UJIAN DAN COBAAN
لَتُبْلَوُنَّ
فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ
تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Kamu
sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu
benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu
dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang
menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang
demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan [Âli ‘Imrân/3 : 186]
Muqaddimah
Dari
Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,
يَا
رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً
“Wahai
Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab,
«
الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ
دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى
دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ
بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »
“Para
Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai
dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin
berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan
kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia
berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” [HR TIRMIDZI]
Ujian Allah swt
Al Munawi mengatakan pula, “Barangsiapa yang menyangka
bahwa apabila seorang hamba ditimpa ujian yang berat, itu adalah suatu
kehinaan; maka sungguh akalnya telah hilang dan hatinya telah buta. Betapa banyak orang sholih (ulama besar) yang mendapatkan
berbagai ujian yang menyulitkan. Tidakkah kita melihat mengenai kisah
disembelihnya Nabi Allah Yahya bin Zakariya, terbunuhnya tiga Khulafa’ur
Rosyidin, terbunuhnya Al Husain, Ibnu Zubair dan Ibnu Jabir. Begitu juga
tidakkah kita perhatikan kisah Abu Hanifah yang dipenjara sehingga mati di
dalam buih, Imam Malik yang dibuat telanjang kemudian dicambuk dan tangannya
ditarik sehingga lepaslah bahunya, begitu juga kisah Imam Ahmad yang disiksa
hingga pingsan dan kulitnya disayat dalam keadaan hidup. … Dan masih banyak
kisah lainnya.”
Kewajiban
kita adalah bersabar dan bersabar. Ganjaran bersabar sangat luar biasa.
Ingatlah janji Allah,
إِنَّمَا
يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya
orang-orang yang bersabar, ganjaran bagi mereka adalah tanpa hisab (tak
terhingga).” (QS. Az Zumar: 10). Al Auza’i mengatakan bahwa
ganjarannya tidak bisa ditakar dan ditimbang. Ibnu Juraij mengatakan bahwa
balasan bagi orang yang bersabar pahala bagi mereka tidak bisa dihitung sama
sekali, akan tetapi akan diberi tambahan dari itu. Maksudnya, pahala mereka
tak terhingga. Sedangkan As Sudi mengatakan bahwa balasan bagi orang yang
bersabar adalah surga.
Mengapa
Allâh Azza wa Jalla Mengabarkan Bahwa Ujian Ini Pasti Akan Terjadi?
Ada beberapa faedah yang bisa dipetik dari berita tentang kepastian ujian pada kita, di antaranya:
Ada beberapa faedah yang bisa dipetik dari berita tentang kepastian ujian pada kita, di antaranya:
1.
Kita akan mengetahui bahwa ujian tersebut mengandung hikmah Allâh Azza wa Jalla
. Yakni, dapat dibedakan siapa Muslim yang imannya benar dengan yang tidak.
2. Kita akan mengetahui bahwa Allâhlah yang menakdirkan semua ini.
3. Kita bisa bersiap-siap untuk menghadapi ujian itu dan akan bisa bersabar serta akan merasa lebih ringan dalam menghadapinya.
2. Kita akan mengetahui bahwa Allâhlah yang menakdirkan semua ini.
3. Kita bisa bersiap-siap untuk menghadapi ujian itu dan akan bisa bersabar serta akan merasa lebih ringan dalam menghadapinya.
Imam Ibnu Katsîr rahimahullah berkata, “Firman Allâh
(yang artinya), “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu”
seperti firman-Nya (yang artinya) : Dan sungguh akan kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Inna lillâhi
wa innâ ilaihi râji’ûn' . Seorang Mukmin pasti
akan diuji pada harta, jiwa, anak dan keluarganya.”
Syaikh ‘Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah berkata,
“Allâh Azza wa Jalla mengabarkan dan mengatakan kepada kaum Mukminin bahwa
mereka akan diuji pada harta mereka melalui (perintah untuk) mengeluarkan
nafkah-nafkah wajib dan yang sunat serta terancam hilang harta untuk (berjuang)
di jalan Allâh Azza wa Jalla . (Mereka juga akan
diuji) pada jiwa-jiwa mereka dengan diberi berbagai beban berat bagi banyak
orang, seperti jihad di jalan Allah atau tertimpa penyakit.
Hasil
Yang Didapatkan Dengan Bersabar
Orang
yang dapat bersabar menghadapi semua ujian akan memperoleh hal-hal yang
terpuji, di antaranya [14] :
1.
Dia akan mendapatkan pahala seperti para nabi yang memiliki keteguhan hati
(ulul-‘azm).
2.
Dia akan mendapatkan keberkatan yang sempurna, rahmat dan petunjuk dari Allah.
Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya: “Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” [al-Baqarah/2:157]
3.
Dia akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Allâh Azza wa Jalla
berfirman yang artinya: “Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan
melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan
kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar” [Fushshilat/41: 35]
4.
Dia akan mendapatkan pahala tanpa batas. Allâh Azza wa Jalla berfirman yang
artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan
pahala mereka tanpa batas.” [az-Zumar/39 : 10]
5.
Dosa-dosanya akan diampuni oleh Allâh Azza wa Jalla. Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
فَمَا يَبْرَحُ
الْبَلَاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ وَمَا عَلَيْهِ
مِنْ خَطِيئَةٍ
Ujian
itu akan selalu menimpa seorang hamba sampai Allâh membiarkannya berjalan di
atas bumi dengan tidak memiliki dosa.
Sumber:1.https://almanhaj.or.id
2.https://rumaysho.com
Jakarta 28/7/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar