Ya Rasulullah! Katakanlah kepadaku dalam Islam
sebuah perkataan yang tidak aku tanyakan
kepada orang selain engkau.’ Beliau menjawab,
‘Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah Azza wa
Jalla,’ kemudian istiqâmahlah.’”
(HR Muslim)
3.Ibadah Pilihan.
ﺇِﻥَّ ﺃَﻭَّﻝَ ﻣَﺎ ﻳُﺤَﺎﺳَﺐُ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻣِﻦْ ﻋَﻤَﻠِﻪِ ﺻَﻼَﺗُﻪُ،
ﻓَﺈِﻥْ ﺻَﻠُﺤَﺖْ ﻓَﻘَﺪْ ﺃَﻓْﻠَﺢَ ﻭَﺃَﻧْﺠَﺢَ، ﻭَﺇِﻥْ ﻓَﺴَﺪَﺕْ ﻓَﻘَﺪْ ﺧَﺎﺏَ ﻭَﺧَﺴِﺮَ، ﻓَﺈِﻥِ ﺍﻧْﺘَﻘَﺺَ ﻣِﻦْ ﻓَﺮِﻳْﻀَﺘِﻪِ ﺷَﻲْﺀٌ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﺮَّﺏُّ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ: ﺍﻧْﻈُﺮُﻭْﺍ ﻫَﻞْ ﻟِﻌَﺒْﺪِﻱْ ﻣِﻦْ ﺗَﻄَﻮُّﻉٍ ﻓَﻴُﻜَﻤَّﻞَ ﺑِﻬَﺎ ﻣَﺎ ﺍﻧْﺘَﻘَﺺَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻔَﺮِﻳْﻀَﺔِ، ﺛُﻢَّ ﻳَﻜُﻮْﻥُ ﺳَﺎﺋِﺮُ ﻋَﻤَﻠِﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺫَﻟِﻚَ .
ﻓَﺈِﻥْ ﺻَﻠُﺤَﺖْ ﻓَﻘَﺪْ ﺃَﻓْﻠَﺢَ ﻭَﺃَﻧْﺠَﺢَ، ﻭَﺇِﻥْ ﻓَﺴَﺪَﺕْ ﻓَﻘَﺪْ ﺧَﺎﺏَ ﻭَﺧَﺴِﺮَ، ﻓَﺈِﻥِ ﺍﻧْﺘَﻘَﺺَ ﻣِﻦْ ﻓَﺮِﻳْﻀَﺘِﻪِ ﺷَﻲْﺀٌ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﺮَّﺏُّ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ: ﺍﻧْﻈُﺮُﻭْﺍ ﻫَﻞْ ﻟِﻌَﺒْﺪِﻱْ ﻣِﻦْ ﺗَﻄَﻮُّﻉٍ ﻓَﻴُﻜَﻤَّﻞَ ﺑِﻬَﺎ ﻣَﺎ ﺍﻧْﺘَﻘَﺺَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻔَﺮِﻳْﻀَﺔِ، ﺛُﻢَّ ﻳَﻜُﻮْﻥُ ﺳَﺎﺋِﺮُ ﻋَﻤَﻠِﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺫَﻟِﻚَ .
Sesungguhnya amalan seorang hamba yang pertama
kali akan diperhitungkan pada hari kiamat adalah
shalatnya. Apabila shalatnya baik maka sungguh ia
telah beruntung dan sukses. Namun apabila
shalatnya rusak maka sungguh ia telah gagal dan merugi. Apabila amalan wajibnya ada yang kurang
maka Rabb azza wa jalla berfirman: Perhatikanlah,
apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah, untuk menyempurnakan amalan wajib yang kurang, kemudian seluruh amalannya diperhitungkan seperti
itu. (HR. Tirmidzi)
kali akan diperhitungkan pada hari kiamat adalah
shalatnya. Apabila shalatnya baik maka sungguh ia
telah beruntung dan sukses. Namun apabila
shalatnya rusak maka sungguh ia telah gagal dan merugi. Apabila amalan wajibnya ada yang kurang
maka Rabb azza wa jalla berfirman: Perhatikanlah,
apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah, untuk menyempurnakan amalan wajib yang kurang, kemudian seluruh amalannya diperhitungkan seperti
itu. (HR. Tirmidzi)
*DZIKRULLAH ALA SUFI*
...
Menurut ahli tashawwuf, dzikir itu terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu:
) Dzikir lisan atau disebut juga dzikir nafi isbat , yaitu
ucapan La Ilaaha Illallah. Pada kalimat ini terdapat hal
yang menafikan yang lain dari Allah dan mengisbatkan
Allah.
Dzikir nafi isbat ini dapat juga disebut dzikir yang
nyata karena ia diucapkan dengan lisan secara nyata,
baik dzikir bersama-sama maupun dzikir sendirian.
Dzikir qalbu atau hati, disebut juga dzikir: Asal dan
kebesaran, ucapannya Allah, Allah. Dzikirqalb ini
dapat juga disebut dzikir ismu dzat karena ia langsung
berdzikir dengan menyebut nama Dzat.
) Dzikir sir atau rahasia, disebut juga dzikir isyarat
dan nafas, yaitu berbunyi : Hu, Hu. Dzikir ini adalah
makanan utama sir (rahasia). Oleh karena itu ia
bersifat rahasia, maka tidaklah sanggup lidah
menguraikannya, tidak ada kata-kata yang dapat
melukiskannya.
...
(keluargaumarfauzi.blogspot)
...
Menurut ahli tashawwuf, dzikir itu terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu:
) Dzikir lisan atau disebut juga dzikir nafi isbat , yaitu
ucapan La Ilaaha Illallah. Pada kalimat ini terdapat hal
yang menafikan yang lain dari Allah dan mengisbatkan
Allah.
Dzikir nafi isbat ini dapat juga disebut dzikir yang
nyata karena ia diucapkan dengan lisan secara nyata,
baik dzikir bersama-sama maupun dzikir sendirian.
Dzikir qalbu atau hati, disebut juga dzikir: Asal dan
kebesaran, ucapannya Allah, Allah. Dzikirqalb ini
dapat juga disebut dzikir ismu dzat karena ia langsung
berdzikir dengan menyebut nama Dzat.
) Dzikir sir atau rahasia, disebut juga dzikir isyarat
dan nafas, yaitu berbunyi : Hu, Hu. Dzikir ini adalah
makanan utama sir (rahasia). Oleh karena itu ia
bersifat rahasia, maka tidaklah sanggup lidah
menguraikannya, tidak ada kata-kata yang dapat
melukiskannya.
...
(keluargaumarfauzi.blogspot)
Wallah a`lam bishshawab
*TAHUN BARU LURUSKAN NIAT DAN TAWAKAL KEPADANYA DENGAN BANYAK BERDZIKRULLAH*
*PERBARUI IMAN KALIAN DENGAN KALIMAT TAHLIL !*
*BERDZIKIR KEPADANYA MENDORONG SEORANG HAMBA BERIMAN MENJADI HAMBA YANG IKHLAS DAN BERAKHLAK MULIA*
Wassalam
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
14.Rabiul Akhir
2.Januari
2.Januari
SELAMAT BERAKTIFITAS
Allah swt maha Kuasa atas segala sesuatu dan manusia
diciptakan agar supaya mengenal Tuhannya,hanya beribadah kepadaNya
semata tidak punya sekutu bagiNya.
Penciptaan Nabi Adam as tanpa bapak dan ibu dengan kuasa
Tuhan,Nabi Isa as tanpa bapak dan anak cucu Adam dengan sabab ada
ibu-bapaknya. Itulah kekuasaan Allah swt tanpa tandingan,Dia yang maha
Pengasih lagi Penyayang.
Nabi Muhammad saw diciptakan secara lahir ada ibu dan
bapaknya yang mulia keturunannya sedangkan secara bathin beliau tercipta
sebelum makhluk lainnya atas kuasa dan kehendakNya sehingga ada
penyebutan nur Muhammad dari sumber nur ilahi dan setiap diri manusia
ada nur tersebut (wallah a`lam).
Perintah ibadah dalam Islam banyak ragamnya,ada hukum
wajib,sunnah,mubah,makruh dan haram serta tujuan dari pada ibadah adalah
peningkatan taqwa.
Rukun islam dan rukun iman merupakan ajaran dan dogma yang
wajib diterima oleh setiap muslim dan diamalkan dalam sahari-hari sesuai
dengan kemampuan dan ikhlas sehingga mampu menjadi hamba yang berbudi
luhur terhadap sesama.
Beribadah dalam Islam beragam dan satu tujuan agar menjadi
orang-orang yang benar-banar mantab imannya kepada Allah swt dan
rasulNya disamping bermal shalih lainnya.
Ibadah wajib dilakukan atas dasar iman,sesuai petunjuk
rasulullah saw dan ikhlas karena Allah swt semata sehingga meningkat
taqwa dan berakhlak mulia.
Ibadah tanpa ilmu tertolak,tanpai iman tertolak,tidak
sesuai tertolak,tidak ikhlas juga tertolak. Oleh karena itu ikuti
petunjuk Nabi Muhammad saw dengan ikhlas beribadah dan istiqamah.
Apapun aktifitas dan pekerjaan kita yang penting benar dan
halal juga tidak melupakan beribadah. Dengan bekerja dan aktifitas
lainnya adalah ladang beribadah dan beramal shalih tentu lurus niat
lillahi ta`ala.
Diantara manusia sebagian sibuk dengan urusannya sendiri
yang peting beriman dan beribadah dan sebagian beriman dan beribadah
serta ikut andil berdakwah sesuai profesinya masing-masing,beramar
makruf dan nahi mungkar terhadap kelurga khususnya dan juga pada ummat
muslim lainnya.
Perjalanan dakwah para nabi dan para rasul dari nabi Adam
as sd nabi Isa as juga baginda rasul saw sama mengajak beribadah hanya
kepada Allah swt semata, bertauhidkan Allah swt yang maha Esa tidak
punya sekutu bagiNya,tempat bergantung semua makhluk,tidak beranak,tidak
diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang menyerupaiNya serta mereka
diutus untuk menyempurnakan budi pekerti manusia.
Hukum berdakwah menurut sebagian ulama hukumnya fardhu ain
artinya setiap muslim berkuwajiban menyampaikan walau satu ayat dari
baginda rasul saw kepada diri,kepada keluarga dan jika memungkinkan
kepada sesama saudara muslim sesuai kadar keilmuannya sedangkan
kebanyakan ulama bahwa hukum dakwah fardhu kifayah maksudnya tidak semua
muslim wajib menyampaikan dakwah islamiyah kecuali hamba-hambaNya yang
beriman dan berilmu dan mengamalkan ilmunya serta benar-benar takut
kepada Allah swt mereka itulah para ulama pewaris Nabi ikhlas dan
berakhlak mulia.
Ummat muslim yang terbaik adalah mereka yang beriman dan
beramar makruf dan nahi mungkar dalam rumah tangga,bernasyarakat dan
berbangsa sehingga menjadi hamba-hamba Allah swt yang bertaqwa kepada
Tuhan yang maha Esa dan berbudi luhur terhadap sesama manusia.
Rasulullah saw sukses dengan gemilang tanpa tanding dalam
berdakwah lalu disusul oleh para sahabatnya dan tabiin tabiin dan para
ulama dengan ikhlas dan istiqamah serta uswatun hasanah yaitu akhlakul
karimah.
Manusia diciptakan hanya untuk beribadah dengan tetap
mengtauhidkan Tuhan yang maha Esa dan saling tolong menolong dalam
kebaikan dan saling berwasiat tentang kebenaran dan kesabaran serta
mampu menjadikan setiap aktifitasnya mempunyai nilai ibadah yang
dilakukan dengan ikhlas beragama dan berakhlak mulia sehingga tidak
tergolong manusia merugi di dunia dan di akhirat nanti.
Perhatikan ayat-ayat alquran dan hadits dibawah ini !
1.Kejadian Manusia.
ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻹﻧْﺴَﺎﻥَ ﻣِﻦْ ﻧُﻄْﻔَﺔٍ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻫُﻮَ ﺧَﺼِﻴﻢٌ ﻣُﺒِﻴﻦٌ
“Dia telah menciptakan manusia dari mani,
tiba-tiba ia menjadi pembantah yang
nyata.”(An-Nahl:4)
tiba-tiba ia menjadi pembantah yang
nyata.”(An-Nahl:4)
2.Tujuan Penciptaan Manusia.
ﻭَﺇِﺫْ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺑُّﻚَ ﻟِﻠْﻤَﻠَﺎﺋِﻜَﺔِ ﺇِﻧِّﻲ ﺟَﺎﻋِﻞٌ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺧَﻠِﻴﻔَﺔً
ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺃَﺗَﺠْﻌَﻞُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﻦْ ﻳُﻔْﺴِﺪُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻭَﻳَﺴْﻔِﻚُ ﺍﻟﺪِّﻣَﺎﺀَ ﻭَﻧَﺤْﻦُ
ﻧُﺴَﺒِّﺢُ ﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﻭَﻧُﻘَﺪِّﺱُ ﻟَﻚَ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﻟَﺎ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ .
ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺃَﺗَﺠْﻌَﻞُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﻦْ ﻳُﻔْﺴِﺪُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻭَﻳَﺴْﻔِﻚُ ﺍﻟﺪِّﻣَﺎﺀَ ﻭَﻧَﺤْﻦُ
ﻧُﺴَﺒِّﺢُ ﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﻭَﻧُﻘَﺪِّﺱُ ﻟَﻚَ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﻟَﺎ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ .
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman,
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui.”
(al-Baqarah:30)
para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman,
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui.”
(al-Baqarah:30)
3.Ikut Andil Berdakwah.
ﻭَﻟْﺘَﻜُﻦ ﻣِّﻨﻜُﻢْ ﺃُﻣَّﺔُُ ﻳَﺪْﻋُﻮﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَﻳَﺄْﻣُﺮُﻭﻥَ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ
ﻭَﻳَﻨْﻬَﻮْﻥَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨﻜَﺮِ ﻭَﺃُﻭْﻻَﺋِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﻤُﻔْﻠِﺤُﻮﻥَ
ﻭَﻳَﻨْﻬَﻮْﻥَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨﻜَﺮِ ﻭَﺃُﻭْﻻَﺋِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﻤُﻔْﻠِﺤُﻮﻥَ
“Dan hendaklah ada dari kamu satu umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
mereka adalah orang-orang yang beruntung”. [Ali Imran:104].
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
mereka adalah orang-orang yang beruntung”. [Ali Imran:104].
4.Beramal Shalih dan Berakhlak Mulia.
ﻭَﺧَﺎﻟِﻖِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﺑِﺨُﻠُﻖٍ ﺣَﺴَﻦٍ
Pergaulilah manusia dengan akhlak mulia [HR. at-Tirmidzi
*DAKWAH ALA SUFI*
...
...
Salah seorang ulama sekaligus peletak dasar
ilmu sosiologi, Ibnu Khaldun –sebagaimana
diurai oleh K.H. Abdullah Bin Nuh—menjelaskan
bahwa, Ilmu tasawuf adalah salah satu ilmu-
ilmu syar’iyah yang bersumber dari ajaran
Islam. Apa yang menjadi tradisi dalam olah
spiritual tasawuf dapat juga dijumpai dalam
tokoh-tokoh besar Sahabat, Tabi’ien, dan
Tabi’iet-tabi’ien. Menurut Ibnu Khaldun dalam magnum opusnya Muqaddimah , ajaran inti
tasawuf adalah ketekunannya dalam ibadah(ubudiyah), kebulatan tekadnya dalam mencintai
dan mendekatkan diri kepada Allah (mahabbah
dan muqorobah), dan keseriusannya untuk tidak tergoda oleh godaan-godaan duniawi (zuhud) Tradisi ini semakin melembaga sejak abad
kedua hijriah disaat kecenderungan terhadap kemewahan duniawi semakin tidak terkendali.
Orang mulai berpaling dari kedalaman spiritual
dan mulai larut dalam kesenangan duniawi.
Disinilah para sufi berada pada garda terdepan dalam membangun kesadaran umat untuk tidak
melupakan tujuan hakiki dari kehidupan ini.
(K.H. Abdullah Bin Nuh, 2010)
ilmu sosiologi, Ibnu Khaldun –sebagaimana
diurai oleh K.H. Abdullah Bin Nuh—menjelaskan
bahwa, Ilmu tasawuf adalah salah satu ilmu-
ilmu syar’iyah yang bersumber dari ajaran
Islam. Apa yang menjadi tradisi dalam olah
spiritual tasawuf dapat juga dijumpai dalam
tokoh-tokoh besar Sahabat, Tabi’ien, dan
Tabi’iet-tabi’ien. Menurut Ibnu Khaldun dalam magnum opusnya Muqaddimah , ajaran inti
tasawuf adalah ketekunannya dalam ibadah(ubudiyah), kebulatan tekadnya dalam mencintai
dan mendekatkan diri kepada Allah (mahabbah
dan muqorobah), dan keseriusannya untuk tidak tergoda oleh godaan-godaan duniawi (zuhud) Tradisi ini semakin melembaga sejak abad
kedua hijriah disaat kecenderungan terhadap kemewahan duniawi semakin tidak terkendali.
Orang mulai berpaling dari kedalaman spiritual
dan mulai larut dalam kesenangan duniawi.
Disinilah para sufi berada pada garda terdepan dalam membangun kesadaran umat untuk tidak
melupakan tujuan hakiki dari kehidupan ini.
(K.H. Abdullah Bin Nuh, 2010)
Wallah a`lam bishshawab
*JADIKAN SETIAP AKTIFITAS SEBAGAI LADANG BERIBADAH DAN BERAMAL SHALIH !*
*BERDAKWAH AMALAN MULIA TENTU YANG HAQ DAN BERAKHLAK MULIA*
Wassalam
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
15.Rabiul Akhir
3.Januari
3.Januari
ANTARA IBADAH DAN DOA
Allah swt menciptakan jin dan manusia agar hanya beribadah kepada Allah swt semata tidak punya sekutu bagiNya.
Beribadah kepada Allah swt wajib ikhlas dan sesuai petunjuk
rasulullah saw dan baik sangka kepadaNya. Ibadah tanpa mengikuti
petunjuk nabi Muhammad saw tertolak,tanpa keikhlasan tertolak dan tanpa
keimanan juga tertolak. Oleh karena itu tiga unsur tersebut wajib
dipenuhi sehingga amal tsb diterima dan diridhai olehNya.
Ikhlas ibadah berarti amal ibadah atau amal shalih tanpa
pamrih,tidak riya,tidak sum`ah(kebaikannya didengar-dengarkan),tidak iri
hati,tidak dengki,tidak ujub dan tidak mempersekutukan Allah swt.
Ibadah wajib mengikuti petunjuk Nabi saw,tata caranya disamping akhlaknya.
Ibadah atau amal shalih yang dilakukan tanpa beriman kepada
Allah swt dan rasulNya tidak mendapat pahala di akhirat dariNya tetapi
di dunia tetap mendapat balasan dariNya.
Sungguhpun demikian,setiap muslim yang beriman tetap dianjurkan berdoa kepada Allah swt dengan ikhlas dan istiqamah.
Berdoa kepadaNya sayogjanya dilakukan dengan beradab dan
sopan santun,rendah hati,patuh kepadaNya dengan mengabulkan perintahNya
dan yakin akan dikabulkannya.
Memang munusia diciptakan dalam kaadaan lemah terutama
menghadapi nafsunya dan kebutuhan hidup sehingga doa bagi orang beriman
merupakan senjata yang ampuh dan penenang jiwa.
Dunia adalah tempat ujian dan cobaan hidup bagi msnusia
serta Allah swt ingin mengetahui keimanan,kesungguhan,kejujuran dan
keikhlasan seseorang.
Berdoa kepada Allah swt pasti diijabah bagi mereka yang
beriman,patuh kepadaNya dan yakin dikabulkan,bisa dikabul di dunia atau
di akhirat atau mintak a dikasih b atau menjadi sebab mendapat ampunan
dariNya. Pastinya doa akan dikabulkan yang penting jangan buruk sangka
kepadaNya dan mintak tergesa-gesa.
Islam juga mengajarkan kepada pengikunya agar dalam
menghadapi problematika hidup ini harus berikhtiar atau berusa disamping
tetap berdoa dengan istiqamah.
Sungguhpun terus menerus berusaha dan berdoa juga wajib
bertawakal kepada Allah swt sehingga bilamana usaha berhasil tujuannya
tidak menjadi orang yang sombong dan jika belum berhasil juga tidak
putus asa dari rahmat Allah swt.
Dengan ibadah yang ikhlas karena Allah swt setiap muslim
yang beriman dan berdoa kepadaNya niscaya terkabul di dunia dan di
akhirat.
Rabbanaa atinaa minladunka rahmah wa haiyik lanaa min amrinaa rasyadaa...Aamiin.
Perhatikan ayat-ayat alquran dan hadits dibawah ini !
1.Ibadah yang diterima dan ditolak.
ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺮْﺟُﻮﺍ ﻟِﻘَﺎﺀَ ﺭَﺑِّﻪِ ﻓَﻠْﻴَﻌْﻤَﻞْ ﻋَﻤَﻼً ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ ﻭَﻻَ ﻳُﺸْﺮِﻙْ ﺑِﻌِﺒَﺎﺩَﺓِ ﺭَﺑِّﻪِ ﺃَﺣَﺪًﺍ
“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya” .
[ QS. Al Kahfi : 110]
shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya” .
[ QS. Al Kahfi : 110]
Berkata Ibnu Katsir di dalam menafsirkan ayat ini : “Inilah
2 landasan amal yang diterima (dan diberi pahala oleh Allah), yaitu
harus ikhlas karena Allah dan benar / sesuai dengan syari’at Rasulullah .
”
2.Keutamaan Berdoa.
« ﻣﺎ ﻣِﻦْ ﻣُﺴْﻠِﻢٍ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﺑِﺪَﻋْﻮَﺓٍ ﻟَﻴْﺲَ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺇِﺛْﻢٌ ﻭَﻻَ
ﻗَﻄِﻴﻌَﺔُ ﺭَﺣِﻢٍ ﺇِﻻَّ ﺃَﻋْﻄَﺎﻩُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻬَﺎ ﺇِﺣْﺪَﻯ ﺛَﻼَﺙٍ ﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ
ﺗُﻌَﺠَّﻞَ ﻟَﻪُ ﺩَﻋْﻮَﺗُﻪُ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﺪَّﺧِﺮَﻫَﺎ ﻟَﻪُ ﻓِﻰ ﺍﻵﺧِﺮَﺓِ
ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥُْ ﻳَﺼْﺮِﻑَ ﻋَﻨْﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴُّﻮﺀِ ﻣِﺜْﻠَﻬَﺎ » . ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺇِﺫﺍً
ﻧُﻜْﺜِﺮُ . ﻗَﺎﻝَ « ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻛْﺜَﺮُ »
ﻗَﻄِﻴﻌَﺔُ ﺭَﺣِﻢٍ ﺇِﻻَّ ﺃَﻋْﻄَﺎﻩُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻬَﺎ ﺇِﺣْﺪَﻯ ﺛَﻼَﺙٍ ﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ
ﺗُﻌَﺠَّﻞَ ﻟَﻪُ ﺩَﻋْﻮَﺗُﻪُ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﺪَّﺧِﺮَﻫَﺎ ﻟَﻪُ ﻓِﻰ ﺍﻵﺧِﺮَﺓِ
ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥُْ ﻳَﺼْﺮِﻑَ ﻋَﻨْﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴُّﻮﺀِ ﻣِﺜْﻠَﻬَﺎ » . ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺇِﺫﺍً
ﻧُﻜْﺜِﺮُ . ﻗَﺎﻝَ « ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻛْﺜَﺮُ »
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada
Allah selama tidak mengandung dosa dan
memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen)
melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1]
Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah
akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan
[3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan
yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan,
“Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata,
“Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan
do’a-do’a kalian. ”
(HR. Ahmad)
Allah selama tidak mengandung dosa dan
memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen)
melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1]
Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah
akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan
[3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan
yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan,
“Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata,
“Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan
do’a-do’a kalian. ”
(HR. Ahmad)
3.Hidup Ikhtiar dan Tawakal.
ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻓَﺘَﻮَﻛَّﻠُﻮﺍْ ﺇِﻥ ﻛُﻨﺘُﻢ ﻣُّﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ
“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal,
jika kamu benar-benar orang yang beriman .” (QS. Al Ma’idah: 23)
“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal,
jika kamu benar-benar orang yang beriman .” (QS. Al Ma’idah: 23)
*MAKNA DOA ALA SUFI*
Menurut Sufi, seseorang harus yakin bahwa Allah telah mengetahui, atau bahkan menciptakan, kebutuhannya,
bahkan sebelum orang berdoa. Karena itu Syekh Ibnu
Athaillah as-Askandari r.a dalam Kitab al-Hikam
mengatakan, “yang dibutuhkan darimu hanyalah
kepasrahan dan pengakuan total bahwa engkau dalam
keadaan yang amat membutuhkan.” Allah telah menetapkan bahwa Dia akan mengabulkan doa siapa
saja yang merasa butuh. Firman-Nya, “Siapa yang mengabulkan doa orang yang dalam keadaan
membutuhkan [idhthirar]? Dan siapa yagng
menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu
khalifah di muka bumi? Adakah Tuhan selain
Allah?” (Q.S 27:62). Keadaan “membutuhkan” dalam
pengertian ayat itu adalah keadaan “tak punya pilihan,” dan hilangnya “kehendak bebas.” Dari sudut
pandang modern, barangkali terdengar aneh dan tak
dapat diterima, karena kehilangan kehendak bebas dan pilihan akan menyebabkan seseorang terbelenggu.
Namun bagi Sufi, keadaan ini adalah pantulan dan
kemerdekaan yang sesungguhnya, kebebasan dari
belenggu nafs (hawa nafsu rendahan).
Ini adalah bagian dari misteri “kecepatan” terwujudnya
sesuatu, kun fa yakun. Dalam tradisi Sufi, seseorang
yang telah mencapai maqam baqa dan disempurnakan
oleh Allah, maka ia akan masuk ke maqam kun, dimana Allah akan menjadi pendengarannya,
penglihatannya dan seterusnya, seperti dinyatakan
dalam hadis qudsi. Tetapi harus ditambahkan bahwa
keadaan ini tidak bisa dicapai oleh seseorang yang dalam dirinya masih ada sesuatu selain Allah, yang
masih mengikuti keinginannya sendiri, yang masih
mengandalkan pada dirinya sendiri, yang masih menyukai dosa, yang masih memelihara hawa nafsunya, dan yang masih memandang keragaman
wujud bukan dalam kerangka Kesatuan Wujud. Orang
yang masih memandang dirinya sendiri (dengan segala ilusi potensialitasnya) akan “ditinggalkan” oleh
petunjuk, sebagaimana Musa ditinggalkan oleh Khidir.
(keluargaumarfauzi.
blogspot)
bahkan sebelum orang berdoa. Karena itu Syekh Ibnu
Athaillah as-Askandari r.a dalam Kitab al-Hikam
mengatakan, “yang dibutuhkan darimu hanyalah
kepasrahan dan pengakuan total bahwa engkau dalam
keadaan yang amat membutuhkan.” Allah telah menetapkan bahwa Dia akan mengabulkan doa siapa
saja yang merasa butuh. Firman-Nya, “Siapa yang mengabulkan doa orang yang dalam keadaan
membutuhkan [idhthirar]? Dan siapa yagng
menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu
khalifah di muka bumi? Adakah Tuhan selain
Allah?” (Q.S 27:62). Keadaan “membutuhkan” dalam
pengertian ayat itu adalah keadaan “tak punya pilihan,” dan hilangnya “kehendak bebas.” Dari sudut
pandang modern, barangkali terdengar aneh dan tak
dapat diterima, karena kehilangan kehendak bebas dan pilihan akan menyebabkan seseorang terbelenggu.
Namun bagi Sufi, keadaan ini adalah pantulan dan
kemerdekaan yang sesungguhnya, kebebasan dari
belenggu nafs (hawa nafsu rendahan).
Ini adalah bagian dari misteri “kecepatan” terwujudnya
sesuatu, kun fa yakun. Dalam tradisi Sufi, seseorang
yang telah mencapai maqam baqa dan disempurnakan
oleh Allah, maka ia akan masuk ke maqam kun, dimana Allah akan menjadi pendengarannya,
penglihatannya dan seterusnya, seperti dinyatakan
dalam hadis qudsi. Tetapi harus ditambahkan bahwa
keadaan ini tidak bisa dicapai oleh seseorang yang dalam dirinya masih ada sesuatu selain Allah, yang
masih mengikuti keinginannya sendiri, yang masih
mengandalkan pada dirinya sendiri, yang masih menyukai dosa, yang masih memelihara hawa nafsunya, dan yang masih memandang keragaman
wujud bukan dalam kerangka Kesatuan Wujud. Orang
yang masih memandang dirinya sendiri (dengan segala ilusi potensialitasnya) akan “ditinggalkan” oleh
petunjuk, sebagaimana Musa ditinggalkan oleh Khidir.
(keluargaumarfauzi.
blogspot)
Wallah a`lam bishshawab
*BERIBADAH DENGAN IKHLAS NISCAYA DOA TERKABUL*
*TERKABULNYA DOA SESUAI KEBUTUHAN SEORANG HAMBA YANG TAWAKAL*
Wassalam
Anak bangsa bersatu
🇮🇩
Anak bangsa bersatu
🇮🇩
16.Rabiul Akhir
4.Januari
4.Januari
KEMATIAN PASTI
Sesungguhnya Allah swt punya aturan tertentu yang
diberlakukan untuk semua makhlukNya dan khusus hidayah agama diberikan
kepada manusia dan orang-orang yang membutuhkannya sehingga menjadi
orang berimanan kepadaNya.
Hidayah Allah swt atau firman-firmanNya yang tersurat dalam
kitab-kitab suci dan shuhuf para nabi seperti shuhuf Ibrahim dan
Musa,kitab zabur,kitab taurat,kitab injil dan kitab suci alquran
bilamana diimani,difahami dan diamalkan ajarannya maka hidayah akan
didapatnya tentu dengan kehendak Tuhan.
Setiap muslim yang beriman tentu siap menerima hidayah
kitab sucinya yaitu alquran melalui bacaan,kajian dan diamalkan dengan
benar dan ikhlas serta istiqamah itulah cara mendapat hidayah Allah swt
disamping dengan cara lain umpamanya tafakur alam semesta.
Menerima hukum dan ajaran Islam merupakan suatu keharusan
bagi ummat muslim yang mendambahkan hasanah dunia,hasanah akhirat dan
keselamatan dari siksa api neraka.
Ajaran Islam adalah ajaran universal yang mengatur
pemeluknya,bagaimana menjadi pribai yang shalih dan menshalihkan orang
lain,rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah,bermasyarakat aman
sejahtera,berbangsa adil dan beradab,hablum minallah dan hablum minannas
dan berakhlak mulia.
Sudah bertahun-tahun beragama Islam,sebagian meningkat
ketaqwaannya,sebagian biasa saja dan sebagian menurun sehingga kuwalitas
iman dan taqwa seseorang berbeda pula pencapaiannya dan kemuliaan
disisi Tuhan.
Semestinya ummat Islam semakin maju dan kuat persatuannya
dalam beribadah,beramal shalih dan segani oleh musuh-musuh Islam namun
justru sebaliknya,tidak semakin bertaqwa,masih mau diadu-domba,mau
dipecah belah sehingga menjadi ummat yang tertinggal dan tidak termasuk
ummat yang terbaik. Mengapa ?
Mungkin ini cobaan dan ujian hidup yang harus disikapi
dengan serius,meningkatkan keimanan,ibadah,pemahaman dan memperkokoh
kesatuan ummat muslim utamanya disamping sesama bangsa tentu dengan budi
pekerti yang luhur,akhlakul karimah.
Tidak sembarang seorang muslim mampu ikhlas beragama dan
berakhlak mulia. Ikhlas beragama maksudnya hidup secara islami,beribadah
tidak riya,tidak sum`ah,tidak iri hati,tidak ujub dan tidak
mempersektukan Allah swt dengan makhlukNya bahkan tidak ingin terkenal.
Buah dari pada ikhlas beribadah dan beramal shalih shalih
adalah peningkatan taqwa dan bertambah baik akhlak seseorang. Beragama
tidak ikhlas menjadikan seseorang tidak istiqamah dan betagama tanpa
memperhatikan keagungan akhlak menjadikan agama seseorang
dipertanyakan,mukminkah, shalihkah,mukhliskah atau pura-pura beribadah ?
Oleh karena itu,ukuran keshalihan seseorang dapat dilihat
keihlasan dan akhlaknya. Sungguh beruntung seseorang yang memiliki hati
yang bersih,ikhkas dan niat yang baik dan suka beramal shalih karena
Allah swt memandang hati dan perbuatannya.
Setiap manusia punya potensi jahat dan kebaikan dalam
dirinya, sebagian mensucikan jiwanya dengan berdzkir dan bersyukur dan
selalu meningkatkan kuwalitas ibadahnya dan sebagian mengkotori jiwanya
dengan iri hati,dengki,dendam,takabbur, ujub,riya dan berbuat dosa dan dosa.
Perlu diketahui bahwa ciri penghuni neraka adalah mereka
yang pembohong,penjahat dan tidak beriman kepada Allah swt dan rasulNya.
Sebaliknya ciri calon penghuni surga adalah mereka yang jujur,yang baik
dan yang beriman kepada Allah swt dan rasulNya.
Manusia akan menjadi rugi hidupnya jika tidak beriman,tidak
beramal shalih,tidak berwasiat tentang kebenaran dan kesabaran. Untuk
itu,menjaga keimanan dan baik sangka kepadaNya akan menjadi penting
sehingga bisa mendorong rajin ibadah dan beramal shalih dan betakhlak
mulia.
Masih ada kesempatan dan waktu untuk memperbaiki ibadah
dengan giat dan ikhlas serta bertaubat dari perbuatan tidak banyak
berdzikir menjadi ahli dzikir,dari malas ibadah menjadi rajin,dari pelit
menjadi dermawan,dari perangi buruk berubah baik dsb.
Pastinya kesalahan dan dosa manusia sekecil dan sebesar
apapun jika mau bertaubat dengan taubat nashuha sebelum meninggal
niscaya dengan banyak beristighfar dan tahlil akan mendapat ampunan dan
cinta dari Allah swt yang maha Pengampun lagi maha Penyayang.
Sungguh berbahagia mati dalam kaadaan iman dan bertaubat
serta Allah swt mengampuninya sebelum meninggal dan sebaliknya sungguh
merugi bagi yang meninggal belum sempat bertaubat kepada Allah swt.
Kematian pasti akan menjemput setiap yang bernyawa dengan
tepat waktu dan tempat. Untuk itu,persiapkan dengan sebaik-baik bekal
yaitu taqwa dan dzikir laa ilaaha illaa Allah !
Allahumma ahyinaa alal islam wassunnah watawaffanaa alal iman wattaubah birahmatika ya arhamarrahimin. Aamiin.
Perhatikan ayat-ayat alquran dan hadits nabi dibawah ini !
1.Menerima Islam Kaffah.
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍْ ﺍﺩْﺧُﻠُﻮﺍْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴِّﻠْﻢِ
ﻛَﺂﻓَّﺔً ﻭَﻻَ ﺗَﺘَّﺒِﻌُﻮﺍْ ﺧُﻄُﻮَﺍﺕِ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﺇِﻧَّﻪُ ﻟَﻜُﻢْ ﻋَﺪُﻭٌّ
ﻣُّﺒِﻴﻦٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
(QS Al-Baqarah, 2/208)
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
(QS Al-Baqarah, 2/208)
2.Berakhlak Mulia.
ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﻨْﻔِﻘُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﺮَّﺍﺀِ ﻭَﺍﻟﻀَّﺮَّﺍﺀِ
ﻭَﺍﻟْﻜَﺎﻇِﻤِﻴﻦَ ﺍﻟْﻐَﻴْﻆَ ﻭَﺍﻟْﻌَﺎﻓِﻴﻦَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ۗ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ
ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﻤُﺤْﺴِﻨِﻴﻦَ
"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik
di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
(QS. Ali-'Imran: 134)
di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
(QS. Ali-'Imran: 134)
3.Perangi Buruk.
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ ﻣِﻦَ
ﺍﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﻥَّ ﺑَﻌْﺾَ ﺍﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﺛْﻢٌ ۖ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺠَﺴَّﺴُﻮﺍ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻐْﺘَﺐْ
ﺑَﻌْﻀُﻜُﻢْ ﺑَﻌْﻀًﺎ ۚ ﺃَﻳُﺤِﺐُّ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺃَﻥْ ﻳَﺄْﻛُﻞَ ﻟَﺤْﻢَ ﺃَﺧِﻴﻪِ
ﻣَﻴْﺘًﺎ ﻓَﻜَﺮِﻫْﺘُﻤُﻮﻩُ ۚ ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ۚ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺗَﻮَّﺍﺏٌ
ﺭَﺣِﻴﻢٌ
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
dari prasangka (purba-sangka/kecurigaan),
sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan
janganlah mencari-cari keburukan orang lain dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah
seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang."
(QS. Al-Hujurat: 12)
dari prasangka (purba-sangka/kecurigaan),
sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan
janganlah mencari-cari keburukan orang lain dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah
seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang."
(QS. Al-Hujurat: 12)
4.Bersih Hati dan Baik Amalnya.
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ : ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻻَ ﻳَﻨْﻈُﺮُ
ﺇِﻟَﻰ ﺻُﻮَﺭِﻛُﻢْ ﻭَ ﺃَﻣْﻮَﺍﻟِﻜُﻢْ ﻭَ ﻟَﻜِﻦْ ﻳَﻨْﻈُﺮُ ﺇِﻟَﻰ ﻗُﻠُﻮْﺑِﻜُﻢْ ﻭَ
ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻜُﻢْ
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ : ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻻَ ﻳَﻨْﻈُﺮُ
ﺇِﻟَﻰ ﺻُﻮَﺭِﻛُﻢْ ﻭَ ﺃَﻣْﻮَﺍﻟِﻜُﻢْ ﻭَ ﻟَﻜِﻦْ ﻳَﻨْﻈُﺮُ ﺇِﻟَﻰ ﻗُﻠُﻮْﺑِﻜُﻢْ ﻭَ
ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻜُﻢْ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan
tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.(HR Muslim)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan
tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.(HR Muslim)
*KEMATIAN ALA ALI BIN ABI THALIB*
Kematian bukan untuk ditakuti. Karena takut atau
tidak takut, kematian akan datang. Yang penting
adalah persiapan untuk menghadapi waktu
datangnya kematian. Maka, ada dua hal penting
berkenaan dengan kematian ini: [1] Banyak
mengingatnya. Jangan lalai dalam hal ini. Kematian
harus memiliki file spesial dalam qalbu kita.
“Perbanyklah mengingat kematian, sebab seorang
hamba yang banyak mengingatnya, maka Allah akan
menghidupkan hatinya dan akan menghilangkan
baginya rasa sakit kematian itu.” (HR. Al-Dailami);
dan [2] Bersiap-siap dalam menyambutnya. Kita
harus mempersiapkan amal sebanyak-banyak untuk
kematian. Al-Ashbu’ al-Hanzhali menceritakan
bahwa menjelang kematiannya, Imam ‘Ali
bersenandung lewat bait syair:
bersiaplah menghadapi kematian,
karena kematian niscaya menjumpaimu,
janganlah engkau takut akan kematian
saat ita telah berada di lembahmu.
(sufiunderword)
tidak takut, kematian akan datang. Yang penting
adalah persiapan untuk menghadapi waktu
datangnya kematian. Maka, ada dua hal penting
berkenaan dengan kematian ini: [1] Banyak
mengingatnya. Jangan lalai dalam hal ini. Kematian
harus memiliki file spesial dalam qalbu kita.
“Perbanyklah mengingat kematian, sebab seorang
hamba yang banyak mengingatnya, maka Allah akan
menghidupkan hatinya dan akan menghilangkan
baginya rasa sakit kematian itu.” (HR. Al-Dailami);
dan [2] Bersiap-siap dalam menyambutnya. Kita
harus mempersiapkan amal sebanyak-banyak untuk
kematian. Al-Ashbu’ al-Hanzhali menceritakan
bahwa menjelang kematiannya, Imam ‘Ali
bersenandung lewat bait syair:
bersiaplah menghadapi kematian,
karena kematian niscaya menjumpaimu,
janganlah engkau takut akan kematian
saat ita telah berada di lembahmu.
(sufiunderword)
Wallah a`lam bishshawab
*KEMATIAN PASTI ADANYA NAMUN PERSIAPAN MERAGUKAN BAGI PECINTA DUNIA*
*SUNGGUH MERUGI BAGI YANG MATI BELUM SEMPAT BERTAUBAT DAN BERUNTUNG BAGI YANG BERTAUBAT DENGAN LAA ILAAHA ILLA ALLAH*
Wassalam
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
17.Rabiul Akhir
5.Januari
5.Januari
ALLAH MEMANDANG AKHLAK.
Manusia tercipta dari berbagai macam unsur,ruh tercipta
dari Tuhan,jasmani,jiwa,hati,dan akal serta didalam dirinya ada nur
Muhammad saw dan nur Allah swt.
Manusia semua diciptakan dariNya dan wajib hanya beribadah
kepadaNya semata tidak ada sekutu bagiNya dan tidak ada sesuatu dan
seorangpun yang menyerupaiNya.
Selamanya tidak ada makhluk Tuhan yang menjadi tuhan-tuhan
tandingan bagiNya yang dipertuhan oleh sebagian manusia yang
mempersekutukanNya dalam beribadah dan beramal shalih,manusia tetap
makhluk dan menjadi hamba Tuhan.
Allah swt mengharuskan sumua makhlukNya untuk tunduk dan khususnya manusia dan
jin wajib beribadah kepadaNya semata.
jin wajib beribadah kepadaNya semata.
Ternyata sebagian manusia beriman,sebagian ingkar dan kufur
dan sebagian munafik. Masing-masing memiliki tabiat dan karakter yang
berbeda sesuai kadar yang datang dariNya.
Setiap manusia punya potensi berbuat baik dan berbuat buruk
karena Allah swt sudah memberikan ilham kepada diri manusia dengan
fujur(kejahatan) dan taqwa(kumpulan kebaikan) tinggal potensi kebaikan
atau keburukan yang dikembangkan.
Sungguh beruntunglah orang beriman yang selalu
mengembangkan potensi ketaqwaan yang sudah ada dalam dirinya sehingga
hidupnya menjadi shalih dan juga menshalihkan keluarga dan orang lain
serta mampu mengendalikan potensi fujur tentu atas kehendak yang maha
Kuasa.
Sebaliknya merugilah orang-orang yang tidak beriman dan
orang-orang mempersekutukan Tuhan dan orang-orang minafik yang biasa
mengembangkan potensi fujur sehingga kehidupannya berulang-ulang berbuat
maksiat,melakukan perbuatan dosa,berbuat kerusakan di muka bumi ini dan
benar-benar menjadi pemuja nafsu dan pemuja dunia akhirnya mati dalam
kaadaan suul khatimah tidak sempat bertaubat. Na`udzu billah min dzalik.
Sebenarnya siapapun punya kesempatan untuk menjadi hamba
Allah swt yang beriman dan bertaqwa kepadaNya atau sebaliknya. Manusia
dikasih kesempatan untuk memilih jalan hidupnya antara beriman atau
kufur. Pilihan dan perbuatannya akan dimintak pertanggungjawaban di hari
pembalasan nanti.
Allah swt sudah memberi dua jalan,pertama jalan menuju
surga dan kedua jalan menuju neraka tinggal manusia yang memilih dan
berbuat. Orang-orang muslim yang beriman tentu memilih jalan yang
diridhai Allah swt yaitu jalan menuju surga dengan beribadah dan
bertaqwa sehingga mereka tergolong orang-orang yang mendapat hidayah
dariNya dan demikian juga,orang-orang yang tidak beriman dan memilih
jalan menuju neraka sehingga Allah swt menyesatkan jalan mereka. Dengan
demikian Allah swt memberi hidayah atau menyesatkan kepada orang yang
dikehendakinya.
Beriman kepada Allah swt merupakan modal untuk mengimani
rukun iman lainnya dan juga bisa mendorong rajin ibadah sehingga
ketaqwaannya meningkat dan menjadi hamba yang shalih.
Iman dan amal shalih tidak bisa dipisahkan,belum cukup
hanya beriman saja tanpa beramal shalih atau sebalik. Untuk itu,setiap
muslim wajib menjaga keimanannya dan membiasakan beramal shalih dengan
ikhlas sehingga Allah swt memberkahi dan meridhainya.
Pandangan dan perhatian Allah swt terhadap hamba-hambaNya
bukan karena ketampanan dan kecantikan seseirang,bukan karena kecerdasan
dan juga bukan pula karena keturunan,namun yang dinilai adalah
kebersihan hati,keyakinan hati,baik sangkanya hati,kejujuran hati dan
keikhkasan hati seseorang dalam beragama. Allah swt juga sangat
memperhatikan amal ibadah seseorang,amal shalihnya,sedekahnya,dan
akhlaknya.
Hati yang ikhlas akan mendorong seseorang ringan dan
semangat beribadah,beramal shalih dan ikut andil dalam beramar makruf
dan nahi mungkar sebagai bentuk loyalitas dalam beragama dan berbangsa.
Akhlak mulia yang tumbuh dari keimanan dan kebersihan hati
seseorang juga akan membentuk amal shalih dan kerendahan hati seseorang
sehingga hidupnya berguna bagi diri dan keluarga juga orang lain atas
kehendak Allah swt.
Kebersihan hati dan keshalihan seseorang itulah inti dalam
beragama. Allah swt menerima amal ibadah,amal shalih yang hatinya ikhlas
dan akhlaknya mulia terhadap sesama mereka inilah orang-orang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa.
Pehatikan ayat-ayat alquran dan hadits dibawah ini !
1.Karakter Manusia.
ﻓَﺄَﻟْﻬَﻤَﻬَﺎ ﻓُﺠُﻮﺭَﻫَﺎ ﻭَﺗَﻘْﻮَﺍﻫَﺎ
Artinya: Maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa manusia sifat fujur dan
takwa.(asy-Syams)
kepada jiwa manusia sifat fujur dan
takwa.(asy-Syams)
2.Hidayah Allah swt melalui alquran.
ﺇِﻥَّ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﻟِﻠَّﺘِﻲ ﻫِﻲَ ﺃَﻗْﻮَﻡُ ﻭَﻳُﺒَﺸِّﺮُ
ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕِ ﺃَﻥَّ ﻟَﻬُﻢْ ﺃَﺟْﺮًﺍ
ﻛَﺒِﻴﺮًﺍ }
ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕِ ﺃَﻥَّ ﻟَﻬُﻢْ ﺃَﺟْﺮًﺍ
ﻛَﺒِﻴﺮًﺍ }
“ Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan
petunjuk kepada (jalan) yang paling lurus
dan memberi kabar gembira kepada
orang-orang Mu’min yang mengerjakan
amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala
yang besar”
(QS al-Israa’: 9).
petunjuk kepada (jalan) yang paling lurus
dan memberi kabar gembira kepada
orang-orang Mu’min yang mengerjakan
amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala
yang besar”
(QS al-Israa’: 9).
Imam Ibnu Katsir berkata: “(Dalam ayat
ini) Allah Ta’ala memuji kitab-Nya yang
mulia yang diturunkan-Nya kepada
Rasul-Nya Ta’ala , yaitu al-Qur-an, bahwa
kitab ini memberikan petunjuk kepada
jalan yang paling lurus dan jelas"
ini) Allah Ta’ala memuji kitab-Nya yang
mulia yang diturunkan-Nya kepada
Rasul-Nya Ta’ala , yaitu al-Qur-an, bahwa
kitab ini memberikan petunjuk kepada
jalan yang paling lurus dan jelas"
4.Akhlak Mulia.
ﺃَﻛْﻤَﻞُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﺇِﻳْﻤَﺎﻧًﺎ ﺃَﺣْﺴَﻨُﻬُﻢْ ﺧُﻠُﻘًﺎ، ﻭَﺧِﻴَﺎﺭُﻛُﻢْ ﺧِﻴَﺎﺭُﻛُﻢْ ﻟِﻨِﺴَﺎﺋِﻬِﻢْ .
“Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang
akhlaknya paling baik di antara mereka, dan yang paling baik di antara
kalian adalah yang paling baik kepada isteri-isterinya.”
[HR ATTirmidzj]
[HR ATTirmidzj]
*AKHLAK KAUM SUFI*
Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan
Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi
ni’mat oleh Allah, yaitu: Nabi, para
shiddiqqiin, orang-orang yang mati syahid
dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya.
(QS. An Nisaa'(4):69)
Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi
ni’mat oleh Allah, yaitu: Nabi, para
shiddiqqiin, orang-orang yang mati syahid
dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya.
(QS. An Nisaa'(4):69)
Keimanan seseorang dapat dinilai dari
ketinggian ahklaknya, dan ketinggian dan
kemulian ahklak selalu di tunjukan oleh
para ulama sufi dan para ahli Tassawuf.
ketinggian ahklaknya, dan ketinggian dan
kemulian ahklak selalu di tunjukan oleh
para ulama sufi dan para ahli Tassawuf.
Dalam kitab Ta’yad Al-Haqiqtul ‘Aliyya hal.
57, salah seorang ulama Fiqh dan Ahli
Tafsir Jalaluddin as-Suyuti mengatakan:
“Tasawwuf dalam diri mereka adalah ilmu
yang paling baik dan terpuji. Dia
menjelaskan bagaimana mengikuti Sunah
Nabi dan meninggalkan bid’ah”. Sedangkan
Al-Junaid seorang pimpinan tokoh Sufi
Mazhab Moderat yang berasal dari Baghdad
menyatakan tentang ilmu kesufian dalam
syairnya: “Ilmu Sufi (Tasawwuf) adalah
benar-benar ilmu, yang tidak seorang pun
dapat memperolehnya; Kecuali dia yang
dikarunia kecerdasan alami, dan berbakat
untuk memahaminya. Tak seorang pun
dapat berpura menjadi Sufi, kecuali dia
yang melihat rahasia nuraninya.”
57, salah seorang ulama Fiqh dan Ahli
Tafsir Jalaluddin as-Suyuti mengatakan:
“Tasawwuf dalam diri mereka adalah ilmu
yang paling baik dan terpuji. Dia
menjelaskan bagaimana mengikuti Sunah
Nabi dan meninggalkan bid’ah”. Sedangkan
Al-Junaid seorang pimpinan tokoh Sufi
Mazhab Moderat yang berasal dari Baghdad
menyatakan tentang ilmu kesufian dalam
syairnya: “Ilmu Sufi (Tasawwuf) adalah
benar-benar ilmu, yang tidak seorang pun
dapat memperolehnya; Kecuali dia yang
dikarunia kecerdasan alami, dan berbakat
untuk memahaminya. Tak seorang pun
dapat berpura menjadi Sufi, kecuali dia
yang melihat rahasia nuraninya.”
Menurut Prof. DR. Hamka bahwa:
“Tasawwuf Islam telah timbul sejak
timbulnya Agama Islam itu sendiri.
Bertumbuh di dalam jiwa pendiri Islam itu
sendiri yaitu Nabi Muhammad Saw. Disauk
airnya dari Qur’an sendiri”.
(Perkembangan Tasawwuf dari Abad ke
Abad). Adapun ciri dari Sufi menurut Imam
Nawawi (620-676 H/1223-1278 M) dalam
suratnya al-Maqasid at-Tawhid ada lima
ciri jalan sufi atau bertasawwuf yaitu: (1)
menjaga kehadiran Allah dalam hati pada
waktu ramai dan sendiri, (2) mengikuti
Sunah Rasullaah Saw. dengan perbuatan
dan kata, (3) menghindari ketergantungan
kepada orang lain, (4) bersyukur pada
pemberian Allah meski sedikit, (5) selalu
merujuk masalah kepada Allah swt.
“Tasawwuf Islam telah timbul sejak
timbulnya Agama Islam itu sendiri.
Bertumbuh di dalam jiwa pendiri Islam itu
sendiri yaitu Nabi Muhammad Saw. Disauk
airnya dari Qur’an sendiri”.
(Perkembangan Tasawwuf dari Abad ke
Abad). Adapun ciri dari Sufi menurut Imam
Nawawi (620-676 H/1223-1278 M) dalam
suratnya al-Maqasid at-Tawhid ada lima
ciri jalan sufi atau bertasawwuf yaitu: (1)
menjaga kehadiran Allah dalam hati pada
waktu ramai dan sendiri, (2) mengikuti
Sunah Rasullaah Saw. dengan perbuatan
dan kata, (3) menghindari ketergantungan
kepada orang lain, (4) bersyukur pada
pemberian Allah meski sedikit, (5) selalu
merujuk masalah kepada Allah swt.
Wallah a`lam bishshawab
*BERSIH HATI MENDORONG SESEORANG BERAKHLAK MULIA*
*DIA MEMANDANG AKHLAK DAN KEIKHLASAN SESEORANG*
Wassalam
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
Anak bangsa bersyukur
🇮🇩
Tidak ada komentar:
Posting Komentar