*SYAWAL BULAN KEMENANGAN*
KEBUTUHAN HIDUP
1.Perintah berlindung.
ﻗُﻞْ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﺮَﺏِّ ﺍﻟْﻔَﻠَﻖِ {1} ﻣِﻦ ﺷَﺮِّ ﻣَﺎﺧَﻠَﻖَ {2} ﻭَﻣِﻦ
ﺷَﺮِّ ﻏَﺎﺳِﻖٍ ﺇِﺫَﺍ ﻭَﻗَﺐَ {3} ﻭَﻣِﻦ ﺷَﺮِّ ﺍﻟﻨَّﻔَّﺎﺛَﺎﺕِ ﻓﻲِ
ﺍﻟْﻌُﻘَﺪِ {4} ﻭَﻣِﻦ ﺷَﺮِّﺣﺎَﺳِﺪٍ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﺴَﺪَ 5} }
ﺷَﺮِّ ﻏَﺎﺳِﻖٍ ﺇِﺫَﺍ ﻭَﻗَﺐَ {3} ﻭَﻣِﻦ ﺷَﺮِّ ﺍﻟﻨَّﻔَّﺎﺛَﺎﺕِ ﻓﻲِ
ﺍﻟْﻌُﻘَﺪِ {4} ﻭَﻣِﻦ ﺷَﺮِّﺣﺎَﺳِﺪٍ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﺴَﺪَ 5} }
” Katakanlah : Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan
makhluk-Nya, dari kejahatan malam apabila
telah gelap gulita, dan dari kejahatan
wanita-wanita tukang sihir yang
menghembus pada buhul-buhul , dan dari
kejahatan pendengki bila ia dengki “.
[Al Falaq:1-5]
makhluk-Nya, dari kejahatan malam apabila
telah gelap gulita, dan dari kejahatan
wanita-wanita tukang sihir yang
menghembus pada buhul-buhul , dan dari
kejahatan pendengki bila ia dengki “.
[Al Falaq:1-5]
2.Doa perlindungan.
ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻜَﻠِﻤَﺎﺕِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺘَّﺎﻣَّﺎﺕِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻣَﺎ ﺧَﻠَﻖ
“ Aku berlindung kepada kalimat-kalimat
Allah yang sempurna dari kejahatan
makhluk-Nya ”
[H.R Muslim 2708].
Allah yang sempurna dari kejahatan
makhluk-Nya ”
[H.R Muslim 2708].
3.Pembagian rezki.
ﻭَﻟَﻮْ ﺑَﺴَﻂَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﺮِّﺯْﻕَ ﻟِﻌِﺒَﺎﺩِﻩِ ﻟَﺒَﻐَﻮْﺍ ﻓِﻲ
ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻳُﻨَﺰِّﻝُ ﺑِﻘَﺪَﺭٍ ﻣَﺎ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﺇِﻧَّﻪُ ﺑِﻌِﺒَﺎﺩِﻩِ
ﺧَﺒِﻴﺮٌ ﺑَﺼِﻴﺮٌ
“Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-
hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia
Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi
Maha Melihat. ”
(QS. Asy Syuraa: 27)
hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia
Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi
Maha Melihat. ”
(QS. Asy Syuraa: 27)
4.Usaha terbaik dan rezki halal.
ﺳُﺌِﻞَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ n: ﺃَﻱُّ ﺍﻟْﻜَﺴْﺐِ ﺃَﻃْﻴَﺐُ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻋَﻤَﻞُ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞِ ﺑِﻴَﺪِﻩِ، ﻭَﻛُﻞُّ ﻛَﺴْﺐٍ ﻣَﺒْﺮُﻭﺭٍ
Rasulullah n ditanya: ”Penghasilan apakah yang paling baik?” Beliau menjawab: ”Pekerjaan
seseorang dengan tangannya sendiri dan semua penghasilan yang mabrur (diterima di sisi
Allah).” (HR. Al Hakim. Shahih At-Targhib: 2/141 no. 1688)
seseorang dengan tangannya sendiri dan semua penghasilan yang mabrur (diterima di sisi
Allah).” (HR. Al Hakim. Shahih At-Targhib: 2/141 no. 1688)
5.Pentingnya hidayah.
} ﻣَﻦ ﻳَﻬْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﻬُﻮَ ﺍﻟْﻤُﻬْﺘَﺪِ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻠَﻦْ ﺗَﺠِﺪَ ﻟَﻪُ
ﻭَﻟِﻴًّﺎ ﻣُﺮْﺷِﺪًﺍ{
ﻭَﻟِﻴًّﺎ ﻣُﺮْﺷِﺪًﺍ{
“ Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh
Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk
(dalam semua kebaikan dunia dan akhirat);
dan barangsiapa yang disesatkan-Nya,
maka kamu tidak akan mendapat seorang
penolongpun yang dapat memberi petunjuk
kepadanya”
(QS al-Kahf: 17).
Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk
(dalam semua kebaikan dunia dan akhirat);
dan barangsiapa yang disesatkan-Nya,
maka kamu tidak akan mendapat seorang
penolongpun yang dapat memberi petunjuk
kepadanya”
(QS al-Kahf: 17).
6.Doa mendapat hidayah.
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﺍﻟْﻬُﺪَﻯ ﻭَﺍﻟﺘُّﻘَﻰ ﻭَﺍﻟْﻌَﻔَﺎﻑَ ﻭَﺍﻟْﻐِﻨَﻰ
Ya Allâh, sesungguhnya aku memohon petunjuk,
ketakwaan, kesucian (dijauhkan dari hal-hal yang tidak halal/baik), dan kecukupan
[HR Muslim]
ketakwaan, kesucian (dijauhkan dari hal-hal yang tidak halal/baik), dan kecukupan
[HR Muslim]
*PELAJARAN AYAT DAN HADITS*
1.Manusia sangat membutuhkan perlindungan Allah swt dalam menempuh perjalanan hidup menuju alam akhirat.
2.Dunia adalah tempat ujian dan cobaan hidup sehingga diperlukan pertolongan dariNya.
3.Bersyukur dan sabar merupakan sikap bagi orang-orang beriman yang bertawa dan shalih terhadap sesama.
4.Membiasakan doa-doa perlindungan kepadaNya dari ujian hidup dan cobaannya.
5.Allah swt melapangkan atau menyempitkan rezki manusia yang dikehendaki dan munusia punya usaha dan pilihan.
6.Rezki yang halal bisa menjadi sebab hidup berkah dan merupakan bekal ibadah dan amal shalih.
7.Mintaklah rezki yang halal dan berkah buat modal berjuang
menghadapi ragamnya kesenangan dunia dan mempersiapkan keselamatan
akhirat.
8.Mengambil rezki dariNya dengan cara yang diridhai Allah swt bukan dengan cara yang haram.
9. Pentingnya istiqamah memohon hidayah Allah swt dari awal sampai akhir hidup dengan doa-doa yang dicontohkan rasulullah saw.
*MEMAHAMI HIDAYAH*
*Imam Ibnu Rajab al-Hambali*
membagi hidayah menjadi dua:
membagi hidayah menjadi dua:
1. Hidayah yang bersifat mujmal (garis
besar/global), yaitu hidayah kepada
agama Islam dan iman, yang ini dianugerahkan-Nya kepada setiap
muslim.
besar/global), yaitu hidayah kepada
agama Islam dan iman, yang ini dianugerahkan-Nya kepada setiap
muslim.
2. Hidayah yang bersifat rinci dan detail,
yaitu hidayah untuk mengetahui
perincian cabang-cabang iman dan
islam, serta pertolongan-Nya untuk
mengamalkan semua itu. Hidayah ini
sangat dibutuhkan oleh setiap mukmin di
siang dan malam” .
yaitu hidayah untuk mengetahui
perincian cabang-cabang iman dan
islam, serta pertolongan-Nya untuk
mengamalkan semua itu. Hidayah ini
sangat dibutuhkan oleh setiap mukmin di
siang dan malam” .
*MENGGAPAI KESELAMATAN BUTUH PERLINDUNGAN
REZKI DAN HIDAYAH DARINYA*
REZKI DAN HIDAYAH DARINYA*
*HASBUNALLAH WA NI`MAL WAKIL...*
*WASSALAM*
Anak bangsa
Anak bangsa
*SYAWAL BULAN KEMENANGAN*
SIKAP NABI SAW
} ﻣُﺤَﻤَّﺪٌ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣَﻌَﻪُ ﺃَﺷِﺪَّﺍﺀُ
ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻜُﻔَّﺎﺭِ ﺭُﺣَﻤَﺎﺀُ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﺗَﺮَﺍﻫُﻢْ ﺭُﻛَّﻌًﺎ ﺳُﺠَّﺪًﺍ
ﻳَﺒْﺘَﻐُﻮﻥَ ﻓَﻀْﻼ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺭِﺿْﻮَﺍﻧًﺎ ﺳِﻴﻤَﺎﻫُﻢْ
ﻓِﻲ ﻭُﺟُﻮﻫِﻬِﻢْ ﻣِﻦْ ﺃَﺛَﺮِ ﺍﻟﺴُّﺠُﻮﺩِ ﺫَﻟِﻚَ ﻣَﺜَﻠُﻬُﻢْ
ﻓِﻲ ﺍﻟﺘَّﻮْﺭَﺍﺓِ ﻭَﻣَﺜَﻠُﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻹﻧْﺠِﻴﻞِ ﻛَﺰَﺭْﻉٍ ﺃَﺧْﺮَﺝَ ﺷَﻄْﺄَﻩُ ﻓَﺂﺯَﺭَﻩُ ﻓَﺎﺳْﺘَﻐْﻠَﻆَ ﻓَﺎﺳْﺘَﻮَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺳُﻮﻗِﻪِ ﻳُﻌْﺠِﺐُ ﺍﻟﺰُّﺭَّﺍﻉَ ﻟِﻴَﻐِﻴﻆَ ﺑِﻬِﻢُ ﺍﻟْﻜُﻔَّﺎﺭَ
ﻭَﻋَﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻭَﻋَﻤِﻠُﻮﺍ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕِ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓً ﻭَﺃَﺟْﺮًﺍ ﻋَﻈِﻴﻤًﺎ (29 ) {
ﻓِﻲ ﻭُﺟُﻮﻫِﻬِﻢْ ﻣِﻦْ ﺃَﺛَﺮِ ﺍﻟﺴُّﺠُﻮﺩِ ﺫَﻟِﻚَ ﻣَﺜَﻠُﻬُﻢْ
ﻓِﻲ ﺍﻟﺘَّﻮْﺭَﺍﺓِ ﻭَﻣَﺜَﻠُﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻹﻧْﺠِﻴﻞِ ﻛَﺰَﺭْﻉٍ ﺃَﺧْﺮَﺝَ ﺷَﻄْﺄَﻩُ ﻓَﺂﺯَﺭَﻩُ ﻓَﺎﺳْﺘَﻐْﻠَﻆَ ﻓَﺎﺳْﺘَﻮَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺳُﻮﻗِﻪِ ﻳُﻌْﺠِﺐُ ﺍﻟﺰُّﺭَّﺍﻉَ ﻟِﻴَﻐِﻴﻆَ ﺑِﻬِﻢُ ﺍﻟْﻜُﻔَّﺎﺭَ
ﻭَﻋَﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻭَﻋَﻤِﻠُﻮﺍ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕِ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓً ﻭَﺃَﺟْﺮًﺍ ﻋَﻈِﻴﻤًﺎ (29 ) {
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang
bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi
berkasih sayang sesama
mereka; kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud.Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan
sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat, lalu menjadi besarlah
dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh di antara mereka
ampunan dan pahala yang besar.
(al-Hujuraat:29)
mereka; kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud.Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan
sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat, lalu menjadi besarlah
dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh di antara mereka
ampunan dan pahala yang besar.
(al-Hujuraat:29)
*Kata asyiddâ’* adalah bentuk plural non-jender
(jamak taktsîr ) dari kata syadîd (orang yang keras). Kata ruh amâ’ juga merupakan jamak taktsîr dari kata
rah îm (orang yang mengasihi). Kebanyakan ahli tafsir, seperti al-Qurthubi dan as-Syaukani, menjelaskan konotasi dari frasa asyiddâ’ ‘alâ al-
kuffâr tersebut dengan menggunakan penafsiran Ibn
‘Abbâs, pakar tafsir, murid Rasulullah saw., yang menyatakan: ghilâdh[un] ‘alayhim ka al-asad[i] ‘alâ
farîsatih[i] (keras terhadap mereka, bak singa terhadap mangsa buruannya). Secara umum, as-Suyuthi, menjelaskan maksud frasa tersebut dan
frasa berikutnya, bahwa mereka keras dan tegas
terhadap siapa saja yang menyimpang dari
agamanya, dan saling kasih-mengasihi di antara sesama mereka (Muslim).
(jamak taktsîr ) dari kata syadîd (orang yang keras). Kata ruh amâ’ juga merupakan jamak taktsîr dari kata
rah îm (orang yang mengasihi). Kebanyakan ahli tafsir, seperti al-Qurthubi dan as-Syaukani, menjelaskan konotasi dari frasa asyiddâ’ ‘alâ al-
kuffâr tersebut dengan menggunakan penafsiran Ibn
‘Abbâs, pakar tafsir, murid Rasulullah saw., yang menyatakan: ghilâdh[un] ‘alayhim ka al-asad[i] ‘alâ
farîsatih[i] (keras terhadap mereka, bak singa terhadap mangsa buruannya). Secara umum, as-Suyuthi, menjelaskan maksud frasa tersebut dan
frasa berikutnya, bahwa mereka keras dan tegas
terhadap siapa saja yang menyimpang dari
agamanya, dan saling kasih-mengasihi di antara sesama mereka (Muslim).
Sikap orang Mukmin kepada sesamanya adalah kebalikan sikap mereka terhadap orang-orang non-Muslim.
Al-Quran menyatakan, bahwa mereka
adalah ruh amâ’ baynahum (saling mengasihi dan
menyayangi antarsesama mereka).
Al-Quran menyatakan, bahwa mereka
adalah ruh amâ’ baynahum (saling mengasihi dan
menyayangi antarsesama mereka).
Dalam konteks
ini, Rasulullah saw. menggambarkan mereka:
ini, Rasulullah saw. menggambarkan mereka:
« ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻓِﻲ ﺗَﻮَﺍﺩِّﻫِﻢْ ﻭَﺗَﺮَﺍﺣُﻤِﻬِﻢْ ﻭَﺗَﻌَﺎﻃُﻔِﻬِﻢْ ﻣِﺜْﻞَ
ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ ﺇِﺫَﺍ ﺍﺷْﺘَﻜَﻰ ﻣِﻨْﻪُ ﻋُﻀْﻮٌ ﺗَﺪَﺍﻋَﻰ ﻟَﻪُ ﺳَﺎﺋِﺮَ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ ﺑِﺎﻟﺴَّﻬْﺮِ ﻭَﺍﻟْﺤُﻤَﻰ »
ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ ﺇِﺫَﺍ ﺍﺷْﺘَﻜَﻰ ﻣِﻨْﻪُ ﻋُﻀْﻮٌ ﺗَﺪَﺍﻋَﻰ ﻟَﻪُ ﺳَﺎﺋِﺮَ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ ﺑِﺎﻟﺴَّﻬْﺮِ ﻭَﺍﻟْﺤُﻤَﻰ »
Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal kasih-sayang, belas-kasihan dan simpati mereka adalah
bagaikan satu tubuh; jika salah satu anggota (tubuh)-nya merintih, ia akan memanggil anggota (tubuh)
yang lain, (tampak) melalui terjaga dan panas.
(HR Muslim dari
an-Nu‘man bin Basyir).
bagaikan satu tubuh; jika salah satu anggota (tubuh)-nya merintih, ia akan memanggil anggota (tubuh)
yang lain, (tampak) melalui terjaga dan panas.
(HR Muslim dari
an-Nu‘man bin Basyir).
Ibn Abbas menafsirkan ayat 29 surat
al-Fath yang sedang kita bahas ini
khusus untuk para sahabat yang
menyaksikan peristiwa Hudaibiyah.
Sahabat Nabi yang terkenal cerdas
luar biasa ini menafsirkan sebagai
berikut:
Muhammad itu utusan Allah, tidak
seperti kesaksian Suhail bin Amr (yang memaksa Rasul untuk
menghapus kalimat
Muhammad Rasulullah dalam naskah perjanjian Hudaibiyah dan
diganti dengan Muhammad bin
Abdullah saja); dan orang yang
bersama Muhammad, yaitu Abu Bakar , ia termasuk orang yang
pertama kali mengimani kerasulan
Muhammad; keras terhadap orang
kafir (maksudnya ini merujuk
kepada Umar bin Khattab sebagai
pembela Rasulullah), berkasih
sayang sesama mereka (ini ditujukan kepada Utsman bin Affan).
Lanjutan ayatnya: Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud (ini menyifatkan Ali bin Abi Thalib);
mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya (ini menyifatkan
Thalhah dan Zubair ).
al-Fath yang sedang kita bahas ini
khusus untuk para sahabat yang
menyaksikan peristiwa Hudaibiyah.
Sahabat Nabi yang terkenal cerdas
luar biasa ini menafsirkan sebagai
berikut:
Muhammad itu utusan Allah, tidak
seperti kesaksian Suhail bin Amr (yang memaksa Rasul untuk
menghapus kalimat
Muhammad Rasulullah dalam naskah perjanjian Hudaibiyah dan
diganti dengan Muhammad bin
Abdullah saja); dan orang yang
bersama Muhammad, yaitu Abu Bakar , ia termasuk orang yang
pertama kali mengimani kerasulan
Muhammad; keras terhadap orang
kafir (maksudnya ini merujuk
kepada Umar bin Khattab sebagai
pembela Rasulullah), berkasih
sayang sesama mereka (ini ditujukan kepada Utsman bin Affan).
Lanjutan ayatnya: Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud (ini menyifatkan Ali bin Abi Thalib);
mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya (ini menyifatkan
Thalhah dan Zubair ).
Penafsiran model Ibn Abbas di atas
juga dikonfirmasi oleh Imam al-Alusi . Meski demikian beliau juga
menyebutkan bahwa jumhur ulama
menganggap penyifatan ini tidak
hanya khusus untuk pihak tertentu
yang menyaksikan peristiwa
Hudaibiyah tapi merupakan sifat
semua sahabat Nabi. Kalaupun kita
terima pendapat jumhur ini, namun
ini tidak berarti bahwa saat ini kita
dibenarkan bersikap garang dan
bermusuhan kepada orang kafir,
karena semua ahli tafsir sepakat asbabun nuzul ayat di atas terikat
erat dengan konteks ketegangan
peristiwa Hudaibiyah.
juga dikonfirmasi oleh Imam al-Alusi . Meski demikian beliau juga
menyebutkan bahwa jumhur ulama
menganggap penyifatan ini tidak
hanya khusus untuk pihak tertentu
yang menyaksikan peristiwa
Hudaibiyah tapi merupakan sifat
semua sahabat Nabi. Kalaupun kita
terima pendapat jumhur ini, namun
ini tidak berarti bahwa saat ini kita
dibenarkan bersikap garang dan
bermusuhan kepada orang kafir,
karena semua ahli tafsir sepakat asbabun nuzul ayat di atas terikat
erat dengan konteks ketegangan
peristiwa Hudaibiyah.
Wallah a`lam bishawab
*MUHAMMAD SAW USWATUN HASANAH BAGI HAMBA ALLAH YANG BERIMAN DAN BERTAQWA*
*MUHAMMAD SAW TEGAS TERHADAP NON MUSLIM DAN BERAKHLAK MULIA TERHADAP SESAMA TERLEBIH SEAQIDAH*
*Wassalam*
Anak bangsa
Anak bangsa
*SYAWAL BULAN KEMENANGAN*
BERTASBIH PENGHABUS DOSA
1.Perintah berdzikir dan bertasbih.
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺫْﻛُﺮُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺫِﻛْﺮًﺍ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ ﴿٤١﴾ ﻭَﺳَﺒِّﺤُﻮﻩُ ﺑُﻜْﺮَﺓً ﻭَﺃَﺻِﻴﻠًﺎ
Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada
Allâh, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-
banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu
pagi dan petang.”
[al-Ahzâb/33:41-42]
Allâh, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-
banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu
pagi dan petang.”
[al-Ahzâb/33:41-42]
2.Keutamaan bertasbih.
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪَ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮْﻝَ
ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ: ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ
ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻩِ ﻓِﻲ ﻳَﻮْﻡٍ ِﻣﺎﺋَﺔَ ﻣَﺮَّﺓٍ ﺣُﻄَّﺖْ ﻋَﻨْﻪُ ﺧَﻄَﺎﻳَﺎﻩُ ﻭَﺇِﻥْ
ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻣِﺜْﻞَ ﺯَﺑَﺪِ ﺍﻟْﺒَﺤْﺮِ .
Dari Abu Hurairah radliyallâhu ‘anhu
bahwasanya Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi Wa
Sallam bersabda, “Barangsiapa yang
mengucapkan ‘Subhânallâhi Wa Bihamdihi’ di
dalam sehari sebanyak seratus kali, niscaya
akan dihapus semua dosa-dosa (kecil)-nya
sekalipun sebanyak buih di lautan.”
(HR.al-Bukhariy)
bahwasanya Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi Wa
Sallam bersabda, “Barangsiapa yang
mengucapkan ‘Subhânallâhi Wa Bihamdihi’ di
dalam sehari sebanyak seratus kali, niscaya
akan dihapus semua dosa-dosa (kecil)-nya
sekalipun sebanyak buih di lautan.”
(HR.al-Bukhariy)
3.Besar pahala bertasbih ini.
ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺤﻤﺪﻩ ﻋﺪﺩ ﺧﻠﻘﻪ ﻭﺭﺿﺎﺀ ﻧﻔﺴﻪ ﻭﺯﻧﺔ ﻋﺮﺷﻪ ﻭﻣﺪﺍﺩ ﻛﻠﻤﺎﺗﻪ
Subhanallohi wabihamdihi 'adada khoqihi wa ridho
nafsihi wa zinata arsyihi wa midada kalimatih
Mahasuci Allah dan segala puji adalah bagi Allah,sebanyak makhluk Nya dan seberat Arsy Nya dan
sebanyak tinta perkataan Nya (tak ada hingganya) ..
nafsihi wa zinata arsyihi wa midada kalimatih
Mahasuci Allah dan segala puji adalah bagi Allah,sebanyak makhluk Nya dan seberat Arsy Nya dan
sebanyak tinta perkataan Nya (tak ada hingganya) ..
Dzikir ini diajarkan Rosululloh kepada Ummul mukminin
Juwairiyyah, dan sangat besar pahalanya.
(HR Muslim dan Abu Dawud dari Juwairiyah
radhiallhu’anha)
Juwairiyyah, dan sangat besar pahalanya.
(HR Muslim dan Abu Dawud dari Juwairiyah
radhiallhu’anha)
PELAJARAN AYAT DAN HADITS
1.Allah swt memerintahkan orang-orang beriman agar banyak berdzikir dan bertasbih pada waktu pagi dan petang.
2.Balasan bagi orang yang bertasbih sehari 100 x dengan dihabus semua dosa-dosa (kecil)-nya sekalipun sebanyak buih di lautan.
3.Contoh lafadz tasbih dan besar balasannya.
4.Dengan istiqamah bertasbih 100 x dicatat 1000 kebaikan untuknya dan dihabuskan 100 keburukan.
5.Sungguh keberuntungan bagi hamba Allah swt yang istiqamah bertasbih dengan mendapat kebaikan dan terhabus dosa-dosanya.
*MANFAAT BERTASBIH*
Ibnul Qoyim menjelaskan,
ﻓﺎﻷﻋﻤﺎﻝ ﺗﺸﻔﻊ ﻟﺼﺎﺣﺒﻬﺎ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺗﺬﻛﺮ ﺑﻪ ﺇﺫﺍ ﻭﻗﻊ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﺪﺍﺋﺪ ﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻦ ﺫﻱ ﺍﻟﻨﻮﻥ ﻓﻠﻮﻻ ﺃﻧﻪ ﻛﺎﻥ
ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﺒﺤﻴﻦ ﻟﻠﺒﺚ ﻓﻰ ﺑﻄﻨﻪ ﺇﻟﻰ ﻳﻮﻡ ﻳﺒﻌﺜﻮﻥ
ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﺒﺤﻴﻦ ﻟﻠﺒﺚ ﻓﻰ ﺑﻄﻨﻪ ﺇﻟﻰ ﻳﻮﻡ ﻳﺒﻌﺜﻮﻥ
Amal soleh bisa memberikan pertolongan kepada pelakunya di
sisi Allah dan menjadi sebab dia diperhatikan ketika dalam kondisi
kesusahan. Allah
ta’ala berfirman tentang Dzun Nun (Nabi Yunus), (yang artinya)’ Kalau sekiranya dulu dia bukan termasuk
orang-orang yang banyak bertasbih, Niscaya dia akan
tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari
berbangkit.’ (Madarij as-Salikin, 1/329).
ta’ala berfirman tentang Dzun Nun (Nabi Yunus), (yang artinya)’ Kalau sekiranya dulu dia bukan termasuk
orang-orang yang banyak bertasbih, Niscaya dia akan
tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari
berbangkit.’ (Madarij as-Salikin, 1/329).
Nabi Saw. Bersabda: “Apakah salah seorang tidak sanggup
untuk mengusahakan seribu kebaikan setiap hari?” Maka ditanyakan kepada beliau: “Bagaimana hal itu
dapat diusahakan ya Rasulullah”? Berliau Berkata; “Yaitu bertasbih kepada Allah 100 kali, dengan
tasbih tersebut dicatatat 1.000 kebaikan untuknya
dan dihapuskan dari padanya 100 keburukan
(dosa),” (HR. Muslim)
untuk mengusahakan seribu kebaikan setiap hari?” Maka ditanyakan kepada beliau: “Bagaimana hal itu
dapat diusahakan ya Rasulullah”? Berliau Berkata; “Yaitu bertasbih kepada Allah 100 kali, dengan
tasbih tersebut dicatatat 1.000 kebaikan untuknya
dan dihapuskan dari padanya 100 keburukan
(dosa),” (HR. Muslim)
Imam an-Nawawiy berkata, “Sesungguhnya
bila dia tidak memiliki dosa-dosa kecil, maka
semoga diharapkan dapat meringankan dosa-dosa besarnya.”
bila dia tidak memiliki dosa-dosa kecil, maka
semoga diharapkan dapat meringankan dosa-dosa besarnya.”
*DENGAN BERTASBIH DOSA DOSA KECIL TERHABUS DAN MERINGANKAN DOSA BESAR*
*Wassalam*
Anak bangsa
Anak bangsa
*SYAWAL BULAN KEMUNANGAN*
BERISTIGHFAR
PENGHABUS DOSA
PENGHABUS DOSA
1.Perintah beristighfar.
ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢْ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻏَﻔَّﺎﺭﺍً . ﻳُﺮْﺳِﻞِ
ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢ ﻣِّﺪْﺭَﺍﺭﺍً . ﻭَﻳُﻤْﺪِﺩْﻛُﻢْ ﺑِﺄَﻣْﻮَﺍﻝٍ ﻭَﺑَﻨِﻴﻦَ
ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞ ﻟَّﻜُﻢْ ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞ ﻟَّﻜُﻢْ ﺃَﻧْﻬَﺎﺭﺍً ”
ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢ ﻣِّﺪْﺭَﺍﺭﺍً . ﻭَﻳُﻤْﺪِﺩْﻛُﻢْ ﺑِﺄَﻣْﻮَﺍﻝٍ ﻭَﺑَﻨِﻴﻦَ
ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞ ﻟَّﻜُﻢْ ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞ ﻟَّﻜُﻢْ ﺃَﻧْﻬَﺎﺭﺍً ”
Artinya: “Aku (Nabi Nuh) berkata (pada
mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb
kalian, sungguh Dia Maha Pengampun.
Niscaya Dia akan menurunkan kepada
kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia
akan memperbanyak harta serta anak-
anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu”
( QS. Nuh: 10-12)
mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb
kalian, sungguh Dia Maha Pengampun.
Niscaya Dia akan menurunkan kepada
kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia
akan memperbanyak harta serta anak-
anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu”
( QS. Nuh: 10-12)
2.Faedah istighfar.
ﻣَﻦْ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﻣِﻦْ ﺍﻟِﺎﺳْﺘِﻐْﻔَﺎﺭِ؛ ﺟَﻌَﻞَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﻫَﻢٍّ
ﻓَﺮَﺟًﺎ، ﻭَﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﺿِﻴﻖٍ ﻣَﺨْﺮَﺟًﺎ، ﻭَﺭَﺯَﻗَﻪُ ﻣِﻦْ ﺣَﻴْﺚُ ﻟَﺎ
ﻳَﺤْﺘَﺴِﺐُ”
ﻓَﺮَﺟًﺎ، ﻭَﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﺿِﻴﻖٍ ﻣَﺨْﺮَﺟًﺎ، ﻭَﺭَﺯَﻗَﻪُ ﻣِﻦْ ﺣَﻴْﺚُ ﻟَﺎ
ﻳَﺤْﺘَﺴِﺐُ”
“Barang siapa memperbanyak istighfar;
niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk
setiap kesempitannya dan rizki dari arah
yang tidak disangka-sangka” ( HR. Ahmad).
niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk
setiap kesempitannya dan rizki dari arah
yang tidak disangka-sangka” ( HR. Ahmad).
3.Anjuran beristighfar 100 x.
ﺇِﻧَّﻪُ ﻟَﻴُﻐَﺎﻥُ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﻠْﺒِﻰ ﻭَﺇِﻧِّﻰ ﻷَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻓِﻰ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ ﻣِﺎﺋَﺔَ ﻣَﺮَّﺓٍ
“Ketika hatiku malas, aku beristighfar pada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali .” (HR. Muslim no. 2702).
4.Tuannya istighfar.
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺭَﺑِّﻲ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ ﺧَﻠَﻘْﺘَﻨِﻲ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﻋَﺒْﺪُﻙَ
ﻭَﺃَﻧَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﻬْﺪِﻙَ ﻭَﻭَﻋْﺪِﻙَ ﻣَﺎ ﺍﺳْﺘَﻄَﻌْﺖُ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ
ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻣَﺎ ﺻَﻨَﻌْﺖُ ﺃَﺑُﻮﺀُ ﻟَﻚَ ﺑِﻨِﻌْﻤَﺘِﻚَ ﻋَﻠَﻲَّ ﻭَﺃَﺑُﻮﺀُ
ﻟَﻚَ ﺑِﺬَﻧْﺒِﻲ ﻓَﺎﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻲ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻟَﺎ ﻳَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﺬُّﻧُﻮﺏَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖ
ﻭَﺃَﻧَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﻬْﺪِﻙَ ﻭَﻭَﻋْﺪِﻙَ ﻣَﺎ ﺍﺳْﺘَﻄَﻌْﺖُ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ
ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻣَﺎ ﺻَﻨَﻌْﺖُ ﺃَﺑُﻮﺀُ ﻟَﻚَ ﺑِﻨِﻌْﻤَﺘِﻚَ ﻋَﻠَﻲَّ ﻭَﺃَﺑُﻮﺀُ
ﻟَﻚَ ﺑِﺬَﻧْﺒِﻲ ﻓَﺎﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻲ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻟَﺎ ﻳَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﺬُّﻧُﻮﺏَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖ
“Allôhumma anta robbî lâ ilâha illa anta
kholaqtanî wa anâ ‘abduka wa anâ ‘alâ
‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu.
A’ûdzubika min syarri mâ shona’tu, abû’u
laka bini’matika ‘alayya, wa abû’u bi
dzanbî, faghfirlî fa innahu lâ yaghfirudz
dzunûba illa anta”.
(HR. Bukhari)
kholaqtanî wa anâ ‘abduka wa anâ ‘alâ
‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu.
A’ûdzubika min syarri mâ shona’tu, abû’u
laka bini’matika ‘alayya, wa abû’u bi
dzanbî, faghfirlî fa innahu lâ yaghfirudz
dzunûba illa anta”.
(HR. Bukhari)
*PELAJARAN AYAT DAN HADITS*
1.Nabi Nuh as memerintahkan kepada kaumnya agar banyak
membaca istighfar mohon ampun atas kesalahannya sehingga Allah swt
menurunkan hujan yang dibutuhkan dan akan memperbanyak harta dan anak
serta mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.
2.Ternyata faedah istighfar dalam ayat tsb sangat besar
dengan memberikan banyak rezki bagi mereka yang istiqamah beristighfar
dan bertaubat.
3.Sungguh besar faedah istiqamah beristighfar diantaranya
mendapat jalan keluar dari kesedihan,kelapangan dari kesempitan,rezki
yang tidak disangka-sangka.
4.Nabi saw memberikan contoh keistiqamahan beristighfar 100 x setiap harinya untuk menguatkan hatinya.
5.Allah swt akan melindungi hambaNya yang membaca biyangnya istighfar tsb disamping memgampuni dosa-dosanya.
6.Sungguh beruntung orang-orang beriman yang istiqamah beristighfar akan mendapat ampunan dariNya dan terpenuhi hajatnya.
*MANFAAT ISTIGHFAR*
*Imam Al-Qurthubi* menyebutkan dari Ibnu Shabih, bahwasanya
ia berkata :”Ada seorang laki-laki mengadu kepada *Al-Hasan Al-Bashri*
tentang
kegersangan (bumi) maka beliau berkata
kepadanya, ‘Ber-istighfar-lah kepada Allah!. Yang
lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan
maka beliau berkata kepadanya, ‘Ber-istighfar-lah
kepada Allah!. Yang lain lagi berkata kepadanya,
‘Do’akanlah (aku) kepada Allah, agar Ia
memberiku anak!, maka beliau mengatakan
kepadanya, ‘Ber-istighfar-lah kepada Allah!. Dan
yang lain lagi mengadu kepadanya tentang
kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan
(pula) kepadanya, ‘Ber-istighfar-lah kepada
Allah!”.
kegersangan (bumi) maka beliau berkata
kepadanya, ‘Ber-istighfar-lah kepada Allah!. Yang
lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan
maka beliau berkata kepadanya, ‘Ber-istighfar-lah
kepada Allah!. Yang lain lagi berkata kepadanya,
‘Do’akanlah (aku) kepada Allah, agar Ia
memberiku anak!, maka beliau mengatakan
kepadanya, ‘Ber-istighfar-lah kepada Allah!. Dan
yang lain lagi mengadu kepadanya tentang
kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan
(pula) kepadanya, ‘Ber-istighfar-lah kepada
Allah!”.
*PERBANYAK ISTIGHFAR AGAR TERHAPUS DOSA DOSA KECIL DAN HAJAT TERPENUHI !*
*WASSALAM*
Anak bangsa
Anak bangsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar