MENGGAPAI SHOLAT KHUSYU’
1.
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
Menurut bahasa Khusyu’ adalah Tunduk,
pasrah. merendah atau diam. Artinya mirip dengan kata khudhu'. Hanya saja kata
khudhu' lebih sering digunakan untuk anggota badan, sedangkan khusyu' untuk
kondisi dan gerak-gerik hati.
Bisa
juga berarti rendah perlahan, biasanya digunakan untuk suara. Allah
berfirman:"Dan (khusyu') merendahlah semua suara kepada Rabb Yang Maha
Pemurah, maka kamu tidak mendengar melainkan bisikan saja."
(Ath-Thaahaa: 108)
Arti khusyu'
juga bisa diam, tak bergerak. Allah berrman yang artinya: "Di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya, kamu lihat bumi itu diam tak bergerak (ada juga yang
mengatakan: tandus-Pent), dan apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia
bergerak dan subur." (Al-Fushshilat: 39)
Dalam
istilah ahli hakikat, khusyu adalah patuh pada kebenaran. Ada yang mengatakan
bahwa khusyu adalah rasa takut yang terus menerus ada di dalam hati (Kitab At-Ta’rifat, 98).
Lebih
jelas lagi, Syeikh ’Ala’udin Ali bin Muhammad bin Ibrahim al-Baghdadi
mengatakan, khusyu dalam shalat adalah menyatukan konsentrasi dan berpaling
dari selain Allah serta merenungkan segala yang diucapkannya, baik berupa
bacaan Al-Qur’an maupun dzikir. (Tafsir Al-Khazin, juz V, hal
32)
Jadi
khusyu merupakan kondisi di mana seseorang melakukan shalat dengan memenuhi
segala syarat, rukun dan sunnah shalat, serta dilakukan dengan tenang, penuh
konsentrasi, meresapi dan menghayati ayat juga semua dzikir yang dibaca dalam
shalat.
Dengan
cara inilah shalat yang kita lakukan setiap hari akan menjadi khusyu serta
memberikan implikasi yang positif pada kehidupan kita. Yakni mencegah manusia
dari perbuatan buruk dan kemungkaran.
Melihat
arti pentingnya khusu dalam shalat, Syeikh Ali Ahmad aj-Jurjani berkata bahwa
ketika seorang hamba telah mampu melaksanakan shalat dengan khusyu berrarti ia
telah sampai pada tingkat keimanan yang sempurna. Sebagaimana disebutkan dalam
kitab karangan beliau, bahwa ”sesungguhnya khusyu dan menghadirkan hati dalam
shalat, serta tetangnya anggota (dan melaksanakan sesuai syarat dan rukunnya)
merupakan iman yang sempurna.” (Hikmatut
Tasyri’ wa Falsafatuhu, juz II, hal 79).
”Maka
tidak mungkin untuk mensyaratkan manusia agar menghadirkan hati (khusyu) dalam
seluruh shalatnya. Karena sedikit sekali orang yang mampu melaksanakannya, dan
tidak semua orang mampu mengerjakannya. Karena itu, maka yang dapat dilakukan
adalah bagaimana dalam shalat itu bisa khusyu walaupun hanya sesaat saja.” (Ihya ’Ulum ad-Din, Juz I, hal 161).
Kesimpulannya
adalah khusyu dalam shalat merupakan satu kondisi di mana kita melakukan shalat
dengan tenang dan penuh konsentrasi, menghayati dan meresapi arti dan makna
shalat yang sedang dikerjakan. Dan itu merupakan perkara yang sangat penting,
agar ibadah yang kita laksanakan dapat dirasakan dalam kehidupan nyata, tidak
semata-mata formalitas untuk menggugurkan kewajiban.
Perintah
Khusyu’
Diantara nash-nash yang berbicara tentang
tuntutan khusyu didalam shalat ini :
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
Artinya, ”(yaitu) orang-orang yang khusyu’
dalam sembahyangnya.” (QS. Al Mukminun : 2)
وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا
لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ
Artinya : ”Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. Al Baqarah : 45)
Diantaranya pula, hadits ’Uqbah bin ’Amir
bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda,”Tidaklah seorang muslim berwudhu
lalu membaguskan wudhunya kemudian berdiri melakukan shalat dua raka’at dengan
ketundukan hati dan wajahnya kecuali wajib baginya surga.” (HR. Muslim)
Dari Utsman berkata,”Aku mendengar Rasulullah
saw bersabda,”Tidaklah seorang muslim mendatangi shalat wajib lalu membaguskan
wudhu, khsuyu dan ruku’nya kecuali ia menjadi pelebur dosa-dosanya yang lalu
kecuali dosa besar. Dan itu berlaku sepanjang masa.” (HR. Muslim)
Berlatih Sholat Khusyu'
(1) Menanti datangnya waktu shalat dengan
cara : 10 - 15 menit sebelum datangnya waktu sholat sudah berwudhu kemudian
duduk di sajadah sambil berdzikrulloh di dalam hati.
(2) Sholatlah di awal waktu.
(3) Berwudhu dengan dihayati.
(4) Semua bacaan dan gerakan sholat
diusahakan berpatokan dengan hadist-hadist yang shahih.
(5) Usahakan untuk mengerti dan memahami
setiap bacaan sholat. Dan bacalah dengan penghayatan.
(6) Membiasakan diri sebelum tidur untuk
berlatih dzikrulloh sampai tertidur.
(7) Menangislah kepada Alloh SWT di dalam
hati agar jangan sampai sholat yang akan dilakukan menjadi sholat yang terakhir
bagi kita.
(8) Setelah semua usaha di atas dilakukan,
bermohonlah kepada Alloh SWT agar diberi kemampuan untuk sholat khusyu'
Cara Khusyu’ Dalam Sholat
Persiapkan diri untuk sholat. Itu dimulai
dengan mendengarkan adzan dan mengikutinya, berdoa adzan, memperbaiki wudlu,
berdoa setalah wudlu, melakukan siwak sebelum sholat, mempesiapkan baji sholat,
tempat sholat dan menunggu waktu sholat. Bukan bergegas sholat ketika waktu
hampir lewat.
Thoma'ninah: yaitu berhenti sejenak pada
setiap rukun-rukun sholat. Dalam hadist diriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w.
ketika sholat, beliau melakukan thma'ninah hingga semua anggota badan beliau
kembali pada tempatnya. (H.R. Abu Dawud dll.) Dalam hadist lain Rasulullah
s.a.w. bersabda:"Seburuk-buruk pencuri adalah pencuri sholat. Bagaimana
itu wahai Rasulullah, tanya sahabat. "Mereka yang tidak menyempurnakan
ruku' dan sujudnya. (H.R. Ahmad dan Hakim: sahih). Seseorang tidak akan bisa
khusyu' tanpa thoma'ninah ini karena cepatnya pergerakan sholat telah
menghilangkan kekhusyu'an dan konsentrasi hati.
Ingat kematian saat sholat. Rasulullah s.a.w.
pernah bersabda:"Ingatlah mati saat kamu sholat, sesungguhnya seseorang
yang ingat mati saat sholat maka ia akan memperbaiki sholatnya, dan sholatlah
seperti sholatnya orang yang mengira itu sholatnya yang terakhir"
(Dailami: sahih). Rasul juga pernah berpesan kepada Abu Ayub r.a.
"Sholatlah seperti sholatnya orang yang pamitan" (Ahmad: sahih).
Tadabbur (menghayati) ayat-ayat Quran yang
dibaca saat sholat, begitu juga dzikir-dzikir dan bacaan sholat lainnya lainnya
serta menyerapkannya dalam diri mushalli.
2. Ketika anda berdiri menghadap Kiblat ingatlah hal-hal berikut:
a. Mungkin itu merupakan sholat terakhir anda dalam hidup. Tidak ada garansi untuk hidup lebih lama untuk melaksanakan sholat berikutnya.
b. Anda berdiri diantara tangan Allah, Tuhan dunia. Bagaimana anda masih disibukkan dengan hal lainnya?
c. Malaikat kematian sedang mengejar anda.
4. Fokuskan mata anda pada tempat sujud. Hal ini akan membantu anda untuk lebih berkonsentrasi.
5. Ketika membaca Al-Fatihah, cobalah untuk mendengar respon dari Allah kepada anda setelah membaca setiap ayatnya. (ketika anda mengucapkan, "Alhamdulillahi Rabbil 'alamin) Allah akan merespon: "Hamba-Ku memuji-Ku." dan lain-sebagainya. Perasaan berbicara kepada Allah ini akan meletakkanmu pada mood (suasana hati) yang baik akan khusyu'.
6. Memperindah bacaan Al-Qur'an akan berdampak positif pada hati anda.
7. Bacalah Al-Qur'an dengan perlahan dan usahakan untuk memahami artinya secara mendalam.
8. Direkomendasikan untuk mengganti Surah-surah yang anda baca dari waktu ke waktu untuk mengindari seperti mesin dalam membacanya.
9. Alternatif antara sunah otentik yang beragam seperti membaca do'a-do'a pembuka yang berbeda di setiap sholat.
10. Tidak diragukan lagi, memahami Bahasa Arab akan membantu anda fokus dalam memahami artinya.
a. Jika anda mendengar ayat tentang Allah, besarkanlah nama-Nya dengan perkataan "Subhana Allah"
b. Jika anda mendengar ayat tentang neraka, katakanlah "A'uuthu billahi mina-n-naar".
c. Jika anda mendengar perintah untuk beristigfar, maka beristighfarlah.
d. Jika anda mendengar ayat yang memerintahkan untuk bertasbih, maka bertasbihlah.
12. Interaksi-interaksi ini akan sangat membantu anda untuk tetap fokus.
13. Saat anda bersujud, ingatlah bahwa posisi ini akan membawa anda lebih dekat kepada Allah. Gunakan kesempatan tersebut untuk berdo'a. Investasikan saat-saat tersebut untuk membaca do'a.
By Abi Anwar. Jakarta 22-11-2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar